CH. 03: Aku Hamil?

Gibran kemudian melanjutkan perjalanannya menuju suatu tempat yang membuat Adlin semakin takut sampai Gibran berhenti di sebuah apotik.

Adlin seketika bertanya-tanya apa yang akan Gibran lakukan di apotik ini namun semua itu hanya sebuah pertanyaan dalam hati karena kini Adlin tidak berani angkat suara.

Tak lama kemudian Gibran kemudian turun dari mobil meninggalkan Adlin tanpa sepatah katapun memasuki apotik tersebut, ingin rasanya Adlin lari namun dia tahu nyawanya akan dalam bahaya jika ia lari sekarang.

"Tuhan tolong aku!" jerit Adlin dalam hati.

Perlahan air matanya kembali menetes mana kala dia teringat pesan ayah dan ibu tirinya untuk menjaga diri namun sekilas ia membayangkan raut wajah sedih dari kedua orang tuanya itu saat mengetahui bahwa anaknya kini sudah tidak suci lagi.

Tak lama kemudian Gibran keluar dari apotik dan masuk kedalam mobil membawa kantong kresek berisi obat-obatan, setelah Gibran sudah ada di dalam mobil ia kemudian membuka kantong tersebut dimana ada perban beserta antiseptik dan lain-lainnya.

"Coba ku lihat kepalamu," ucap Gibran dingin dan meraih kepala Adlin untuk menatapnya.

Perlahan tapi pasti Gibran kemudian mulai membersihkan luka di pelipis Adlin dengan sangat lembut walau terkadang Adlin meringis kesakitan saat cairan itu menyentuh lukanya.

"Tahan sebentar ini hanya sakit kecil," jelas Gibran memasangkan perban di luka Adlin sampai semuanya selesai Gibran tampak menatap Adlin dengan tatapan gugup.

Setalah berada dalam posisi itu cukup.lama Gibran kemudian kembali ke bangku pengemudi dan melanjutkan perjalanan dan meninggalkan sejuta pertanyaan dalam benak Adlin.

Sesampainya di depan rumah Adlin, Gibran kemudian menghentikan mobilnya dan mempersilakan Adlin untuk turun. Adlin yang perasaannya sudah semakin membaik langsung turun dari mobil tanpa sepatah kata pun meninggalkan Gibran yang masih menatapnya tanpa berkedip sedikitpun.

"Dia cantik, tapi aku tak pantas memiliki gadis secantik dia," gumam Gibran melajukan mobilnya meninggalkan area rumah Adlin dan hendak pulang karena dia tahu bahwa putri semata wayangnya Aulita pasti sudah menunggunya di rumah.

 

Sebulan sudah berlalu setelah kejadian pahit yang di alami oleh Adlin kini dia hanya bisa menangis dan menangis di kamarnya sehingga membuat orang tuanya benar-benar khawatir dengan sang putri.

Semenjak hati itu Adlin memilih resign dari kantor dan hanya ingin mengurung diri di dalam kamar sembari memikirkan apa yang akan terjadi dengannya nanti.

Adlin berdiri menatap wastafel dengan testpack yang ada di tangan kirinya tampak dua garis biru yang membuat matanya melingkar sempurna seketika tangisan Adlin pecah mengagetkan seisi rumah sehingga membuat orang tuanya berlari panik ke arah kamar mandi dan mendapati putrinya terduduk di pojokan kamar mandi dengan testpack di tangannya.

"Aku hamil?" gumam Adlin lemah.

Ibu Adlin yang melihat hal tersebut segera mengambil testpack itu dan terperanjat kaget melihat dua garis biru yang menandakan bahwa putrinya kini tengah mengandung.

"Bu, Yah, maafin Adlin, Adlin udah gagal jadi anak yang baik untuk ibu dan ayah," ujar Adlin memohon di bawah kaki kedua orang tuanya.

Ibu Adlin hanya bisa terdiam dan menutup mulutnya yang bergetar sementara sang ayah tampak terluka melihat nasib yang di alami oleh putrinya, ia kemudian membantu Adlin untuk berdiri dan menghapus air mata Adlin.

"Kamu gak usah nangis nak, ini salah ayah yang gak bisa menjaga kamu," ujar Rizwan mengangkat tubuh putrinya.

"Maafin mamah juga yah nak," timpal Zuhra yang kali ini memeluk Adlin.

