Keseruan 2

~ Senja mengajarkan semua yang indah akan singgah pada waktunya.

Suara adzan subuh berkumandang aku pun bangun lebih awal, mengucek mata sambil mengumpulkan nyawa sebelum bangkit ke kamar mandi, mata ku mengerjap-ngerjap melihat Tania, Freya, dan Tari masih tertidur pulas. Akupun bangkit untuk menunaikan shalat subuh setelah selesai aku berniat untuk jalan-jalan pagi diluar, ternyata jam 5 sudah ada beberapa penduduk yang sudah bangun membuat ku menghirup udara yang segar sambil meregangkan tubuhku yang kaku.

Seorang pemuda datang menghampiriku sambil memanggil namaku, "Yesha bukan?"

Akupun menyerengit bingung pasalnya aku tidak mengenal pemuda yang ada di hadapanku ini, bagaimana dia tahu nama ku?

Pemuda itu seakan paham ekspresi ku langsung memperkenalkan diri, "Galen, dari kelas Ilmu pengetahuan."

Aku tersenyum simpul menanggapi ke arah pemuda tersebut,

"Lo sendirian aja???" kata Galen membuat ku mengangguk.

"Yah seperti yang lo liat." balas ku.

Aku yang penasaran langsung melontarkan pertanyaan, "Kok lo bisa ke sini?"

"Habis dari masjid, terus gue liat lo berdiri di sini." cakap Galen.

Memang ada masjid yang tidak jauh dari penginapan ku sedangkan penginapan Galen berada tidak jauh dari penginapan ku. hanya ber-ohria tidak harus membalas bagaimana karena aku tidak terlalu akrab dengan kelas mereka jadi rasanya canggung sekali.

Berapa detik kemudian Galen berbicara ke arah ku, "Mau lihat sunrise?"

Sontak aku langsung menjawab dengan bingung, "Apa?"

Sekarang aku dan Galen berada di tepi pantai yang jauh dari penginapan kami yang biasanya orang melihat sunrise dengan jelas, kirain Galen hanya bercanda mengatakan seperti itu, rupanya dia benar-benar mengajakku ke sini.

Saat matahari mulai muncul aku langsung berceletuk heboh, "Woah Daebak!!! lihat itu sudah muncul."

Galen tersenyum melihat ku yang sangat takjub dengan matahari muncul, seharusnya lebih bagus melihatnya sore hari saat matahari tenggelam. cukup lama aku dan Galen memandang matahari yang muncul setengah, tiba-tiba aku tersadar melirik Galen yang masih menatap lurus melihat pemandangan yang ada di depannya. aku sedikit berpikir,entah kenapa dia mengajak ku melihat sunrise? padahal selama dari kelas 10 aku tidak pernah bergaul kecuali bersama anak kelas bahasa dan anggota Pmr.

Galen yang tersadar aku melirik tanpa berkedip membuat dirinya terbatuk membuat ku jadi salah tingkah.

"Kayaknya gue harus pergi, soalnya harus membangunkan teman-teman gue." kata ku dengan membuat alasan kepadanya.

Sikap ku seperti terciduk langsung membuatku menjadi gelagapan, "Gomawoyo."

Selepas mengatakan terimakasih aku langsung buru-buru pergi meninggalkan Galen dengan ekspresi bingung melihat tingkah ku yang konyol.

Aku mengambil ponsel yang berada di saku celana untuk melihat jam membuatku berdecak sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, sial! aku harus cepat kembali ke kamar hotel karena jam 8 kita harus melanjutkan perjalanan. saat tiba di kamar aku melihat Tania dan Tari masih tidur di ranjang mencoba untuk membangunkan keduanya dengan cara menggangu namun nihil mata mereka tak kunjung membuka.

Ceklek!

Seorang keluar dari kamar mandi, sosok itu adalah Freya yang mengusap-usap rambutnya dengan handuk,

"Loh Sha, habis dari mana?" tanya Freya.

Akupun segera menjawab, "Habis jalan pagi."

