CH. 04: Masih Mencoba

Adlin terduduk di atas sofa panjang di ruang tamunya bersama dengan sang ibu tiri Zuhra yang sedari tadi tampak menenangkan anaknya itu karena ia masih syok atas kematian sang ayah.

Sementara itu Gibran yang baru saja datang ke rumah tersebut segera duduk di sofa yang bersebrangan dengan Zuhra dan Adlin.

Wajahnya tampak menerawang kedua wanita yang ada di hadapannya itu walaupun Gibran lebih fokus memperhatikan wajah Zuhra mantan istrinya yang masih sangat cantik seperti dulu.

"Ah dia sudah janda harusnya aku nikahi dia bukan anaknya yang sialan itu," gumam Gibran kemudian mengeluarkan kertas dengan sampul map berwarna merah.

"Ini surat kontrak pernikahanku dengan Adlin dan disini tercatat jika aku akan menjadi suaminya hanya sampai bayi itu lahir jika kalian tidak setuju maka aku tidak akan menikahinya," ujar Gibran tersenyum miring.

"Apa maksud kedatangan mu kesini?" tanya Zuhra memeluk Adlin.

"Oh tidak apa-apa aku hanya menepati janjiku pada Rizwan untuk menikahi anaknya yang sialan itiu" jawab Gibran menyeringai tanpa mengontrol kalimatnya.

Mendengar ucapan dari Gibran, hati Adlin benar-benar hancur di buatnya Setega itukah dia yang telah merenggut kehormatannya dan kini malah merendahkannya.

"Jaga ucapan mu kau yang sialan kau yang sudah merenggut kehormatan putriku!" teriak Zuhra yang mulai tersulut emosi.

"Bukankah itu benar? Jika bukan karena putrimu itu mungkin ayahnya tidak akan meninggal," ujar Gibran seolah menantang Zuhra yang sudah kehabisan kesabarannya.

Plak!

Tampak sebuah tamparan dari Zuhra mendarat sempurna tepat di pipi Gibran yang membuat Gibran menatap tajam mantan istrinya itu dan menahan emosinya yang mulai memuncak.

"Kau akan menyesali semua ini," ujar Gibran kemudian menarik tangan Adlin keluar rumah menuju mobilnya dengan paksa.

"Mau kau bawa kemana putriku?" tanya Zuhra menarik tangan Adlin yang berusaha melepaskan cengkraman tangan dari Gibran.

"Itu bukan urusanmu! Dia calon istri juga calon ibu dari anakku jadi aku membawanya kemana itu urusanku bukan urusanmu!" bentak Gibran yang membuat Zuhra terdiam seketika.

Sementara itu Adlin hanya bisa pasrah menerima segala siksaan yang di berikan oleh Gibran kepadanya ia hanya mengikuti kemauan Gibran tanpa bisa membantah karena sekali saja dia membantah itu akan berakibat fatal bagi dirinya.

"Naik ke mobil!" ujar Gibran mendorong tubuh Adlin dengan kasar ke dalam mobil.

Setelah melihat Adlin sudah naik ke mobil Gibran segera memutar dan berjalan ke arah bangku pengemudi setelah semuanya siap Gibran segera mengendarai mobilnya meninggalkan area rumah Adlin dengan Zuhra yang menatapnya sendu dari dalam rumah melalui sela-sela jendela.

"Kenapa kau harus menghamili Adlin mas padahal aku masih sangat mencintaimu," gumam Zuhra pelan, dia tidak ingin munafik dia masih menyimpan satu ruang untuk mantan suaminya.

Di dalam mobil Adlin tidak henti-hentinya menangis meratapi nasib yang kini tengah menerpanya, Gibran yang melihat Adlin sedari tadi menangis segera mengambil tissue dari dashboard dan melemparkannya ke arah Adlin.

"Hapus air matamu jangan sampai kau mengotori mobilku dengan air mata palsumu atau kau akan mendapatkan siksaan yang lebih berat dariku," ujar Gibran yang mengarahkan mobil masuk ke dalam halaman rumah yang besar dengan dua orang satpam yang menjaga di pintu depannya.

"Hapus air matamu aku akan mengenalkan mu dengan putriku kau harus bisa menjadi ibu yang baik untuknya dan jangan pernah membongkar semua rahasia ini juga bersiaplah besok aku akan menikahi mu," tambah Gibran turun dari mobil di susul oleh Adlin.

Gibran segera menarik tangan Adlin dan merangkulnya mesra seolah-olah mereka adalah pasangan yang bahagia walaupun dia tahu jauh di lubuk hati Adlin yang paling dalam Adlin masih sangat terluka oleh perlakuan Gibran.

