Eps#14 ANTARA KEGELAPAN

Setelah mendapatkan perlindungan dari Allah SWT, Danang dan kawan-kawannya merasa lebih yakin dan bersemangat untuk melanjutkan perjalanan mereka. Mereka tahu bahwa pertarungan melawan kegelapan baru saja dimulai, dan mereka harus siap menghadapi segala hal yang mungkin terjadi.

Di tengah perjalanan mereka, mereka mendengar suara desiran angin yang mengancam, mengingatkan mereka akan kehadiran kegelapan yang masih mengintai di sekeliling mereka. Namun, mereka tidak gentar. Dengan tekad yang kuat dan iman yang teguh, mereka bersiap untuk menghadapi segala tantangan yang mungkin menunggu di depan.

"Tidak boleh ada yang menyerah," ujar Danang dengan suara yang mantap. "Kita harus tetap bersatu dan berjuang melawan kegelapan ini sampai akhir."

Andi dan Ahmad mengangguk setuju, sementara Ki Sobri menambahkan, "Kita harus tetap berpegang pada ajaran agama kita. Kekuatan gelap ini tidak akan bisa mengalahkan kita asalkan kita tetap yakin pada Allah SWT."

Ustadz Ali mengangguk, "Kita harus terus berdoa dan memohon perlindungan dari Allah SWT. Dia adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita dari kegelapan ini."

Dengan tekad yang kuat dan hati yang penuh iman, mereka melanjutkan perjalanan mereka, siap menghadapi segala hal yang mungkin menanti mereka di depan. Pertarungan melawan kegelapan baru saja dimulai, dan mereka harus siap untuk menghadapinya dengan keberanian dan keteguhan hati.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui jalan setapak yang gelap dan terbengkalai. Setiap langkah mereka diiringi oleh desiran angin yang dingin dan suara-suara aneh yang menggema di udara, menciptakan atmosfer yang semakin menegangkan.

Tiba-tiba, Andi menarik nafas dalam-dalam. "Ada sesuatu di sini," ujarnya dengan suara gemetar.

Semua orang berhenti dan menatap ke arah yang ditunjukkan oleh Andi. Di kejauhan, mereka melihat bayangan-bayangan yang bergerak di bawah cahaya bulan yang redup.

"Apakah itu... pocong?" bisik Ahmad dengan suara gemetar.

Dengan hati-hati, mereka mendekati bayangan-bayangan tersebut. Saat mereka semakin dekat, mereka melihat bahwa itu bukanlah pocong, melainkan sekelompok orang yang mengenakan pakaian putih yang terlihat sangat tua dan kusam.

"Tunggu, itu bukan hantu," ujar Ustadz Ali sambil mengamati dengan cermat. "Mereka terlihat seperti... orang-orang yang hilang."

Dengan hati-hati, mereka mendekati kelompok orang tersebut. Ketika mereka semakin dekat, mereka melihat bahwa wajah mereka dipenuhi dengan ekspresi yang penuh rasa sakit dan kehilangan.

"Dapatkah kami membantu kalian?" tanya Danang dengan suara lembut.

Orang-orang itu menatap mereka dengan mata kosong, seolah-olah tidak memperhatikan keberadaan mereka. Namun, mereka bisa merasakan kehadiran yang gelap dan menyeramkan di sekitar mereka, membuat mereka merinding hingga ke tulang.

Tiba-tiba, salah satu dari mereka mengangkat tangan dan menunjuk ke arah sebuah rumah tua yang terletak di kejauhan. "Itu... tempat yang harus kalian hindari," bisiknya dengan suara serak.

Mereka melihat ke arah yang ditunjuk oleh orang itu dan melihat sebuah rumah tua yang tampaknya terabaikan dan ditinggalkan di kejauhan. Rumah itu terlihat mencekam di bawah cahaya bulan yang redup, dengan jendela-jendelanya yang pecah dan pintu-pintunya yang terbuka lebar.

"Dia berarti rumah itu," ujar Danang dengan suara bergetar.

Mereka bertukar pandang, merasa ketegangan semakin meningkat di udara. Namun, mereka juga merasa terpanggil untuk menyelidiki lebih lanjut.

Tanpa ragu, mereka memutuskan untuk mendekati rumah itu, hati-hati melangkah melalui rumput liar yang tumbuh di sekitarnya. Setiap langkah mereka diiringi oleh suara gemuruh yang menyeramkan, seolah-olah rumah itu sendiri mencoba menakut-nakuti mereka.

Saat mereka semakin dekat, mereka merasakan kehadiran yang gelap dan menekan yang semakin kuat, membuat mereka hampir tidak bisa bernafas. Tetapi mereka tetap maju, karena tekad mereka untuk mengungkap kebenaran tidak bisa dipatahkan oleh kegelapan yang mengintai.

