Tidak Seindah Negeri Dongeng

Malam telah berlalu, bentuk tubuh yang indah bagaikan pahatan patung dewa Yunani. Terkena sedikit cahaya matahari yang masuk melalui tirai jendela yang terbuka.

Matanya mengerjap, tangannya meraba mencari keberadaan smart phone-nya. Kala telah menemukan benda pipih tersebut, samar layar ditatapnya."Jam 10!" Ucapnya hendak bangkit.

Namun, selembar surat tertinggal di atas meja. Tepatnya di bawah gelas kaca. Tangannya gemetar, menelan ludah membacanya.

'Jemput aku di depan halte SMU Nusa Cita. Seperti perjanjian, 35 juta.'

Dalam ingatannya semalam dirinya menenggak alkohol terlalu banyak. Karena menerima hinaan dari Gery, sebagai satu-satunya yang masih lajang.

Hal terakhir yang diingatnya? Dirinya didekati seorang gadis muda. Mengoceh soal menjual keperawanannya demi...demi...apa? Entah dirinya lupa.

"Apa aku memakai pengaman?" Gumamnya, melirik ke arah darah di atas tempat tidur. Tidak! Anak bau kencur itu terlalu lugu, dan dirinya terlalu mabuk.

"A...aakkk! Bagaimana ini!?" Teriaknya mengacak-acak rambutnya frustasi.

Menghela napas kasar mencoba mengingat segalanya lebih jelas. Wanita yang benar-benar cantik, bahkan tadi pagi walaupun pengaruh alkohol telah menghilang dirinya tidak melepaskannya, kembali melakukannya sekali lagi. Memberikan benihnya ke rahim sang gadis muda.

Matanya menatap ke arah cermin, sedikit memicing, apa sebaiknya nikahi saja? Untuk berjaga-jaga dengan kemungkinan hamil?

Pria dewasa yang belum menikah itu, kembali berguling-guling di tempat tidur. Namun dirinya benar-benar mengingat gadis yang ditidurinya begitu cantik, secantik bidadari. Salah tingkah membuat dirinya menutup wajahnya menggunakan bantal. Apakah ini saatnya memiliki pasangan hidup?

Kembali membaca catatan tersebut, menghirup aroma kertas, bagaikan membaca surat cinta dari kekasihnya. Setelah lima tahun, pada akhirnya dirinya kembali jatuh cinta pada wanita yang begitu rupawan.

*

Di tempat lain, mengepang dua rambutnya, mengenakkan seragam SMU yang kebesaran. Tas ransel yang telah dipakainya dari SMP. Dirinya berusaha bergerak, walaupun sudah bagaikan pinguin berlari.

"Pak! Tunggu!" Teriaknya pada penjaga gerbang sekolah.

Kriet!

Tapi pintu tidak kunjung berhenti tertutup. Hingga pada detik-detik terakhir, dirinya masuk."Finish!" Ucap Driella tertawa bangga.

"Tumben kesiangan!" Ucap sang penjaga gerbang, menatap gadis muda yang sudah berlari menuju sekolah entah dari mana. Wajahnya berminyak kotor, bagaikan minyak jelantah mengingat banyaknya polusi kala dirinya berlari. Kacamata tebal, si cupu itulah julukan wanita yang menjabat sebagai ketua kelas itu.

"I...iya..." Driella terkekeh.

Tapi mata tidak dapat dibohongi, gadis muda yang tidak memiliki uang bahkan untuk membeli alas bedak yang murah. Jadi...tanda keunguan keganasan sang kapten terlihat di lehernya.

"Kamu..." Sang penjaga sekolah yang merangkap sebagai security membulatkan matanya."Lehermu..."

Satu kata yang membuat jantung Driella berdegup cepat."Bagaimana jika aku ketahuan menjual diri!? Aku akan dikeluarkan dari sekolah. Impianku sebagai wanita karier..." batinnya gugup.

Tanda kenikmatan pasangan yang melakukan pergulatan panas. Penjaga sekolah benar-benar familiar dengan tanda tersebut. Tapi siapa yang mau dengan si muka minyak jelantah ini? Punya pacar saja tidak. Jadi satu kesimpulannya.

"Lehermu memar karena alergi atau karena benturan? Penagih hutang datang ke rumahmu lagi?" Tanya sang penjaga sekolah yang memang tinggal dekat dengannya.

"Ka... karena alergi, kemarin aku makan selai nanas, jadi peredaran darah tidak lancar. Di lenganku juga ada." Ucap Driella mengada-ada, menyingkap sedikit lengan bajunya. Hingga tanda laknat itu kembali terlihat satu lagi.

Pria dewasa yang gila bagaikan terkena rabies. Hampir sekujur tubuhnya dipenuhi dengan tanda tersebut. Gilanya lagi, mungkin dirinya ketularan rabies hingga ikut-ikutan membalas seorang pria dewasa tersebut.

Ini menegangkan menunggu jawaban sang penjaga sekolah. Hingga pria itu mengangguk."Kalau alergi jangan makan. Kamu itu sekolah disini karena bantuan beasiswa pak Darmo. Kalau ada orang yang lihat dan salah paham bisa dikeluarkan kamu dari sekolah."

