Kirimkan Malaikat Tanpa Sayap Untukku

Berlin sudah pulang dari acara makan malamnya, ia kini tengah menidurkan tubuh nya di king size dan menatap nanar pada langit-langit kaca, ia kini tengah membayangkan kenangan indah yang dulu pernah ia lewatkan bersama Sam.

Flashback on

Di siang hari ada dua anak kecil tengah bermain di taman, mereka tengah dengan asiknya bercanda dan membayangkan masa depan mereka.

"Sam, kamu tau gak apa cita-cita terbesar ku?" tanya Berlin yang tengah tidur di paha Sam sambil menatap ke arah Sam.

"Memangnya apa yang kamu mau? " tanya balik Sam sambil menatap ceria ke arah Berlin.

"Aku ingin hidup dengan kamu, " balas Berlin sambil cengengesan.

"Kok sama sih, Sam juga mau tau hidup sama Berlin, " rupanya Sam juga ingin hidup dengan Berlin.

Berlin bangun dari tidur nya sambil menatap senang pada Sam, " Benarkah? kalau misalkan kita gak jodoh gimana? " tanya Berlin sambil memalingkan tatapannya dari Sam, ia benar-benar takut memikirkan beberapa kemungkinan yang bisa saja membuat mereka tidak bisa hidup bersama.

"Bagaimana kalau kita nanti gak jodoh, dan malah dapetin orang lain, kita satu rumah aja, atau kalau enggak kita tetangga aja. Jadi kita tetap bisa hidup bersama, " balas Sam.

Berlin pun kembali menatap ke arah Sam lalu tersenyum, "Ah ternyata Sam sekarang udah pintar yah, aku jadi kalah nih, " ujar Berlin sambil tersenyum manis.

"Jangan senyum ke arah aku dong Berlin! " titah Sam sambil cemberut.

"Kenapa? "

"Nanti aku pingsan lihat senyuman mu yang terlalu manis itu, " balas Sam sambil tersenyum dan memeluk Berlin.

"Ah kamu mah, " Berlin melepas pelukan Sam lalu berdiri dan berjalan menghampiri pohon besar yang berada di samping mereka.

"Sam sini! " Berlin memanggil Sam.

Sam berjalan mendekati Berlin, "Apa Berlin. "

"Kita bikin nama yuk di sini, " Berlin memberikan batu yang cukup tajam pada Sam.

"Baiklah, tapi nama mu aku yang buatin yah? nanti kalau tanganmu tergores gimana? " balas Sam.

"Ok, "

Mereka berdua pun menulis namanya di pohon itu, dan pada hari itu jugalah terakhir kalian ya Sam bersikap manis pada Berlin, setelah hari itu Sam tak pernah mau tersenyum manis ke arah Berlin. Berlin selalu nangis dan bertanya kenapa Sam berubah.

Flashback off

Tak terasa saat membayangkan itu Berlin menjatuhkan air matanya, ia benar-benar rindu perlakuan manis Sam padanya. Ia tidak tau alasan apa yang membuat Sam berubah padanya, ia juga selalu bertanya pada Sam, namun Sam tak pernah menjawab ucapan Berlin, Sam selalu saja meninggalkan Berlin.

Sementara itu di tempat lain Sam tengah berada di balkon rumahnya, sambil menatap langit-langit malam, ia juga membayangkan masa lalunya bersama dengan Berlin.

Flashback on

Sam di kala itu sedang asik bermain dengan Berlin namun tiba-tiba Juna ayahnya memanggil Sam, dengan cepat Sam berjalan menghampiri Juna.

"Berlin Sam pulang dulu yah, soalnya papah panggil Sam, " pamit Sam pada Berlin.

"Ya udah dah Sam, " Berlin melambaikan tangannya pada Sam yang akan pergi.

Sam pun berlari menghampiri papahnya, rupanya papahnya saat ini tengah membawa ibunya ke rumah sakit, ibunya terkena serangan jantung. Sam masuk dan memeluk ibunya dengan ketakutan, ia benar-benar takut akan ibunya.

Sampailah mereka di rumah sakit, ibunya Sam sudah di bawa ke ruang UGD sementara Sam ia sedang memeluk Ayahnya, ia saat ini benar-benar takut.

"Pah itu kenapa pah? ibu baik-baik ajakan? " tanya Sam sambil menangis.

Juna tidak menjawab apapun ucapan yang keluar dari mulut anaknya ia lebih memilih dia seribu bahasa, lalu dokter pun keluar dari ruangan itu dan Juna langsung berlari ke arah dokter itu dan menanyakan apa yang sebenarnya ternyata.

"Maaf Pak istri bapak tidak bisa kami tolong, ia terkena serangan jantung, " ucap dokter itu lalu langsung meninggalkan mereka.

"Pah dia gak benar kan? " Sam tidak mau mempercayai ucapan dokter.

Namun juna kembali memeluknya, dan mengelus kepalanya Sam. Setelah mendapat kabar ibunya meninggalkan Sam juga mendapatkan kabar kalau Berlin terkena penyakit jantung, dan sekarang Sam sedang berada di kamarnya sendirian.

"Sam pokoknya gak mau berteman lagi sama Berlin, Sam gak mau Berlin mati. Sam takut Berlin kayak ibu, " ucap Sam.

Flashback off

Sam memegang kepalanya yang mendadak pusing, ia berjalan masuk ke kamarnya lalu pergi arah laci yang berada di samping tempat tidurnya, lu ia mengambil pil obat penenang yang di berikan dokter untuknya.

Lalu ia langsung meminum pil itu dan menjatuhkan tubuh nya ke kasur king size berwarna putih pucat. Sementara itu Berlin saat ini sedang memandangi bulan dari jendela kamarnya.

"Tuhan tolong kirimkan malaikat tanpa sayap padaku untuk membantu hari-hariku, aku butuh dia Tuhan. "

Terpopuler

Comments

Rara Eta

Rara Eta

bgs nih spt nya seru siap2 tisu yg banyak....

2020-09-17

2

Zes

Zes

Thor aku mampir.
aku udah boom like dan vote.

boom like dan vote balik ya,aku tunggu.
crta nya bgus Thor,smngt menulis

2020-05-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!