Randi memasuki salah satu ruang klinik yang biasanya ia datangi.
"Sayang." panggil Randi ketika melihat gadis yang berjas dokter tengah membolak balikan berkas identitas pasienya.
"Ya ampun, kamu kesini." Gadis itu yang langsung saja menghambur kepelukan Randi.
"Maaf semalem aku batalin dinner kita, Rendi kecelakaan dan kamu tau kan aku nggak bisa ninggalin dia." jelas Randi dengan raut kusut.
"Iya aku ngerti, jadi gimana keadaan Rendi?" tanya Gadis itu .
"Koma." jawab Randi lesu.
"Aku tau kamu pasti kuat ngadepin ini sendiri, kamu harus tetep kuat okey. aku bakalan stay in here buat kamu." kata gadis itu nampak menenangkan Randi.
"Makasih, kamu memang terbaik." kata Randi.
"Selalu dong." jawab gadis itu dengan senyuman banga.
"Kamu masih sibukk?" tanya Randi.
"Enggak sih cuma ngeliat liat data pasien aja lagian udah habis juga jam periksa pasien nya."
"Aku mau ngajakin makan siang, karena semalaman aku juga belum makan."
"Ya udah aku siap siap dulu." kata Indah beranjak memasuki ruang ganti.
Randi menunggu kekasihnya bersiap siap dan melihat selembar kertas berisi data pasien yang ia kenali.
"Loh, barusan Dara periksa kesini?" tanya Randi setelah kekasihnya keluar dari ruang ganti dan sudah mengenakan pakaian non formal.
"Kamu kenal, kalau diliat dari alamatnya emang deket rumah kamu ya." kata Indah sambil mengenakan sepatu heelsnya.
"Iya kenal orang aku serumah sama dia." kata Randi membuat Indah terkejut.
"Dia kan pembantu dirumah aku." kata Randi menjelaskan sebelum kekasihnya salah paham.
"Dia udah nikah?" tanya Gadis itu yang tak lain adalah dokter indah, dokter yang memeriksa Dara tadi.
"Belumlah." jawab Randi santai dan Indah langsung saja membegap mulunya terkejut.
"Dia hamil, dia periksa kesini karena hamil." jelas Indah membuat Randi terkejut tak percaya.
"Kamu yakin dia hamil?" tanya Randi tak percaya.
"Dari gejala nya dan aku tadi juga udah periksa rahimnya, dia memang hamil." kata Indah.
"Ya ampun, aku ga nyangka ini bakalan terjadi." celetuk Randi seolah tau masalahnya.
"Maksud kamu? kamu tau dia hamil sama siapa.. tanya Indah .
"Aku nggak yakin sih, ya udahlah nggak usah kita pikirin , sekarang lebih baik kita makan siang , aku udah laper." ajak Randi mengandeng makan kekasihnya mengajak keluar dari ruanganya.
Sesampainya direstoran dekat klinik Indah, kedunya nampak memesan beberapa menu makan berat untuk makan siang mereka.
Sampai menu yang dipesan datang pun keduanya hanya sibuk dipikiran masing masing terutama Randi yang hanya diam saja , diajak bicara oleh Indah pun Randi hanya sesekali menanggapi, entah apa yang dia pikirkan karena dengan sikap Randi yang seperti itu membuat Indah sebal dengan Randi.
"Aku minta maaf nggak nganterin kamu sampai dalam." kata Randi pada Indah saat mereka sudah selesai makan siang dan kembali ke klinik Indah .
"Nggak apa apa, lagian percuma juga kamu nganterin sampai dalam kalau cuma diem aja nggak ngrespon diajak ngomong!" balas Indah dengan nada marah.
"Sayang, maafin aku hmmm." Randi memohon melihat kekasihnya tengah ngambek.
"Terserahlah, Aku duluan." kata Indah keluar dari mobil tanpa menunggu jawaban Randi.
Randi hanya mendesah frustasi. Ia sekarang benar benar pusing memikirkan keadaan Rendi yang koma dirumah sakit dan keadaan Dara yang kini tengah hamil.
Randi yakin betul siapa pemilik janin itu , Randi tau jika itu milik kakak kembarnya Rendi yang kini sedang koma.
