Menikahi Mantan Kakak Iparku
Hai. Perkenalkan namaku Alya Shanum atau biasa di sapa alya.
Aku berusia 22 tahun.
Aku adalah putri seorang ustad yang bisa dibilang ternama di daerahku. Abah, ya aku memanggil ayahku dengan sebutan abah, dan ibuku yang ku panggil umi.
Mereka berdua tak pernah menuntutku untuk menjadi seperti mereka, yang mendalami tentang agama. Aku tetap aku yang menjadi diriku sendiri.
Mungkin alasan abah dan umi tidak terlalu menuntutku karena aku ini anak tunggal, abah dan umi memiliki aku bukan dengan cara yang mudah.
Umi menikah dengan abah saat abah berusia 30 tahun dan umi berusia 25 tahun, sedangkan umi melahirkanku setelah 5 tahun perjalanan rumah tangga umi dan abah.
Bukan waktu yang singkat untuk mereka menantikan sebuah momongan.Pasti sudah banyak usaha yang abah dan umi lakukan saat itu.
Aku memang dimanja, tidak pernah dituntut atau dipaksa melakukan hal apapun,tapi itu tidak menjadikanku pribadi yang seenaknya.
Aku tetap menghormati abah dan umi. Akupun tahu batasan untuk tidak melakukan hal hal yang bisa membuat mereka kecewa.
Oh ya abah juga memiliki pondok pesantren yang cukup besar, jaraknya lumayan jauh dengan rumah kami sekitar 1 jam perjalanan.
Abah selalu menyempatkan diri ke pondok meskipun jarak rumah kami yang lumayan jauh. Bagi abah pondok adalah rumah kedua untuknya.
Aku dulu sering diajak abah ke pondok untuk sekedar melihat lihat suasana disana.Tapi semenjak aku kuliah aku tidak pernah kesana lagi. Karna kesibukanku saat itu.
Abah juga pernah menawariku untuk belajar disana.
Dan kalian pasti tahu jawabanku. Aku merasa tidak cocok saja berada disana, meskipun suasana disana yang sejuk dan damai tetap saja aku merasa tidak sebebas aku tinggal disini.
Hari itu untuk pertama kalinya aku mendengar abah membentakku.
Kejadian itu terjadi ketika aku pulang larut malam saat menghadiri pesta ulang tahun sahabatku.
Karna terlalu asyik merayakan pesta,aku tidak menyadari ketika jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, aku baru menyadarinya ketika musik pesta berhenti dan melihat ponselku dengan notifikasi penuh panggilan dari abah.
Aku segera pamit pulang dengan tergesa gesa. Diperjalanan, aku lumayan cemas karna memang tidak biasanya aku pulang selarut ini.
Biasanya jam 9 malam aku sudah sampai dirumah.Kalaupun ada hal penting,maksimal jam 10 malam aku harus sudah berada dirumah dan itupun harus sepengetahuan abah atau umi.
Sesampainya dirumah,aku membuka pintu dengan kunci cadangan yang kubawa.
Ketika aku membuka pintu terlihat rumah dalam kondisi gelap yang menandakan abah dan umi sudah tidur.
"huft" lega rasanya. Tapi ketika aku hendak menuju kamar tiba tiba lampunya menyala.
Betapa terkejutnya aku saat melihat abah dan umi berada diruang tengah.
"Assalamualaikum nduk"
"Eh abah,umi, waalaikumsalam"
Aku segera berlari mencium tangan abah dan umi.
"Kamu darimana saja al? Kenapa pulang selarut ini? Kamu ini perempuan, jam segini kok baru pulang.Kalau sampai terjadi apa apa dengan kamu di jalan bagaimana?"
Baru kali ini umi terlihat sangat marah padaku.
"Sudah mi sudah." abah berusaha menenangkan umi.
"Nduk,kamu tahu kamu salah?"
Aku mengangguk.
"Maaf bah. Alya tadi terlalu asik di ulang tahun syifa sampai lupa kalau sudah larut. Maaf ya bah, umi, alya janji nggak akan mengulangi lagi".
"Kamu ndak kasihan melihat abahmu? Beliau ini sudah tua al. Masih harus ya memikirkan kelakuan kamu yang masih seperti ini?".
"Kelakuan apa sih mi? Memang alya ngapain? Salah ya kalau alya sekali saja pulang malam. Toh nggak macem macem cuma ngerayain pesta kecil kecilan saja. Umi kan juga tahu syifa itu sahabat alya.Lagi pun alya sudah janji kan tidak melakukannya lagi".
"Bukan masalah boleh atau tidak boleh al. Kamu ini wanita dewasa,bagus kah kamu pulang sendirian di malam hari? Apa kamu tidak berpikir bagaimana perasaan abah dan umi? Abahmu itu ndak tidur lo dari tadi nungguin kamu pulang".
"Umi sudah ah ndak usah diperpanjang. Masuk kamar saja nduk".
"Mulai besok kamu ndak boleh pulang lebih dari jam 8 malam dan umi akan mulai mengajak kamu mengikuti kajian rutin seminggu 2 kali".
Baru saja aku hendak menuju kamar,kata kata umi menghentikan langkahku.
"Apa? Nggak umi. Kok umi jadi mulai mengekang dan mengatur alya begini. Oke! Kalau alya tadi salah alya minta maaf,tapi alya nggak mau melakukan apa yang umi minta".
" Umi tidak memberi tawaran dan umi tidak butuh persetujuan. Mau tidak mau, suka tidak suka, kamu harus ikuti kemauan umi."
"Umi" nadaku sedikit membentak.
"Alya".
Aku tersentak dan terkejut saat abah memanggilku dengan nada tinggi yang tak pernah ku dengar sebelumnya.
"Kamu tahu siapa yang kamu ajak bicara? Dia ini ibumu. Ibu yang melahirkanmu. Ibu yang mempertaruhkan nyawanya untuk kamu. Berani kamu membentaknya? Asal kamu tahu, abah saja sebagai suaminya tidak pernah melakukan itu padanya bahkan padamu! Keterlaluan kamu kali ini. Minta maaf sekarang".
Perkataan abah memberi tamparan keras bagiku. Aku merasa bersalah tapi aku juga merasa sakit hati dibentak seperti itu.
"Maaf umi". Bisik ku lirih sambil mencium tangan umi.
"Masuk ke kamarmu" pinta umi.
Saat aku menuju kamar kulihat dari tangga abah berbicara seperti menahan tangis.
"Maafkan abah umi. Maafkan abah".
"Kok abah malah minta maaf, sudah abah jangan begini".
"Abah ndak bisa mendidik putri kita dengan baik".
"Ssstt jangan bicara seperti itu. Kita harus berusaha membuat alya kembali kejalan allah ya bah. Kita minta sama allah. Ya? Sudah ndak usah dipikirkan,kita istirahat saja yuk".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Icha Fatma
Siap kak
2024-02-12
0
Selviana
Aku sudah mampir nih kak.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul,(Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar).
2024-02-12
0