Our Destiny

Our Destiny

One

...Bismillahirrohmanirrohim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد....

Selamat membaca guys dan selamat datang dikasihan Arsya Zahira Khalisa semoga kalian suka sama ceritanya💖

Bruk!

"Astagfirullah hal-adzim."

Seorang gadis cantik berambut pendek sebahu dan sedikit tomboy baru saja keluar dari dalam pesawat tiba-tiba saja ditabrak oleh seorang tidak dikenal dia terlihat sangat mencurigakan.

Gadis itu terjatuh dengan kasar beruntung ada beberapa orang yang menolongnya setelah mengucapkan terimakasih dia segera pergi mengejar orang yang telah menabraknya tadi.

"Woi berhenti!" teraik Arsya begitu kesal.

Padahal dia sangat lelah ingin segera beristirahat setelah menempuh perjalanan jauh dari negara the great white north julukan untuk negara Kanada menuju negara kelahirannya Indonesia. Arsya Zahira Khalisa nama gadis itu, dia baru saja menyelesaikan S3-nya di negara tersebut tempatnya di University of Toronto, sayangnya turun dari pesawat ada saja orang yang membuat kesal.

"Mau kemana hah! Kurang ajar banget, dimana sopan santumu!"

Arsya akhirnya berhasil mengejar orang yang tadi telah menabraknya. Dia akan membuat perhitungan pada orang yang sudah berlaku semena-mena tanpa meminta maaf.

"Kembalikan dompet saya, kamu boleh mengambil uangnya asal jangan yang lain."

Mendengar suara orang lain membuat Arsya menoleh pada seorang laki-laki tampan dengan tutur kata lembut itu plus begitu baik.

Apa tadi? Apakah Arsya tidak salah dengar ada orang yang mengizinkan maling untuk mengambil uang hasil curiannya. Arsya tidak habis pikir dengan laki-laki disebelahnya ini.

"Ohh, maling rupanya!"

Dugh!

Tanpa aba-aba Arsya menendang perut laki-laki yang mengenakan masker itu sampai membuatnya terjatuh, bukan hanya si pencuri yang kaget tapi laki-laki tampan di sebelah Arsya ikut kaget dengan respons si gadis tomboy.

"Itu balasan buat kamu yang udah nabrak saya dan beberapa orang hendak turun dari pesawat! kamu buta hah, beberapa orang yang kamu tabrak tadi orang tua semua!" kesel Arsya menatap tajam si pencuri.

"Kembalikan dompet saya! Jangan mengambil apa yang bukan menjadi hakmu," tegas laki-laki tadi.

Baru Arsya sadari jika dia merasa tidak asing dengan suara ini, Arsya merasa pernah mendengar suara ini sebelumnya.

Suara ini kenapa aku merasa tidak asing? Tapi siapa, bukankah aku baru bertemu dengan pria aneh ini sekarang, tapi suaranya terdengar begitu akrab.

"Lain kali jangan main hakim sendiri mbak," ucap laki-laki tadi membuat Arsya tersadar dari lamunannya.

"Orang-orang seperti dia ini memang sekali-kali harus dikasih pelajaran agar jera dengan apa yang mereka lakukan, juga sadar jika yang mereka lakukan itu salah merugikan orang lain dan diri sendiri."

Sebuah anggukan dari laki-laki tadi untuk merespon perkataan Arsya. Lalu dia pergi setelah mengucapkan salam.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab Arsya spontan ketika ada yang mengucapkan salam.

"Sekarang aku mau tanya, ngapain nyuri? Udah habis cara buat mencari rezeki yang halal sampai harus menjadi seorang pencuri."

"Saya terpaksa melakukan semua ini mbak untuk biaya pengobatan adik saya."

"Tapi nggak harus dengan mencuri cara mendapatkan uangnya masih banyak cara yang halal."

"Ambil ini."

Sebuah kartu Arsya berikan pada si pencuri membuat bingung. Tahu jika laki-laki di depannya ini bingung Arsya segera membuka suara.

"Siapa namumu?"

"Ilham, mbak."

"Baiklah Ilham ambil kartu ini, lalu datang ke rumah sakit harapan bangsa dengan menunjukan kartu yang saya berikan. Obati adikmu dan jangan lagi mencuri."

Ilham menatap lekat kartu yang masih berada di tangan Arsya, dia belum berani untuk mengambil kartu yang Arsya sodorkan.

"Ambil!"

"Ini-"

"Betul, saya yakin kamu tahu itu kartu apa Ilham, jadi manfaatkan dengan sebaik mungkin."

