Gathering

Akhir pekan pun tiba. Kali ini, staf bagian office dari Sido Mulyo akan mengikuti Gathering sehari semalam di Sarangan, Jawa Timur. Acara gathering ini memang sudah menjadi agenda rutin setiap tahunnya yang dilakukan oleh Perusahaan Sido Mulyo. Ada tiga bus yang akan dinaiki oleh karyawan. Sedangkan Rama Bima akan menyusul dengan membawa mobil pribadinya.

"Kita juga naik bus yah, Tha?" tanya Danu kepada Sitha.

"Iya, Mas. Semuanya naik bus. Tahun lalu, Rama juga ikut naik bus. Kali ini, Rama menyusul karena Pak Pandu datang dari Jogjakarta ke sini. Mau menyempatkan menemui besannya dulu," jawab Sitha.

"Masak Bossnya juga naik bus? Kan bawa mobil pribadi tidak masalah."

"Kan di sini supaya lebih dekat dengan karyawan, Mas."

"Oh, begitu. Mana jalannya naik-turun dan naik bus itu agak serem," balasnya.

Sitha tersenyum saja. Dia memilih menanyai bagian pendaftaran dan memastikan semua staf sudah datang dan juga melakukan daftar ulang.

"Sudah berapa yang melakukan daftar ulang?" tanya Sitha.

"Sudah 100 orang, Bu Sitha. Tinggal 50an lagi," balas panitia di bagian registrasi itu.

"Oke. Nanti setelah semua kita langsung berangkat saja supaya tidak kesiangan," balasnya.

Begitu sudah urusan registrasi selesai, Danu mencari Sitha dan berbicara kepadanya. "Sitha, kayaknya aku bawa mobil sendiri saja deh, aku gak pernah naik bus sebelumnya. Jadi, aku bawa mobil sendiri saja. Kamu mau ikutan naik mobil denganku?"

"Aku naik bus aja, Mas. Semua staf aja naik bus, aku juga akan naik sama bersama mereka."

"Biar aku aja yang bareng Mas Danu," sahut Ambar sembari mengangkat tangan.

Sitha yang biasanya diam, kali ini dia menggelengkan kepala. "Gak bisa Ambar, kalau. Mas Danu mau bawa mobil biar sendiri saja. Kamu juga adalah staf, tidak ada perlakuan khusus."

Sitha mengatakan itu dengan tegas. Ambar sampai membelalakkan matanya mendengar ketegasan Sitha. Begitu juga dengan Danu yang menunduk.

"Lagipula, Mas Danu itu tunanganku, Mbar. Kedekatan pria dan wanita kadang tidak wajar kan? Sebaiknya kalian berjaga jarak," katanya.

"Kamu cemburu?" tanya Danu.

"Enggak, cuma pengen kamu dan Ambar lebih menjaga satu sama lain aja. Tidak enak menjadi pergunjingan orang lain."

Akhirnya waktu pemberangkatan tiba, Sitha naik ke dalam bus, Ambar turut mengikutinya. Sedangkan Danu yang kekeh membawa mobil sendiri. Ketika Sitha duduk, tanpa Sitha ketahui di belakangnya ada sosok pemuda yang diam-diam memperhatikannya.

Walau begitu, pemuda itu hanya diam. Dia sadar bahwa dia dan Sitha itu tidak sebanding. Sitha adalah putri pemilik pabrik dan perusahaan, sedangkan dirinya hanya staf biasa. Pemuda itu hanya mampu berkata lirih dalam hatinya.

"Bisa sedekat ini dengan Bu Sitha. Walau begitu, aku tahu ... tak mungkin menggapainya. Bu Sitha dari kalangan Ningrat, sementara aku hanya Sudra. Sangat jauh, walau begitu Bu Sitha layak mendapat pria yang lebih baik dan mencintainya dengan tulus."

Bus perlahan-lahan melaju. Jalanan yang dilewati memang naik dan turun. Saat itu, Ambar memilih pindah tempat duduk. Sehingga, Sitha hanya duduk sendirian. Sampai akhirnya, dibagikan snack dan minuman, pemuda yang duduk di belakang Sitha pun berdiri hendak memberikan snack dan minuman.