Setelah mengatakan itu aku masuk ke kamar mandi untuk mandi dan mengganti pakaian, setelah selesai mengganti pakaian aku melihat Freya yang sedang bermain ponsel dan pandanganku teralihkan kepada kedua makhluk yang tak kunjung bangun.

"Lah kaga bangun juga?" kata ku kepada Freya.

Perempuan itu menggeleng sambil memukul badan Tari untuk mencoba membangunkannya, "Tarii bangun!!! yarin aja ditinggal." teriak Freya membuat sang empu berdeham mendengar suara darinya.

"Frey, lo udah mandi?" cakap Tari yang masih setia rebahan.

"Udah lah, Nayesha juga udah lo doang yang belum." balas Freya membuat Tari mencari ponsel miliknya.

"Hah, udah siang! lo kok enggak bangunin gue sih,"

"Idih lo nya aja yang kebo." seru Freya.

Tari yang terlonjat kaget langsung berlari ke arah kamar mandi.

sedetik kemudian...

"Anjir krannya mati!" teriak Tari membuat Freya mengelus dadanya yang sabar.

"Emang mati, lo pake air yang di ember aja." balas Freya dengan sedikit teriak.

Saat semuanya sudah pada mandi, langsung membereskan pakaian masing-masing untuk di masukkan ke dalam tas, dan membuang sisa makanan semalam ke dalam plastik besar untuk di buang nanti pas pulang besok subuh.

"Eh, ini Vira ngechat gue katanya kita kelantai 2 buat sarapan." cakap Freya.

Kami berempat langsung keluar kamar untuk menuju lantai 2 untuk sarapan, ternyata sudah ramai dengan makanan yang di jejer seperti prasmanan dengan semua murid di gabungkan untuk makan bersama.

Saat aku dan Tania sudah mengambil makanan di piring langsung mencari tempat duduk, kami memilih di bangku yang ada di luar untuk menikmati angin yang semilir.

Saat kami sedang makan dikejutkan dengan seseorang yang sudah berdiri di hadapan dengan ku dan Tania.

"Gabung dong." lontar Diffran yang sudah ada di Nick dan Pandu di sampingnya.

"Emangnya enggak ada tempat lain apa." ujar Tania dengan memandang Diffran sinis.

"Ada nih." sahut Diffran Sambil duduk di hadapanku. Tania mendengus tetapi mencoba untuk tidak menghiraukan sebisa mungkin di pagi yang bagus ini agar tidak kesal seharian.

Berapa detik aku mendengar Diffran sedang berteriak kepada seseorang sambil melambaikan tangannya,

"Daniell! sebelah sini."

Daniell yang baru datang karena habis membantu Pak Omar langsung mendekat ke arah meja kami,

"Nah duduk di sini aja, woy lo pada geser," Dengan cepat Diffran menggeser menjadi berhadapan dengan Tania dan Daniell berhadapan dengan ku. mengingat kejadian semalam di tangga saat Daniell meminta maaf pakai bahasa mandarin membuatku bingung.

Aku berdecak sebal melihat ayam serundeng di piring membuatku menatap Pandu, "Pandu lo mau ayam gak?"

Sontak semuanya ikut menoleh ke arahku,

"Memang kenapa?" tanya balik Pandu ke arahku.

Dengan cepat aku menggeleng, "Gue enggak suka ayam serundeng." Pasalnya aku lupa bilang ke mba-mba yang menaroh ayam di setiap piring murid yang suka pada ayam. akupun langsung menaruh ayamku di piring Pandu, "Belum gue sentuh ko jadi aman kalo lo makan."

"Kebiasaan." gumam pelan Daniell yang masih bisa ku dengar.

Hari ke-2 dimana kita melanjutkan perjalanan mengunjungi Tanjung Banoa Water yang terdapat wahan di dalamnya, ada Snorkeling, berenang di permukaan laut sekaligus bisa melihat pemandangan di bawah laut dengan helm yang kedap air, Banana boat menggunakan karet tunggal mengelilingi Pantai biasanya maksimal 4 orang ditambah 1 instruktur. paraseling(payung parasut) yang ditarik speadboat untuk mengelilingi Pantai Tanjung Banoa dan wahana lainnya.

