04

Sudah sebulan Dara dan Rendi selalu melakukan kegiatan intim layaknya sepasang suami istri, Dara yang dahulu sering memberontak kini semakin tunduk saja dibawah kuasa Rendi.

Jika kedua orangtua Rendi tak ada mereka melakukan dirumah sedangkan jika orangtua Rendi ada dan juga saudara kembarnya Randi berada dirumah mereka akan melakukan di apartemen Rendi.

Bukan tanpa sebab Dara mulai tunduk karena Rendi melakukan dengan sangat lembut dan sedikit memberikan perhatian untuk Dara membuat Dara semakin bisa menerima Rendi walaupun Dara masih belum yakin jika Rendi memiliki perasaan tapi entah hati Dara sudah mulai terpancing dengn keberadaan Rendi.

Malam ini tidur Dara tak nyenyak, entah apa yang ia membuatnya seperti itu, Dara merasa kepalanya pusing dan tubuhnya lemas.

Ia berharap Rendi akan datang malam ini dan memberikan nya kehangatan.

Setidaknya disaat saat seperti ini Rendi ada untuknya, namun sayangnya hingga pukul 12 malam Rendi tak datang menemuinya, perasaan khawatir mulai bersarang dipikiranya.

Karena tidak biasanya Rendi seperti ini, biasanya Rendi selalu menemuinya setiap malam namun entah kali ini apa yang terjadi denganya.

Semakin larut Dara semakin merasakan pusing dikepalanya.

Hingga ia memutuskan untuk bangun mengambil air minum.

Saat Ia keluar kamar, Dara mendapati banyak para maid di rumah itu berkumpul kumpul sambil membicarakan sesuatu yang sangat serius. Karena penasaran Akhirnya Dara mendekati salah satu maid dan menanyakan apa yang terjadi.

"Mengapa kalian belum tidur dan malah berkumpul disini?" Tanya Dara pada Sri salah satu maid disana.

"Apa kau tak mendengar kabar buruk?" tanya Sri membuat Dara semakin penasaran.

"Kabar apa?" tanya Dara.

"Tuan muda Rendi kecelakaan dan sekarang sedang kritis dirumah sakit." kata Sri yang membuat jantung Dara serasa berhenti berdegup.

"Kamu bercanda?" tanya Dara tak percaya.

"Tentu saja tidak, memang tuan Rendi sekarang sedang kritis dirumah sakit, kenapa kamu terkejut, kamu pasti takut kan kalau sampai tuan Rendi tak ada jadi kamu sudah tak punya orang yang bisa melindungi mu disini." celetuk Siti yang tiba tiba datang dari belakang Dara membuat semua maid disana memperhatikan Dara dan Siti.

"Apa maksudmu?" tanya Dara tak mengerti.

"Tak usah pura pura tak mengerti, bukankah selama ini kamu memang sengaja mengoda tuan muda Rendi dengan iming iming tubuhmu itu, memang nya aku tak tau jika tuan Rendi setiap malam memasuki kamarmu!" tegas Siti membuat semua orang terkejut dan tak percaya.

Dara hanya diam dibuatnya, memanglah benar jika tuan Rendi setiap malam memasuki kamarnya namun tak benar jika ia yang mengoda tuan Rendi karena awalnya tuan Rendi lah yang memperkosanya.

"Kenapa diam? memang benar kan apa yang aku ucapkan?" tanya Siti membuat semua orang yang berada disana bisik bisik dan menatap Dara dengan sinis.

Karena tak tahan akhirnya Dara memutuskan meninggalkan tempat itu dan berlari kekamarnya.

Sedangkan Siti bisa tersenyum puas akhirnya kebusukan Dara selama ini terbongkar didepan teman temanya yang akan membuat semua orang mengucilkan Dara.

Dara mengunci pintu dan menangis didalam kamar. hatinya merasakan sakit, seseorang yang dulu ia anggap sahabat nyatanya sekarang berubah.

Dan lagi disaat Dara sudah bisa menerima Rendi mengapa semua ini harus terjadi, Dara hanya berharap Rendi akan baik baik saja dan segera menemuinya.

Ya pasti Rendi akan baik baik saja batin Dara menyakinkan dirinya.

...

Pukul 4 subuh Dara terbangun dan ia merasakan gejolak aneh dperutnya, ia merasa ingin muntah, akhirnya Dara berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya disana.

