NovelToon NovelToon

Young Mistress

Bab 1 Pernikahan Kilat

Langit pagi ini begitu cerah, awan-awan menggumpal di langit yang bewarna biru, burung-burung melompat kesana kemari, sambil bernyanyi memberikan semangat untuk gadis yang sedang gundah gulana, duduk di ranjang tempat tidur, memandangi teras rumahnya melalu jendela kamar.

Stella nampak kurang semangat ketika bangun pagi ini, padahal ini adalah hari pernikahannya, beberapa kali menghela nafas, memikirkan pernikahannya yang akan terjadi enam jam lagi kedepan, ia akan segera mengucap janji sehidup semati dihadapan Tuhan dan semua keluarga dan juga teman-temannya.

Steven sang calon pengantin merupakan pemuda tampan dan kaya raya, baru saja ia mengenalnya sepuluh hari yang lalu, tidak ada yang salah dengan semua keuntungan yang ditawarkan Steven pada Stella, karena itu Stella amat sangat setuju tanpa pikir panjang mau terima ajakan menikah darinya.

Tidak bisa dipungkiri keadaan ekonomi keluarganya semakin hari semakin melemah, karena kondisi hutang perusahaan sang ayah yang terus saja berbunga, tidak ada lagi yang bisa dilakukan sang ayah kecuali mengorbankan putri kesayangannya untuk dinikahi seorang pemuda kaya raya, untungnya bukan pria tua pengusaha yang botak atau keriput, untung saja bukan juragan tanah yang punya banyak istri.

Saat ayah Stella terpaksa menjual perusahaan yang ia bangun dari nol, seorang pemuda tampan mendatangi perusahaannya, lalu tiba-tiba menawarkan banyak uang untuk melunasi semua hutang perusahaan, namun dengan syarat, putrinya harus setuju dan mau menikahinya.

"Stella sayang...~" ujar Widya ibu Stella, yang tiba-tiba masuk ke kamar Stella

"Mama..~" seru Stella dengan suara parau, ia sedang menangis

Widya pun jadi ikut menangis, karena hari ini akan segera berpisah dengan putri kesayangannya.

"Jangan menangis Stella sayang, ini hari pernikahanmu.., kita gak akan berpisah lama nak, setelah kamu menikah, kita masih bisa bertemu sayang, kamu juga masih bisa berkunjung ke rumah ini" ujar Widya memeluk erat Stella sambil mengusap-usap punggungnya agar hatinya tenang

"Hiks..hiks..hiks...hiks...hiks.." Stella menangis tersedu-sedu

"Hapus air matamu, ayo cuci muka dulu, penata rias pengantin sudah datang, selesaikan acara pernikahanmu dengan baik" ujar Widya mengingatkan

"Iya ma...,hiks....hiks...hiks..." Stella mengangguk, dan berusaha menghentikan tangisannya

Bukan rasa takut yang sedang Stella rasakan pagi ini, bukan juga rasa gugup menjalani malam pengantin, tapi ia sedih karena tidak lagi tinggal di rumah ini, rumah yang penuh kehangatan dan kasih sayang dari kedua orangtuanya, itulah yang akan selalu Stella rindukan saat tinggal di rumah suaminya nanti.

Semua terasa begitu cepat, selama sepuluh hari, calon suaminya Steven mampu membuat seluruh persiapan pernikahan dengan sempurna.

__________

Gedung pernikahan

Saatnya kedua mempelai mengucapkan janji pernikahan.

"Engkau Steven Geraldine Karim, apakah bersedia menerima Stella Mariana Renata sebagai istrimu, tulang rusukmu, sampai maut memisahkan kalian" ujar pemuka agama

"Ya.. saya bersedia" ucap Steven dengan senyum sumringah

"Engkau Stella Mariana Renata apakah bersedia menerima Steven Geraldine Karim sebagai suamimu, kepala keluarga dan tetap setia padanya sampai maut memisahkan kalian" ujar pemuka agama

"Ya saya bersedia" ujar Stella sambil tersenyum malu-malu, hatinya sedang berdebar-debar, Suaminya sangatlah tampan walaupun baru saja kenalan dua belas hari yang lalu

"Silahkan mencium istrimu..." ujar pemuka agama mempersilakan kedua mempelai menunjukkan rasa kebahagiaan mereka di depan para tamu undangan

Tanpa ragu Steven langsung mencondongkan tubuhnya, lalu mencium kening istrinya.

