03

"O,,,,jadi sekarang kamu sudah bisa marah rupanya, aku penasaran seliar apa sih kalau lagi marah. Segera siapkan bajuku, sekarang!" Tegas Iqbal dengan senyuman sini dan tatapan tajam.

"El hanya minta 10 menit saja, tidak, bukan 10 menit tapi 7 menit saja. El janji kalau El akan akan sholat dengan cepat, setelah itu El akan langsung menyiapkan baju untuk tuan. Tujuh menit saja, El mohon!" Pinta Elsaliani dengan lutut yang tertekuk ke lantai dan air mata yang perlahan mulai menetes.

"Sholat??"

"Iya, sebentar lagi waktu magrib akan segera berakhir, jadi El mohon, tolong biarkan El pergi, 7 menit aja!"

"Baiklah, tapi ingat cuma 7 menit!" Tegas Iqbal dan langsung memasuki kamar tidurnya.

Di atas ranjangnya sana, Iqbal terlihat begitu fokus menatap jam yang terpasang erat di tangan kirinya, dia terus menatap jarum jam tanpa berkedip sama sekali. Disaat itu pula dengan langkah yang tergopoh-gopoh Elsaliani memasuki kamarnya Iqbal dengan sarung dan mukenah yang masih melekat di tubuhnya.

"Kamu terlambat 31 detik!" Jelas Iqbal dengan kaki yang turun dari ranjang lalu melangkah mendekati Elsaliani yang masih mematung di depan lemari.

"Maafkan El! Baiklah, El akan segera menyiapkannya, katakanlah baju apa yang ingin tuan kenakan?"

"Siapkan aku stelan yang terlihat keren, elegan dan tampan karena malam ini aku akan menghadiri pesta ulang tahun cewek aku."

"Ulang tahun?"

"Iya, udah cepetan, ntar aku telat loh!"

"Iya, tunggu sebentar!"

Dengan cepat tangan Elsaliani langsung membuka lemari baju milik Iqbal dan cepat-cepat mencari stelan yang bagus untuk Iqbal. Elsaliani terus saja memilih-milih, hingga akhirnya tangan Elsaliani langsung mengambil sebuah kemeja coklat yang tergantung di antara ratusan kemeja lainnya, lalu memasukannya dengan jeans berwarna coklat tua dan segera meletakkannya ke atas tempat tidur.

"Kamu yakin dengan pilihanmu itu?"

"Apa tuan ingin menukarnya dengan yang lain?"

"Aku sedang bertanya padamu lalu kenapa kamu balik bertanya ke aku!

"Maafkan El tuan, El tidak bermaksud kurang ajar. Jujur El tidak pernah menghadiri acara-acara seperti itu. Bisa tolong tuan rekomendasikan?"

"Sudahlah percuma memintamu, biar aku sendiri yang melakukannya." Tegas Iqbal.

Iqbal langsung mengambil pakaiannya sesuai dengan seleranya. Setelah merasa telah pas dan puas dengan setelan yang ia pilih, tanpa tunggu lama Iqbal langsung membuka kaos yang sedari tadi ia gunakan, ketika itu terjadi dengan spontan Elsaliani langsung membalikkan tubuhnya, pandanganya langsung mencari arah lainnya.

"Kenapa masih di sini? atau kamu memang sengaja ingin melihat aku ganti baju? dasar gadis mesum, aku tau kamu pasti cari kesempatan buat melihat tubuh indahku ini kan?"

"Maaf, maafkan El. Tuan memang sangat sempurna, namun tidak ada niat sedikitpun di hati El untuk melakukan apa yang baru saja tuan tuduhkan itu. El masih di sini, karena tuan belum menyuruh El untuk pergi. El tidak ingin membantah tuan lagi!'

"Oke, kalau begitu cepat berbalik kearah aku!" Pinta Iqbal sembari mendekati Elsaliani, karena tidak ingin memperkeruh keadaan, Elsaliani langsung menuruti perintah sang suami. Ketika berbalik arah, ia mendapati tubuh Iqbal yang berdiri tegap di hadapannya, tubuh tinggi Iqbal seakan menutupi seluruh tubuh munyilnya Elsaliani.

"Kancing kan kemeja aku!"

"Apa?" Elsaliani terperanjag kaget dengan permintaannya Iqbal.

"Aku bilang kancingkan kemeja aku!"

"Tidak, jangan meminta El untuk melakukannya!"

"Kenapa? bukankah tadi kamu bilang kalau kamu bukan gadis mesum, ya udah baktiin sekarang ucapanmu itu!"

Dengan terpaksa, dan dengan tangan yang terlihat begitu gemetar, El mulai melakukannya, meski perasaannya kian tidak menentu, apa lagi ketika ia menyadari bahwa Iqbal terus saja menatap ke arahnya. Perlahan tangan Iqbal menyentuh kedua bahunya Elsaliani, aksi tersebut semakin membuat perasaan Elsaliani tak karuan, lalu dengan cepat El langsung melangkah mundur menjauhi Ikbal.

