Pagi ini Dara terbangun agak kesiangan, karena semalaman ia menangis dan subuh tadi baru terlelap membuatnya bangun pukul 8 pagi.
"Aku pasti bakalan dimarahin Siti." batin Dara sambil bergegas mengenakan pakaian yang sangat tertutup agar bercak kemerahan dileher dan dadanya tertutup.
Selesai menganti pakaian dan mencuci muka, Dara berlari keluar kamar dan benar saja Siti kepala pembantu sudah menunggunya dan sepertinya telah siap untuk menghabisinya dengan ucapan ucapan kasarnya.
"Bagus yaa jam segini baru bangun." kata Siti masih dengan nada lembut.
"Maaf, aku sedang kurang enak badan jadi terlambat bangun." kata Dara menunduk takut.
"Alasan aja, makanya kalau nonton sinetron jangan malem malem, kesiangan gini alesan nya sakit, basi tau nggak." bentak Siti membuat Dara sudah tak bisa menjawab lagi.
"Ada apa ini?" suara bariton pria yang tak lain adalah pria yang membuat Dara menangis semalaman ya pria itu adalah tuan Rendi yang kini sudah rapi dengan setelan kemeja kantornya.
Dara Akui memang tuan Rendi sangatlah tampan tapi jika mengingat apa yang dilakukan tuan Rendi membuat Dara muak dan membenci bahkan sangat membenci Rendi.
"Anu tuan, ini pembantu paling muda tapi males sekali, masa jam segini baru bangun Tuan, kalau dimarahin alasan nya sakit." Adu Siti pada Tuan Rendi.
"Apa matamu buta?" tanya Rendi kearah Siti membuat Dara sedikit terkejut.
"Maksud Tuan?" tanya Bik Siti binggung.
"Apa kau tak melihat wajah pucatnya?" tanya Rendi dengan nada marah dan Siti pun berusaha melihat kearah Dara dan memang benar wajah Dara terlihat pucat seprti orang sakit..
"Maafkan saya tuan." jawab Siti.
"Minta maaflah pada nya jangan padaku." kata Rendi kemudian meninggalkan Siti dan Dara.
"Apa kau bangga karena Tuan Rendi membelamu?" tanya Siti sinis sedangakn Dara hanya diam saja.
Siti yang kesal pun Akhirnya meninggalkan Dara yang termenung.
Dara mengerjakan tugasnya, seperti biasa Dara selalu menyiapkan sarapan dan menyajikan makanan untuk Tuan nya.
Tangan Dara bergetar saat menuangkan minuman digelas Rendi, beruntung pagi ini hanya Rendi yang sarapan sendirian karena tuan Sanjaya dan Nyonya Sanjaya tengah berada diluar negeri sedangkan kembaran Rendi, Randi tidak pulang semalam mungkin ia pulang ke apartemen nya.
Rendi yang melihat kegugupan Dara hanya mendiamkan saja, entah Dara takut atau pun apa Dia tak ingin orang orang mengetahui gelagatnya.
Selesai menyiapkan makanan dan minum untuk Rendi, Dara buru buru kembali ke dapur dan langsung memasuki kamar mandi, disana ia menangis sejadi jadinya, Sakit ... itulah yang dirasakan Dara melihat Rendi yang bersikap cuek seolah tak terjadi apapun diantara mereka.
Memang seperti itu kenyataan nya, ia diperkosa bukan melakukan hubungan berdasarkan suka sama suka jadi apa Dara harapakan, Rendi mengunakan nya dan membuangnya itulah yang terjadi sekarang.
"Bagus yaa, malah enak enakan, mentang mentang Tuan Rendi ngebelain jadi elo seenaknya aja engga kerja!!" kata Siti kasar setelah melihat Dara keluar dari kamar mandi.
"Pake acara nangis lagi, biar apa coba." geram Siti.
"Maaf, aku bener bener nggak enak badan, kalau boleh aku ijin nggak kerja dulu." pinta Dara dengan wajah lesu.
"Enak aja, nggak bisa yaa! udah sana bersihin ruang tamu dan ruang keluarga habis itu bersihin setiap kamar, nggak peduli elo mau alasan apapun, setelah gue pulang dari pasar semuanya udah beres." jelas Siti kemudian meninggalkan Dara yang tengah menangis.
Sungguh ia merasa malang nasibnya, diperlakukan seperti ini bahkan dengan sahabatnya sendiri. Siti memang sahabat Dara, dulu ia berangkat kekota dan mencari pekerjaan bersama hingga keduanya bekerja di tempat Tuan Sanjaya, beruntung bagi Siti karena ia langsung diangkat jadi kepala pembantu disana.
