Cantik

Sudah tiga hari sejak Dhuha pergi. Bukan meninggalkan Syabilla dengan sengaja, dia berkata sedang ada urusan.

Baru menyadari bahwa suaminya seorang pebisnis, Syabilla menerima alasan itu dengan suka rela.

Ditemani Jelita dan Bagas di kediaman mereka, seperti yang telah dibicarakan Dhuha dan kedua orang tuanya sebelumnya.

Bak seorang ratu, Syabilla diperlakukan sangat baik. Bahkan, Jelita yang sudah sehat menyiapkan air hangat untuk Syabilla mandi.

"Mama, tidak perlu. Syabill bisa melakukannya sendiri. Lagipula, mandi air suhu biasa rasanya menyegarkan."

"Oh ya?. Maaf sayang, mama hanya ingin membahagiakan kamu" ada rasa sedih saat berkata seperti ini.

Meraih jemari Jelita"Mama...teringat dengan mantan istri bang Dhuha?"

Rasanya tak nyaman sekali membicarakan wanita masa lalu Dhuha itu, tapi Syabilla nampak biasa saja.

"Kamu tidak marah kalau kita akan membahas tentang dia, wanita masa lalu Dhuha?"

"Hem" Syabilla menggelengkan. Entah apa arti dari bahasa tubuhnya ini, Jelita belum berani menceritakan bagaimana perilakunya terhadap sang mantan menantu.

Pagi itu usai sarapan bersama, pada sebuah kursi dekat kediaman Syabilla dan Dhuha ia meminta Jelita menceritakan seperti apa sosok wanita cinta pertama sang suami.

"Dia cantik, tentunya."

"Dia juga baik, sayangnya aku yang memiliki hati busuk ini membuat hancur rumah tangga mereka."

"Mama...."

Secara perlahan Jelita terus bercerita, hingga akhirnya nama sang mantan menantu pun terungkap.

"Jenaira Ahmad, itu namanya."

Sontak Syabilla menoleh pada Jelita"Jenaira....Ahmad?"

"Ya. Dia putri tunggal keluarga Ahmad, pebisnis properti yang sangat terkenal itu.

Glek! Syabilla kesulitan menelan saliva, jadi...mantan istri yang masih menghuni hatinya adalah kak Naira?. Wanita teramat cantik, pesonanya tak main-main, wajar rasanya jika Dhuha tak mudah menghapusnya dari dalam hati.

"Nak..., kenapa murung?"

"Ti... tidak, ma. Syabill cuma merasa tak enak badan." Ujarnya berdalih.

Punggung tangan Jelita letakan di kening sang menantu, suhu badannya biasa saja. Apakah Syabilla mendadak tak enak badan karena Jenaira?. Apa mereka saling kenal?. Akh! Jelita baru sadar, menantunya ini bersekolah di pondok pesantren, dan Jena pernah berada di pondok pesantren dahulunya. Apakah mereka saling kenal karena pernah berada di pondok pesantren yang sama?.

"Nak...apa kalian saling kenal."

"I...iya, ma."

Lagi-lagi penyesalan itu datang di akhir masa. Ingin rasanya Jelita memukul mulutnya sendiri, yang begitu lancang membicarakan wanita lain di hadapan sang menantu. Apalagi, ternyata mereka saling kenal.

"Sayang!. Mama tidak bermaksud apa-apa, maaf kalau ulah mama ini membuamu tak nyaman. Mama sayang sama kamu." Langsung saja Jelita memeluk Syabilla, hal ini membuat Syabilla terkekeh alih-alih merajuk.

"Tidak apa-apa, mama!" rasanya geli karena Jelita terlalu erat memeluknya. Dia ingin segera dilepaskan, tapi Jelita nampak hendak menitikan air mata.

"Mama... jangan menangis. Syabill mohon."

Perlahan Jelita melepaskan pelukan erat itu"Mama menyesal, sayang. Mama janji tidak akan membuatmu seperti Jena. Mama janji!"

Syabilla tersenyum di balik cadarnya"Tanpa mama berjanji, Syabilla yakin mama tidak akan menyakiti Syabill. Mama kan sayang sama Syabilla."

Memeluknya lagi, Jelita tak henti-hentinya meminta maaf. Lantas dia menanyakan bagaimana kabar Jena sekarang.

"Dia sudah punya 1 putra."

Jawaban Syabilla bagai batu yang menghantam jiwa Jelita. Sungguh kuasa Allah benar adanya, Jena yang selalu dipanggil mandul olehnya ternyata sudah memiliki seorang putra. Hatinya kembali terasa sakit, bukan kecewa atas kehidupan Jena yang telah bahagia sekarang, tapi dia kecewa dengan dirinya sendiri di masa lalu.

"Aku sombong, sangat sombong" ujarnya lirih.

"Mama, sudahlah. Jika masa lalu tak bisa kita rubah, masih ada masa depan, semoga kita bisa menjadi lebih baik lagi dari diri kita di masa lalu."

Rasa syukur begitu dalam, Jelita kembali menangis"Terimakasih, sayang. Kamu sudah bersedia menerima Dhuha, kamu juga memahami bagaimana perasaan mama terhadap Jena. Kamu seperti bidadari yang dikirim Tuhan untuk kami."

"Tidak, ma!. Kalau bidadari Syabilla tak ada di sini, tapi di atas langit."

