"Nee... Nee, Oppa. Kamu suka padaku?"
"Ehhhh, kamu masih tanya begitu?"
"Tentu saja, aku sangat sangat menyukaimu, noonaku sayang!"
Alvian yang menonton saat scene adegan kedua couple dalam serial yang dia tonton menyebabkan perasaan saling berlebihan.
Jiwanya begitu senang saat melihat keduanya mulai berpacaran setelah begitu banyak kejadian ribut oleh keduanya
Drama [Pacarku Oppa-oppa yang sangat ganteng!] yang rilis menjadi tontonan Alvian baru-baru ini.
"Irinya, kapan ya bisa seperti itu?" tanya Alvian beberapa bulan lalu saat melihat Park Bo Young sedang kencan dengan pasangan di drama tersebut.
Sejak saat itu, khayalannya yang tinggi menciptakan sosok halu yang merupakan manifestasi Park Bo Young dalam setiap tindakan Alvian.
Namun, semuanya sudah berubah sejak beberapa menit yang lalu.
Hari ini, datang dimana waktu "kapan ya?" yang ditanyakan oleh Alvian yang menonton drama tersebut, Alvian sedang digandeng oleh cewek super cantik yang sedang bersandar di bahunya dan jalan menuju mall.
Orang-orang yang melihatnya tentu saja berkomentar, mulai dari hal sepele sampai membuat teori konspirasi yang lain.
"Pelet tuh, liat aja!"
"Benar, masa sih cewek secantik itu nempel banget sama pria sejelek itu!"
"Gih kamu tanya, pelet apa yang dia berikan, aku juga mau!"
Hal lumrah tapi tak masuk akal di negeri ini, hal-hal berkaitan dengan sebuah logika tidak masuk akal pasti dihubungkan dengan hal gila yang disebut sebagai (pelet) atau suatu tindakan untuk membuat pasangan mencintai diri mereka dengan bantuan jin atau sebagainya.
Itulah negeri ini, pacaran ataupun menikah dengan orang yang berbeda standarnya selalu dikaitkan oleh pelet.
Namun itu tak masalah bagi Alvian, karena dia sendiri tak fokus karena gemetar di gandeng oleh cewek untuk pertama kalinya.
Sedangkan Meivelyn, dia hanya memendam rasa gemas karena melihat cowok yang menjadi pacarnya itu ternyata baru pertama kali pacaran dan mungkin ini pertama kalinya dia genggam.
Meivelyn juga bisa mendengar ucapan itu, namun dia memilih untuk diam saja dan fokus terhadap pacarnya itu.
"Gak usah grogi sayang, liat banyak yang iri ke kita," serunya yang membuat Alvian melirik sana-sini dan makin kikuk karenanya.
Meivelyn tentu saja tertawa dan makin menggandeng Alvian, lalu dia menanamkan kepalanya ke bahu Alvian yang tingginya cukup lebih tinggi darinya.
"By the way, kamu lebih tampan kalau gak pake kacamata ya, sayangku!" ucapnya kepada Alvian dan ucapan itu membuat Alvian sadar bahwa kacamatanya sudah hancur kemarin, pengelihatan Alvian cukup buram sedari tadi, dia juga kali ini sedang tak bisa melihat suatu bacaan karena kacamatanya sudah rusak.
Handphone Alvian berdering, nada deringnya masuk dan membuat keduanya terkejut.
"Eh, nada deringnya!" kaget Mei yang mendengarnya.
Alvian segera menyembunyikan suaranya dan mencoba membaca telpon siapa yang masuk.
Sialnya nomer tersebut belum di save oleh Alvian dan karenanya dia tidak bisa tau nomer siapa itu.
"Sini aku bacakan nomernya," ucap Mei yang meminta handphonenya dan Alvian secara terpaksa memberikannya.
"Tolong ya," ucapnya dan Mei senang mengambil handphonenya.
"Hallo," ucap Mei mengangkat telpon tersebut dan membuat Alvian kaget.
"Ahhh, ini dari temanmu, nih telponnya," seru Mei yang memberikan Telponnya dan Alvian segera berbicara.
"Apa? Bos marah-marah karena aku bolos? Ba--baik aku akan-" eru Alvian namun hpnya direbut oleh Meivelyn.
"Ehh, kok kamu ambil Telponnya!" tanya Alvian dan Meivelyn hanya tersenyum seraya berkata.
"Hallo kak, aku Meivelyn, bilangin ke bos kakak, pacarnya sedang meminjam Meivelyn, soalnya dia harus beli kacamata karena bullying yang dilakukan oleh kantor mereka, dah!" seru Mei dan menutup Telponnya.
Dia memberikan hp milim Alvian lalu mengambil handphone miliknya.
"Hallo paman, maaf nih, karyawan paman saya pinjam dulu ya, kasian pacarku paman mereka di bully karyawan bapak kemarin malam dan kacamatanya pecah, tolong izin dulu ya pak, salam manis dari aku, Meivelyn!" serunya sampai bos Alvian tak sempat mengucapkan apapun.
"Ehhh, kok kamu berbuat gitu?" tanya Alvian untuk kesekian kalinya dan Meivelyn tak mau mendengarkannya dan hanya berkata.
"Hehehe, tenang saja, Pak Erwin itu pamanku, yaudah yuk kamu harus membeli kacamata dulu, kasian kalau kamu gak bisa liat huruf lebih jelas!" seru Meivelyn dan menarik Alvian masuk ke mall.
Tentu saja Alvian yang merasa tak enak hati seketika gelisah, dia hanya berjalan menuruti Meivelyn karena tangannya tidak bisa lepas dari genggaman kuat gadis itu.