"Permisi Bu Sitha, ini snack dan minumannya," katanya.

"Oh, iya. Makasih Mas Dharma," balasnya.

"Sama-sama Bu Sitha."

Perjalanan masih berlangsung, mulailah bus itu mendaki dengan jalanan naik dan turun. Ambar yang duduk di belakang tampak bercanda dengan staf pria yang biasanya memang duduk di bangku belakang. Sitha melirik ke belakang, dia hanya ingin melihat Ambar, tapi netranya justru bertatapan dengan Dharma, pemuda yang duduk di belakangnya. Untuk sekian detik lamanya, pada akhirnya Dharma memilih untuk menundukkan wajahnya. Pemuda itu lebih untuk tahu dan sadar diri.

"Ada apa, Bu?" tanya Dharma.

"Gak apa-apa kok, Mas."

Hampir satu setengah jam, mereka sudah tiba di Sarangan. Sebuah telaga dengan latar Gunung Lawu menyapa mereka disertai dengan udara dingin. Semua masuk ke dalam kamarnya yang sudah dibagi, acara dilanjutkan dengan ice breaker.

Semua staf mengikuti ice breaker yang berupa menahan ember yang berisi air kakinya. Satu kelompok terdiri dari lima orang, sedangkan Sitha tidak ikut. Dia menonton dan melihat para staf bermain. Termasuk ada Ambar yang ikut bermain.

"Lepas satu kaki, tapi pastikan embernya tidak goyah dan juga airnya tidak tumpah."

"Yap, lepas satu kaki!"

Dharma dan temannya yang lain bertanggung jawab untuk ice breaker itu. Riuh peserta terdengar. Sitha tertawa melihat lucunya permainan kelompok itu.

"Tahan yah. Satu ... dua ... tiga."

Terlihat beberapa kaki mulai goyah. Kemudian, ada kelompok lain yang embernya goyah dan seluruh airnya jatuh.

Byur ....

Seluruh air mengenai satu kelompok itu. Tidak ada yang marah, tapi yang ada malahan tertawa. Satu demi satu tim berguguran, hanya menyisakan dua tim saja.

"Yang menang nanti dapat hadiah yah," kata Sitha.

Seolah itu memicu semangat para staf untuk menyelesaikan Ice Breaker. Hingga akhirnya, satu tim gugur. Menyisakan satu tim yang menang. Namun, masih ada instruksi dari Dharma.

"Turunkan pelan-pelan, airnya jangan sampai tumpah."

Tim tersisa itu pun berusaha untuk menurunkan ember itu. Dan, akhirnya berhasil. Semua staf bertepuk tangan. Termasuk Sitha yang tampak bahagia karena Ice Breaker ini terbilang seru.

"Dari permainan ini, kita diajarkan pentingnya kerja sama tim. Kalau hanya satu kaki yang menyangga ember, sudah pasti airnya akan tumpah. Namun, kalau mau bekerja sama, fokus pada tujuan, hasilnya pasti akan baik. Begitu juga saat kita bekerja, harus mengutamakan kerja sama dan juga fokus pada tujuan setiap divisi," kata Dharma.

Semua staf kembali bertepuk tangan. Acara selanjutnya dilanjutkan dengan makan siang dan istirahat. Danu datang membawakan botol air mineral untuk Sitha dan Ambar, menyerahkan kepada keduanya satu per satu.

"Minum dulu," kata Danu.

"Makasih," balas Sitha.

"Makasih Mas Danu. Kalian enggak pengen jalan-jalan muterin telaga? Aku ikutan yah?" kata Ambar.

Sitha kembali menolak. "Aku lelah, aku gak muterin telaga. Nanti malam masih ada acara kok."

"Kenapa sih, Tha. Kok kamu berubah sih? Nanti kalau aku pengen sama Mas Danu, kamu marah," balas Ambar.

"Bukan masalah marah, tapi kalau kedekatan berlebihan antara lawan jenis juga tidak elok bukan?"

Usai mengatakan itu, Sitha berdiri dan pergi. Dia hanya berbicara dengan tegas. Sedangkan Danu ikut berdiri dan mengejar Sitha, bagi Danu ketegasan Sitha justru kadang terlihat menakutkan. Ambar ditinggal sendiri. Wanita itu tampak kesal dengan Sitha.