Akhirnya, mereka tiba di depan pintu rumah tua itu. Dengan napas yang terengah-engah, Danang menatap ke dalam gelapnya pintu yang terbuka lebar, merasa sebuah aura yang jahat memancar dari dalam.

"Dunia kita akan berubah setelah ini," ujar Ustadz Ali dengan suara tegas. "Tetapi kita harus bersatu dan tetap kuat. Kita tidak boleh membiarkan kegelapan ini mengalahkan kita."

Dengan hati yang berdebar kencang, mereka bersiap-siap untuk memasuki rumah tua yang mencekam itu, tidak menyadari apa yang menunggu di dalam yang gelap dan menakutkan.

Dengan hati-hati, mereka mendekati rumah tua yang disebutkan oleh salah satu dari orang-orang yang mereka temui. Rumah itu terlihat seperti menyimpan banyak rahasia gelap di dalamnya, dan keberadaannya menimbulkan ketakutan di hati mereka.

"Dia mungkin berada di sana," bisik Ahmad dengan suara yang gemetar.

Namun, mereka tahu bahwa mereka tidak bisa mundur sekarang. Mereka harus melanjutkan perjalanan mereka dan mengungkap kebenaran di balik semua kejadian aneh yang terjadi di Desa Puger.

Dengan hati-hati, mereka memasuki rumah tua tersebut, siap menghadapi apa pun yang mungkin menanti di dalamnya. Ruangan itu gelap dan berdebu, dengan udara yang terasa semakin tebal di dalamnya.

Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang datang dari lantai atas. Hati hati, mereka mendekati tangga yang berdebu dan melangkah perlahan-lahan ke atas.

Saat mereka mencapai lantai atas, mereka dihadapkan pada pemandangan yang mengejutkan. Di tengah ruangan yang gelap, mereka melihat sosok yang berdiri tegak di tengah-tengahnya. Sosok itu terlihat sangat tua dan terkulai lemah, dengan tatapan yang penuh kebencian dan kegelapan.

"Dia... dia pocong," bisik Andi dengan suara gemetar.

Namun, saat mereka melihat lebih dekat, mereka menyadari bahwa itu bukanlah pocong. Itu adalah sosok manusia yang mengenakan pakaian putih kusam, dengan wajah yang dipenuhi oleh bekas luka dan tanda-tanda penderitaan.

"Dia... siapa dia?" tanya Danang dengan suara yang gemetar.

Namun, sebelum mereka bisa mendapatkan jawaban, sosok itu tiba-tiba menghilang di udara, meninggalkan mereka dengan pertanyaan yang tak terjawab dan ketakutan yang semakin mengintai.

Dengan hati yang berdebar kencang, mereka berdiri di tengah ruangan yang gelap, mencoba mencerna apa yang baru saja mereka saksikan. Pertemuan dengan sosok misterius itu meninggalkan mereka dengan perasaan campur aduk antara ketakutan dan penasaran.

"Tidak mungkin itu bisa terjadi," ujar Andi dengan suara gemetar.

"Siapa dia sebenarnya?" tanya Ahmad, matanya masih terpaku pada tempat di mana sosok itu tadi berdiri.

Ustadz Ali memejamkan matanya sejenak, seolah mencoba mencari jawaban di dalam dirinya sendiri. "Saya tidak yakin. Tapi satu hal yang pasti, ada sesuatu yang sangat gelap dan jahat di balik semua ini."

Danang mengangguk setuju. "Kita harus terus maju. Kita tidak boleh menyerah, meskipun kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di depan sana."

Mereka semua mengangguk, penuh dengan tekad dan keberanian. Meskipun mereka belum tahu apa yang menunggu di depan sana, mereka siap menghadapinya bersama-sama.

Dengan hati yang penuh tekad, mereka meninggalkan rumah tua itu di belakang mereka dan melanjutkan perjalanan mereka ke arah yang tidak diketahui.

Dengan langkah hati-hati, mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui kegelapan yang semakin mencekam. Setiap langkah mereka diiringi oleh suara gemetar dan desiran angin yang menakutkan, menciptakan atmosfer yang semakin tegang di sekeliling mereka.

"Tidak boleh ada yang menyerah," ujar Danang dengan suara mantap. "Kita harus tetap bersatu dan berjuang melawan kegelapan ini sampai akhir."

Andi dan Ahmad mengangguk setuju, sementara Ki Sobri menambahkan, "Kita harus menguatkan iman dan tekad kita. Kekuatan gelap ini tidak bisa mengalahkan kita asalkan kita tetap bersatu dan yakin pada Allah SWT."

Ustadz Ali mengangguk, "Kita harus terus berdoa dan memohon perlindungan dari Allah SWT. Dia adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita dari kegelapan ini."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!