"Cups...~"

"Kyaa....~" teriakan hati Stella yang sedang berbunga-bunga, hatinya tidak lagi sedih seperti ketika bangun tidur tadi pagi, saat sudah make up dan mengenakan gaun pengantin, suasana hatinya jadi berubah, tiba-tiba begitu merasa bahagia, mungkin ini yang namanya kebahagiaan dihari pernikahan, perasaan campur aduk, ada rasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga namun rasa bahagia yang meluap-luap karena sudah menemukan pasangan hidup.

Setelah mengucap janji para tamu undangan langsung naik ke atas panggung memberikan selamat kepada kedua mempelai dan para orangtua mereka.

"Stella bestie...~ happy wedding" sapa Sonia memberikan pelukan

"Thanks you Nia~"

"Cie~ udah jadi istri kilat sekarang ye.." sapa Rosa memeluk erat

"Hiks...Ella~, kita bakalan kangen banget nih sama lu..." sapa Linda berpelukan erat

"Tenang bestie, kita pasti masih bisa ketemuan kumpul-kumpul kayak biasa kok~" ujar Stella dengan riang gembira

"Pfftt..." Steven langsung tertawa geli mendengarnya

Linda, Sonia, dan Rosa ketiganya adalah teman baik Stella sejak SMA hingga sekarang.

"Congrats ya Stella semoga pernikahan kalian bahagia" ujar Kevin mantan Stella waktu SMA

"Terimakasih Kevin kamu sudah mau hadir" ujar Stella, walaupun sudah mantan, tapi masih berteman baik sampai sekarang

Steven suami Stella begitu mempesona, ia selalu tersenyum ramah kepada siapa saja, kepada keluarga Stella yang hadir dan kepada para teman Stella juga. Selama acara Stella terus memandangi wajah tampannya, ia merasa sangat amat beruntung bisa memiliki suami yang ganteng dan kaya raya, walaupun umur Steven sudah 30 tahun, sepuluh tahun lebih tua darinya.

Bersambung ~

...****************...

Bab 2 Pertemuan Pertama

Flashback dua minggu yang lalu sebelum hari pernikahan

"AKU GAK MAU...!!! AKU MASIH MAU MENIKMATI MASA MUDAKUUU...!!!" teriak Stella tidak mau dinikahkan, umurnya baru dua puluh, ia merasa ada banyak hal yang belum bisa ia nikmati kesenangan diumur ke 20 tahun ini

"Maaf Stella sayang kami pun terpaksa melakukan ini, kalau tidak semua rumah dan aset kita bakalan disita sama bank..!!" ujar Josua ayah Stella

"Tapi...papa, kan masih ada cara lain.., bukannya papa berencana menjual perusahaan...??, kenapa malah memaksaku menikah tiba-tiba...!!" pekik Stella yang kesal, sebagai anak ia tidak mau dikorbankan, kesenangan di umur 20 tahun lebih penting baginya

"Papa sudah coba menjualnya selama beberapa bulan ini, namun gak ada yang mau beli, bunga hutang yang harus dilunasi sudah terlalu tinggi, bahkan perusahaan berarti sekelas perusahaan ORCA saja tidak mau membeli perusahaan ayah..." ujar Joshua dengan nada keputusasaan

Sejenak Stella terdiam, memang kondisi ekonomi keluarganya sudah menurun sejak tiga tahun yang lalu, pengeluaran berkurang, uang jajan berkurang, beberapa aset haru di jual, untuk bertahan hidup selama tiga tahun, dan menggaji karyawan yang masih setia bekerja di kantor ayahnya, namun usaha itu harus sia-sia, jaman terus berkembang, perusahaan ayahnya kalah bersaing dan tidak bisa berinovasi seperti perusahaan lain.