Jelita langsung menatap Syabilla, dua mata menantunya terlihat menyipit, dia tersenyum.

"Kamu bercanda!"

"Tentu, dong. Habisnya mama menangis lagi, Syabilla tidak suka melihat mama menangis."

"Hehehe, kamu sungguh wanita yang baik."

"Alhamdulillah" sahut Syabilla tersipu malu.

Di belahan bumi yang lain....

"Tuan, perbannya akan dibuka."

"Hem" angguk Dhuha.

"Kalau ada rasa sakit, tuan bilang saja. Biar saya omeli dokternya."

"Hus!, disuntik gatal sama dokternya baru tau rasa kamu!" hardik Dito pada Tio.

Sejak kedatangan mereka ke rumah sakit ini, Tio selalu bertingkat berlebihan. Saat perawat memeriksa Dhuha"Pelan-pelan, ya sus!" ujarnya.

Saat perawat menyuntik Dhuha"Aduuhh, sakit tidak, tuan?. Kalau sakit bilang saja!"

Saat perawat hendak membimbing Dhuha menuju kursi"Heit! bukan mahram, jangan sembarang sentuh."

Sumpah! perawat-perawat jadi kesal dengan Tio, dia bawel sekali.

Kembali pada Syabilla.

Sendirian di kamar dia merenung, terbayang kecantikan Jena yang sangat luar biasa, dirinya sesama wanita saja terpesona bagaimana dalam pandangan pria.

"Jujur saja, wanita di masa lalu masih menghuni hatiku. Tapi aku berjanji akan berusaha membahagiakanmu" teringat kembali saat awal mula pertemuan mereka. Dengan penuh keyakinan Dhuha berkata masih mencintai Jena, akh! relung hati Syabilla rasanya tercubit.

"Apakah itu alasannya menolak ajakanku menunaikan ibadah di malam pertama kami?" prasangka, mulai muncul dalam pikiran.

Sempat bermuram durja tapi akhirnya rona merah muncul di wajahnya, bahkan menjalar hinggap ke daun telinga"Tapi menjelang subuh dia tergoda juga, dia terlihat sangat menikmati penyatuan itu."

Dasar Syabilla, dia bahkan bingung harus merajuk atau tidak untuk saat ini. Sebab memikirkan keindahan sosok Jena dia langsung berkecil hati, tapi teringat subuh panas mereka kecintaannya dan keyakinannya terhadap Dhuha malah membuatnya tersipu malu.

Wanita ini berguling-guling di tempat tidur, dia bimbang. Saat itu dia langsung terpikir untuk menelpon Dhuha, akh tidak! dia merindukan suaminya maka dia akan melakukan panggilan video saja.

"Tuan, nona Syabill" ujar Tio. Masih mengenakan seragam rumah sakit Dhuha berpikir sejenak untuk menerima panggilan video itu. Sementara Tio dan Dito sedang berkemas.

"Aku berganti pakaian dulu. Jika berhenti berdering aku yang akan menelpon balik."

"Baiklah, tuan. Saya letakan di sini ya ponsel anda."

Tio meletakan ponsel di meja ruang tamu kamar inap Dhuha. Kamar inap?. Ya! Dhuha akhirnya melakukan operasi pada matanya, dan sekarang dia sudah dapat melihat dengan baik.

Pertama-tama dia salah mengenali Tio dan Dito, sehingga membuat Tio bersedih hati. Saat dia bicara barulah Dhuha sadar bahwa yang berada di dekatnya adalah Tio, dan yang sedang tertawa melihat Tio bersedih adalah Dito.

Telah berganti pakaian dia melangkah menuju balkon, ternyata Syabilla melakukan dua panggilan dan semua tak terjawab.

Ponsel di kamar Syabilla berdering, sang suami melakukan panggilan video.

"Abang!" ujarnya tanpa menampakan diri di layar ponsel.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" setelah yakin hanya ada Dhuha di depan layar ponsel, Syabilla pun menampakan dirinya.

"Abang, kapan pulang?" rambutnya hitam dan panjang. Matanya cantik dengan ujung lancip, hidungnya ternyata memang tak besar tapi cocok dengan wajahnya.

"Cantik, istriku ternyata memang cantik" ucap Dhuha spontan.

"Cantik?. Abang asal sebut, Syabilla tidak cantik, tapi manis" ujarnya berseru.

"Kamu cantik, Syabilla." Tatapan mereka kini bertemu.

Mengerutkan kening seraya mendekat pada layar ponsel"Abang... seperti bisa melihat Syabilla saja."

Dhuha tersenyum"Iya, abang memang bisa melihat kamu, sayang."

Hah!

To be continued....

Salam anak Borneo.

Terpopuler

Comments

ZasNov

ZasNov

Syabilla kaget banget suaminya udah bisa melihat.. Ah bahagianya ☺
Semoga pernikahan Dhuha dan Syabilla makin bahagia ya.. 🥰

2024-04-05

0

ZasNov

ZasNov

Syukurlah akhirnya Dhuha bisa melihat lagi, meskipun salah mengenali Tio dan Dito. Mungkin wajah mereka emang ga cocok sama namanya, jadi ketuker 😆

2024-04-05

0

ZasNov

ZasNov

Semoga operasi mata Dhuha berhasil ya. Biar Dhuha bisa segera melihat istrinya 🥰

2024-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!