Tak menyangka Ilham akan bertemu dengan dua orang baik sekaligus, padahal kedua orang yang hari ini menolongnya sudah Ilham rugikan. Sedangkan Arsya sudah pergi untuk menemui seorang yang menjemputnya hari ini dibandara.

Sebuah mobil putih terparkir tak jauh dari tempat Arsya berdiri, dia sangat mengenali mobil putih itu. Mobil milik saudara kembar Arsya sendiri, didekat mobil terlihat seorang gadis cantik sedang menunggu kedatangan seorang.

Gadis itu mengenakan baju syar'i dengan kerudung sampai menutupi dadanya. Terlihat sangat cantik enak dipandang, dari kejauhan Arsya memperhatikan saudara kembarnya.

Apa aku bisa seperti Arsyi? Menjadi seorang gadis yang begitu soleha. Aku tidak tahu sudah berapa kali mengecewakan ayah dan bunda karena belum mengenakan hijab. Maafkan aku ayah, bunda. Tapi Arsya belum siapa untuk itu.

Tanpa terasa air mata Arsya jatuh membasahi pipinya. Dengan segera Arsya menghapus aie matanya lalu melangkah mendekati sang adik kembar yang mungkin sudah menunggu lama kedatangan dirinya.

"Assalamualaikum," sapa Arsya membuat gadis berhijab syar'i itu menoleh kebelakang.

Tepat dimana Arsya berdiri saat ini dengan membawa korenya, dia tersenyum tulus pada Arsyi. Jujur Arsya merindukan saudara kembarnya.

"Wa'alaikumsalam, mbak Arsya!"

Arsyi memeluk kembarnya lalu setelah itu menangis membuat Arsya merasa heran, entah kenapa tiba-tiba kembarannya menangis.

"Hei, kamu kenapa menangis?" heran Arsya.

"Kamu merindukanku?"

Merasa jauh lebih tenang Arsyi melepaskan pelukannya dari sang kakak. Dia memaksakan tersenyum pada Arsya.

"Aku cuman kangan sama kamu Arsya, kangen banget setelah 3 tahun kita baru ketemu lagi," ucapanya sambil menghapus air matanya.

Entah kenapa Arsya merasa ada yang Arsyi tutupi dari dirinya, ingin bertanya tapi melihat Arsyi sedang seperti ini dia mengurungkan niatnya.

"Ayo pulang Ar," ajak Arsyi membuat Arsya setuju.

Maafkan aku tidak mengetkan sejujurnya Arsya, tolong jangan marah padaku karena tidak berkata jujur.

Saudaranya itu sudah terlelap dalam mimpi mungkin karena Arsya kelelahan sehingga tidur di dalam mobil. Lagi-lagi tanpa Arsya sadari air mata kembali membasahi wajah Arsyi, tidak tahu apa yang terjadi sampai membuat Arsyi terus menjatuhkan air matanya.

Dilampu merah mobil berhenti membuat Arsya terbangun, sambil membuka matanya perlahan-lahan yang terasa begitu lengket.

"Kita udah dimana Ar?" tanyanya sambil membuka jendela mobil untuk menghirup udara segar.

Siapa sangka mobil yang berheti disebelah Arsya melakukan hal yang sama. Laki-laki dibandara tadi yang telah dicuri Arsya sedikit mengingat wajahnya, namun kedua orang itu sama-sama memperlihatkan wajah datar.

"Ki-ta dilampu merah Ar-," sahut Arsyi sedikit bergetar.

Belum menyadari Arsya jika ada yang salah dengan saudara kembarnya, sampai lampu merah sudah berganti mobil kembali melaju menuju kediaman Kasa.

15 menit berlalu akhirnya mereka sampai di kediaman Kasa. Arsya segera turun dari mobil diikuti Arsyi segera menghampiri saudara kembarnya.

Bruk!

Semua barang yang Arsya bawa jatuh berantakan didekatnya setelah menyadari jika ada yang salah dengan keadaan di mansion mereka sekarang.

"Ini...ini...ini...apa Arsyi?" Arsya menggeleng tak percaya, air mata semakin deras membasahi wajahnya.

"Nggak!" teriaknya.

Terpopuler

Comments

Aiur Skies

Aiur Skies

Bismillah
coba mampir ya Thor⚡🔨 🙏🏻😍

2024-03-13

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

salam kenal thor...aku tersenyum sama kamu thor...author yg pada pembuka novelnya mengajak kita baca doa n sholawar...good thor👍🏾...pahala berkah ..dan sehat..teecurah untyk mu y thor..juga reader" terbaik😘😘😘😘😘

2024-03-13

1

Salma Suku

Salma Suku

Q hadir lagi thor

2024-02-10

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!