"Kenapa? bukankah kamu bukan gadis mesum? lalu kenapa kamu menghindar dari aku?" Tanya Iqbal dengan penuh rasa percaya diri.

"El, El hanya....."

"Cepat selesaikan pekerjaanmu!" Perintah Ikbal yang cukup membuat Elsaliani mau tidak mau langsung kembali melakukannya.

"Ba,baiklah!" Jawab Elsaliani dan kembali menyelesaikan tugasnya.

'"Ingat, jangan tunggu aku karena aku akan pulang telat" Jelas Iqbal setelah selesai berpakaian.

Setelah siap dengan stelan pilihannya sendiri, Iqbal sedikit membenarkan rambutnya lalu segera pergi meninggalkan Elsaliani seorang diri.

(Mungkin dalam mimpi sekalipun aku tidak akan bisa menyentuhnya. Sebegitu hinakah tangan ini sehingga suami hamba sendiri begitu jijik pada setiap anggota tubuh ini! Mengapa ya Allah engkau biarkan hamba menjadi istrinya bila pada akhirnya ia bukanlah lelaki yang kan mengajak aku dan dirinya untuk sama-sama ke syurga. Ummi, Abi, Abang mengapa kalian melepaskan El untuk dia, ada apa di balik semua ini ya Allah? kenapa semakin hari semakin bertambah rasa bencinya terhadap aku. Semakin dalam perasaan ini akan membuat aku kian tersiksa. Apa yang sebenarnya sedang menanti aku si seberang sana. Ya Allah apapun rancangan-MU untuk hidup hamba, mohon berikan hamba kesabaran dan ke ikhlasan dara-Mu.) Tangis Elsaliani dengan penuh rasa kecewa.

--------------------

Mobil sedan yang di kemudikan oleh Iqbal berhenti tepat di area parkiran depan gedung mewah nan tinggi menjulang. Ketika Iqbal keluar dari mobilnya terlihat jelas para undangan lainnya yang ternyata sudah ramai berdatangan, perlahan kaki Iqbal langsung melangkah menuju gedung tersebut, lalu bergabung dengan yang lainnya.

"Hai,,,, kapten kita akhirnya sampai juga!" Seru Alam sambil mengangkat tangannya kearah di mana Iqbal sedang berjalan, lalu dengan senyuman Iqbal langsung menghampiri teman-teman lainnya yang memang telah lebih dulu sampai dari dia.

"Aku nggak telat kan?" Tanya Iqbal memastikan.

"Nggak sih, cuman lihat itu tuh...." Jelas Hendra sembari menunjuk dengan dagunya ke arah di mana Lestari sedang berdiri dengan wajah yang terlihat jelas sedang bete karena menunggu seseorang.

"Udah kapten ke sana aja dulu, nyanyi ratu merajuk tu kayaknya!" Ujar Luqman.

"Oke, kalau gitu aku tinggal dulu ya guys,,,, eh tunggu dulu, Mikeal mana? kok belum keliatan?" Tanya Iqbal yang memang tidak melihat keberadaan Mikeal.

"Bentar lagi dia juga bakal datang, biasa diakan anggota paling alim, dia juga kurang suka ke tempat-tempat seperti ini, jadi datangnya pasti belakangan." Jelas Hendra yang memang sudah hafal kebiasaan tenangnya.

"Ya udah kalau gitu, aku permisi sebentar ya!" "Sip!" Jawab yang lainnya hampir berbarengan.

Dengan cepat kaki Iqbal langsung berlari menuju tempat di mana Lestari berada, setelah memasang senyuman maut mempesona, Iqbal langsung berdiri di sebelahnya Lestari.

"Sorry!" pinta Iqbal sambil mengeluarkan sebuah kado berukuran kecil dari saku Jeansnya.

"Kamu telat, aku kecewa sama kamu. Padahal kan kamu udah janji bakal datang cepat!" Keluh Lestari dengan nada kesel dan wajah yang terlihat kecewa.***

Terpopuler

Comments

Sanah98

Sanah98

kayak apa sih visualnya penasaran kok dibilang jelek si El

2021-02-18

1

Afni Warti Upik Panyalai

Afni Warti Upik Panyalai

meski berasal dr keluarga agamis tetapi tetap hrus jd muslimah modern.....masa iya sih elsya hrus apa2 tgu perinth suami ya wajar lah suami marah.....jika suami lum ada rsa cinta...kerjakn apa yg di titahkan nya....selesai ya udah pergi lah dr hadapannya...bersikap cuek lah dikit...

2020-07-04

1

Nining Shuma

Nining Shuma

menikah tu buat berbagi, melindungi bukan menyakiti,, sebel aku

2020-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!