CH. 14: Kau Menyebalkan

Hai semuanya, mungkin kalian udah lama menunggu novel ini, terimakasih sudah menunggu dan mulai hari ini aku akan rajin update.

Anggap aja beda cerita, tapi buat yang kepo kisah Pak Andra bisa baca "Dear, Pak Andra"

Terima kasih.

 

POV AUTHOR:

Setelah melihat Gibran meninggalkannya diruangan itu sendiri atas semua yang sudah dia lakukan, Adlin lebih memilih untuk membetulkan pakaiannya dan berjalan keruangan Diah untuk menumpahkan kekesalannya

Gila saja, baru saja dan masih segar diingatannya ungkapan Cinta Gibran yang membuat Adlin senang, tapi ternyata itu semua kata kiasan yang membuat Adlin sakit hati saja.

"Asli kesel banget, gue," gerutu Adlin sesaat tiba diruangan Diah.

"Terus?"

"Eh Lo kok gak panik sih, kan tadi gue hampir meninggal diruangan pendingin," ujar Adlin kesal. "Kukira kita sahabat,"

"Eh manyun, tadi gue juga panik kali, tapi gue liat Lo baik-baik aja yaudah gue gak panik lagi, lagian ada Pak Gibran tuh yang udah panik," jawab Diah menatap laptopnya.

"Lo ngapain sih?" tanya Adlin kepo.

"Gali kubur,"

"Serius ih,"

"Nanti nonton Drakor gue tuh," ujar Diah tetap menatap laptopnya.

"Oh bagus yah, gak kerja,"

"Kan kerjaan gue dah beres, laporan bulan lalu dan bulan ini, emang Lo gak kerja, kerjaannya bucin Mulu sama suami Lo itu,"

"Biarin ah!" Adlin memekik jengkel mendengar jawab sahabatnya itu.

"Nah kan ngambek, udah sini duduk,"

"Gak!"

"Dih, udah ah Sono lu pegih aja,"

"Yaudah bye," ujar Adlin melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Diah.

Belum lama ia berdiri didepan ruangan Diah, tiba-tiba saja tangannya ditarik dengan paksa oleh Gibran.

'ih apaan sih?" tanya Adlin meringis kesakitan.

"Diam," jawab Gibran masih terus menarik tangan Adlin.

Ia menarik tangan Adlin menaiki lift dan segera menuju lantai satu, didalam lift Gibran masih erat memegang tangan Adlin, sehingga Adlin hanya bisa pasrah lagian berontak pun dia gak akan kuat.

"Masuk ke mobil," Gibran berekspresi datar setelah sampai didepan mobilnya.

"Gak, gue mau kerja," jawab Adlin.

"Kamu tuh keras kepala banget sih, saya bilang masuk yah masuk," ujar Gibran menaikkan nada bicaranya.

Adlin yang kaget terpaksa masuk kedalam mobil itu sesaat setelahnya Gibran juga ikut masuk kesana dan menjalankan mobilnya meninggalkan area kantor.

"Kita mau kemana?"

"Memberimu pelajaran," jawab Gibran.

"Apa salahku?"

"Karena membuatku tidak bisa berhenti memikirkanmu, itu kesalahan terbesarnya,"

"Apa maksudnya?" tanya Adlin memasuk mode lemotnya.

"Kau benar-benar wanita yang bodoh,"

"Kau belum menjelaskan apapun dan kau sudah mengataiku, aku tidak suka nada bicaramu,"

"Lantas aku harus apa? Apa aku harus berteriak dan mengatakan bahwa ucapannya diruangan pendingin itu sepenuhnya dari hatiku? Kau benar-benar mempermalukanku hari ini," teriak Gibran pada Adlin.

"Kau tidak perlu berteriak juga kan? Kau menakutkan," Adlin terdiam menahan tangis ketika Gibran membentaknya.

Gibran mengatur ritme napasnya kemudian menghentikan mobilnya dipinggir jalan raya.

"Maaf," ujar Gibran tulus.

"Kenapa kau baru mengatakannya sekarang? Tahu gak lama banget aku nunggu kamu bilang gitu," jawab Adlin menatap Gibran.

"Aku sudah tidak tahan, aku benar-benar mencintaimu, kau juga harus tahu betapa lama hatiku berdebat untuk mengatakan hal ini padamu," Gibran kembali menatap menembus retina Adlin yang membulat tak percaya.

