Desiran Tak Lazim

"Kalian berdua di sini, Sitha di mana?" tanya Satria, kakak kandung Sitha yang saat itu mengamati Danu dan Ambar.

"Eh, Mas ... itu tadi Sitha ke sana," kata Ambar.

"Sitha baru mengambil minum kok, Mas. Kami nunggu di sini, tadi juga sebelumnya bertiga kok sama Sitha." Danu menimpali dan mengatakan bahwa sebelumnya mereka memang bertiga.

Satria mengangkat alisnya. Entah, tapi menurut Satria kedekatan pria dengan sahabat kekasihnya kadang juga memicu hal-hal yang tak diinginkan. Kendati demikian, Satria memilih untuk tidak berprasangka buruk.

Danu kemudian berbicara lagi. "Apa biar aku yang mencari Sitha, Mas?"

Satria terdiam beberapa saat, menurut pandangan Satria padahal Danu bisa berinisiatif mengambilkan Sitha minum. Sebab, berdasarkan pengalaman Satria sendiri, dia adalah pria yang mau mengambilkan atau memenuhi apa yang menjadi keperluan pasangannya yaitu Indi. Jika bisa melakukan untuk orang yang kita sayangi akan mendatangkan kebahagiaan bukan?

"Tidak perlu, biar aku yang mencari Sitha."

Usai berkata demikian, Satria memilih pergi. Dia sesekali menengok ke belakang dan masih mengamati Danu dan Ambar yang nyatanya tidak beranjak dari tempatnya. Bahkan keduanya kembali berbicara.

"Sitha kok lama ya, Mas?" tanya Ambar.

"Iya, sampai dicariin sama Mas Satria."

"Padahalnya katanya cuma minum, kok malahan jadi lama," balas Danu.

Ambar kemudian tersenyum. Dia kembali mengamati ke sekelilingnya dan mengamati pemuda tampan yang sudah menjadi tunangan sahabatnya itu. "Mas Danu berarti kerjanya di pabrik buku juga yah?"

"Iya, melanjutkan usaha Bapak. Cuma, aku mau ke Pabrik Jamu Sido Mulyo, Rama memintaku untuk terlibat di bagian Office RnD," balasnya.

"Wah, satu tempat kerjaan dong sama Sitha dan aku. Bakalan sering ketemu," balas Ambar.

"Kamu kerja di pabrik jamu juga?"

"Iya, Mas. Kalau enggak di Solo, ya aku di Purworejo sekarang."

Danu menganggukkan kepalanya. Pembicaraan keduanya tampak mengalir begitu saja, sampai keduanya tidak menyadari bahwa Satria diam-diam mengamati keduanya. Sitha juga lewat dengan menggandeng tangan Sadewa.

"Mas Sat, kok bengong. Tumben enggak sama Mbak Indi? Biasanya Mas dan Mbak Indi itu dua sejoli banget yang enggak bisa pisah satu sama lain," ucap Sitha.

"Itu, Mbak kamu baru ngobrol sama Ibu dan tamu dari keluarganya Danu. Kamu dari mana?"

"Sadewa minum sama Ante tadi, Pa. Haus og," balas Sadewa.

"Sadewa haus yah? Kok enggak minta Papa?"

"Tadi lihat Ante, terus Sadewa ikut."

"Kenapa sih, Mas? Kayaknya ada sesuatu gitu deh," tanya Sitha.

Satria berdiri lebih dekat ke adiknya. Setelahnya, dia mulai berbicara. "Apakah Danu tak terlalu akrab dengan Ambar? Aku hanya bertanya saja."

Sitha membawa pandangannya ke arah Danu dan sahabatnya yang sedang mengobrol bersama. Sesaat Sitha mengamati bahwa semuanya itu wajar-wajar saja. "Apa tidak boleh, Mas?"

"Padahal Danu bisa mengambilkan minum untuk kamu, suatu kebahagiaan sendiri bagi kita melayani orang kita sayangi. Selain itu, terlalu dekat dengan lawan jenis juga tidak baik, Dek."

"Apa iya, Mas?"

"Setidaknya ada hati yang perlu kita jaga. Itulah alasan utama untuk tidak terlalu dekat dengan lawan jenis kita ketika kita sudah berkomitmen dengan seseorang," kata Satria.

Usai mengatakan demikian, Satria berlalu dengan menggandeng tangan Sadewa. Sedangkan Sitha masih mengamati tunangan dan sahabatnya dari jauh. Saat itu, Sitha pelan-pelan berjalan ke arah Danu dan Ambar. Samar-samar terdengar obrolan yang cukup renyah dari keduanya.