"Ibu gak sanggup nak...!!!" teriak Widya dengan nada kesedihan

"Ibu gak sanggup... Gerrard adikmu masih harus sekolah..., kalau kamu gak menikah dengan pria itu, apa kamu mau kita hidup ngontrak tidur satu ruangan dan satu kamar mandi..!!" rengek Widya ibu Stella

"Tapi masa mama dan papa tega korbankan Stella demi uang...!!" pekik Stella yang masih tidak terima, tidak bisa membayangkan dirinya menikah dengan pria yang belum ia kenal seperti apa

"Ya ampun kak Ella terima aja sih....~, lagian calon suami kakak ganteng loh, aku sama ayah udah lihat langsung, kakak rugi deh kalau nolak ajakan menikah dari dia" seru Gerrard adik Stella, kondisi keluarga lagi tegang gini, ia malah tetap asik main game di hp-nya

"Iiihh.. anak ini...!!!" Stella yang kesal langsung beranjak dari sofa mau menjitak kepala adiknya

"Nak... tahan dulu nak...!!, yang dikatakan Gerrard itu benar.., calonmu itu ganteng kayak di drama Korea yang suka kamu tonton, makanya papa langsung setuju mau nikahkan kamu sama dia" ujar Josua, menahan Stella

"....." mendengar itu Stella langsung duduk lagi, memang hobinya nonton drama Korea, apalagi saat bantu sang ibu jaga toko di pasar

"Selain ganteng, dia juga dari keluarga kaya raya, masih muda juga umurnya baru 30 tahun, penampilan kekinian.." ujar Widya menambahkan, ia sudah mencari tahu soal calon suami Stella

"Ya kalau emang kenyataannya begitu, boleh juga nih...~, jaman sekarang kan susah cari cowok ganteng plus tajir" ucap Stella dalam hati, ia jadi senyam-senyum sendiri, membayangkan dirinya jadi pemeran utama wanita di drama Korea yang suka ia tonton

"Hmm...kalau benar begitu, Stella mau ketemu dulu sama dia, Stella belum percaya kalau belum lihat sendiri.." ujar Stella dengan gaya sok jual mahal, dalam hati ia sangat penasaran

"Syukurlah nak, papa akan atur pertemuan kalian berdua, dua hari dari sekarang" ujar Josua bersemangat

"Kalau gitu..., besok kita belanja baju baru ya nak, kamu harus memberikan kesan yang baik untuk calon suamimu, jangan kecewakan dia..~" ujar Widya menggenggam erat tangan putrinya yang akan segera menyelamatkan perekonomian keluarga kecil ini

Stella pun mengangguk setuju, namun hatinya masih ragu, karena sesungguhnya ia belum mau menikah, masih ingin bersenang-senang seperti teman-teman sebayanya.

_________

Dua hari kemudian

"IRASSHAIMASE...!!!" teriak pelayan restoran jepang, menyambut kedatangan Stella

Sejak pagi Stella sibuk berdandan, ibunya membawa dia ke salon untuk perawatan wajah, rambut, dan kulit.

"Iihhss... si mama berlebihan sekali" gumam Stella, tangannya menarik rok dress nya, ibunya sengaja memilihkan baju yang agak minim, jujur saja jarang sekali Stella memakai dress macam ini, namun demi menyelamatkan keluarga dan masa depannya dia harus berkorban.

"Meja atas nama siapa mbak..?" tanya mbak pelayan restoran berpakaian kimono

"Hmm.., atas nama Steven Geraldine" ujar Stella, bersikap malu-malu kucing, jarang masuk ke restoran jepang mewah, yang ada ruang VIP nya

"Baik silahkan sebelah sini" si mba pelayan yang berpakaian kimono, menunjukkan ruangannya

Stella di bawa ke ruangan VIP, ia berjalan memasuki lorong sempit ala jepang yang dihias bunga-bunga sakura.

"Sreekkk..." pintu buka geser

"Silahkan masuk..." ujar mbak pelayan

"Ma.. makasih.." ujar Stella, ia langsung melirik ke dalam ruangan kecil itu

Matanya terbelalak saat melihat sosok tampan yang sedang duduk menunggunya sambil minum teh.

Pria itu langsung berhenti minum, matanya yang tajam dan berwarna kebiruan, langsung melirik ke arah Stella yang masih berdiri di luar.

"Kamu Stella ya..~" ujar Steven tersenyum ramah

Stella hanya mengangguk pelan.

