#1 _ Mata empat mendapatkan pacar!

Wajah mungil dengan rambut peach yang menari-nari di pantai mengajak sosok diriku yang kaku dan tak bisa bersenang-senang menjadi hal gila yang pernah aku alami.

Bagaikan aku menonton adegan series drakor dimana Main Lead dan pasangannya bersenang-senang di pantai menikmati rasa kasmaran mereka yang meledak-ledak.

"Ba...ngun!" gumam kecil gadis itu namun sosok diriku yang gemetar karena disentuh gadis cantik yang aroma tubuhnya sangat harum dan kelembutan tangannya membuat aku panas dingin hebat.

"Ba...ngun!" ucapnya lagi namun wajahnya yang begitu cantik yang sangat mirip Park Bo Young (salah satu aktris Korea) membuat aku larut dalam kesenangan dan melanjutkan tarian tersebut.

"Alvian bangun! Sudah siang ini!" teriak Ibunya membangunkan sosok pemuda yang terbangun dengan wajah yang amburadul dan segera mengambil handuk untuk bergegas pergi bekerja.

Dia berjalan begitu lambat dan mulai merapikan dirinya sedikit demi sedikit, dia memulai ritual menyisir rambutnya dan meniru gaya rambut aktor Korea yang dia kira itu tampan.

Namun pilihannya cuman satu, dia kembali ke penampilan pabriknya dan berangkat ke tempat kerjanya.

Walaupun dia sudah telat, karena ini hari evaluasi, dia berangkat agak siang menikmati kenyamanan tubuh yang masih mengantuk.

"Ibu, aku berangkat ya," ucap Alvian dan Ibunya berteriak sesuatu yang tak didengar oleh Alvian.

Alvian sudah memakai headset wireless miliknya dan siap untuk berangkat pagi sekitar jam 9-an.

"Hallo pacarku, kok kamu kesiangan, yuk berangkat," seru sosok imajinasi yang membuat Alvian tersenyum saat membayangkan dia pergi bersama Park Bo Young yang sepantaran dirinya.

Langkah kaki Alvian diikuti seseorang yang berada satu langkah di belakang, sosok imajinasi Park Bo Young sekarang digantikan oleh posisi orang itu.

"Wah busnya mau berangkat, ayo sayang kita harus mengejar bus itu," ucap Alvian yang mengenggam tangan gadis yang menggantikan posisi Park Bo Young.

Kedua orang itu berlari sekuat tenaga mengejar laju bis dan usaha mereka sia-sia, bis itu sudah berangkat yang membuat Alvian dan gadis itu tertinggal bus.

"Hahaha, kita ketinggalan busnya, lucu sekali ya, hehehe," ucap gadis itu dan Alvian segera menatapnya saat gadis itu berbicara.

Dia mulai menyentuh pipi lembut gadis itu dan keduanya saling menatap begitu dekat, Alvian yang masih menganggap itu sebuah imajinasi yang besar, sedangkan Meivelyn yang shock karena pria itu membuat dadanya berdegup dengan kencang.

"Kok hari ini rasanya seperti nyata ya, sayang?" ucap Alvian dan mulai menggerakan tangannya mencubit-cubit pipi Mei secara bergantian.

"Hehehe, lembut ya pipiku, tentu saja itu nyata," seru dirinya yang membuat Alvian beberapa kali mengedipkan matanya dengan cepat seraya berkata.

"Cangkaman, cangkaman, kamu siapa?" seru Alvian dan Mei menjawab dengan lantang.

"Loh, aku kan pacarmu, Alvian sayang," jawab Mei yang membuat Alvian memiringkan kepalanya sembari menguyel-uyel pipi Mei sekali lagi.

"Ehhhhhh!!!!" teriak Alvian yang panik dan melepas tangannya, otaknya baru saja merespon apa yang sedang terjadi dan seketika dia segera melakukan pose minta maaf beberapa kali yang membuat Mei tak nyaman.