"Heboh banget ngobrolnya," kata Sitha.

"Iya, bercanda aja. Eh, tadi dicariin Mas Satria loh," balas Ambar.

"Iya, Sitha. Tadi Mas Satria abis dari sini nyariin kamu. Udah kamu temuin belum?" tanya Danu.

"Udah kok, barusan berpapasan sama Mas Satria di sana."

Ambar masih menunjukkan wajah tersenyum, dia kemudian berbicara. "Ternyata Mas Danu ini mulai minggu depan bakalan masuk di Sido Mulyo ya, Tha? Gak ngasih tahu, kan seru kalau bisa barengan."

"Emang iya? Rama belum ngasih tahu tuh?" balas Sitha.

"Benar. Mulai minggu depan aku akan masuk di bagian RnD. Bagian riset untuk mengembangkan lagi produksi jamu bisa ditingkatkan," katanya.

Sitha mangangguk-angguk. Dia malahan belum tahu. Rama Bima juga belum memberitahu apa pun kepadanya. Justru Ambar yang membuka suara terlebih dahulu. Lebih tahu Ambar, dibandingkan dirinya yang jelas-jelas adalah tunangan Danu.

"Aku lupa ngasih tahu terlebih dahulu. Tadi baru ngasih tahu Ambar karena dia tanya. Tidak apa-apa kan?"

"Gak bakalan Sitha cemburu, Mas. Kalau sama aku, Sitha itu percaya," tutur Ambar.

Sedangkan Sitha hanya tersenyum saja. Seketika dia mengingat nasihat dari Mas Satria baru saja. Namun, besar harapannya juga supaya tidak terjadi apa pun.

"Iya kan, Tha? Kamu kan bakalan cemburu kan? Kamu kan paling ngertiin aku, begitu juga sebaliknya. Gak akan mungkin. Kita sahabat selamanya," kata Ambar lagi.

"Syukurlah, semoga kamu enggak marah. Senin nanti kita bertemu di Sido Mulyo, sangat seneng aku bisa berkecimpung langsung di bisnis keluarga."

Danu mengatakan itu dengan rasa bahagia, kapan lagi bisa dilibatkan dalam bisnis keluarga yang sudah berjalan lebih dari satu abad. Selain itu, bisa bertemu dengan Sitha di sela-sela bekerja.

"Wah, Mas Danu keliatan semangat banget," balas Ambar.

"Harus semangat. Kalau bisa memberikan terobosan dan inovasi baru kan bagus untuk perusahaan jamu ini."

Setelah itu, keluarga Sutjipta berpamitan dengan keluarga Negara. Mereka berjanji jelang hari H pernikahan akan kembali datang dan memberikan seserahan paningset untuk Sitha. Dalam tradisi Jawa, calon pengantin pria akan memberikan Seserahan Paningset atau Sisetan kepada Calon Pengantin Wanita sebagai wujud tanggung jawab dan juga kesanggupan Calon Pengantin Pria untuk mencukupi kebutuhan calon istrinya. Seserahan Paningset itu berupa seperangkat alat ibadah, baju, peralatan mandi, kosmetik, tas, sepatu, dan perhiasan. Biasanya akan ditambahkan dengan pemberian aneka makanan tradisonal seperti Jadah, Wajik, dan Daun Sirih.

"Baik, Pak Sutjipta. Kami akan nantikan seserahan Paningset dari keluarga Sutjipta."

Seluruh tamu pun berpamitan untuk pulang. Begitu juga dengan Ambar yang turut pulang. Danu juga berpamitan dengan Sitha. "Aku pulang dulu ya, Sitha. Senin nanti mau aku jemput atau kita bertemu di pabrik saja?"

"Bertemu di pabrik saja," balas Sitha.

"Baiklah."

Keluarga Danu membawa beberapa mobil terlebih dahulu, sedangkan Danu menyetir mobil sendiri. Siapa saja di ujung jalan, Danu melihat Ambar yang berjalan kaki. Mobil Danu pun segera berhenti karena pikirnya itu adalah Ambar, sahabat Sitha.

"Loh, kamu kok jalan kaki, Mbar?"

"Iya, Mas. Aku pesen taxi online gak bisa deh. Aku mau jalan dulu ke arah jalan raya."

"Numpang aku aja yuk, aku anterin," tawar Danu.

"Eh, seriusan Mas?"

"Iya, serius."

