My Maid My Wife
Andara Putri pembantu termuda di rumah Tuan Sanjaya tengah asik menonton sinetron kesayanganya.
Dan terdengar suara mobil diluar membuat Andara atau yang biasa disapa Dara menghentikan aktifitas menonton nya dan bergegas keluar untuk membuka kan pintu Tuan muda, putra dari Tuan Sanjaya.
Memang menjadi rutinitas Dara menunggu anak anak Majikan nya pulang dan membuka kan pintu untuk mereka.
"Tuan Randi." sapa Dara penuh kelembutan tak lupa mengambil tas yang dibawa oleh Rendi.
"Aku bukan Randi." balasnya dingin,
"Maafkan saya tuan Rendi." kata Dara yang merasa salah lagi menyebut nama Tuan nya itu.
Putra dari Tuan Sanjaya adalah kembar, Rendi dan Randi itulah yang membuat Dara sulit mengenali karena kemiripanya hampir 99%, bedanya jika Rendi orang yang ramah sedangkan Randi orang yang dingin.
Entah lah malam ini Dara merasa Randi lah yang datang karena sikap dingin nya tapi ternyata ia salah Dia adalah Rendi si Tuan ramah, tapi mengapa ia menjadi bersikap dingin? Dara membatin penuh keheranan.
"Apa Mama sama Papa sudah berangkat ke singapura?" tanya Rendi.
"Sudah Tuan." jawab Dara.
"Siapkan Air hangat untuk mandi!" perintah Rendi.
"Baiklah Tuan."
Dara memasuki kamar Rendi dan menyiapkan Air hangat serta handuk dan baju ganti, setelah selesai ia keluar dari kamar mandi dan melihat Rendi nampak meneguk segelas anggur.
"Apa Tuan Rendi sedang ada masalah?" batin Andara karena tak biasanya Tuan Rendi terlihat murung , bersikap dingin dan minum Anggur didepan nya.
"Apa sudah sia??" tanya Rendi pada Dara.
"Sudah tuan." jawab Dara yang hendak melangkahkan kakinya keluar dari kamar Rendi.
"Siapa yang menyuruhmu keluar!" kata Rendi sedikit kasar.
"Tuan, saya sudah menyiapkan airnya." jawab Dara dengan nada binggung.
"Kemarilah, bantu aku melepaskan pakaian ku." perintah Rendi membuat Dara terkejut dan sedikit takut.
"Tapi tuan." Dara sedikit ragu.
"Apa kau akan membantah perintah Tuanmu Dara!" teriak Rendi cukup keras membuat Dara melonjak kaget.
"Baiklah Tuan." dengan terpaksa Dara mendekati Rendi.
Keduanya kini telah berada didalam kamar mandi, nampak Dara dengan tangan gemetar melepasakan pakaian yang dikenakan Rendi, ia mencoba untuk tidak melihat badan kekar telanjang milik Tuan nya itu.
kini Rendi sudah bertelanjang dada, Dara merasakan tangan Rendi menyibakkan rambutnya dan Rendi mengangkat dagu dara hingga kedua bola mata itu bertemu.
"Cantikkk." puji Rendi.
"Tuan, bolehkah saya keluar?" Dara mencoba menyadarkan Rendi.
Rendi mengelus pipi lembut Dara kemudian dia mengelusi bibit tipis Dara membuat Dara sedikit takut.
Sungguh Dara tak munafik, ia juga memuja ketampanan dan tubuh kekar milik Tuan nya itu tapi Dara juga cukup sadar ia tak ingin melampaui batasnya hingga membuatnya menyesal suatu hari nanti.
Dara yang menikmati belaian tangan Rendi diwajahnya hingga tak sadar Rendi sudah ******* lembut bibirnya.
Ya ******* bibirnya, bibir yang ia jaga selama ini dan belum pernah terjamah oleh siapapun kini tengah dinikmati oleh Tuan nya.
Dengan penuh kesadaran Dara memberontak dan melepaskan ciuman dari Tuan nya itu.
"Jangan Tuan." Tolak Dara dengan nafas tersenggal.
"Aku tidak memintamu untuk melawan!" kata Rendi kasar.
Dara yang merasa ada yang tidak beres dengan Tuan nya akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari sana.
"Aku tidak memintamu untuk keluar!" teriak Rendi sambil menahan tangan Dara yang akan segera pergi.
"Maafkan saya Tuan." kata Dara memohon ampun.
"Layani tuan mu ini malam ini." kata Rendi membuat Dara memberontak.
