CH. 16: Malam Pertama Yang Tertunda

Disclaimer Again: Maaf langsung bucin gini, karena Author mau menyajikan konflik utamanya lebih cepat ditengah mesranya Gibran dan Adlin, lagipula untuk mendapatkan feel cowok kejam itu, membuat Author tidak bisa berpikir positif :)

Buat kalian yang gamau like atau mau like gpp, yang penting dibaca aja yah, seneng akutuh, soalnya aku pengen nulis lagi buat ngabisin waktu gabut aja, to popularitas adalah hal kesekian setelah kebahagiaan.

 

Adlin baru saja keluar dari kamar Aulita setelah menidurkannya, ia menatap ke arah ruang tv, ia melihat Gibran yang tengah menonton tv sendirian, tampaknya dia menunggu Adlin dengan bosan karena sudah 2 jam Adlin disana.

Adlin yang melihat Gibran, terang saja menghampiri suaminya itu dan duduk disampingnya.

"Belum tidur?" tanya Adlin duduk disamping Gibran.

"Eh sayang, belum ngantuk, bentar lagi yah," Gibran tersenyum kemudian mengusap kepala Adlin pelan.

"Besok aku tetap kerja kan? Aku gamau kamu punya sekretaris baru," pinta Adlin.

"Kenapa?"

"Aku takut kalau kamu bikin hal yang aneh-aneh, setelah desas-desus kalau kamu itu suka gonta-ganti cewek," jawab Adlin berusaha tidak menyinggung soal masa lalu Gibran.

"Itu kan dulu, setelah ketemu kamu aku gak pernah tuh bawa cewek masuk ke ruangan ku lagi," jawab Gibran.

"Tapi kamu sudah melakukan hal yang kamu lakukan sama aku juga pada perempuan lain, kalau mereka juga hamil bagaimana?" tanya Adlin ragu.

"Aku menyesal sudah melakukan itu, lagipula mereka yang menawarkan diri dan aku selalu menggunakan pengaman, tapi entah kenapa bersamamu, diriku terkesan tidak pasif melakukannya," jawab Gibran tersenyum mesum.

"Itu karena kamu mesum," Adlin melipat tangannya kesal.

"Percaya deh, mereka pasif untukku, karena kau yang sudah merebut hatiku," Gibran menatap Adlin mesra yang membuat kedua Pipi Adlin memerah.

"Ayo kita ke kamar," Gibran tampak membopong tubuh istrinya itu.

"Kau lumayan berat juga," Adlin segera memukul pelan dada suaminya setelah mengatakan hal itu.

"Peraturan pertama yang harus kau lakukan untuk memahami wanita adalah jangan singgung berat  badannya," Adlin masih kesal dengan kalimat Gibran.

"Iya sayang, akan kubawa kau ke kamar kita," ujar Gibran melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.

"Ngapain? Katanya belum ngantuk,"

"Ada agenda malam ini,"

"Apa?"

"Malam pertama yang tertunda," Gibran mengedipkan matanya pelan kemudian mempercepat langkahnya.

"Kau siap?"

"Kurasa kali ini aku siap, kau sangat manis untuk ditolak," Adlin mengalungkan tangannya dileher Gibran yang menambah vibes romantisnya.

 

Adlin membuka matanya, dikala sinar matahari yang lewat melalui cela jendela kamarnya, ia menguap dan merenggangkan tubuhnya sebelum menyadari ada tangan yang melingkar di badannya.

"Mas? Kamu bangun ih, udah pagi," Adlin menepuk pelan pipi suaminya itu yang tengah tertidur pulas.

"Hmmm," Bukannya bangun Gibran malah menggeliat pelan kemudian membenarkan posisi tidurnya.

"Kebo banget sih, bangun sayang,"

"Kamu bilang apa tadi?" tanya Gibran langsung duduk dan menatap Adlin.

"Kebo,"

"Sebelumnya,"

"Banget,"

"Terus?"

"Sih, dan bangun,"

"Setelahnya?"

"Udah habis," Adlin menaikkan bahunya yang dibalas tatapan kecewa dari Gibran.

"Yaudah aku bilang sayang," balas Adlin menarik tubuh suaminya itu.

"Kita gak usah kekantor dulu yah, ini kan weekend kebetulan Ul, juga libur, kita habisin waktu aja dirumah," pinta Gibran yang membuat Adlin berpikir.

"Boleh juga, tapi kamu harus mandi," Adlin mendorong tubuh suaminya menuju kamar mandi dan mengambil handuk.

"Mandiin," Gibran memberi tatapan manjanya pada Adlin.

"Gak, mandi sendiri sana,"

"Tapi aku mau itu,"

"Apa ih? Kemarin kan udah,"

"Kamu masih punya hutang samaku,"

"Yaudah cepetan tapi," Adlin meremas bajunya kesal atas permintaan aneh-aneh dari suaminya.

"Makasih sayang," Gibran mengecup cepat pipi Adlin kemudian masuk ke kamar mandi.