"Ayo masuklah..., silahkan duduk jangan malu-malu" ujar Steven mempersilakan

Stella pun membuka sepatunya, lalu naik ke panggung dan duduk berhadapan dengan Steven, mata Stella tidak bisa berpaling dari wajah tampan calon suaminya.

"Wah ternyata kamu sangat cantik, aku sampai terpesona loh..~" Steven terkekeh

"Ma...ma...makasih" mendengar pujian Steven, Stella langsung menunduk tersipu malu, pipinya jadi merah merona, walaupun ini bukan pertama kalinya ia suka sama seorang pria, tapi Steven punya aura yang sangat berbeda dari pria-pria yang pernah Stella temui dulu

"Sreekk..." mba Pelayan datangan membawakan pesanan

Tersaji lah makanan jepang yang terlihat mewah dan sangat mahal, Stella amat terpukau dengan kesegaran daging ikan yang disajikan dihadapannya.

"Jangan malu-malu ayo kita makan, aku yakin kamu belum makan siang bukan..~" ujar Steven tersenyum ramah

"Iya...~" ujar Stella, dengan perlahan ia makan di depan calonnya, terus mengingat pesan dari ibunya agar makan dengan anggunly tidak mengeluarkan suara piring atau kunyahan dari mulutnya

"Stella saat ini sibuk apa..?? Apa kamu sedang kuliah atau bekerja..??" tanya Steven membuka percakapan, dengan gaya santai dan tidak terlihat gugup seperti Stella

"Hmm..., setelah lulus sekolah, aku gak kuliah kak..." ujar Stella merasa ragu-ragu memberitahu semuanya, sebenarnya ia merasa malu, karena teman-teman sebayanya pada kuliah tapi Stella tidak bisa karena masalah ekonomi di keluarganya

"Jangan panggil kak, aku lebih suka di panggil mas aja, kita kan akan segera menikah, biar lebih akrab bukan~" ujar Steven memberikan senyum yang mempesona

"Eh...!! Iya betul mas..." Stella gelagapan, hatinya berdebar-debar melihat senyum mempesona itu, tidak disangka pria setampan ini mau menikahinya

"Gak perlu merasa sungkan begitu, aku mau terima kamu apa adanya kok..., aku juga sudah tau kondisi ekonomi keluargamu..." ujar Steven

Mendengar itu Stella jadi merasa lega, hatinya jadi lebih tenang, sejak kemarin ia merasa deg-degan karena takut direndahkan oleh Steven yang kaya raya, namun nyatanya tidak begitu.

"Kesibukanku saat ini cuma bantu-bantu mama kelola toko baju di pasar" ujar Stella, sebenarnya ia sedang mencari pekerjaan untuk menambah uang jajan, namun karena hanya lulusan SMA jadi sulit untuknya dapat posisi yang layak, ibu dan ayahnya tidak mau Stella bekerja sebagai OB kantor atau pramusaji restoran

"Aku senang ternyata kamu gak sibuk apa-apa, soalnya aku memang mencari istri yang tidak sedang bekerja" ujar Steven sambil menyesap teh nya

"Be.. benarkah kak, eh mas Steven.., gak keberatan punya istri yang cuma diam di rumah aja?" Tanya Stella, membayangkan dirinya jadi nyonya yang hanya menyuruh-nyuruh asisten rumah tangga di rumah

"Iya..tentu saja, aku ini kan sudah punya banyak uang, tanpa kamu harus bekerja, semua kebutuhan kamu bisa aku penuhi..., bahkan aku berencana membelikan ruko untuk ibumu" ujar Steven raut wajahnya terlihat senang

"Astaga...!! serius mas..!!" Stella nampak sangat terkejut, serasa dapat durian runtuh, udah dapat calon ganteng, kaya, dan murah hati

"Selama kamu menikah denganku, kehidupan ekonomi keluargamu pasti akan terjamin juga, jadi tidak perlu mengkhawatirkan keluargamu lagi" ujar Steven dengan tersenyum ramah

"Te...terimakasih kasih aku benar-benar bersyukur sekali.." ujar Stella sangat terharu, apalagi adik laki-lakinya dua tahun lagi akan segera lulus sekolah dan berencana mau lanjut kuliah

"Jadi gimana kamu setuju menikah denganku..~" tanya Steven memberikan tangannya untuk membuat kesepakatan

"Iya mas saya setuju banget..~" ujar Stella tanpa pikir panjang, merasa semua masalah keluarganya akan terselesaikan dengan uang

Mereka berdua saling berjabat tangan.

