Dara membuka matanya dan merasakan kepalanya masih serta tubuhnya sangat lemas.
Sangat terkejut karean tuan muda Rendi ternyata berada disampingnya dan tengah memperhatikanya.
"Apa tuan Rendi memperkosa nya lagi?" batin Dara sedikit terkejut, tapi jika melihat dari baju Tuan Rendi yang sudah rapi dengan setelan kantornya sepertinya tidak mungkin jika tuan Rendi memperkosanya lagi sepagi ini.
Pagi? melihat terik matahari yang sudah memanas sepertinya sudah bukan pagi lagi batin Dara dan langsung melirik kearah jam dindingnya dan benar saja sudah pukul 10 siang. Apa ia tidur selama itu.
"Apa kau masih ingin terus melamun?" tanya Rendi yang masih setia memandangi wajah Dara yang seperti orang kebinggungan.
"Maaf kan saya Tuan." jawab Dara sedikit menunduk.
"Apa aku tidak memberimu makan?" tanya Rendi dingin.
"Maksud tuan?" Dara masih nampak kebinggungan dengan ucapan Tuan nya itu.
"Apa aku tak memberimu makan, hingga membuatmu pingsan gara gara perutmu tidak terisi makanan?" tanya Rendi yang langsung dipahami oleh Dara.
"Maafkan saya tuan." jawab Dara lirih.
"Makanlah, aku tak ingin kamu sakit." kata Rendi membuat Dara mendongakkan wajahnya menatap Rendi sedikit tak percaya, tentu saja karena Rendi tampak memperhatikanya.
"Aku hanya tak ingin jalangku sakittt." sentak Rendi dengan senyum serigai ditelingga Dara membuat Dara terkejut dan dadanya berdenyut nyeri.
"Memang apa yang kamu harapkan? kamu tidak selevel dengan tuan muda, tuan muda hanya ingin tubuhmu!" batin Dara sambil meremas selimutnya.
"Aku sudah menyiapkan makanan dan obat untukmu, segeralah makan agar kamu cepat sembuh karena aku tak ingin bermain seks dengan orang sakit." kata Rendi lagi kemudian meninggalkan Dara yang terlihat meneteskan Air matanya.
Sakit, itulah yang dirasakan Dara saat ini. mengapa ia harus menjadi korban nafsu tuan mudanya? Sungguh sejak awal ia tak ingin ini terjadi. Apalagi ia tak pernah sekalipun melirik ataupun mengoda Tuan mudanya itu.
Dara memasukan sesedok bubur ke mulutnya dan terlihat masih meneteskan air matanya.
"Hebat yaa kamu, udah bisa ngerayu tuan muda sampai tuan muda sebegitu perhatianya sama kamu." kata Siti yang tiba tiba masuk kekamar Dara.
"Aku nggak ngerti apa maksud kamu." balas Dara berusaha cuek dan tak mengubris ucapan Siti.
"Nggak usah sok polos deh Lo, bukan nya elo emang sengaja ya narik perhatian tuan muda. jangan jangan elo udah diapa apain sama Tuan muda, murahan banget tau nggak!'' kata Siti dengan nada sinis.
"Aku bener bener nggak ngerti apa maksud kamu, dan kalau kamu emang mau ngmong kayak gitu terserah, aku nggak peduli soalnya aku nggak ngerasa kayak gitu." balas Dara yang sudah membuka bungkusan obat hendak diminum.
"Dasar munafik, liat aja ya aku bakalan nyari bukti, dan kalau sudah terbukti apa yang aku pikirkan, kamu tau sendiri lah nggak cuma ora serumah yang tau tapi orang orang dikampung termasuk keluarga kamu!" ancam Siti kemudian meninggalkan kamar Dara dan nampak menutup pintu dengan keras.
Mendengar ucapan Siti tangan Dara terlihat bergetar ketakutan. Obat yang seharusnya ia minum malah jatuh kelantai karena tangannya bergetar hebat.
"Apa yang harus ia lakukan kali ini." kata Dara lirih kemudian ia terisak.
Sungguh Ia merasa sangat ketakutan, jika sampai keluarganya tau jika keperawanan nya hilang akibat diperkosa tuan mudanya mungkin akan membuat keluarganya dikampung shock terutama sang ayah yang mengidap penyakit jantung, Dara benar benar tak ingin ini semua terjadi.
...
Diruanganya Rendi tampak tak fokus dengan pekerjaanya, Jiwanya berada dikantor namun pikiranya melayang memikirkan keadaan Dara.