Para guru mengizinkan kami manaiki banana boat bersama masing-masing teman kamarnya, jadi kami berempat sangat heboh untuk menaiki wahana ini. tidak henti-hentinya kami tertawa terus saat ada ombak yang menerjang kami, dan anak laki-laki juga menaiki paraseling yang bisa sendiri dan maksimal 2 orang. selepas bermain banana boat aku mengajak Avira untuk bermain paraseling adventure, tadinya Tania yang ku ajak tetapi dirinya takut pada ketinggian. kelas Ilmu pengetahuan juga ikut bermain sama seperti kami sampai-sampai Para guru juga ikut mencoba wahana yang ada di sini.

Saat sudah jam 12 kami kami melanjutkan perjalanan menuju Puja Mandala Bali untuk menunaikan shalat, di Puja Mandala Bali pusat peribadahan bagi agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. selepas menunaikan shalat masing-masing kami mampir ke tempat makan yang berbahan halal bagi umat islam, habis memanjakan perut langsung tancap gas menuju Badegul, Danau Badegul termasuk ke dalam tempat wisata Bali yang sangat ramai dikunjungi, ditempat ini aku dan teman-temanku memesan sebuah perahu motor dan melakukan foto bareng disekitar Danau. setelah dari Badegul, kami ke Pantai Pandawa para wisatawan bisa mengunjungi patung lima Pandawa, melihat budi daya rumput laut, berenang, paragliding, berseluncur hingga mencoba kuliner yang ada di sini.

"Ini adalah Pantai Pandawa yang tadi saya jelaskan saat perjalanan orang-orang ke sini untuk bersantai bersama keluarganya." jelas pemandu tour.

Salah satu anak cowo langsung mengangkat tangan untuk bertanya, "Kak, boleh tidak kami menyelusuri pantai."

Pemandu Tour langsung menatap para guru-guru kami, "Wah, gimana ini Bapak dan Ibu?"

Pak Omar selaku wakil kelas Bahasa mewakili jawaban, "Boleh, tapi jangan terlalu jauh dan tidak ada yang boleh berenang! dengar itu para cowo kelas bahasa dan Ilmu pengetahuan, dan berkumpul kembali jam 15.00." tegas Pak Omar.

Kami semua pun langsung menjawab dengan kompak, "Iya Pak mengerti!"

kami semua pun berpisah-pisah, aku, Tania, Freya dan Tari berjalan menyelusuri pantai bersama,

"Wah Frey, lihat ada bule ganteng." ucap Tari kepada Freya.

"Minta foto yuk, eh kalian mau ikut juga?" ujar Freya ke arah ku dan Tania.

"Enggak, kita mau melihat pantai aja." sahut ku cepat. lalu Freya dan Tari berjalan meninggalkan ku dan Tania.

"Ney, kita lihat orang-orang pada berenang aja yuk." ajak Tania sambil menarik paksa tanganku.

"Kapan lagi coba melihat pemandangan ini." cakap Tania dengan bebinar. kita sudah berada di tempat orang-orang pada berenang, ku lihat para pemuda local atau para bule berenang tidak memakai baju sudah lumrah saat dibali, untung para bule perempuan tidak ikut berenang juga.

Sungguh sangat bosan sekali berdiri cuman melihat orang pada berenang, aku berpikir andai yang aku lihat adalah bujang nct atau txt atau Icon dan seventeen pasti kaki ku akan bertahan melihat mereka hingga seharian, sial! kenapa mereka tidak datang ke Indonesia saat aku berada di Bali.

Tania seperti cacing kepanasan langsung menarik tanganku, "Ney, anterin gue ke toilet."