"Kami gagal dalam mendidik kamu, kami juga gagal dalam menjaga kamu ya Allah maafkan hamba," ujar Rizwan memegangi dadanya sakit dan terduduk di lantai.

"Ayah? Yah maafin Adlin ini bukan salah ayah sama ibu tapi salah Adlin," Tampak panik Adlin memegangi tangan ayahnya.

Tampak Rizwan menahan sakit di dadanya dan sesak napas sampai tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu yang mengagetkan Zuhra dan Adlin.

Zuhra segera berlari untuk membukakan pintu bagi tamunya itu namun betapa kagetnya dia ketika mendapati sosok yang ada di depannya adalah mantan suaminya sendiri.

Sosok Gibran yang tampak rapi dengan jas berwarna abu-abu dengan setelan celana abu-abu juga kacamata shamless yang menghiasi wajahnya.

"Mas Gibran?" gumam Zuhra dalam hati.

"Zuhra?" gumam Gibran balik.

Kini kedua mata mereka saling bertatapan panjang mengingat kembali masa lalu mereka berdua sampai terdengar suara teriakan dari Adlin yang membuat Gibran dan Zuhra masuk ke dalam rumah.

"Cari orang yang sudah menghamili kamu dan minta pertanggungjawabannya," ujar Rizwan dengan napas tersengal-sengal.

"Tapi..." jawab Adlin yang terpotong.

"Saya yang menghamili dia, saya yang akan bertanggung jawab,"  ujar Gibran lantang ketika mendengarkan kalimat dari Rizwan.

Niat awalnya datang untuk mengecek Adlin, gadis yang beberapa hari ini selalu mengganggu ketenangannya dalam mimpi, dia malah mengucapkan kalimat yang membuat Adlin sendiri kaget.

Seketika Rizwan mengalihkan pandangannya ke arah Gibran dan mengisyaratkan Gibran untuk mendekat kepadanya, Gibran kemudian berjalan pelan ke arah Rizwan dan mendekatkan telinganya ke mulut Rizwan.

"Jaga anak saya, jangan sakiti dia karena selama ini saya sudah memperlakukannya bak nya seorang ratu jadi jangan pernah kau perlakukan dia buruk apalagi membuatnya menangis," pesan Rizwan yang perlahan menutup matanya dan menghembuskan napas terakhirnya di ringkuhan Gibran.

Seketika tangis Zuhra dan Adlin pecah di tempat itu meratapi apa yang terjadi sementara Gibran kini harus terikat janji kepada ayah Adlin.

Adlin hanya bisa terdiam, kehormatannya hilang, dia hamil dan harus kehilangan ayah yang menjadi tempat curhatnya.

Seketika dunia menjadi gelap untuk wanita satu ini

- To Be Continue

Terpopuler

Comments

Eny Sapphire Msi Candibinangun

Eny Sapphire Msi Candibinangun

kok garisx biru,, biasae tespek garisx merah

2022-01-30

0

radit arsya

radit arsya

ya ampun dibikin miris sama abang jg terlalu mellooww lah bang q kan ikut syeeddiihhh😭😭