"Jangan sok, Sitha. Kamu memang putri pemilik pabrik ini, tapi aku gak akan membiarkan kamu mendapatkan semua. Nyebelin!"

Terpopuler

Comments

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Dasar Ambar ulet bulu 😤

2024-04-10

2

Enisensi Klara

Enisensi Klara

ikutan terus si Ambar g tau malu 🙄🙄🙄

2024-04-10

3

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Dharma kayaknya suka Sitha deh

2024-04-10

2

lihat semua
Episodes
1 Pertunangan
2 Di Belakang Layar
3 Desiran Tak Lazim
4 Satu Tempat Kerja
5 Kedekatan yang Terasa Janggal
6 Seserahan Paningset
7 Persiapan Pernikahan
8 Kecurigaan
9 Gathering
10 Malam Api Unggun
11 Upaya Danu
12 Permintaan Tak Masuk Akal
13 Berani Mengambil Langkah
14 Langkah yang Berani
15 Memang Belum Jodoh
16 Memang Anak yang Baik
17 Di Tengah-Tengah Keluarga Negara
18 Keterkejutan Ambar
19 Percikan Api yang Sesungguhnya
20 Senja Penuh Luka
21 Satu Langkah Lebih Berani
22 Srikandi Meguru Manah
23 Keculasan Ambar
24 Usaha Lepas Tangan
25 Seharusnya Ini Adalah Hari Bahagia
26 Air Mata Eyang Sepuh
27 Bukan Spesifikasi Menantu Idaman
28 Mengutarakan Niat Baik
29 Bukti Bersungguh-sungguh
30 Calon Mantu
31 Niat Buruk yang Terwujud
32 Merencanakan Pernikahan
33 Merasa Jumawa
34 Pernikahan Danu dan Ambar
35 Sepahit Empedu
36 Kedatangan Keluarga Dharma Secara Resmi
37 Hari Bahagia
38 Resepsi Impian
39 Malam Pertama?
40 Pagi yang Indah
41 Berhiaskan Cahaya Bulan
42 Menjadi yang Pertama untuk Satu Sama Lain
43 Bersamaan dengan Fajar Menyingsing
44 Rumah Tangga yang Penuh Petaka
45 Kamarnya Putri Ningrat
46 Ngunduh Mantu
47 Tamu dari Jauh
48 Jodoh itu Pulang Kepadamu
49 Rumah Pengantin Baru
50 Dalam Rinai Hujan
51 Kembali Bekerja
52 Kere Munggah Bale
53 Hanya Cinta yang Bisa
54 Ada Putri Raja yang Memilih Pria Biasa
55 Suami Tidak Setia
56 Gaji Pertama dari Suami
57 Menikmati Sabtu Berdua
58 Lebih Dekat dengan Keluarga
59 Latihan Jadi Ibu
60 Ditemani Gerimis
61 Kita Bikin Romantis
62 Kesulitan Finansial
63 Pacaran Halal
64 Jogging Bersama
65 Memang Butuh Daya Tahan Tubuh
66 You All My Love Language
67 Mengunjungi Rama dan Ibu
68 Kemuning Sky Hills
69 Masing-masing Manusia Punya Kesempatan Memperbaiki
70 Menuju ke Jepang
71 Disneyland Tokyo
72 Kenangan Indah di Tokyo
73 Hanami
74 Fushimi Inari
75 Menginginkan Kebahagiaan Orang Lain
76 Musim Semi yang Indah
77 Kembali ke Solo
78 Rumah Selalu Jadi Tempat Ternyaman
79 Keluarga yang Supportif
80 Urung Rekonsiliasi
81 Menggerutu
82 Curhatnya Danu
83 Arisan Keluarga
84 Didoakan Semoga Mendapat Keturunan
85 Yang Tak Terelakkan
86 Cidera Cukup Parah
87 Memori yang Hilang
88 Runtuh dan Tumbuh
89 Pelaku Sesungguhnya
90 Menyusun Puzzle Memori
91 Ngunduh Wohing Pakarti
92 Kridhaning Ati Ora Bisa Mbedhah Kuthaning Pesti