Aku menunggu Tania di luar toilet yang sepi, namun sosok pemuda berjalan melewati ku membuatku langsung menatap tanpa berkedip, ternyata pemuda itu masuk ke ruang kamar mandi sebelah dengan toilet perempuan tetapi aku melihat ada sebuah dompet jatuh tidak jauh dari langkah ku, aku pun bingung apakah harus mengambilnya? tapi bagaimana kalo orang mengira aku mencurinya? namun aku berpikir kalo dompet itu ditangan yang salah pasti pemiliknya akan bingung mencarinya. dengan segera aku mengambilnya dan menyimpan di saku celana ku saat melihat Tania yang tiba-tiba muncul,

"Udah yok, kita pergi, " Akupun menahan tangan Tania membuat dia menyerengit bingung,

"Ada apa?" lontar Tania.

"Kayaknya perut gue bermasalah butuh ke kamar mandi." bohong ku.

"Hoh, yaudah gue tungguin," Dengan cepat aku menolak, "Jangan! lo tunggu di tempat tadi aja, gue lama soalnya."

"Hoh, oke gue ditunggu di sana ya." kata Tania sambil melenggang pergi meninggalkan ku yang bernafas lega.

Aku pun masih berdiri di luar toilet untuk menunggu pemuda tersebut, namun sudah berapa menit dia belum kunjung keluar, apa dia sudah keluar saat aku ngantuk jadi aku tidak menyadarinya? dengan langkah ragu aku mulai berjalan menuju toilet pria, demi apapun aku terus mengucapkan kata maaf karena masuk ke kamar mandi cowo secara pelan-pelan, kalo bukan dompet yang jatoh pasti aku tidak akan masuk ke dalam toilet pria. ada empat pintu kamar mandi tapi semua pintu di tutup dan tidak ada suara sama sekali. aku mendadak merinding sambil menengok kanan-kiri sepertinya aku salah dengan masuk ke toilet pria, aku sudah berdiri di depan pintu yang kedua dan benar saja tiba-tiba pintu tersebut terbuka menampakkan sesuatu yang membuatku menjerit.

"AAAAAAAAAAAAAA!!!!!"

Untung nya tidak ada orang lain di sini kalo tidak pasti aku akan semakin malu,

Ternyata sosok yang aku lihat adalah seorang pemuda memakai kemeja hitam yang aku lihat di luar toilet tadi, anehnya dia sudah bertelanjang dada membuat aku memalingkan pandangan ku ke arah lain.

"Hei! buat apa kau berada di sini!" seru pemuda tersebut.

Melihat aku yang terdiam membuat dia menahan geram, "Hei! jawab dasar cewe mesum."

Mendengar lontaranya aku menganga tidak percaya, "What?"

Dengan cepat aku menggeleng untuk mencoba meluruskan masalah ini, "Anieyo (Tidak) aku hanya ingin mengembalikan ini." Langsung memperlihatkan dompet yang tadi aku temukan saat jatuh dari saku nya.

Pemuda itu masih memandang ku dengan penuh selidik saat tahu dompetnya bisa berada di tanganku membuatku merasa tidak nyaman dengan tatapannya.

Dengan buru-buru untuk segera pergi dari hadapanya, "Mian(Maaf)"

Setelah mengatakan maaf aku langsung berjalan cepat keluar dari toilet dengan perasaan malu, melihat Tania sedang menunggu ku langsung menyeret lengannya untuk menjauh dari tempat tersebut.

Akupun bernafas lega saat sudah menjauh dari tempat terkutuk itu, teringat pada kamera aku lupa kenapa aku tidak ngevlog aja? daripada terus-terusan memikirin tubuh pemuda tadi membuatnya semakin gila.

"Ney, kenalan sama cowo-cowo itu yuk." bisik Tania saat di sela aku sedang mengevlog pemandangan laut.

"Enggak, ah malas." sahut ku saat melihat tiga cowo yang di maksud oleh Tania berpostur tinggi dengan wajah orang korea.

Tapi sepertinya tolakan ku tadi tidak terpengaruh oleh Tania, hingga diriku dipaksa untuk mengikutinya ke arah cowo tersebut.

"Jaegiyo(Permisi) kita wisatawan dari Sma Citra Unggul, boleh berkenalan?" cakap Tania.

Akupun yang sempat ragu menarik ujung baju Tania untuk tidak usah berkenalan kepada mereka.