Plakkk....
Tak sengaja Dara melayangkan tamparan nya karena Rendi memaksanya mencium bibirnya.
Rendi terlihat meringgis dan memeganggi pipi bekas tamparan Dara kemudian tersenyum pada Dara.
Dara yang melihat Tuan nya tersenyum membuatnya ketakutan dan mencoba untuk kabur lagi namun sayang nya tangan nya sudah dicekal oleh Rendi.
Segera Rendi melemparkan tubuh Dara diranjangnya membuat Dara kesakitan.
"Ampun tuann, jangan!" kata Dara sambil menangis.
"Menangislah dan berteriaklah, karena tak ada yang bisa mendengarmu!" kekeh Rendi yang kini sudah melepaskan ikat pinggangnya dan celana nya.
"Jangan tuan, saya mohonn!" lirih Dara tak menghentikan tangisanya.
Dengan sekali tarikan, piyama tidur Dara sobek dibagian atas hingga membuat buah dada Dara terlihat menyembul dan Rendi tak berhenti menatap tubuh putih mulus milik Dara.
Dengan kasar Rendi mencium paksa bibir Dara dan meraba raba tubuh mulus milik Dara membuat Dara menjerit dan menangis.
"Jangan Tuan, jangann." rintih Dara yang membuat Rendi semakin Liar menyobek celana milik Dara hingga kini terlihat Dara hanya mengenakan Bra dan Celana dalam warna senada.
"Sungguh aku memuja tubuhmu Dara." gumam Rendi sebelum ia menghabisi Dara dengan hujaman hujaman miliknya dan Dara hanya bisa menjerit dan menangis tanpa ada yang bisa mendengarnya karena memang kamar Rendi kedap suara.
Sakit dan Pedih... itulah yang dirasakan oleh Dara, Setelah 20 tahun ia menjaga keperawanan nya kini hilang sudah direnggut oleh majikannya sendiri.
Setelah puas menikmati tubuh Dara, Rendi memasuki kamar mandi untuk mandi sedangkan Dara masih menangis sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
Rendi keluar dari kamar mandi dan melihat Dara masih menangis, kemudian ia berjalan mendekati Dara.
"Aku masih tak menyangka kamu masih perawan," kata Rendi dengan santainya sambil mengelus rambut Dara.
"Kembalilah kekamar mu setelah jam 12 dan ingat jangan pernah katakan pada siapapun tentang ini jika kamu masih ingin bekerja disini, mengerti Dara!" gertak Rendi dan Dara hanya mengangguk sambil masih menangis.
"Good Girl." Rendi kemudian mengecup bibir Dara dan meninggalkan Dara sendirian dikamarnya.
Tepat pukul 12 malam Dara berhasil memasuki kamarnya dengan mengenakan jubah mandi milik Rendi.
Dilihatnya bercak merah yang ditinggalkan Rendi ditubuhnya membuat Dara menangis.
"Mengapa tuan Rendi tega melakukan ini padanya, padahal selama ini tuan Rendi orang yang baik, Ia merasa bahwa tadi bukanlah tuan Rendi.. karena Tuan Rendi selalu bersikap ramah padanya dan selalu baik padanya, lalu apa tadi itu Tuan Randi?" Batin Dara sambil terus menangisi nasibnya.
"Ayah .. ibu... maafin Dara karena Dara gagal menjaga semua ini untuk suami Dara." gumam Dara menangis sejadi jadinya.
Sedangkan itu Rendi masih duduk diblakon kamarnya sambil menikmati seputung Rokok dan juga Anggur yang masih tersisa.
Ia benar benar merasa puas dengan apa yang baru saja ia rasakan, setelah sebelumnya ia melihat sesuatu yang menyakitinya kini semuanya sudah terobati berkat tubuh Dara.
Yaa.. tubuh Dara yang tak bersalah dan membuatnya mabuk kepayang hingga bisa melupakan rasa sakitnya.
Entahlah, baru kali ini Ia merasakan tubuh wanita senikmat ini...
Dan bisa dipastikan ia tak akan menikmati tubuh Dara hanya sekali ...
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nurliana Saragih
Aku dah lama pernah baca ceritamu ini Thor, sangat menarik dan selalu berkesan buat aku.
Semangat dan sehat selalu sayang.
😘😘😘
💪💪💪
👍👍👍
2022-12-03
0
Nurul Hidayati
wooooo laki laki lucknut
2021-06-05
0
Siska Feranika
Haaaahhhh nasib rakyat kecil...terima aja nasib...
2021-04-03
1