Adlin tersenyum kemudian membereskan kasur bekas pergumulan mereka semalam, ia menikmati setiap adegan demi adegan yang diberikan Gibran tanpa paksaan.

Setelah semua beres, Adlin segera duduk dimeja depan jendela dan membuka laptopnya, ia mengecek semua susunan scedhule Gibran, dan memastikannya tidak bertabrakan.

"Kamu lagi ngapain?" tanya Gibran yang sudah ada dan mengecup leher Adlin.

"Lagi ngatur scedhule, udah beres mandinya?" jawab Adlin.

"Udah dong,"

"Yaudah sana pake baju," pinta Adlin masih fokus ke laptopnya.

Gibran mengangguk kemudian segera membuka lemari dan mengambil baju santai untuk dia pake, setelahnya Adlin juga bergegas mandi dan menyiapkan sarapan untuk Gibran dan Aulita.

"Kamu masak apa?" Gibran datang ke dapur dan menenggak segelas Air minum sesaat sebelum mengajukan pertanyaan.

"Nasi goreng aja sih, yang simple," jawab Adlin tidak menoleh sedikitpun.

"Mana sini aku coba," Gibran mengambil sendok dan langsung menyendok kan nasi goreng dari wajannya langsung, setelahnya dia mencicipinya.

"Enak banget," puji Gibran disambut cubitan kecil diperutnya.

"Gak sopan, sana kamu ke meja makan aja dulu,"

"Cium dulu,"

"Gaada itu Gaada,"

"Kau membuat Daddy ini frustrasi," ujar Gibran lemas.

"Bodo amat,"

Mendapatkan lampu merah, Gibran segera bergegas menuju meja makan dan mendapat Aulita sudah ada disana.

"Dad? Mommy mana?" tanya Aulita memperlihatkan mata Poppy Nya.

"Ada tuh didapur lagi masak," jawab Gibran menidurkan kepalanya dimeja makan.

"Dad, kenapa? Kok keliatannya lesu," Aulita menatap Daddynya bingung. "Ada yang bisa Ul bantu?"

Gibran mengangkat kepalanya sesaat setelah sebuah ide cemerlang terbersit dipikirannya.

"Ul mau bantuin Daddy gak?"

"Bantuin apa?"

"Ada deh, tapi bantuin dulu tapi," jawab Gibran meyakinkan Aulita.

"Okey,"

Gibran kemudian membisikkan sesuatu kepada Aulita yang disambut oke oleh Aulita, entah apa yang direncanakan ayah dan anak ini.

"Kalian ngapain," Adlin datang dan memasang wajah serius sembari membawa nasi goreng buatannya.

"Gak, ngapa-ngapain," jawab Gibran singkat. "Iya kan Aul?"

"Iya Mom, gak ada apa-apa kok," Aulita menatap wajah Adlin singkat.

"Gak mungkin, tadi aku denger kalian bisik-bisik," jawab Adlin curiga. "Kamu jangan ngajar yang sesat yah ke Ul, dia masih anak-anak,"

Adlin menatap horor suaminya yang membuat Gibran kesusahan menelan nasi gorengnya.

Setelah selesai sarapan, Adlin segera mencuci bekas makan mereka kemudian masuk ke kamarnya karena marah tidak diberitahu apa yang direncanakan suami dan anaknya.

"Sayang, kamu kenapa?" Gibran mengetuk pintu kamarnya yang dikunci dari dalam.

"Gak mau kalian nyebelin," teriak Adlin dari dalam.

"Gimana dad?" tanya Aulita pada Gibran.

"Mommy, ngambek kayaknya,"

"Terus?"

"Daddy ada rencana sini deh Daddy bisikin," Gibran kemudian membisikkan sesuatu pada putrinya.

"Gimana?"

Aulita tidak menjawab ia hanya mengangkat jarinya membentuk Oke.

*Maaf yah cuma update satu bab, tapi aku usahain tiap hari update minimal 2 Bab yah, makasih.

Terpopuler

Comments

Mawar berduri

Mawar berduri

sbnrnya aku sedikit bingung baca novel ini. sampai di part ini aku blm ngeh🤭

2022-09-12

0

reni

reni

babnya sama kayak yg di ISTRIKU HARAM UNTUK DSENTUH

2022-07-24

0

Mara

Mara

Kompak ceritanya bapak dan anak😘....