"Oke kalau gitu habis makan siang ini, kita langsung menuju KUA ya.." ujar Steven sambil melihat jam

"Eh.. KUA, kita mau ngapain disana?" tanya Stella yang bingung

"Ya ampun.., masih nanya....,tentu saja mau daftarkan pernikahan kita, mau apa lagi..." ujar Steven dengan santai

"SECEPAT INI...!!!" teriakkan hati Stella, baru kenalan udah langsung ke KUA

Bersambung~

...****************...

Bab 3 Persiapan Pernikahan Kilat

Satu hari telah berlalu sejak mendaftar pernikahan mereka di KUA.

Pagi ini Stella sedang berdandan dengan terburu-buru di meja rias kamarnya, karena Steven akan segera menjemputnya untuk memilih gaun pengantin, sembilan hari lagi ia akan segera menikah.

"Stella...~, Steven udah datang tuh..." seru Widya sembari masuk ke kamar anaknya.

"Mama... tolong bantu Stella catok rambut dong.." ujar Stella dengan panik, sambil masih berdandan

"Kamu sih mama bangunin dari tadi gak mau bangun-bangun.." keluh Widya, sudah dua jam yang lalu ia membangunkan Stella, tapi tetap saja anak gadisnya membenamkan diri kedalam selimut

Semalam Stella susah tidur, karena masih tidak percaya, baru pertama kali bertemu Steven, dan langsung diajak ke KUA, Stella jadi merasa ragu karena pernikahan ini dilakukan secara kilat dan terlalu terburu-buru.

Belum lagi ia belum benar-benar mengenal Steven, sifat-sifatnya, keluarganya, makanan kesukaan, dan lain-lain.

"Ma...mama gak ngerasa aneh, kok mas Steven mau cepat-cepat nikah sama aku, padahal baru kenalan kemarin..." ujar Stella sambil memandangi dirinya di cermin, dibandingkan wanita lain atau teman-temannya sebayanya, Stella paling tidak pandai bersolek, dandanannya selalu sederhana, gaya pakaiannya juga casual.

"Entahlah.., mama pun tidak tahu, dan tidak berani tanya juga, toh kita sangat butuh dana darinya, mungkin saja orang tua Steven sangat menginginkan cucu, calon suamimu juga sudah berumur 30 tahun, jadi gak heran dong kalau Steven dituntut untuk segera punya anak.." ujar Widya menebak-nebak

"Hmm...iya juga sih.." ujar Stella, pendapatan ibunya memang bisa ia terima

"Cekrek..." Stella keluar dari kamar, dengan dandanan yang sudah rapi

Terlihat Steven sedang duduk santai di ruang tamu sambil sibuk dengan Hp-nya, walaupun dandanan casual tetap saja terlihat sangat tampan.

"Ma...maaf sudah membuat kamu menunggu.." ujar Stella merasa tidak enak, karena telat bangun

Mata Steven langsung menatap Stella di depannya, walaupun memakai pakaian sederhana dan biasa, Stella tetap saja terlihat cantik, "Kalau ke salon pasti tambah cantik dari ini..." batin Steven, sambil tersenyum tipis

"Gak masalah, ayo kita segera berangkat~" ujar Steven langsung beranjak dari atas sofa

Mereka berdua berpamitan dahulu ke Widya, lalu segera berangkat menuju butik ternama.

Sesampainya di butik.

"Coba kamu berputar sedikit ke kanan" ujar Steven, matanya terus memerhatikan calon istrinya dalam balutan gaun pengantin

Ini sudah gaun kelima kalinya Stella mencoba dress, ia sangat kelelahan, wajahnya tampak murung.