(Kenapa dia suka kepadaku sih? Apa aku harus bertanya?) tanya Alvian namun di lain sisi Alvian berpikiran negatif.
(Apa dia kalah main game dengan orang dan menerima dare untuk menjadikan aku pacarnya?) tanya dirinya lagi dan melihat sosok gadis cantik yang begitu imut, dadanya berdegup kencang karena ini pertama kalinya bagi dirinya untuk kencan.
(Atau jangan-jangan dia sedang taruhan uang dengan syaratnya aku? Di drama sering terjadi juga yang begitu, kan? Mendekati cowok gak populer dan biasa saja untuk melihat seberapa cepat dia jatuh cinta kepada orang tersebut?)
(Udahlah, aku tanya aja dia sekarang!)
Alvian yang bermonolog memasang kecurigaan berbanding terbalik dengan sosok Meivelyn yang sedang berpikir akan kemana hari ini.
(Nanti setelah beli kacamata, apa aku perlu memperbaiki gayanya? tapi dia bakal marah gak ya? aku yakin hanya merubah gaya pakaian dan rambut, ayangku pasti ganteng banget, hehe!)
(Tidak, tidak, tidak, kalau dia jadi keren, dia bakal jadi buaya gak ya? Eh tapi kalau dia tak ku touch up, nanti dia malah minder lagi, baiklah aku touch up aja, tapi keuangannya stabil gak ya? Kalau aku yang belikan dia marah gak ya?)
(Baiklah aku akan tanya dia deh!)
"Sayangku."
"Nona Meiv."
Kedua orang itu berbicara barengan dengan pelafalan yang berbeda.
"Nona Meiv boleh duluan berbicara," ucap Alvian sembari memalingkan wajahnya.
"Ke--keuanganmu sedang stabil tidak?" tanya ragu Meivelyn dan membuat Alvian berhenti dengan wajah penuh pertanyaan.
(Eh, apa dia tipe orang yang ingin memoroti uang pacarnya?)
Alvian segera berpikir seperti itu dan cukup lama.
(Apa maksud dari ucapannya? Keuangan stabil? Apa dia takut aku tidak punya uang? Apa dia seorang yang akan menghabiskan uangku lalu pergi begitu saja seperti pemeran drama [Kisah Lintah Darat!])
"Ya, aku bawa ATM-ku sih, memangnya untuk apa?" tanya Alvian dan Meivelyn bernafas lega.
"Hehe, nggak kok, yuk kita kesana, ke Palawai!" ucapnya menunjuk toko kacamata dan dia mengerti maksud Mei.
(Ah iya, aku kesini untuk beli kacamata baru, ya? Apa sih Alvian, pikiranmu kemana-mana saja.)
Mereka berdua memasuki toko dengan beragam bentuk kacamata dan merupakan toko kacamata terbesar di kota tersebut.
[Toko kacamata Palawai]
"Selamat datang kak, ada yang bisa dibantu?" ucap pelayan yang menyambut kedua orang itu.
Meivelyn melepas gandengan tangannya dan melihat-lihat kacamata disana, sedangkan Alvian mengangguk saat disapa oleh Pelayan tersebut.
Pelayan tersebut senyum-senyum saat melihat kedua pasangan tersebut, bahkan dalam otak orang tak tau apa-apa, pikiran buruk tersirat dan membuat tak nyaman bagi Alvian.
"Aku mencari kacamata untuk suamiku mbak, boleh gak cariin model trendi sekarang, dia dikatain culun soalnya sama rekan kerjanya."
Meivelyn membuat pelayan itu ternganga saat ucapannya dilayangkan, segera mereka memulai memperlihatkan model batang kacamata dengan berbagai variasi.
Alvian segera kaget saat dipanggil suami oleh Meivelyn, pipinya merah dan dia membuang muka saat Mei mengatakan itu.
"Wah, istri anda perhatian sekali ya, pasti kalian pasutri baru ya, selamat ya atas pernikahannya!" seru Pelayan itu membuang stigma buruk yang muncul.
"By the way, nanti kacanya bisa di sesuaikan gak kak? Suamiku ini punya minus dan kacamatanya pecah..."
Melihat Meivelyn yang berbicara seperti itu, Alvian memperhatikan dunianya yang warna abu-abu diterangi warna lain yang merupakan sosok yang entah tau siapa dirinya.
Dia melihat sekitarnya masih saja berwarna abu-abu, hanya gadis itu yang memiliki warna berbeda dari apa yang dilihat oleh matanya.
"Oh tuhan, perasaan yang aku rasakan ini, apa sekarang?" tanya kecil Alvian menyentuh dadanya sendiri yang berdegup kencang dan akhirnya kata perintah membuatnya sadar hari itu.
"Yuk sayang, coba dulu framenya, kita sesuaikan biar kamu tidak dibilang culun lagi!"
Tawa manis Meivelyn yang membuat Alvian bersemangat untuk melakukan kencan tersebut
Perlahan, warna lain muncul dari dalam diri Alvian dan membentuk warna pink yang merupakan warna sejati dari cinta yang begitu polos.
Sedangkan disisi lain saat mereka memulai kencannya, kantor Alvian sedang heboh sekali dengan berita Alvian sedang kencan dengan seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Alizeee
hi
2024-03-08
0
Erliza Rosyanda
biasa penggemar julit semua salah 🤭
2024-03-05
1
Ryaici Saristi
yah gitu emang netizen, dapat yg ganteng pelet, kaya dikit nyiyir,😌😌😌
2024-03-02
1