Tetapi salah satu dari mereka langsung menjawab dengan ramah, "Mullon imnida (Tentu saja)."

"Annyeong! saya Tania, dan ini teman saya Nayesha." kata Tania sambil memperkenalkan dirinya dan juga diriku.

Akupun tersenyum canggung saat mereka melirik ke arahku dengan sedikit mengangguk,

"Annyeong Nona!" balas mereka beriga dengan ramah.

Pemuda yang memakai kaca mata hitam bernama Du-ho, pemuda yang memakai kaos oblong dengan topi hitam bernama Ahn dan yang paling pendek diantara temannya bernama Ha-joon mereka bukan artis ataupun kpopers namun mereka asli dari korea.

"Mianhamnida (maaf) sebelumnya apa kalian sedang liburan atau sedang ada projek di Indonesia?" tanya Tania dengan sopan.

"Kita di sini ada pekerjaan sekalian sambil berlibur." jawab Ahn.

Pemuda yang bernama Ha-Joon langsung melirikku, "Apa kau sedang ngevlog?"

Setelah mengatakan itu semuanya langsung mengarah pada kamera yang masih on, tersadar aku langsung menutup kamera dengan cepat.

"Mianhamnida(Maafkan aku)." tuturku sambil sedikit membungkuk badan.

Ha-Joon langsung terkekeh pelan, "Gwenchanayo (tidak apa-apa)."

Namun seseorang dari arah belakang sedang berlari menghampiri kami.

"Kenapa kau lama sekali?" tanya Ahn saat melihat kehadiran pria tersebut.

Sontak aku dan Tania menengok ke arah pemuda yang baru saja muncul, akupun melotot saat pemuda itu adalah cowo aku temuin di kamar mandi entah kesialan apa yang aku perbuat hari ini bisa bertemu dengannya lagi. tetapi bayangan badan sexy nya membuat ku melirik tubuhnya yang sudah menggunakan kemeja, seakan pemuda itu merasa di perhatikan dia menatap tajam yang seakan tahu aku sedang melihat tubuhnya.

"Kenapa kalian mengobrol dengan cewe mesum ini?" unjuk nya ke arahku.

Mereka semua tercengang, ternyata tidak hanya aku saja yang kaget akan ucapannya, mulai tersadar rupanya Kang-Dae angkuh ini adalah teman mereka membuat udara menjadi panas dingin, benar-benar nih cowo sudah mengejek ku dengan sebutan mesum! bukannya mengucapkan terimakasih tau gitu aku buang saja dompetnya biar tau rasa, batinku sedikit mengerundel membahas cowo tersebut.

"Kalian saling kenal?" kata Ha-Joon.

skakmat!

aku dan dia langsung terdiam satu sama lain, hingga Kang-Dae membuka suara,

"Hei! kenal bagaimana?"

Akupun mencibir dalam hati, walaupun di suruh kenalan saja aku tidak ingin sama cowo angkuh sepertinya!

Namun teman-temanya menatap dengan memicing seakan tidak percaya,

"Sudah lah! kita banyak kerjaan sekarang, jangan buang-buang waktu lagi." tukas Kang-Dae.

Akupun langsung bergumam dalam hati, baguslah sana pergi cowo judes! batinku.

Pemuda yang bernama Ahn langsung menghentikan langkah pemuda tersebut, "Jamkkanmanyo(tunggu sebentar) kita harus berfoto dulu."

Tania dengan segera membuka kamera miliknya yang sudah ada beberapa potretan di sana, aku yakin pasti wajahku dan cowo itu lah yang hanya tidak tersenyum ke kamera haha.

Kita berdua langsung tersenyum, "Gamsahamnida(terimakasih)."

Setelah itu mereka berempat melenggang pergi dan berjalanke arah yang berbeda dengan aku dan Tania. saat sedang berkeliling, tiba-tiba ada yang menabrak tubuh Tania.

"Aduh! lihat-lihat dong kalo jalan." ujar Tania sambil meringis pelan.

"Sorry, l did not mean it." balas pemuda tersebut.

Aku dan Tania mematung saat yang ada di hadapan kami adalah seorang bule entah dari negara mana mukanya sangat bersih dan juga wangi.