"Be..begini..." Stella mencoba berputar pelan-pelan, rok gaun pengantinnya sangat berat, dari tadi ia terkaget-kaget melihat harga gaun-gaun yang ia coba, sangatlah mahal sampai dua digit, Stella jadi takut kalau-kalau ia tanpa sengaja merusak gaunnya

"Hmm.., kayak ada yang kurang deh.." Steven belum merasa puas melihat penampilan Stella dengan gaun pengantinnya

"Mba tolong ambilkan gaun yang body fit sama bentuk tubuhnya dia, saya rasa rok yang terlalu lebar dan besar, kurang cocok sama calonku" perintah Steven kepada pelayan di butik

"Baik pak.."

"Hah...~" Stella hanya bisa menghela nafas, ia sudah lelah kenapa belum selesai juga..., harus berganti-ganti gaun lagi, padahal semua gaun tampak bagus saat ia pakai, dan juga tampak sangat mahal untuk di pakai selama satu hari saja

Tidak lama, dua mbak pelayan toko datang, membawakan gaun keluaran terbaru, modelnya nampak lebih sederhana dari pada gaun-gaun sebelumnya, namun harganya amat sangat mahal dibandingkan yang lain.

"Iiiiihhh...!!" pekik Stella saat melihat harganya, kulitnya langsung merinding serasa melihat penampakan yang belum pernah ia lihat

"Prok....prok...prok..." Steven bertepuk tangan, saat melihat Stella memakainya, wajahnya tersenyum berseri-seri seperti sedang melihat sebuah lukisan yang indah di pameran

"Wow yang ini, yang sangat cocok, kamu lebih cantik saat pakai gaun ini..." ujar Steven menyeringai, sambil memberikan jempol

"...." Stella yang sudah lelah hanya bisa pasrah, dirinya disuruh mencoba enam gaun pengantin, untung saja gaun yang keenam ini langsung sesuai selera calon suaminya

"Aku gak suka belahan dadanya rendah banget" ujar Stella, saat ia melihat dirinya di cermin, bagian lehernya amat rendah, menunjukan belahan dadanya, Stella merasa tidak nyaman memakainya

Tapi Steven tidak peduli dan malah cepat-cepat berjalan menuju kasir, sedangkan Stella ditinggal begitu saja, dalam balutan gaun pengantin, seketika hati Stella terasa perih, ia merasa kecewa melihat sikap acuh tak acuh Steven.

"Apa sih.. yang mau diharapkan, namanya juga baru kenal satu hari" gumam Stella, sambil berganti pakaian, mencoba berpikir positif agar menenangkan hatinya yang sedih

Mereka masuk ke dalam Mobil, lalu pergi ke mall untuk berbelanja aksesoris lainnya, lalu pergi untuk makan malam di salah satu resto.

"Oke gaun pengantin udah, sepatu, aksesoris perhiasan, cincin kawin juga sudah" gumam Steven sambil melihat daftar persiapan pernikahan kilat

Stella hanya bisa duduk diam, sambil melihat calon suaminya yang sedang sibuk sendiri, entah kenapa Steven tidak menanyakan apapun atau minta pendapat Stella sama sekali, sambil merasa kesal Stella makan dengan lahap, tidak peduli lagi, hanya berharap cepat pulang dan segera istirahat untuk kegiatan besok.

________

"Brrmm...brrmmm...." Setalah menurunkan Stella di depan rumahnya, mobil Steven langsung tancap gas

"Kok dia gak mau turun dulu sih" keluh Stella, merasa kesal melihat sikap calon suaminya yang semaunya sendiri

"Sayang kamu udah pulang..~, lah kok... nak Steven kok gak mampir dulu ke dalam...." ujar Widya yang menyambut kepulangan Stella

"Sibuk ma, katanya gak ada waktu buat mampir" ujar Stella dengan nada datar dan muka bete

"Bruk...~" Ia merebahkan tubuhnya diatas sofa, walaupun semuanya disiapkan oleh Steven, namun Stella tetap merasa lelah, lelah melihat sikap calon suaminya yang semaunya sendiri tanpa melibatkan dirinya

"Sono... nikah aja lu sendiri, toh... apa-apa sukanya sendiri... uugghh...!!" gumam Stella yang kesal

"Ooh iya..Stella sayang, tadi siang baru saja datang satu kardus undangan pernikahan kalian, kalau ada waktu kamu tuliskan nama-nama teman kamu dan alamat rumah mereka ya, nanti mama dan papa yang akan antarkan undangan nya, kamu fokus saja lakukan persiapan nikah" ujar Widya dengan wajah berseri-seri, sebentar lagi bakalan dapat mantu orang kaya, ia pun bersenandung di dapur