Itulah yang membuat Siti berubah bahkan mengangap Dara rendah karena posisinya memang lebih rendah dari dirinya.
Dengan tubuh lemas, Dara membersihkan tempat yang sudah diperintahkan oleh Siti dan berharap pekerjaan nya segera usai agar bisa segera istirahat.
...
Malam hari Dara segera mengistirahatkan badannya yang seharian ini lemas karena tidak adanya asupan makanan yang masuk ketubuhnya.
Bukan karena tak ada makanana untuknya tetapi ia memang malas untuk makan, hanya segelas susu yang ia minum tadi sore.
Karena lelah dan lemas tubuhnya, membuat Dara segera memejamkan mata menuju alam mimpi.
Tengah malam, Dara merasakan geli disekitar area buah dadanya, ia merasakan seperti ada yang menindih tubuhnya dan menciumi tubuhnya.
"Eughhhh...." suara desahan Dara yang ia pikir adalah mimpi tapi siapa sangka bukanlah mimpi, diatasnya kini sudah ada Rendi yang tengah menciumi tubuhnya.
"Tu..tuannn... " ucap Dara takut takut dan betapa terkejutnya melihat dirinya kini sudah bertelanjang dada.
"Shhhtttt.... Diamlah sayang, atau kau akan membangunkan orang orang." bisik Rendi sambil terus memainkan buah dada Dara.
Jujur sentuhan Rendi memang memabukan membuat Dara ingin mendesah dan menjerit kenikmatan tapi sekali lagi Dara harus sadar jika apa yang terjadi ini salah.
"Tuann, jangan." mohon Dara sudah ingin menangis.
"Nikmatilah sayang, bukankah semua ini terasa nikmat untukmu, bahkan kamu tadi sempat mendesah." kata Rendi terlihat tersenyum nakal.
Rendi terus melanjutkan aktifitasnya tak peduli jika Dara menangis dibawahnya yang ia rasakan kini ia tengah menikmati surga dunia yang tak ia dapatkan dari wanita manapun.
Rendi melakukan tidak hanya sekali bahkan beberapa kali hingga membuat Dara lemas dan tertidur.
Selesai menikmati tubuh Dara, Rendi nampak menyelimuti tubuh Dara dengan selimut tak lupa mengecup kening Dara sebelum keluar meninggalkannya.
Dalam lelapnya ,Dara berharap semuanya segera berakhir, ya ia berharap Tuan dan Nyonya Sanjaya segera kembali agar Rendi tak melakukan ini lagi padanya.
..
"Dimana Dara?" tanya Rendi saat mengetahui bukan Dara yang menyiapkan makanan.
"Dara sedang sakit tuan jadi saya yang mengantikan." kata Siti merasa jengkel karena Tuan nya terlalu perhatian dengan Dara.
Mendengar jawaban Siti, Rendi segera memasuki kamar Dara dan benar saja Dara terlihat lemas tak berdaya, tapi kini Dara sudah mengenakan pakaian karena seingatnya semalam Ia meninggalkan Dara tanpa sehelai benang pun.
Sedikit khawatir, Rendi segera menelepon Dokter pribadinya untuk memeriksa Dara.
Setengah jam akhirnya Dokter datang dan langsung memeriksa Dara.
"Jadi bagaimana?" tanya Rendi tak sabaran.
"Bagaimana apanya, kamu kan lebih tau." jawab Dokter Vino mengoda Rendi.
"Sudahlah jangan memperumit masalah, segera berikan obat nya." kata Rendi malas karena Vino mengetahui penyebab sakitnya Dara.
"Jangan terlalu keras padanya, dan jika sudah bangun segera berikan makanan jangan sampai ada orang meninggal karena kelaparan." kata Dokter Vino nampak memberikan secarik kertas yang berisi resep dokter.
Rendi hanya tersenyum sinis mendengar ucapan Vino dan segera mengambil resep obat yang diberikan Vino.
"Segera tebus obat ini!" perintah Rendi pada Siti.
"Baik Tuan." Siti menerima secarik kertas yang diberikan Rendi.
"Pasti telah terjadi sesuatu." batin Siti berjalan menuju apotik dengan perasaan jengkel dan iri melihat Tuan Rendi begitu perhatian dengan Dara.
**Bersambung....
Jangan lupa like vote dan komen**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
nichic
Rendy bnr2 bejat
2022-03-20
1
Meylin
bukannya kburrr dara cm jadi budak nafsu majikan😠
2021-12-15
0
Ida Ismail
dara kabur saja
2021-07-17
0