"Kau mempermainku yah? Aku tidak percaya pada ucapanmu, kau bahkan membentukku beberapa menit yang lalu dan sekarang kau bilang cinta? Kurasa kau harus berpikir lagi," Adlin menundukkan kepalanya beberapa saat sebelum sesuatu menarik kepalanya.

Gibran segera melayangkan ciuman yang sudah ia nantikan selama beberapa hari ini ke Adlin, Adlin yang kaget hanya terdiam tak percaya.

"Apakah kau sudah percaya, kalau aku mencintaimu," ucap Gibran lembut.

"Aku minta maaf atas apa yang terjadi, aku seharusnya menahanmu ketika kau akan pergi, tapi aku malah membiarkanmu, pikiranku kacau, rasanya aku ingin gila saat itu juga," Gibran memberi jeda sesaat. "Kumohon kembalilah dan tinggal di rumahku lagi, aku akan menjadi suami yang baik aku janji,"

"Aku bingung, kenapa sikapmu bisa berubah secepat ini?"

"Aku sudah memikirkan ini matang-matang dan tidak ada salahnya untukku jujur, aku takut kehilanganmu, aku merindukan calon bayi kita, dan aku merindukan semua hal tentangmu,"

"Kau yakin?"

"Aku tidak pernah seyakin ini,' ujar Gibran memegang tangan Adlin lembut dan mendapati cincin pernikahan mereka masih terpasang disana. "Kau masih memakainya?"

"Tentu, karena aku masih istrimu,"

"Terlepas atas apa yang kulakukan?"

"Iya,"

"Jadi kau menerimaku kembali?"

"Gak!"

"Please,"

"Gak mungkin nolak," sambung Adlin tersenyum manis.

"Dasar sekretaris cerewet,"

"Dasar Boss arogan,"

"Setidaknya Boss Arogan ini sudah akan menjadi Daddy lagi," ujar Gibran mencium perut Adlin. "Maafin Daddy yah nak, Daddy udah jahat sama mama kamu,"

"Gamau Daddy bau," bisik Adlin pada Gibran.

"Aku menyebut itu maskulin,"

"Aku harap kau hanya mengatakan kalimat itu padaku,"

"Kenapa?"

"Karena bau badan mu sama sekali tidak maskulin,"

"Kurang ajar," Gibran mengelitik tubuh Adlin pelan.

"Love you," bisik Gibran mesra.

"Too,"

- Bersambung

Terpopuler

Comments

aku siapa...

aku siapa...

ini kok jatuh cinta nya cepet bgt atau aku yg baca nya kecepatan yah? 😶

Kritik yah thor, alur nya kayak lompat2 deh antara bingung tpi masih menikmati 🤣

mangatsz thor 💪🏻😍

2021-12-20

5

lihat semua
Episodes
1 CH. 01: Awal Yang Buruk
2 CH. 02: Harga Diri Adlin
3 CH. 03: Aku Hamil?
4 CH. 04: Masih Mencoba
5 CH. 05: Merubah Personal Hidup
6 CH. 06 Saran Adlin
7 CH. 07: Malam Pertama, Mungkin?
8 CH. 08: Akad
9 CH. 09: Bukan Pria Playboy Tapi Cassnova
10 CH. 10: Pergi
11 CH. 11: Memulai Lagi
12 CH. 12: Kembali Ke Kantor
13 CH. 13: Ungkapan Yang Tertunda
14 CH. 14: Kau Menyebalkan
15 CH. 15: Daddy Harus Dihukum
16 CH. 16: Malam Pertama Yang Tertunda
17 CH. 17: Psycopat itu Artinya Cantik
18 CH. 18: Kau Pria Paling Menjijikkan
19 CH. 19: Ribet Amat
20 CH. 20: Scandal Cemburu Toge Goreng
21 CH. 21: Cemburuan Sih
22 CH. 22: Antara Zuhra dan Gibran
23 CH. 23: Aku Mau Itu
24 CH. 24: Ungkapan Kebohongan
25 CH. 25: Menerima Keadaan
26 CH. 26: Ngidamnya Out The Box
27 CH. 27: Ngidam Lagi
28 CH. 28: Gibran Yang Manja
29 CH. 29: Panggilan Sayang
30 CH. 30: Empat Permen
31 CH. 31: Lamaran Yang Kedua
32 CH. 32: Morning Sickness
33 CH. 33: Keraguan Adlin
34 CH. 34: Asal Mas Bahagia
35 CH. 35: Dikamar Mandi
36 CH. 36: Double Date
37 CH. 37: Baby Niel
38 CH. 38: Daddy Siaga
39 CH. 39: Kegundahan Aulita
40 CH. 40: Hadiah Kecil Untuk Adlin
41 CH. 41: Ungkapan Kebenaran
42 CH. 42: Waktu Gibran Mengeluh
43 CH. 43: Bulan Madu
44 CH. 44: Sesat Deh Sesat!
45 CH. 45: Brotherhood
46 CH. 46: Nothing To Loose
47 CH. 47: Lari Pagi
48 CH. 48: Byurr!
49 CH. 49: Adegan Dikamar Mandi
50 CH. 50: 2-1 Hubby
51 CH. 51: Terlalu Hardcore
52 CH. 52: Hujan
53 CH. 53: Jumpalitan Hari Adlin
54 CH. 54: Adeknya Mana?
55 CH. 55: Ur Husband
56 CH. 56: Happy Anniversary [END]
57 Novel Baru Author!
58 Author Time [Pengumuman]
59 Xtra Part: Aulita Anak Baik
60 DUDA SALAH KAMAR
Episodes