Cowo bule yang melihat kami mematung menatap dirinya langsung menyerengit bingung, "Are you okey?"

"Yes, it's okey." balas Tania dengan tersenyum.

"l'm really sorry, because l was in a hurry to get somewhere." ungkap pemuda tersebut.

Tania langsung menjawab, "It's not a problem and it does'nt hurt too much."

Pria itupun mengangguk, "Are you on holiday?"

"Yes, we went on holiday with Citra superior High School." sahutku.

"Do you want to see turtles around here?" ajaknya ke arah kami bedua.

"Turtle??" tanyaku membuat cowo bule tersebut mengangguk sekilas.

Aku melirik Tania seakan sedang mempertimbangkan ajakan darinya, "Yes, l also want to ge together." putus kami berdua untuk melihat penyu bersamanya.

****

Dari arah sebrang sudah ada Daniell dan kawan-kawan sedang berkeliling juga, Diffran yang tengah melihat ke arah pantai langsung menepuk punggung Daniell yang ada di sebelahnya.

"Eh, liat itu di sebelah sana!" tunjuk Diffran.

Daniell, Nick dan Pandu langsung melihat arahan dari Diffran membuat mereka sedikit menyerengit matanya. Daniell yang melihat itu langsung juga ikut menyipitkan mata rupanya Nayesha dan Tania sedang bersama seorang bule, namun aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan seakan penasaran dengan cowo yang tengah tersenyum ke arah Nayesha dan mereka bertiga pergi bersama.

Mau kemana mereka? gumam Daniell yang tidak di dengar oleh ketiga temannya.

"Kita ikutin mereka." titah Daniell.

Diffran, Nick dan Pandu menatap satu sama lain, apa tadi dia menyuruh kita menjadi dektektif? Mereka bertiga menatap tanpa berkedip saat melihat Daniell mengeluarkan kacamata hitam dan memakainya dengan angkuh.

Seakan membuat mereka semangat berkobar-kobar, tetapi Nayesha tidak menyadari bahwa di belakang sudah ada mengikutinya secara diam-diam. Mereka bertiga terus berjalan dengan sesekali mereka tertawa bersama.

Mau kemana sih mereka? decak Daniell dalam hati.

Saat sedang fokus mengikuti suara ponsel berbunyi tanda sms banyak yang masuk hingga Daniell tak menghiraukannya.

"Apa kita harus menguntit orang dengan seperti ini?" bisik Pandu membuat Diffran menyenggol lengan Pandu untuk diam.

Namun berapa menit ponsel Daniell berdering, membuat dirinya berdecak saat melihat nama yang tertera dalam kontaknya hingga meninggalkan ketiga temannya yang bingung.

"Loh ko? terus ini bagaimana?" imbuh Pandu melihat temannya pergi tanpa satu kata pun.

Mereka bertiga masih terdiam di tempat hingga cewe Bali geulis membuat mereka menatap tanpa berkedip.

"Gimana kalo kita ikutin cewe itu aja?" lontar Diffran yang diangguk setuju oleh Pandu.

Namum tidak dengan Nick yang tidak ingin mengikuti dan justru ingin berbalik namun Diffran dan Pandu sudah menyeret badan Nick lebih dahulu.

Selepas bertelepon, Daniell langsung mencari teman-temannya kemana mereka semua pergi? saat sedang mencari Daniell berpapasan dengan ketiganya membuat Daniell menggeleng saat mereka mencari mangsa baru, bukannya mengikuti Nayesha malah mengikuti cewe cantik tersebut!

Tanpa perasaan Daniell menyeret mereka bertiga yang masih memandang cewe tersebut Yah gagal deh mau pdkt, batin mereka.

Di lain tempat, aku dan Tania kembali ketitik awal kembali ke tempat kami berkumpul, aku dan Tania memesan es kelapa hingga seseorang menghampiri kita.

"Ternyata kalian di sini." ujar Diffran yang tanpak lelah.