Kepala Dara masih terasa pusing dan sepertinya ia harus check up ke dokter karena akhir akhir ini ia juga merasa ada yang aneh dengan tubuhnya.

Siang hari setelah pekerjaan Dara selesai Dara memutuskan pergi ke klinik dekat tempat ia bekerja untuk memeriksakan kondisinya yang semakin melemah, ia takut jika terjadi sesuatu denganya dan ia terlambat untuk mengobatinya.

Sesampainya dklinik Dara segera diperiksa oleh dokter wanita bernama Indah, dokter yang sangat baik dan ramah pada Dara.

"Jadi apa yang saya derita dok?" tanya Dara pada dokter indah.

"Mengapa kamu kesini sendiri dan dimana suamimu?" tanya dokter Indah yang terlihat masih sangat muda itu.

"Emm, saya..." Dara ragu mengatakan jika ia belum memiliki suami.

"Padahal ini kabar bahagia, harusnya ia berada disini menemanimu." jelas dokter Indah.

"Maksud dokter?" tanya Dara binggung.

"Selamat Atas kehamilanmu, setelah diperiksa dan sesuai dengan gejala, kamu dinyatakan positif hamil." kata Dokter Indah.

"Apa dok, hamil?" tanya Dara dengan tangan gemetar tak percaya.

"Ya, sayang sekali seharusnya kamu kesini bersama suamimu dan ohh ya usia kandungan nya masih berjalan 3 minggu jadi lebih baik hindari pekerjaan berat, pikiran stress dan juga makan makanan sehat, aku sudah menuliskan resep vitamin dan kamu bisa menebusnya diapotik." kata Dokter Indah nampak memberikan selembar kertas berisi resep vitamin.

Dara nampak menerima uluran kertas itu dengan tangan gemetar, bagaimana tidak ia kini tengah hamil disaat yang tidak tepat, disaat Rendi tak berada disisinya.

"Bahagia sekali ya hingga membuatmu menangis terharu." kata Dokter Indah yang melihat Dara meneteskan air matanya dan Dara hanya mengangguk saja.

Selesai memeriksa Dara bergegas kembali, dengan tubuh lesu dan masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar itu.

"Dara ngapain kamu disini?" tanya seorang pria yang mirip sekali dengan Rendi.

"Tuan Rendi?" Dara sedikit tersenyum.

"Aku bukan Rendi, aku Randi, masa kamu nggak ngenalin." jelas Randi membuat Dara tak enak pasalnya memang yang berada didepan nya itu tuan muda Randi bukan Rendi.

"Maafkan saya tuan." Dara menunduk.

"Apa yang terjadi? sepertinya kamu habis menangis ya?" tanya Randi melihat mata Dara yang memerah seperti sehabis menangis.

"Tidak tuan, saya hanya terkena debu dan mata saya perih dari semalam makanya saya periksa kesini." jawab Dara mencari alasan.

"Seperti itu.. ya sudah kembali kerumah dan selesaikan pekerjaanmu." perintah Randi yang kini mulai melangkah meninggalkan Dara.

"Tuan Randi." panggil Dara ragu.

"Ya, kenapa Dara?" tanya Randi.

"Apa benar tuan Rendi kecelakaan?" tanya Dara sedikit ragu.

"Ya, semalam mobil yang ia kendarai menabrak truk dan sekarang masih kritis dirumah sakit kemungkinan koma." Kata Randi lesu.

"Apakah tuan Rendi akan sembuh?" tanya Dara tak sengaja ia meneteskan air matanya.

"Tentu saja ia harus sembuh, ya sudah sana kembali kerumah , aku ada urusan." kata Randi meninggalkan Dara yang menangis, entah mengapa Randi tak ingin melihat Dara menangis.

Dara berjalan pelan keluar dari klinik sambil memenganggi perutnya.

Sungguh ia tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang dikeadaan sekarang yang tengah hamil dan malah orang yang membuatnya hamil tengah mengalami koma yang entah akan berapa lama.

Bersambung...

jangan lupa like vote dan komen...

Terpopuler

Comments

nichic

nichic

kasian dara

2022-03-20

1

funny hamster

funny hamster

saya bingung,

2021-04-22

2

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

tragis banget nasibmu nak

2021-04-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!