Updated 60 Episodes

1
CH. 01: Awal Yang Buruk
2
CH. 02: Harga Diri Adlin
3
CH. 03: Aku Hamil?
4
CH. 04: Masih Mencoba
5
CH. 05: Merubah Personal Hidup
6
CH. 06 Saran Adlin
7
CH. 07: Malam Pertama, Mungkin?
8
CH. 08: Akad
9
CH. 09: Bukan Pria Playboy Tapi Cassnova
10
CH. 10: Pergi
11
CH. 11: Memulai Lagi
12
CH. 12: Kembali Ke Kantor
13
CH. 13: Ungkapan Yang Tertunda
14
CH. 14: Kau Menyebalkan
15
CH. 15: Daddy Harus Dihukum
16
CH. 16: Malam Pertama Yang Tertunda
17
CH. 17: Psycopat itu Artinya Cantik
18
CH. 18: Kau Pria Paling Menjijikkan
19
CH. 19: Ribet Amat
20
CH. 20: Scandal Cemburu Toge Goreng
21
CH. 21: Cemburuan Sih
22
CH. 22: Antara Zuhra dan Gibran
23
CH. 23: Aku Mau Itu
24
CH. 24: Ungkapan Kebohongan
25
CH. 25: Menerima Keadaan
26
CH. 26: Ngidamnya Out The Box
27
CH. 27: Ngidam Lagi
28
CH. 28: Gibran Yang Manja
29
CH. 29: Panggilan Sayang
30
CH. 30: Empat Permen
31
CH. 31: Lamaran Yang Kedua
32
CH. 32: Morning Sickness
33
CH. 33: Keraguan Adlin
34
CH. 34: Asal Mas Bahagia
35
CH. 35: Dikamar Mandi
36
CH. 36: Double Date
37
CH. 37: Baby Niel
38
CH. 38: Daddy Siaga
39
CH. 39: Kegundahan Aulita
40
CH. 40: Hadiah Kecil Untuk Adlin
41
CH. 41: Ungkapan Kebenaran
42
CH. 42: Waktu Gibran Mengeluh
43
CH. 43: Bulan Madu
44
CH. 44: Sesat Deh Sesat!
45
CH. 45: Brotherhood
46
CH. 46: Nothing To Loose
47
CH. 47: Lari Pagi
48
CH. 48: Byurr!
49
CH. 49: Adegan Dikamar Mandi
50
CH. 50: 2-1 Hubby
51
CH. 51: Terlalu Hardcore
52
CH. 52: Hujan
53
CH. 53: Jumpalitan Hari Adlin
54
CH. 54: Adeknya Mana?
55
CH. 55: Ur Husband
56
CH. 56: Happy Anniversary [END]
57
Novel Baru Author!
58
Author Time [Pengumuman]
59
Xtra Part: Aulita Anak Baik
60
DUDA SALAH KAMAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!