"Iya...ma..." ujar Stella dengan lesu, walaupun masih merasa kesal karena sikap Steven yang seenaknya, tapi ketika melihat wajah ibunya yang berseri-seri, Stella jadi merasa lega. Walaupun dalam hatinya ia terus mengeluh, namun ia tidak akan membatalkan pernikahan ini, toh memang keluarganya sedang terhimpit masalah ekonomi karena perusahaan ayahnya memiliki banyak hutang, Stella merasa masih bisa bersabar menghadapi sikap Steven yang suka seenaknya, yang terpenting keluarganya bisa bahagia dan tidak stress lagi karena masalah ekonomi, pendidikan adiknya pun bisa terjamin.

_________

Hari demi hari telah berlalu, semua persiapan pernikahan sudah dilakukan dengan matang, walaupun tidak mengundang banyak tamu namun acaranya akan diadakan di gedung hotel yang mewah. Seluruh anggota keluarga ayah dan ibunya yang dari luar kota juga akan turut hadir besok.

"Hah...~" Stella menghela nafas, sambil memandangi langit-langit kamarnya, dua koper dan satu dus barang-barangnya sudah siap untuk dikirim besok ke rumah Steven

"Uuhh..." gumam Stella deg-degan, karena besok sudah hari pernikahannya, ia terus kepikiran dan membayangkannya diusianya yang ke 20 tahun ini, sudah jadi nyonya dari seorang CEO yang muda dan tampan

"Hehe..." Stella terkekeh, membayangkan sebentar lagi ia akan hidup enak dan senang-senang dengan uang suaminya setiap hari, belum lagi mulai besok ia bisa memamerkan kemewahan di status media sosial miliknya, selama tiga tahun ini Stella hanya bisa menghela nafas, karena tidak bisa seperti para teman-temannya yang bisa jalan-jalan ke luar negeri, lalu foto-foto menggunakan tas branded

"Tok..tok..tok..tok.."

"Iya masuk.." ujar Stella sambil rebahan

"Astaga anak gadis, mana boleh duduk kayak gitu, tutup kaki kamu...!!" pekik Widya berkacak pinggang, melihat gaya rebahan anak gadisnya yang gak tau malu

Stella langsung nurut, merapatkan kedua kakinya.

"Mama kenapa malam-malam datang kemari..??" tanya Stella, jarang sekali ibunya menemui Stella malam-malam

"Mama cuma mau ajarkan kamu" ujar Widya menyeringai sambil duduk di samping ranjang tidur Stella

"Ajarin apa..??"

"Tips and Trik malam pengantin.." bisik Widya

"Aaggh mama...!!!" teriak Stella langsung menutup kedua telinganya

"Kamu malu-malu begitu dong, udah tugas kamu melayani suami di ranjang, jangan buat suamimu kecewa besok...." ujar Widya berkacak pinggang

"Tapi Stella belum siap ma..., dari kemarin juga gak kepikiran soal itu..." keluh Stella, memang dari kemarin ia hanya sibuk pergi ke salon dan memikirkan hidupnya yang akan segera berubah menjadi lebih baik

"Kalaupun gak kepikiran, tetap aja besok kamu bakalan melakukan malam pertama dengan suamimu..." ujar Widya, geleng-geleng melihat anak gadisnya ini

"I...iya sih.." ujar Stella dengan wajah malu-malu, kata-kata ibunya benar, selama ini memang dirinya tidak pernah mencari tahu soal begituan

"Sini biar mama kasih tau kamu.." ujar Widya, menyuruh Stella beranjak dari atas ranjang

Stella pun terpaksa menerima kelas malam dadakan dari sang ibu yang sudah pengalaman, sambil duduk di kursi meja rias Stella memperhatikan ibunya, yang sedang bergaya di atas ranjang tidurnya.

Malam itu, Stella benar-benar serasa sedang melihat dunia lain, Widya dengan semangat mencontohkan berbagai gaya posisi tubuh saat bercinta, di depan anak gadisnya yang masih polos.

Bersambung ~

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!