"Maafkan aku, maafkan aku, aku sudah lancang, maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku!" ucap Alvian terus-terusan dan Mei yang malu akan perbuatan itu segera membuat Alvian berdiri.

"Sudah ya sayang, tak nyaman rasanya melihatmu seperti itu, yuk berdiri, dibawah kotor loh."

Mei terlihat membantu Alvian yang berdiri dan kondisinya sekarang kikuk, melihat bagian celananya kotor, Mei segera membantu Alvian membersihkannya dan membuat Pipi Alvian memerah.

"Yaudah karena kita telat, ayo ngedate saja denganku sekarang, mumpung masih pagi," ucap Mei yang segera menggandeng tangan Alvian yang mati kutu karena perbuatannya, bahkan bibirnya menjadi pucat karena perlakuan yang diberikan Mei.

"Nge--nge--nge--date? Se--se--perti-" ucap Alvian yang terbata-bata dan berhenti saat Mei menatap matanya.

"Iya dong, kita kan resmi pacaran kemarin, ayo sekarang kita ngedate!" ucap Mei yang barbar menyeret tangan Alvian.

Laju jalan cepat gadis itu yang kegirangan berbanding terbalik dengan kecemasan yang ada dalam diri Alvian.

****

Beberapa waktu sebelumnya, kembali ke percakapan terakhir dimana Mei menembak Alvian.

Alvian sekarang menatap aneh gadis yang mendekati dirinya tersebut, dia melihat sekitaran dan diakhiri dengan tatapan gadis itu yang sedang membara menembak dirinya.

"Maaf?" ucap pertama Alvian yang membuat semua mata yang tajam menusuk dirinya, dia sedikit gugup mengucapkannya.

"Maaf, aku sudah punya pacar!" seru Alvian yang membuat fantasy gadis itu hancur, bahkan semua orang kantor kaget mendengar ucapan Alvian.

"Sudah ya, jangan ganggu aku lagi," ucap dingin Alvian dan sekarang iya mengenakan headset miliknya seraya barrier di seluruh bagian tubuhnya, seraya hal itu melarang siapapun mendekat.

"Wah, kejam sekali."

"Mata empat, tak kusangka kamu laku juga!"

"Sepertinya kepribadian orang seperti dirinya, punya sebuah kisah cinta juga, ya!"

"Tapi dia sombong sekali, kenapa dia menolak Nona Meivelyn?"

Suara yang menyakitkan bagi Alvian terdengar, namun untuk memasang pertahanan yang kuat, dibutuhkan mental yang kuat juga, dan dia sudah mendapatkannya hasil didikan beberapa tahun terakhir.

Namun beda dengan hati Alvian yang hancur, dia; Mei, berkedip berkali-kali menerima kenyataan dan kebingungan.

"Ah masa sih?" tanya besar Mei saat mendengarnya.

"Masa sih dia sudah punya pacar? Benarkah? Kok firasat ku mengatakan ucapannya sangat berbeda, ya?" sanggah dirinya sendiri dan dirinya tersenyum, namun karena dia sudah di tolak, perasaan malu sekarang berada di bahu Mei yang menyatakannya.

Pesta berakhir dengan rasa canggung karena semua orang tak berani menertawakan pemeran utama yang ditolak oleh pria culun tersebut.

Ada orang yang bersyukur, namun ada juga orang yang kesal kepada Alvian, bahkan setelah pulang pun, dia dalam bahaya, beberapa orang menyeret dirinya untuk mengikuti mereka.

Namun bukan Mei namanya yang tidak memperhatikan sekitarnya, dirinya yang melihat itu segera memasang wajah kesal karena akibat perbuatannya, ada orang yang disakiti.

Mei melihat dari jauh orang-orang yang membawa Pangerannya dan membuka handphone merekam hal tersebut sebagai bukti jika ada sesuatu hal gila yang terjadi.