"Selamat datang tuan, kalau boleh saya bertanya siapakah gerangan wanita cantik yang datang bersama tuan," sambut Asisten Nawren ketika melihat atasannya sudah sampai di rumah.

"Oh maksudmu gadis ini? Namanya adalah Adlin dia juga merupakan calon istriku yang berarti dia kini sudah menjadi nyonya besar di rumah ini," jawab Gibran di sambut senyuman palsu dari Adlin.

Rasanya Adlin harus kehilangan dayanya untuk menolak segala perlakuan Gibran padanya.

"Oh begitu selamat datang nona Adlin silakan masuk," ujar Asisten Nawren lembut membukakan pintu untuk kedua atasannya itu.

Gibran dan Adlin hanya tersenyum kemudian masuk kedalam rumah di susul Asisten Nawren yang baru saja menutup pintu.

"Kau harus membiasakan hidup seperti ini jangan sampai kau menunjukkan wajah sedihmu di hadapan anak buahku atau pada putri kecilku," bisik Gibran pada Adlin.

"Permisi Tuan Gibran apakah Tuan mau meminum sesuatu biar saya siapkan," ucap Asisten Nawren kembali.

"Untuk saat ini tidak perlu ngomong-ngomong dimana Aulita?" jawab Gibran mencari keberadaan putri kecilnya.

"Oh non Aulita sedang berada di tempat lesnya Tuan," jawab Asisten Nawren yang membuat Gibran tampak mengangguk paham.

"Kalau begitu jemput di sekarang aku ingin memperkenalkan calon ibunya; sementara itu aku akan berada di kamarku jadi kau jangan menggangguku kecuali kau membawa Aulita," ujar Gibran menarik tangan Adlin ke kamarnya yang terletak di lantai dua rumah ini.

Setelah sampai di kamarnya Gibran segera menarik tangan Adlin kasar dan menghempaskan nya ke ranjang setelah itu mulai menindihnya yang membuat Adlin kembali di bayang-bayangi oleh rasa takut di masa lalu bersama Gibran.

"Kau tahu sebenarnya aku ingin sekali menikmati tubuhmu ini tapi berhubung kau sedang mengandung anakku jadi lebih baik ku biarkan kau hidup dengan tenang tapi jangan salahkan aku jika ku buat kau bagai berada di neraka," bisik Gibran yang membuat Adlin menelan saliva-nya sejenak.

Gibran kemudian berjalan ke arah lemari dan melepas semua pakaiannya sehingga kini dia hanya memakai handuk yang di lilitkan di pinggangnya tampak postur badan yang kekar juga wajah yang begitu atletis serta perut six pack yang merupakan dambaan kaum hawa.

"Aku ingin mandi jadi kau jangan kemana-mana atau kau akan menyesali semuanya jika berani macam-macam denganku," ancam Gibran berjalan ke kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya.

- Bersambung -

Terpopuler

Comments

Made Elviani

Made Elviani

suka n Jonny banget dih main ancam" mulu

2022-10-07

0

Nadia Laili

Nadia Laili

BTW Adlin kan sekertaris ya kok bego sih mau mauan sj di buat kek gitu sm Gibran, sekertaris kan harusnya smart dan gak gampang di tindas