Tania dan aku tidak menggubris kedatangan mereka dan fokus pada ponsel masing-masing,

"Yang lain pada kemana?" tanya Daniell yang langsung duduk di tempat yang kosong dan di ikuti oleh ketiganya.

"Yang lain pada melihat penyu." sahut ku.

"Lo gak liat juga?" kata Daniell membuat Tania menjawab dengan santai, "Kita mah udah malahan tadi dengan 3 cowo bule, beruntung banget Nayesha sampai mereka minta no nya."

Daniell pun melebarkan matanya sempurna, "A-Apaa, tiga?" Sambil menunjuk jarinya tiga.

Bisa-bisanya keduluan, padahal gue sama sekali belum mendekati satupun dengan cewe di sini, batin Daniell hingga tak berselang lama dirinya pingsan membuat teman-temannya melongo dan panik. tapi tidak dengan ku dan Tania yang tidak mempedulikan Daniell yang pingsan melainkan tertawa melihat ponsel genggam milik Tania.

Perjalanan terakhir kita yaitu mengunjungi Garuda Wisnu Kencana(Gwk) buka pada jam 08.00-22.00 Wib. Di Gwk ada berbagai pertunjukkan, berkeliling dengan Gwk loop, melihat sejarah, menikmati agenda rutin, berburu spot dan lain sebagainya.

Bis kami tiba pada pukul 16.30 lalu kami masuk ke dalam dan berfoto di area patung Gwk, berfoto di tempat lain yang tak kalah instagramable yaitu area Tirta Amertha, Lotus Pond, Plaza kura-kura, Plaza wisnu dan lain-lain.

Gwk kerap menyajikan pertunjukan seni dan budaya yang sayang untuk di lewatkan seperti Tari Barong dan Topeng Monyet yang bisa di saksikan di Amphitheater, Tari joget Bumbung, pertunjukkan kalaborasi kecak dance dan ogoh-ogoh bisa di saksikan di Lotus Pond.

Sudah menunjukkan pukul 18.25 buru-buru kita melihat pertunjukkan, berhubung di Amphatiater beluk buka kita harus menunggu di luar, ternyata ramai yang ingin melihat pertunjukkan tari kecak Garuda Wisnu.

Pukul 18.30 kita di persilahkan untuk masuk ke dalam ruangan dengan lampu yang remang-remang dan bangku seperti menonton bioskop. Oh iya, kelas ilmu pengetahuan duduknya terpisah dengan kami malahan mereka duduknya di sebrang, pertunjukkan dimulai dengan lampu-lampu pada mati dan semuanya heboh tepuk tangan saat lampu mulai menyala dengam beberapa orang-orang muncul dengan tariannya.

Namun Nick yang duduk di bangku sebelahku langsung berbisik, "Itu lagi pada ngapainsih?"

"Pada tari kecak." sahut ku singkat.

"Hoh, soalnya enggak kelihatan mata gue." Dengan penasaran aku menengok ke samping kanan ternyata Nick sedang memakai kacamata hitam membuatku mendengus,

"Copot dulu, kacamata lo."

Nick pun memegang ke arah matanya lalu dia terkekeh sambil mengambil kacamata tersebut.

"Oh iya, lupa gue." balas Nick.

Saat selesai melihat pertunjukkan di Garuda Wisnu Kencana kita mampir ke Krisna Kencana untuk membeli oleh-oleh makanan. produk yang di jual di Krisna Kencana berupa: Aksesoris Bali, cemilan seperti kacang Dikso, pie susu, bakpia, kopo Bali, busana khas Bali, kain tenun, hingga tas anyaman Bali. harga setiap produk terbilang cukup terjangkau mulai dari 10 ribu hingga 300 ribu. tapi kami membeli cemilan Bakpia dan pie susu yang rasanya sangat enak dan lembut. memang kalo liburan ke Bali harus membawa uang yang banyak soalnya kalo melihat kuliner Bali suka khilaf ya, chingu.

