My Fairy Tale Story!
[Story' Arc #1: Cinderella is Always Wuff U!]
"Yo, mata empat, Gimana kabarmu?"
"Mata empat bantuin kita dong, angkatin ini ya!"
"Mata empat, kebetulan sekali, dicari boss tuh."
"Mata empat!"
"Mata empat?
"Mata empat."
"Mata empat-"
Seluruh orang yang ada di kehidupanku memanggilku mata empat, seperti orang tidak punya nama saja.
Tapi mereka tak salah, karena sejak kecil aku memang sudah menggunakan kacamata untuk menutupi minus milikku.
Ingin rasanya menggunakan lensa minus, tapi karena suatu kejadian aku tetap mempertahankan menggunakan kacamata tebal dan akhirnya orang-orang melupakan namaku dan sudah sudah terbiasa dengan sebutan si [Mata Empat].
Namun [Mata empat] tidak serta merta disebut untukku karena aku menggunakan kacamata saja, tapi karena penampilanku yang biasa saja dan tak ada satupun kelebihan yang dapat membuat wanita terpana melihatku.
"Eh? Kencan dengan mata empat? Aku sih ogah, ya."
"Nggak, nggak mungkinlah, siapa sih wanita yang mau suka sama mata empat? Tampang b aja, gak ada sedikitpun hal menarik dalam hidupnya."
"Dia baik sih, tapi kalau untuk jadi pacarku enggak dulu deh, laki-laki lain masih banyak bertebaran diluar sana, lagian cara treat dia ke perempuan juga begitu datar, apa dia tidak menikmati hidupnya ya sebagai laki-laki?"
Ucapan-ucapan itu selalu terdengar saat orang-orang menanyai persepsi diri mereka tentang aku, begitu banyak responnya namun tetap jawabannya adalah tidak.
Siapa sih orang yang tertarik dengan aku, tinggi badan yang standar, rupa wajah standar dan semua serba standar.
Kadang aku melamun, apakah memang di dunia ini tidak ada yang peduli tentangku?
Bahkan tukang cilok langgananku yang menurutku satu level denganku sudah punya istri dua, ironi bukan?.
Tapi-tapi, ada satu orang yang tidak memanggilku Mata Empat, dia adalah Ibuku yang sudah cukup tua dalam usianya.
Karena aku anak tunggal dan Ibu single parent tanpa sanak saudara, tidak ada lagi yang mengenal namaku selain sosok Ibuku.
Ya kehidupanku sangat berwarna Abu-abu, hanya bisa dinikmati saja kan tanpa bisa mengeluh?
Eh? Kau bertanya bagaimana saat aku remaja? Hahaha tentu saja aku cuman manusia yang berada di jalurnya sendiri, tidak-tidak, aku belum pernah pacaran, bahkan sampai usiaku yang menginjak 23 tahun ini.
Teman? Hmmm sepertinya lebih banyak aku sebut mereka kenalan saja, tidak-tidak, bukannya aku tidak mau bergaul, tapi aku sangat kaku sampai-sampai orang yang ku kira teman meninggalkanku semua.
Yap, andai ini game yang aku mainkan, tentu saja aku juga mau punya teman mengobrol baik secara langsung maupun Virtual.
Tetap saja, sepertinya memang mustahil, hahaha ya memang itulah isi hidup manusia abu-abu di zaman sekarang.
Kalau berandai-andai, aku juga ingin punya pacar, tidak lebih tepatnya pasangan hidup yang saling mengerti satu sama lain, karena dari drama yang aku tonton, "Mempunyai seseorang yang selalu berada di pihakmu baik salah maupun benar adalah sesuatu yang hebat, kan!"
Hahaha tentu saja itu cuman khayalan, dibandingkan aku harus berkhayal tentang manusia disekitar ku, lebih baik aku mencintai Noona-noona Korea, kan?
(Noona adalah sebutan perempuan lebih tua oleh anak laki-laki yang lebih muda).
Ya beginilah keseharian ku, cuman bisa berkhayal, andai saja Park Bo Young menemani diriku makan berdua, rasanya kehidupanku lebih sempurna, hahaha.
Kenapa aku tertawa terus? Ya sudah lama aku tidak tertawa, biarkan saja ya, namanya juga manusia abu-abu.
Tapi, apa benar zona aku berada di area abu-abu terus tak akan berubah?
****
Alvian Dharmawan, pria culun berkacamata tebal dengan tampang biasa saja dan komunikasi yang kaku.
Dia menjalani kehidupannya dengan sebutan Mata Empat.
Dirinya adalah orang yang tak mengenal bagaimana memperlakukan orang lain namun bercita-cita punya kisah cintanya sendiri.
Ironis, tapi itulah kenyataannya, dia adalah manusia abu-abu yang tidak bisa peka akan sekitarnya.