2022-01-31

0

bunda fz

bunda fz

psikopat

2022-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 CH. 01: Awal Yang Buruk
2 CH. 02: Harga Diri Adlin
3 CH. 03: Aku Hamil?
4 CH. 04: Masih Mencoba
5 CH. 05: Merubah Personal Hidup
6 CH. 06 Saran Adlin
7 CH. 07: Malam Pertama, Mungkin?
8 CH. 08: Akad
9 CH. 09: Bukan Pria Playboy Tapi Cassnova
10 CH. 10: Pergi
11 CH. 11: Memulai Lagi
12 CH. 12: Kembali Ke Kantor
13 CH. 13: Ungkapan Yang Tertunda
14 CH. 14: Kau Menyebalkan
15 CH. 15: Daddy Harus Dihukum
16 CH. 16: Malam Pertama Yang Tertunda
17 CH. 17: Psycopat itu Artinya Cantik
18 CH. 18: Kau Pria Paling Menjijikkan
19 CH. 19: Ribet Amat
20 CH. 20: Scandal Cemburu Toge Goreng
21 CH. 21: Cemburuan Sih
22 CH. 22: Antara Zuhra dan Gibran
23 CH. 23: Aku Mau Itu
24 CH. 24: Ungkapan Kebohongan
25 CH. 25: Menerima Keadaan
26 CH. 26: Ngidamnya Out The Box
27 CH. 27: Ngidam Lagi
28 CH. 28: Gibran Yang Manja
29 CH. 29: Panggilan Sayang
30 CH. 30: Empat Permen
31 CH. 31: Lamaran Yang Kedua
32 CH. 32: Morning Sickness
33 CH. 33: Keraguan Adlin
34 CH. 34: Asal Mas Bahagia
35 CH. 35: Dikamar Mandi
36 CH. 36: Double Date
37 CH. 37: Baby Niel
38 CH. 38: Daddy Siaga
39 CH. 39: Kegundahan Aulita
40 CH. 40: Hadiah Kecil Untuk Adlin
41 CH. 41: Ungkapan Kebenaran
42 CH. 42: Waktu Gibran Mengeluh
43 CH. 43: Bulan Madu
44 CH. 44: Sesat Deh Sesat!
45 CH. 45: Brotherhood
46 CH. 46: Nothing To Loose
47 CH. 47: Lari Pagi
48 CH. 48: Byurr!
49 CH. 49: Adegan Dikamar Mandi
50 CH. 50: 2-1 Hubby
51 CH. 51: Terlalu Hardcore
52 CH. 52: Hujan
53 CH. 53: Jumpalitan Hari Adlin
54 CH. 54: Adeknya Mana?
55 CH. 55: Ur Husband
56 CH. 56: Happy Anniversary [END]
57 Novel Baru Author!
58 Author Time [Pengumuman]
59 Xtra Part: Aulita Anak Baik
60 DUDA SALAH KAMAR
Episodes

Updated 60 Episodes

1
CH. 01: Awal Yang Buruk
2
CH. 02: Harga Diri Adlin
3
CH. 03: Aku Hamil?
4
CH. 04: Masih Mencoba
5
CH. 05: Merubah Personal Hidup
6
CH. 06 Saran Adlin
7
CH. 07: Malam Pertama, Mungkin?
8
CH. 08: Akad
9
CH. 09: Bukan Pria Playboy Tapi Cassnova
10
CH. 10: Pergi
11
CH. 11: Memulai Lagi
12
CH. 12: Kembali Ke Kantor
13
CH. 13: Ungkapan Yang Tertunda
14
CH. 14: Kau Menyebalkan
15
CH. 15: Daddy Harus Dihukum
16
CH. 16: Malam Pertama Yang Tertunda
17
CH. 17: Psycopat itu Artinya Cantik
18
CH. 18: Kau Pria Paling Menjijikkan
19
CH. 19: Ribet Amat
20
CH. 20: Scandal Cemburu Toge Goreng
21
CH. 21: Cemburuan Sih
22
CH. 22: Antara Zuhra dan Gibran
23
CH. 23: Aku Mau Itu
24
CH. 24: Ungkapan Kebohongan
25
CH. 25: Menerima Keadaan
26
CH. 26: Ngidamnya Out The Box
27
CH. 27: Ngidam Lagi
28
CH. 28: Gibran Yang Manja
29
CH. 29: Panggilan Sayang
30
CH. 30: Empat Permen
31
CH. 31: Lamaran Yang Kedua
32
CH. 32: Morning Sickness
33
CH. 33: Keraguan Adlin
34
CH. 34: Asal Mas Bahagia
35
CH. 35: Dikamar Mandi
36
CH. 36: Double Date
37
CH. 37: Baby Niel
38
CH. 38: Daddy Siaga
39
CH. 39: Kegundahan Aulita
40
CH. 40: Hadiah Kecil Untuk Adlin
41
CH. 41: Ungkapan Kebenaran
42
CH. 42: Waktu Gibran Mengeluh
43
CH. 43: Bulan Madu
44
CH. 44: Sesat Deh Sesat!
45
CH. 45: Brotherhood
46
CH. 46: Nothing To Loose
47
CH. 47: Lari Pagi
48
CH. 48: Byurr!
49
CH. 49: Adegan Dikamar Mandi
50
CH. 50: 2-1 Hubby
51
CH. 51: Terlalu Hardcore
52
CH. 52: Hujan
53
CH. 53: Jumpalitan Hari Adlin
54
CH. 54: Adeknya Mana?
55
CH. 55: Ur Husband
56
CH. 56: Happy Anniversary [END]
57
Novel Baru Author!
58
Author Time [Pengumuman]
59
Xtra Part: Aulita Anak Baik
60
DUDA SALAH KAMAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!