93 Guratan di Balik Senyuman
94 Semua Kilasan
95 Dekat Tanpa Jarak
96 Kembali ke Rumah
97 Memulai Lagi Dari Awal
98 Hari-Hari yang Berjalan Normal
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Pertunangan
2
Di Belakang Layar
3
Desiran Tak Lazim
4
Satu Tempat Kerja
5
Kedekatan yang Terasa Janggal
6
Seserahan Paningset
7
Persiapan Pernikahan
8
Kecurigaan
9
Gathering
10
Malam Api Unggun
11
Upaya Danu
12
Permintaan Tak Masuk Akal
13
Berani Mengambil Langkah
14
Langkah yang Berani
15
Memang Belum Jodoh
16
Memang Anak yang Baik
17
Di Tengah-Tengah Keluarga Negara
18
Keterkejutan Ambar
19
Percikan Api yang Sesungguhnya
20
Senja Penuh Luka
21
Satu Langkah Lebih Berani
22
Srikandi Meguru Manah
23
Keculasan Ambar
24
Usaha Lepas Tangan
25
Seharusnya Ini Adalah Hari Bahagia
26
Air Mata Eyang Sepuh
27
Bukan Spesifikasi Menantu Idaman
28
Mengutarakan Niat Baik
29
Bukti Bersungguh-sungguh
30
Calon Mantu
31
Niat Buruk yang Terwujud
32
Merencanakan Pernikahan
33
Merasa Jumawa
34
Pernikahan Danu dan Ambar
35
Sepahit Empedu
36
Kedatangan Keluarga Dharma Secara Resmi
37
Hari Bahagia
38
Resepsi Impian
39
Malam Pertama?
40
Pagi yang Indah
41
Berhiaskan Cahaya Bulan
42
Menjadi yang Pertama untuk Satu Sama Lain
43
Bersamaan dengan Fajar Menyingsing
44
Rumah Tangga yang Penuh Petaka
45
Kamarnya Putri Ningrat
46
Ngunduh Mantu
47
Tamu dari Jauh
48
Jodoh itu Pulang Kepadamu
49
Rumah Pengantin Baru
50
Dalam Rinai Hujan
51
Kembali Bekerja
52
Kere Munggah Bale
53
Hanya Cinta yang Bisa
54
Ada Putri Raja yang Memilih Pria Biasa
55
Suami Tidak Setia
56
Gaji Pertama dari Suami
57
Menikmati Sabtu Berdua
58
Lebih Dekat dengan Keluarga
59
Latihan Jadi Ibu
60
Ditemani Gerimis
61
Kita Bikin Romantis
62
Kesulitan Finansial
63
Pacaran Halal
64
Jogging Bersama
65
Memang Butuh Daya Tahan Tubuh
66
You All My Love Language
67
Mengunjungi Rama dan Ibu
68
Kemuning Sky Hills
69
Masing-masing Manusia Punya Kesempatan Memperbaiki
70
Menuju ke Jepang
71
Disneyland Tokyo
72
Kenangan Indah di Tokyo
73
Hanami
74
Fushimi Inari
75
Menginginkan Kebahagiaan Orang Lain
76
Musim Semi yang Indah
77
Kembali ke Solo
78
Rumah Selalu Jadi Tempat Ternyaman
79
Keluarga yang Supportif
80
Urung Rekonsiliasi
81
Menggerutu
82
Curhatnya Danu
83
Arisan Keluarga
84
Didoakan Semoga Mendapat Keturunan
85
Yang Tak Terelakkan
86
Cidera Cukup Parah
87
Memori yang Hilang
88
Runtuh dan Tumbuh
89
Pelaku Sesungguhnya
90
Menyusun Puzzle Memori
91
Ngunduh Wohing Pakarti
92
Kridhaning Ati Ora Bisa Mbedhah Kuthaning Pesti
93
Guratan di Balik Senyuman
94
Semua Kilasan
95
Dekat Tanpa Jarak
96
Kembali ke Rumah
97
Memulai Lagi Dari Awal
98
Hari-Hari yang Berjalan Normal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!