Akhirnya Ambar masuk ke dalam mobil Danu. Di dalam mobil tampak Ambar merapikan juntai rambutnya, dress yang Ambar kenakan juga memiliki cutting hingga ke paha. Otomatis bagian paha Ambar terekspos, Danu tak sengaja melirik kaki hingga paha Ambar yang benar-benar putih mulus. Pria itu membuang muka, dadanya berdesir. Sahabat tunangannya ini memang cantik dan memiliki badan sintal, lebih berisi. Sedangkan Sitha terbilang kurus.

"Kenapa, Mas?" tanya Ambar merapikan bagian dressnya di paha.

"Gak apa-apa."

"Oh, kirain tadi, kamu liatin apa. Mungkin perasaanku aja."

Ambar tersenyum, dia sedikit melirik Danu yang tengah mengemudikan mobil. Walau bukan berasal dari kota, Ambar juga tahu bahwa kelemahan seorang pria ada di matanya. Beberapa bagian tubuh wanita bisa menjadi godaan tersendiri untuk seorang pria.

Terpopuler

Comments

LANY SUSANA

LANY SUSANA

dasar ni Ambar ulet keket yg mau rebut Danu dan Danu jg iman ga tahan beating ni mulai tergoda

2024-04-18

2

Aisyah Putri Angel

Aisyah Putri Angel

dasar uler keket yg ngak punya harga diri

2024-04-18

1

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Dasar gatelan 🙄🙄🙄😒🙄

2024-03-29

2

lihat semua
Episodes
1 Pertunangan
2 Di Belakang Layar
3 Desiran Tak Lazim
4 Satu Tempat Kerja
5 Kedekatan yang Terasa Janggal
6 Seserahan Paningset
7 Persiapan Pernikahan
8 Kecurigaan
9 Gathering
10 Malam Api Unggun
11 Upaya Danu
12 Permintaan Tak Masuk Akal
13 Berani Mengambil Langkah
14 Langkah yang Berani
15 Memang Belum Jodoh
16 Memang Anak yang Baik
17 Di Tengah-Tengah Keluarga Negara
18 Keterkejutan Ambar
19 Percikan Api yang Sesungguhnya
20 Senja Penuh Luka
21 Satu Langkah Lebih Berani
22 Srikandi Meguru Manah
23 Keculasan Ambar
24 Usaha Lepas Tangan
25 Seharusnya Ini Adalah Hari Bahagia
26 Air Mata Eyang Sepuh
27 Bukan Spesifikasi Menantu Idaman
28 Mengutarakan Niat Baik
29 Bukti Bersungguh-sungguh
30 Calon Mantu
31 Niat Buruk yang Terwujud
32 Merencanakan Pernikahan
33 Merasa Jumawa
34 Pernikahan Danu dan Ambar
35 Sepahit Empedu
36 Kedatangan Keluarga Dharma Secara Resmi
37 Hari Bahagia
38 Resepsi Impian
39 Malam Pertama?
40 Pagi yang Indah
41 Berhiaskan Cahaya Bulan
42 Menjadi yang Pertama untuk Satu Sama Lain
43 Bersamaan dengan Fajar Menyingsing
44 Rumah Tangga yang Penuh Petaka
45 Kamarnya Putri Ningrat
46 Ngunduh Mantu
47 Tamu dari Jauh
48 Jodoh itu Pulang Kepadamu
49 Rumah Pengantin Baru
50 Dalam Rinai Hujan
51 Kembali Bekerja
52 Kere Munggah Bale
53 Hanya Cinta yang Bisa
54 Ada Putri Raja yang Memilih Pria Biasa
55 Suami Tidak Setia
56 Gaji Pertama dari Suami
57 Menikmati Sabtu Berdua
58 Lebih Dekat dengan Keluarga
59 Latihan Jadi Ibu
60 Ditemani Gerimis
61 Kita Bikin Romantis
62 Kesulitan Finansial
63 Pacaran Halal
64 Cibiran dari Ambar
65 Memang Butuh Daya Tahan Tubuh
66 You All My Love Language
67 Mengunjungi Rama dan Ibu
68 Kemuning Sky Hills
69 Masing-masing Manusia Punya Kesempatan Memperbaiki
70 Menuju ke Jepang
71 Disneyland Tokyo
72 Kenangan Indah di Tokyo
73 Hanami
74 Fushimi Inari
75 Menginginkan Kebahagiaan Orang Lain
76 Musim Semi yang Indah
77 Kembali ke Solo
78 Rumah Selalu Jadi Tempat Ternyaman