Namanya juga sudah memudar di kalangan lingkungan dia kerja, sebagai staff yang mengurus panggung teater tempat berbagai macam penampilan seni akting di tampilkan, dirinya tak sadar bahwa sebenarnya dia mempunya beberapa orang yang menyukai sifatnya namun karena kaku dan juga membosankan, orang-orang itu mundur mendekati dirinya.
"Semuanya siap, penampilan dari teater merpati akan dimulai beberapa saat lagi," seru pemimpin pasukan yang mendekorasi panggung mulai mempekerjakan semuanya.
"Mata empat tolong urus sound sistemnya, ya!" lanjut pimpinan dan dia mengangguk lalu ke belakang panggung untuk mengecek sound sistem miliknya.
Karena suasana cukup sibuk, semua orang bergerak seperti ada yang mendikte pola kerja mereka agar cepat.
"Ehhh maaf-maaf, kamu tidak apa-apa?" ucap dirinya saat seorang gadis dia tabrak dan terjatuh.
Gadis itu terlihat begitu sedih dan menangis di tempat, Alvian kebingungan kenapa gadis itu menangis.
"Aduh nona cantik, jangan menangis ya, ayo aku ant-"
"Mata empat, cepat urus, tidak ada suara nih!" teriak pimpinan dan akhirnya Alvian meminta maaf dan berlari ke ruangan sound sistem untuk menyalakan sound teater.
Gadis yang dia tabrak tiba-tiba kebingungan dengan apa yang terjadi, yang tadinya dia menangis jadi tertarik dengan kerja sama yang sedang dilakukan oleh orang-orang disana.
"Wihh, menarik juga," seru dirinya dan akhirnya dia keluar dari ruangan itu untuk pergi ke tempat dia harus berada.
Semua orang bekerja untuk menyelesaikan deadline setting panggung yang akan dipakai 1 jam lagi, dan tamu akan datang 15 menit sebelum pertunjukan, jadi mereka harus ngebut mengerjakannya.
Suara sound teater begitu halus dan nyaman untuk di dengar, walau begitu suaranya jelas sekali bahkan suara kita mengobrol pun kalah oleh soundnya, hal ini diperuntukan sebagai media orang-orang menonton di studio teater ini nyaman dan menikmati aksi para aktor dan aktris yang memainkan peran mereka.
Runtutan lampu menyoroti panggung, aksi seseorang yang mulai memainkan perannya membuat penonton sangat tersanjung.
Perempuan yang begitu cantik, itu adalah pendapat Alvian saat melihat sosok gadis itu dari cctv pemantau panggung, dia bertugas sebagai sound sistem, orang yang memastikan suara dipanggung tidak bermasalah dan membuat penonton nyaman untuk menikmati pertunjukan.
"Sungguh hebat kesayangan kami, dia begitu sempurna dan anggun, sosok Cinderella teater merpati adalah jagoan kami sekarang," ucap pimpinan Teater Merpati yang masuk ke ruang operator dan sepertinya meminta hal yang membuat Alvian sibuk.
Alvian tak bisa mengkhayal saat bekerja, dia harus fokus memainkan sound efek yang diminta sesuai dengan naskah yang ada.
Namun berkat dirinya juga, sudah begitu banyak pertunjukan yang berhasil dan membuat panggung teater 3 selalu banyak peminatnya.
"Huhuhu, cerita ini begitu sedihkan, oi mata empat, tolong backsound sedihnya buat lebih mendalam," ucapnya menyuruh Alvian mulai meningkatkan intensitas suara saat pengakhir cerita berakhir.
"Kasian sekali ya, ceritanya bagus sekali, tapi penulis benar-benar membuat kami menangis."
"Cinderella itu cantik sekali, tapi akhir ceritanya benar-benar diluar ekspektasi ku, soundnya begitu menyayat hati saat mengiringi adegan terakhir saat Cinderella berakhir."
Berbagai sanjungan diterima oleh Teater Merpati yang kegirangan karena teaternya kali ini ramai dan seluruh podium penonton terisi full tidak ada bangku kosong.
Alvian yang kelelahan di ruang operator berjalan lurus untuk mengambil minuman, dan takdir aneh mulai menyelimuti dirinya ketika dia pas-pasan dengan orang yang mengubah warna abu-abu dalam hidupnya, sebuah pewarna layaknya crayon baru.
****
"Kamu, jadi pacarku, ya?"
"Hehehehe, kawaii!"
"Hahaha, culun sekali! Aku suka, aku suka!"
Mimpi yang tak bisa dibayangkan olehku, apa-apaan dia, hatiku sekarang kebingungan karena dirinya.
Apakah dia tulus? Atau dia menerima dare dari orang? Atau dia sedang mengerjai diriku yang bodoh ini?
Aaaaaa, apa-apaan ini, kenapa warnaku jadi berubah!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
꧁SNA ⋆⃟
aku mampir, jangan lupa mampir juga ya
2024-03-12
0
Alizeee
mampir juga kak, kenovelku
2024-03-08
0
vxntz
tidak ada titik setelah tanda tanya yaa
2024-02-29
0