Tentu saja Randi tau karena Randi pernah memergoki Rendi keluar dari kamar Dara tengah malam. Bukan hanya sekali dua kali namun berkali kali Randi mengetahui itu dan tak sengaja memang Randi pernah mengikuti kakaknya memasuki kamar Dara walau hanya dari luar Randi tau aktifitas apa yang mereka berdua lakukan didalam kamar.
Dan saat keluar dari kamar Dara, Rendi terkejut dengan keberadaan Randi didepan kamar Dara ,malam itulah Randi menjelaskan semuanya dengan Randi jika Ia memang hampir setiap hari melakukan dengan Dara dan Rendi sama sekali tak menyesal karena memang ia menyukai Dara .
Itu yang membuat Randi yakin jika benih itu milik Rendi saudaranya.
Dan sekarang yang membuat Randi binggung adalah bagaimana dengan nasib Dara dan kandunganya sedangkan posisi Ayah dari bayi yang dikandung Dara sedang koma dirumah sakit.
Randi memukul keras setir mobil miliknya karena frustasi dengan keadaanya.
....
Sepulang dari klinik, Dara memang langsung memasuki kamar dan hanya berdiam disana tentu saja dengan tangisan yang membuat sesak dada nya.
Bagaimana ia tak menangis jika orang yang membuatnya hamil tengah koma di rumah sakit dan ia pun tak tau harus berbuat apa.
Jika seisi rumah tau jika ia tengah hamil pasti ia akan dipecat oleh nyonya dan tuan nya, dan jika ia dipecat kemudian kembali kekampung halaman dengan keadaan hamil pastilah akan membuat keluarganya shock terutama sang ayah yang kini tengah mengidap sakit jantung.
Tapi jika ia tetap diam tak melakukan apapun semakin lama perutnya akan semakin membesar pastilah semua orang akan tau keadaanya.
Satu satunya cara agar ia terbebas dari derita ini adalah dengan mengugurkan kandunganya, ya tentu saja itu jalan terbaik karena mau bagaimana pun ia sungguh belum siap dengan apa yang ia alami sekarang, hamil dengan keadaan yang masih muda dan sang ayah dari jabang bayi pun masih dalam keadaan koma, benar benar sudah buntu bagi Dara untuk tetap meneruskan kehamilanya ini.
"Dara.!" panggil seseorang dari luar yang tak lain adalah Siti nampak mengedor gedor pintu kamarnya.
Segera Dara beranjak dari ranjangnya dan membuka pintu kamarnya.
"Enak banget ya Loo, pulang dari keluyuran langsung masuk kamar enak enakan, heh tuh kerjaan lo masih banyak!" bentak Siti tak peduli dengan raut wajah Dara yang pucat dan matanya memerah sehabis menangis.
"Badanku sakit semua, aku benar benar sedang sakit." keluh Dara berharap Siti bisa berbaik hati padanya.
"Enak aja, siapa yang bakal gantiin kerjaan elo sana kerjain atau gue bilangin sama tuan dan nyonya biar elo dipecat!" ucap Siti mengancam Dara.
Seketika Dara takut dan ia langsung saja pergi keluar kamar untuk menyelesaikan pekerjaanya meskipun badan nya lemas dan kepalanya masih pusing.
"Bagus, sekarang saatnya gue beraksi." batin Siti saat Dara sudah tak lagi terlihat .
Segera Siti mengeledah kamar Dara, berharap ia menemukan sesuatu agar bisa membuktikan pada teman temanya jika Dara itu bukan wanita baik baik.
Siti mencari di laci meja, dibawah bantal namun tak menemukan apapun kemudian ia membuka lemari pakaian Dara dan menemukan sebuah Amplop bertuliskan Klinik permata hati.
Segera Siti membuka Amplop yang membuatnya penasaran itu dan betapa terkejutnya Siti melihat isi dari Amplop itu.
**Bersambung....
Jangan lupa like vote dan komen** ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Meylin
kurang seruuu lah klo Randi yang kena getahnya kasian pacarnya yg dokter 🤔
2021-12-15
0
Mey Ra
pengen jitak pala situyyyyy
2020-11-20
4
Aluh Banjar
gila ya Siti
2020-11-14
2