79 Keluarga yang Supportif
80 Urung Rekonsiliasi
81 Menggerutu
82 Curhatnya Danu
83 Arisan Keluarga
84 Didoakan Semoga Mendapat Keturunan
85 Yang Tak Terelakkan
86 Cidera Cukup Parah
87 Memori yang Hilang
88 Runtuh dan Tumbuh
89 Pelaku Sesungguhnya
90 Menyusun Puzzle Memori
91 Ngunduh Wohing Pakarti
92 Kridhaning Ati Ora Bisa Mbedhah Kuthaning Pesti
93 Guratan di Balik Senyuman
94 Semua Kilasan
95 Dekat Tanpa Jarak
96 Kembali ke Rumah
97 Memulai Lagi Dari Awal
98 Hari-Hari yang Berjalan Normal
99 Rumah Tangga Seperti Benang Kusut
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Pertunangan
2
Di Belakang Layar
3
Desiran Tak Lazim
4
Satu Tempat Kerja
5
Kedekatan yang Terasa Janggal
6
Seserahan Paningset
7
Persiapan Pernikahan
8
Kecurigaan
9
Gathering
10
Malam Api Unggun
11
Upaya Danu
12
Permintaan Tak Masuk Akal
13
Berani Mengambil Langkah
14
Langkah yang Berani
15
Memang Belum Jodoh
16
Memang Anak yang Baik
17
Di Tengah-Tengah Keluarga Negara
18
Keterkejutan Ambar
19
Percikan Api yang Sesungguhnya
20
Senja Penuh Luka
21
Satu Langkah Lebih Berani
22
Srikandi Meguru Manah
23
Keculasan Ambar
24
Usaha Lepas Tangan
25
Seharusnya Ini Adalah Hari Bahagia
26
Air Mata Eyang Sepuh
27
Bukan Spesifikasi Menantu Idaman
28
Mengutarakan Niat Baik
29
Bukti Bersungguh-sungguh
30
Calon Mantu
31
Niat Buruk yang Terwujud
32
Merencanakan Pernikahan
33
Merasa Jumawa
34
Pernikahan Danu dan Ambar
35
Sepahit Empedu
36
Kedatangan Keluarga Dharma Secara Resmi
37
Hari Bahagia
38
Resepsi Impian
39
Malam Pertama?
40
Pagi yang Indah
41
Berhiaskan Cahaya Bulan
42
Menjadi yang Pertama untuk Satu Sama Lain
43
Bersamaan dengan Fajar Menyingsing
44
Rumah Tangga yang Penuh Petaka
45
Kamarnya Putri Ningrat
46
Ngunduh Mantu
47
Tamu dari Jauh
48
Jodoh itu Pulang Kepadamu
49
Rumah Pengantin Baru
50
Dalam Rinai Hujan
51
Kembali Bekerja
52
Kere Munggah Bale
53
Hanya Cinta yang Bisa
54
Ada Putri Raja yang Memilih Pria Biasa
55
Suami Tidak Setia
56
Gaji Pertama dari Suami
57
Menikmati Sabtu Berdua
58
Lebih Dekat dengan Keluarga
59
Latihan Jadi Ibu
60
Ditemani Gerimis
61
Kita Bikin Romantis
62
Kesulitan Finansial
63
Pacaran Halal
64
Cibiran dari Ambar
65
Memang Butuh Daya Tahan Tubuh
66
You All My Love Language
67
Mengunjungi Rama dan Ibu
68
Kemuning Sky Hills
69
Masing-masing Manusia Punya Kesempatan Memperbaiki
70
Menuju ke Jepang
71
Disneyland Tokyo
72
Kenangan Indah di Tokyo
73
Hanami
74
Fushimi Inari
75
Menginginkan Kebahagiaan Orang Lain
76
Musim Semi yang Indah
77
Kembali ke Solo
78
Rumah Selalu Jadi Tempat Ternyaman
79
Keluarga yang Supportif
80
Urung Rekonsiliasi
81
Menggerutu
82
Curhatnya Danu
83
Arisan Keluarga
84
Didoakan Semoga Mendapat Keturunan
85
Yang Tak Terelakkan
86
Cidera Cukup Parah
87
Memori yang Hilang
88
Runtuh dan Tumbuh
89
Pelaku Sesungguhnya
90
Menyusun Puzzle Memori
91
Ngunduh Wohing Pakarti
92
Kridhaning Ati Ora Bisa Mbedhah Kuthaning Pesti
93
Guratan di Balik Senyuman
94
Semua Kilasan
95
Dekat Tanpa Jarak
96
Kembali ke Rumah
97
Memulai Lagi Dari Awal
98
Hari-Hari yang Berjalan Normal
99
Rumah Tangga Seperti Benang Kusut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!