2022-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 CH. 01: Awal Yang Buruk
2 CH. 02: Harga Diri Adlin
3 CH. 03: Aku Hamil?
4 CH. 04: Masih Mencoba
5 CH. 05: Merubah Personal Hidup
6 CH. 06 Saran Adlin
7 CH. 07: Malam Pertama, Mungkin?
8 CH. 08: Akad
9 CH. 09: Bukan Pria Playboy Tapi Cassnova
10 CH. 10: Pergi
11 CH. 11: Memulai Lagi
12 CH. 12: Kembali Ke Kantor
13 CH. 13: Ungkapan Yang Tertunda
14 CH. 14: Kau Menyebalkan
15 CH. 15: Daddy Harus Dihukum
16 CH. 16: Malam Pertama Yang Tertunda
17 CH. 17: Psycopat itu Artinya Cantik
18 CH. 18: Kau Pria Paling Menjijikkan
19 CH. 19: Ribet Amat
20 CH. 20: Scandal Cemburu Toge Goreng
21 CH. 21: Cemburuan Sih
22 CH. 22: Antara Zuhra dan Gibran
23 CH. 23: Aku Mau Itu
24 CH. 24: Ungkapan Kebohongan
25 CH. 25: Menerima Keadaan
26 CH. 26: Ngidamnya Out The Box
27 CH. 27: Ngidam Lagi
28 CH. 28: Gibran Yang Manja
29 CH. 29: Panggilan Sayang
30 CH. 30: Empat Permen
31 CH. 31: Lamaran Yang Kedua
32 CH. 32: Morning Sickness
33 CH. 33: Keraguan Adlin
34 CH. 34: Asal Mas Bahagia
35 CH. 35: Dikamar Mandi
36 CH. 36: Double Date
37 CH. 37: Baby Niel
38 CH. 38: Daddy Siaga
39 CH. 39: Kegundahan Aulita
40 CH. 40: Hadiah Kecil Untuk Adlin
41 CH. 41: Ungkapan Kebenaran
42 CH. 42: Waktu Gibran Mengeluh
43 CH. 43: Bulan Madu
44 CH. 44: Sesat Deh Sesat!
45 CH. 45: Brotherhood
46 CH. 46: Nothing To Loose
47 CH. 47: Lari Pagi
48 CH. 48: Byurr!
49 CH. 49: Adegan Dikamar Mandi
50 CH. 50: 2-1 Hubby
51 CH. 51: Terlalu Hardcore
52 CH. 52: Hujan
53 CH. 53: Jumpalitan Hari Adlin
54 CH. 54: Adeknya Mana?
55 CH. 55: Ur Husband
56 CH. 56: Happy Anniversary [END]
57 Novel Baru Author!
58 Author Time [Pengumuman]
59 Xtra Part: Aulita Anak Baik
60 DUDA SALAH KAMAR
Episodes

Updated 60 Episodes

1
CH. 01: Awal Yang Buruk
2
CH. 02: Harga Diri Adlin
3
CH. 03: Aku Hamil?
4
CH. 04: Masih Mencoba
5
CH. 05: Merubah Personal Hidup
6
CH. 06 Saran Adlin
7
CH. 07: Malam Pertama, Mungkin?
8
CH. 08: Akad
9
CH. 09: Bukan Pria Playboy Tapi Cassnova
10
CH. 10: Pergi
11
CH. 11: Memulai Lagi
12
CH. 12: Kembali Ke Kantor
13
CH. 13: Ungkapan Yang Tertunda
14
CH. 14: Kau Menyebalkan
15
CH. 15: Daddy Harus Dihukum
16
CH. 16: Malam Pertama Yang Tertunda
17
CH. 17: Psycopat itu Artinya Cantik
18
CH. 18: Kau Pria Paling Menjijikkan
19
CH. 19: Ribet Amat
20
CH. 20: Scandal Cemburu Toge Goreng
21
CH. 21: Cemburuan Sih
22
CH. 22: Antara Zuhra dan Gibran
23
CH. 23: Aku Mau Itu
24
CH. 24: Ungkapan Kebohongan
25
CH. 25: Menerima Keadaan
26
CH. 26: Ngidamnya Out The Box
27
CH. 27: Ngidam Lagi
28
CH. 28: Gibran Yang Manja
29
CH. 29: Panggilan Sayang
30
CH. 30: Empat Permen
31
CH. 31: Lamaran Yang Kedua
32
CH. 32: Morning Sickness
33
CH. 33: Keraguan Adlin
34
CH. 34: Asal Mas Bahagia
35
CH. 35: Dikamar Mandi
36
CH. 36: Double Date
37
CH. 37: Baby Niel
38
CH. 38: Daddy Siaga
39
CH. 39: Kegundahan Aulita
40
CH. 40: Hadiah Kecil Untuk Adlin
41
CH. 41: Ungkapan Kebenaran
42
CH. 42: Waktu Gibran Mengeluh
43
CH. 43: Bulan Madu
44
CH. 44: Sesat Deh Sesat!
45
CH. 45: Brotherhood
46
CH. 46: Nothing To Loose
47
CH. 47: Lari Pagi
48
CH. 48: Byurr!
49
CH. 49: Adegan Dikamar Mandi
50
CH. 50: 2-1 Hubby
51
CH. 51: Terlalu Hardcore
52
CH. 52: Hujan
53
CH. 53: Jumpalitan Hari Adlin
54
CH. 54: Adeknya Mana?
55
CH. 55: Ur Husband
56
CH. 56: Happy Anniversary [END]
57
Novel Baru Author!
58
Author Time [Pengumuman]
59
Xtra Part: Aulita Anak Baik
60
DUDA SALAH KAMAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!