Sudah menunjukkan jam 22.00 wib kita balik ke penginapan untuk beristirahat karena besok kita akan pulang ke Bandung. rasanya sangat lelah tapi sungguh menyenangkan hari terakhir bersama mereka, soal masalah oleh-oleh dari Daniell dia memberikan ku sebuah tas berwarna biru yang aku tidak tahu harganya berapa, tapi tenang dia tak seroyal yang kita kira buktinya Nayesha terus yang di susahkan oleh sikapnya.

Aku berjalan menenteng empat bungkus makanan dan juga barang belanjaan ku, sangat tertatih saat melewati berapa tangga dengan kedua tanganku penuh barang, namun dari jauh aku melihat mereka bertiga malah menunggu di luar depan pintu kamar.

"Kenapa kalian di luar?" kata ku bingung.

Freya yang melihat kedatanganku langsung menyahut, "Boro-boro mau masuk kuncinya kan sama lo."

Akupun teringat bahwa aku yang memegang kunci kamar saat aku berjalan ke belakang untuk menutup pintu namun Tari yang kesal akibat lama menunggu,

"Etdah! lama banget sih, gatau apa banyak nyamuk." gerundel Tari.

Dengan segera aku membuka kamar dengan menaruh semua barang-barang di bawah hingga pintu kamar terbuka membuat kami semua masuk kedalam dan mengunci pintu kembali.

Aku langsung menaroh makanan di atas meja dan langsung mencari pakaian ganti untuk segera mandi, namun Freya berbicara kepadaku.

"Sha, itu makanan siapa?" tanya Freya.

"Makan malam kita, tadi Pak Omar menyuruh untuk membawanya." sahutku lalu bergegas kekamar mandi.

Memang tadi Pak Omar menyuruh untuk mengambil nasi kotak untuk makan malam, alhasil aku yang jalan kebelakangan jadi aku bawa untuk makanan malam kita.

Selepas ritual mandi menyejukkan kepala telah selesai akupun rebahan di kasur sambil menonton drama china kesukaanku namun mereka bertiga akan sibuk akan keluar hotel.

"Sha, mau ikut keluar?" tanya Freya membuatku hanya menggeleng singkat dan langsung keluar meninggalkan ku sendirian di kamar. saat asik menonton aku baru teringat membawa sheet mask dari rumah, segera aku memakai di wajah dengan extra dingin pada maskernya sambil melanjutkan drama comedi romance membuatku tertawa geli sendiri, mungkin kalo ada kuntilanak dia akan ikut bergabung dengan ku, tapi tunggu?! sepertinya aku mempunyai kesenangan hingga membuatku tersenyum arti.

****

"Gue masih ngakak sama si Oji, bisa-bisanya dia nyungsep pas berenang." cakap Freya

"Biasalah ada anak cewe kelas sebelah jadi so-soan dia." timpal Tania.

Tari pun ikut menyahut, "Haha! mana nyungsepnya begitu lagi."

Mereka langsung tertawa tentang kejadian di mana mereka ngumpul di kolam renang, hingga mereka tiba di pintu kamar dan masuk beriringan untuk membuka pintu.

Ceklek!

Melihat lampunya padam membuat mereka yang tadinya tertawa mendadak diam karena bingung dengan suasana yang sunyi mendadak menjadi merinding, namun tiba-tiba pintu tersebut....

Brak!

Mereka bertiga menelan salivat dengan kasar, serasa penasaran mereka membalikkan badan masing-masing untuk mengarah ke arah pintu, ternyata....

"AAAAAAAKKKKKKHH DEDEMIT....." pekik mereka bertiga dengan histeris.

Akupun tertawa terpintal-pintal melihat ekspresi mereka yang shock melihatku yang pakai masker wajah. untungnya dari luar tidak ada yang mendengar jeritan mereka, segera aku langsung mematikan senter hp yang diarahkan ke wajahku sambil menyalakan lampu dengan semula, mereka yang tersadar bahawa aku pelakunya menatap geram dan...

"NAYESHAAAAAAA SIALAN!!!"

Cukup sudah aku tidak bisa tertawa lagi yang masih memakai sheet mask, dengan segera aku ngibrit masuk ke kamar mandi untuk melepaskan sheet mask ku yang akan mengering.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!