Ya pembantu yang sudah membuat ia mabuk kepayang, membuat ia tergila gila, rasanya Rendi ingin segera memilikinya, hanya dirinya yang boleh memiliki Dara.
Semua ini terjadi akibat jalang sialan mantan kekasihnya Laras yang sudah ia percayai sepenuhnya untuk saling mencintai. nyatanya ia malah mengkhianati nya dengan pria lain hingga membuat Rendi merasakan sakit dan membuat Rendi memperkosa Dara malam itu, sekarang Bukan nya memikirkan mantan kekasihnya yang dulu sangat ia puja malah kini dipikiranya hanya Dara, Dara dan Dara.
Entah hanya nafsu akibat ia memperkosa Dara hingga membuatnya ketagihan atau memang ia sudah memiliki perasaan, ia benar benar tak mengerti. Yang ia rasakan sekarang ingin segera pulang dan menikmati tubuh Dara lagi.
Meskipun Dara masih selalu memberontak tapi Ia merasakan kenikmatan yang belum pernah ia Dapatkan dari wanita manapun termasuk mantan kekasihnya Laras.
"Apa masih ada meeting lagi setelah ini?" tanya Rendi pada sekertarisnya.
"Masih Pak, nanti pukul 7 malam anda diundang menemui tuan Stanley direstoran yang sudah Mereka pesan." jelas sekertaris Rendi.
"Apakah tak bisa diganti besok?" tanya Rendi sedikit kesal, bagaimana tidak karena besok orangtuanya sudah pulang dari singapura dan akan membuatnya kesulitan untuk mendekati Dara, karena ia tak bisa meminta Dara menjadi pembantu di apartemenya yang sudah ada pembantu tua menyebalkan dan sama sekali tak enak dipandang mata membuat Rendi jenuh hingga sering kerumah orangtuanya.
"Maaf Pak, tuan Stanley akan kembali ke Amerika besok pagi jadi ini malam terakhir beliau disini."
"Ya sudah pergilah." perintah Rendi dengan nada kesal.
Rendi kemudian mengambil ponselnya dan mendial nomer rumahnya.
"Apa gadis itu sudah sembuh?" tanya Rendi pada salah satu ART dirumah orantuanya.
"Siapa maksud tuan?" Tanya ART itu.
"Dara." jawab Rendi yang merasa kesal dengan dirinya sendiri karena entah kenapa ia penasaran dengan keadaan Dara.
"Sudah tuan, tadi Dara juga sudah mulai bekerja." kata ART itu yang binggung mengapa juga Tuan mudanya perhatian dengan pembantunya dan sejak kapan pula, Batin ART itu.
"Ya sudah, jangan berikan pekerjaan berat untuknya." Rendi kemudian menutup panggilanya.
"Siapa yang menelepon?" tanya Siti pada ART yang mengangkat telepon Rendi.
"Tuan muda Rendi, tapi kok aneh ya ngapain juga tuan muda nanyain keadaan Dara." kata Isma nama dari ART itu.
"Nanyain gimana?" tanya Siti kepo.
"Ya nanyai keadaanya dan bilang juga jangan ngasih kerjaan berat buat Dara." kata isma menirukan suara Rendi.
"Bener kan dugaan aku kalau mereka itu ada apa apa!" tuduh Siti.
"Masa sih? enggak mungkin juga kan mana mungkin tuan muda mau pembantu kayak kita." balas Isma dengan nada tak percaya.
"Ya kali aja si Dara mau ditidurin makanya tuan muda mau sama Dara walaupun Dara pembantu." jelas Siti.
"Udah lah nggak usah ghibah ntar malah jatuhnya fitnah, ya ambil positifnya aja mungkin emang sekarang tuan muda perhatian sama pembantu kayak kita karena memang dia orang baik bukan berarti suka." kata Isma kemudian meninggalkan Siti yang terlihat jengkel.
"Nggak apa apa lah sekarang pada nggak percaya sama aku! tapi liat aja ntar." batin Siti tersenyum jahat.
**Bersambung....
jangan lupa like vote dan komen yaa**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Yuli Astuti
cwo setress 🤭
2023-09-09
1
Nurliana Saragih
Sebenarnya dia ini Randi bukan Rendi!!!
2022-12-03
0
Sakiya Auriliy
tu Siti pengin deh masukin sumur .dara jangan lemah dong
2022-10-20
0