Namun Mei dialihkan dengan sebuah mobil yang bergerak cepat dan kehilangan arah orang itu membawa Alvian.

Karena panik, dirinya mulai berlari mencari posisi dimana mereka membawanya, bahkan handphonenya segera dia masukan tanpa menguncinya.

Ya, hal miris terjadi begitu saja.

Alvian terlihat sudah dibuat bonyok oleh ketiga orang yang kini pergi dengan berjalan santai meninggalkannya.

Kacamatanya sudah di hancurkan dalam beberapa kali pijakan oleh salah satu dari orang-orang tersebut, dan Alvian hanya bisa merengek kesakitan menatap bulan yang bersinar terang.

Pandangannya berubah menjadi sosok haluan yang selama ini dia rekam, sosok Park Bo Young terlihat sedang cemas terhadap dirinya.

"Maaf ya Noona, aku kalah dari para bajingan itu," ucap Alvian yang membuat Mei kaget.

(Noona?)

"Benar noona ku sayang, kalau aku melawan, aku yang keren pasti datang menghabisi mereka, dan Noona akan cemburu karena saat aku keren, banyak wanita mengejar diriku!" serunya lagi dan membuat Mei nambah bingung dan tertawa dibagikan terakhir dia mengatakannya.

Lalu tangan Mei digenggam oleh Alvian dan dia bangkit lalu layaknya pose seorang kesatria yang sedang menenangkan seorang putri dari kerajaan.

"Lain kali, aku tidak akan kalah, sayangku, Noona Bo Young!" seru dirinya dan akhirnya Mei mengerti apa yang terjadi sekarang.

(Noona Bo Young? eh ini maksudnya Park Bo Young yang cantik itu, jangan bilang dia mengaku sebagai pacarnya? hahahaha lucu sekali!) batin Mei yang akhirnya tau tentang firasatnya saat pemuda itu bilang dia sudah punya pacar.

"Hehehe, itu harus sayangku, kau tidak boleh kalah lagi," jawab Mei yang dilihat sebagai sosok Park Bo Young oleh Alvian.

"Jadi, aku ini pacarmu, kan?" tanya Mei tersenyum lebar mengatakannya dan tentu saja Mei paham, dalam khayalan Alvian sekarang, orang yang tersenyum itu adalah Park Bo Young yang begitu manis bagi dirinya.

"Tentu saja, Noona adalah kekasihku!" seru Alvian dengan ekspresi meyakinkan sosok imajinasinya dan senyumannya kembali membuat Mei terkena serangan mental dengan damage 9999 love didalamnya.

"Janji ya, kau tidak bohong, pangeranku!" tambah Mei dan Alvian mencium punggung tangan kanan Mei layaknya menaruh janji sucinya kepada tangan Mei.

"Janji, seorang ksatria tidak akan-"

Belum selesai akan ucapannya, kondisi tubuh Alvian yang lemah ambruk dan dia melupakan malam itu, tapi bagi Mei, ucapan khayalan itu menjadi janji suci milik Alvian.

Kembali ke masa kini, Alvian diseret-seret oleh Mei yang bersemangat untuk kencan pertamanya.

Sebaliknya, Alvian baru saja kembali ke kesadarannya saat malam tadi dan persepsi saat dia melihat haluan Park Bo Young berubah menjadi wajah manis Meivelyn.

Hari itu, Mata Empat dan Cinderella bersiap untuk kencan pertamanya.

[Coretan pertama yang ada didalam hidup si mata Empat: Abu-abu + Kuning (warna baru)]

Terpopuler

Comments

ig: pocipan_pocipan

ig: pocipan_pocipan

Thor, PociPan mampir ya
jgn lpa jg mampir di karya baruku judulnya Jemariku tak selentik dirinya makasih

2024-03-14

0

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

mantap 👍👍👍

2024-02-29

0

Elzi Lamoz

Elzi Lamoz

keren thor, jadi inget masa lalu

2024-02-29

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!