Komat-kamit mulut sang penjaga sekolah mengomel. Membuat dirinya menelan ludah kasar, dirinya hanya kembali melangkah sembari tertunduk. Menelusuri lorong sekolah, berfikir tentang apa yang akan terjadi berikutnya.

Bola menggelinding ke arahnya, dirinya meraihnya. Seorang pemuda rupawan mendekat. Abdi itulah namanya, pria yang merupakan idola sekolah ini, tersenyum ke arahnya. Membuat dirinya tertunduk tidak menentu. Namun, dirinya sudah bertekad tidak akan jatuh cinta padanya lagi kan?

Pria yang telah memiliki seorang kekasih, wanita terpopuler di sekolah ini. Dirinya bagaikan pungguk merindukan matahari. Jika terbang ke arah matahari maka hanya akan terbakar hangus.

"Driella, apa kabarmu? Kamu terlambat?" Tanyanya hendak menyentuh tangan Driella. Salah satu wanita yang mengejar dirinya.

Namun bibir Driella kelu, salah satu alasannya menjual diri, adalah frustasi pria yang telah memberikan harapan palsu padanya selama dua tahun. Wanita yang melangkah mundur kemudian berucap."Apa aku mengenalmu?"

"Driella?" Abdi semakin mendekat. Ada yang aneh dari pesuruh yang sudah menjadi budak cintanya selama dua tahun ini.

"Ketua OSIS, aku hanya ingin berkata pacarmu menatap tajam ke arahku. Permisi..." Kalimat darinya, meninggalkan Abdi. Remaja yang kembali memungut bola basketnya.

Bola yang sengaja dilemparkannya ke arah Driella hanya untuk menyapanya. Mengapa? Karena gadis yang mengejarnya bagaikan orang gila itu begitu acuh setelah dirinya memiliki kekasih.

Tapi hari ini berpura-pura tidak kenal? Abdi tertawa kecil dengan tingkahnya. Lebih menarik dari sebelumnya, namun juga merindukan gadis berkacamata yang selalu berteriak mendukungnya penuh rasa tidak tahu malu. Bahkan membawa kertas besar bertuliskan namanya.

Dirinya dulu berharap Driella menghilang, tidak mendukungnya lagi. Itu memalukan baginya, wanita yang mengejar dirinya secara ugal-ugalan.

Tapi setelah menghilang, tidak mengejarnya lagi. Bangku penonton terasa begitu sepi baginya tidak ada yang menarik.

"Sayang stalker (penguntit) itu mengikutimu lagi?" Tanya Niar (kekasih Abdi) menatap tidak suka pada Driella yang baru saja melangkah pergi.

Tidak ada jawaban dari Abdi, dirinya hanya menghempaskan tangan Niar yang menempel padanya. Ini mengganggu, pacar yang mengganggu, dukungan tidak didapatkannya lagi dari fans fanatik nomor satunya hanya karena Niar?

Gadis yang menyatakan cinta padanya di hadapan umum. Abdi hanya mengikuti kata orang-orang sebagai pasangan paling serasi. Tapi tidak ada yang menarik dari Niar. Dirinya melangkah menelusuri lorong dengan Niar yang mengejarnya.

"Abdi! Berhenti kalau kamu tidak berhenti kita putus!" Teriak Niar, tapi tidak diindahkan oleh Abdi yang memang dinginnya bagaikan kulkas dua pintu.

*

Gosip?

Itu hal yang biasa, terlebih lagi tidak ada yang menarik selain ujian akhir yang akan diadakan tiga bulan lagi. Dirinya mulai duduk mendengarkan kasak-kusuk penuh tawa tentang hal yang memalukan seminggu lalu.

"Kamu masih ingat si cupu, pakai robekan kain kafan bertuliskan Abdi di kepalanya, seminggu lalu?"

"Aku ingat, apa lagi dia membuat tulisan Abdi kesayanganku yang terhebat, menggunakan kertas print ruang guru di lem, memanjang."

"Tapi endingnya..."

"Dia pingsan!"

"Dia pingsan!"

"Dia pingsan!"

Ucap ke-tiga orang itu bersamaan. Itu benar-benar peristiwa yang memalukan, seminggu yang lalu, kala Abdi menerima Niar sebagai kekasihnya.

"Seharusnya aku tidak pingsan. Sugar Daddy-ku lebih tampan dari Abdi..." Gumamnya dengan suara kecil, mengambil tissue mengeluarkan ingusnya. Patah hati tetap saja patah hati.

Membiarkan orang membicarakan dirinya. Itulah Cinderella abad ini.

Terpopuler

Comments

Nur Wahyuni

Nur Wahyuni

merasa kehilangan setelah tiada... makanya jangan sok jual mahal abdi sama ella

2024-04-24

0

Eka Awa

Eka Awa

karyamu selalu keten2 thor, semangat

2024-03-29

0

Uthie

Uthie

Asli kocak niii cerita Cinderella 👍😢🤣🤣🤣

2024-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!