2022-01-26

1

bunda fz

bunda fz

jatuh tertimpa tangga

2022-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 CH. 01: Awal Yang Buruk
2 CH. 02: Harga Diri Adlin
3 CH. 03: Aku Hamil?
4 CH. 04: Masih Mencoba
5 CH. 05: Merubah Personal Hidup
6 CH. 06 Saran Adlin
7 CH. 07: Malam Pertama, Mungkin?
8 CH. 08: Akad
9 CH. 09: Bukan Pria Playboy Tapi Cassnova
10 CH. 10: Pergi
11 CH. 11: Memulai Lagi
12 CH. 12: Kembali Ke Kantor
13 CH. 13: Ungkapan Yang Tertunda
14 CH. 14: Kau Menyebalkan
15 CH. 15: Daddy Harus Dihukum
16 CH. 16: Malam Pertama Yang Tertunda
17 CH. 17: Psycopat itu Artinya Cantik
18 CH. 18: Kau Pria Paling Menjijikkan
19 CH. 19: Ribet Amat
20 CH. 20: Scandal Cemburu Toge Goreng
21 CH. 21: Cemburuan Sih
22 CH. 22: Antara Zuhra dan Gibran
23 CH. 23: Aku Mau Itu
24 CH. 24: Ungkapan Kebohongan
25 CH. 25: Menerima Keadaan
26 CH. 26: Ngidamnya Out The Box
27 CH. 27: Ngidam Lagi
28 CH. 28: Gibran Yang Manja
29 CH. 29: Panggilan Sayang
30 CH. 30: Empat Permen
31 CH. 31: Lamaran Yang Kedua
32 CH. 32: Morning Sickness
33 CH. 33: Keraguan Adlin
34 CH. 34: Asal Mas Bahagia
35 CH. 35: Dikamar Mandi
36 CH. 36: Double Date
37 CH. 37: Baby Niel
38 CH. 38: Daddy Siaga
39 CH. 39: Kegundahan Aulita
40 CH. 40: Hadiah Kecil Untuk Adlin
41 CH. 41: Ungkapan Kebenaran
42 CH. 42: Waktu Gibran Mengeluh
43 CH. 43: Bulan Madu
44 CH. 44: Sesat Deh Sesat!
45 CH. 45: Brotherhood
46 CH. 46: Nothing To Loose
47 CH. 47: Lari Pagi
48 CH. 48: Byurr!
49 CH. 49: Adegan Dikamar Mandi
50 CH. 50: 2-1 Hubby
51 CH. 51: Terlalu Hardcore
52 CH. 52: Hujan
53 CH. 53: Jumpalitan Hari Adlin
54 CH. 54: Adeknya Mana?
55 CH. 55: Ur Husband
56 CH. 56: Happy Anniversary [END]
57 Novel Baru Author!
58 Author Time [Pengumuman]
59 Xtra Part: Aulita Anak Baik
60 DUDA SALAH KAMAR
Episodes

Updated 60 Episodes

1
CH. 01: Awal Yang Buruk
2
CH. 02: Harga Diri Adlin
3
CH. 03: Aku Hamil?
4
CH. 04: Masih Mencoba
5
CH. 05: Merubah Personal Hidup
6
CH. 06 Saran Adlin
7
CH. 07: Malam Pertama, Mungkin?
8
CH. 08: Akad
9
CH. 09: Bukan Pria Playboy Tapi Cassnova
10
CH. 10: Pergi
11
CH. 11: Memulai Lagi
12
CH. 12: Kembali Ke Kantor
13
CH. 13: Ungkapan Yang Tertunda
14
CH. 14: Kau Menyebalkan
15
CH. 15: Daddy Harus Dihukum
16
CH. 16: Malam Pertama Yang Tertunda
17
CH. 17: Psycopat itu Artinya Cantik
18
CH. 18: Kau Pria Paling Menjijikkan
19
CH. 19: Ribet Amat
20
CH. 20: Scandal Cemburu Toge Goreng
21
CH. 21: Cemburuan Sih
22
CH. 22: Antara Zuhra dan Gibran
23
CH. 23: Aku Mau Itu
24
CH. 24: Ungkapan Kebohongan
25
CH. 25: Menerima Keadaan
26
CH. 26: Ngidamnya Out The Box
27
CH. 27: Ngidam Lagi
28
CH. 28: Gibran Yang Manja
29
CH. 29: Panggilan Sayang
30
CH. 30: Empat Permen
31
CH. 31: Lamaran Yang Kedua
32
CH. 32: Morning Sickness
33
CH. 33: Keraguan Adlin
34
CH. 34: Asal Mas Bahagia
35
CH. 35: Dikamar Mandi
36
CH. 36: Double Date
37
CH. 37: Baby Niel
38
CH. 38: Daddy Siaga
39
CH. 39: Kegundahan Aulita
40
CH. 40: Hadiah Kecil Untuk Adlin
41
CH. 41: Ungkapan Kebenaran
42
CH. 42: Waktu Gibran Mengeluh
43
CH. 43: Bulan Madu
44
CH. 44: Sesat Deh Sesat!
45
CH. 45: Brotherhood
46
CH. 46: Nothing To Loose
47
CH. 47: Lari Pagi
48
CH. 48: Byurr!
49
CH. 49: Adegan Dikamar Mandi
50
CH. 50: 2-1 Hubby
51
CH. 51: Terlalu Hardcore
52
CH. 52: Hujan
53
CH. 53: Jumpalitan Hari Adlin
54
CH. 54: Adeknya Mana?
55
CH. 55: Ur Husband
56
CH. 56: Happy Anniversary [END]
57
Novel Baru Author!
58
Author Time [Pengumuman]
59
Xtra Part: Aulita Anak Baik
60
DUDA SALAH KAMAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!