Jatuh untuk Cinta

Setelah kajian itu,aku semakin semangat mengikuti kajian lagi dengan umi dan sudah tiga kali pertemuan.

Setelah ku pikir pikir tidak ada salahnya aku belajar memakai hijab. Terlebih pintu hatiku sudah mulai terketuk untuk mendalami ilmu agama.

Umi dan abah tampak senang dan terkejut mendengar keputusanku untuk berhijab.

"Masyaallah nduk. Abah bahagia sekali mendengarnya"

"Iya al umi juga terharu. Bah, abah tahu alya sekarang semakin semangat mengikuti kajian bersama umi. Umi jadi senang dengan perubahan alya yang sekarang"

"Iya mi allah itu maha baik. Allah memberi hidayah putri kita dengan waktu yang begitu singkat. Makasih ya nduk sudah mau berubah"

"Abah, Umi. Sudah dong alya jadi merasa malu. Seharusnya kan alya melakukan ini dari dulu tapi alya hanya memikirkan tentang dunia saja. Harusnya alya yang minta maaf sama abah dan umi. Alya masih perlu banyak belajar lagi"

"Wah ini isi dari ceramah ustad ammar kemarin ya?Tentang orang orang yang terlalu fokus mengejar dunia hingga lupa tentang akhiratnya, iya kan al?"

Aku tersenyum dan tertunduk.

"Alhamdulillah ammar banyak membawa pengaruh untuk anak kita mi."

"Abah juga kenal ustad ammar?"

"Bagaimana ndak kenal? Ustad ammar itu mantan santri abahmu al. Beliau ini sangat sukses dan terkenal sekarang. Sering mengisi kajian di acara acara besar tapi masih sempat mengatur jadwalnya untuk kajian dirumah umi binti. Salut sekali kan?"

"Ammar itu ndak pernah berubah. Dia tidak pernah melupakan dimana dia menuntut ilmu. Kamu tau nduk? Beliau itu salah satu donatur besar di pondok kita ini. Meskipun jarang ke pondok ammar tidak pernah sekalipun melupakan abah,umi dan keluarganya dipondok"

"Tapi sayang ya "

"Sayang kenapa mi?"

"Allah terlalu mencintai ustad ammar al, sehingga allah memberi ujian kepadanya begitu berat.Ustad ammar telah kehilangan orang tuanya sedari kecil dan baru dua tahun yang lalu dia kehilangan istri dan calon buah hatinya pada peristiwa kecelakaan mobil tunggal yang dialami nisa"

"Nisa? Jadi ustad ammar sudah pernah menikah mi?"

Umi mengangguk.

Ketika umi hendak bercerita kembali,azan ashar berkumandang. Aku sangat ingin tahu tentang ustad ammar dan almarhumah istrinya tapi aku takut kalau umi mencurigaiku.

Keesokan harinya umi memberitahuku kalau mulai besok kami akan segera pindah ke pondok. Yang artinya hari ini adalah hari terkahirku mengikuti kajian ustad ammar. Aku sangat sedih tapi bagaimana lagi? paling tidak,nanti saat kajian aku bisa memandangnya untuk terakhir kali.

Tapi saat mengikuti kajian tiba tiba bukan ustad ammar yang datang.

Aku memperhatikan dari jauh,aku masih berpikir mungin ustad ammar akan menyusul.

"Kamu kenapa al kok seperti mencari sesuatu begitu".

"Kok bukan ustad ammar umi yang datang?"

"Oh iya tadi di grup ada pemberitahuan kalau ustad ammar tidak bisa datang karna hal mendadak dan diganti dengan ustad yahya. Minggu depan baru ustad ammar yang mengisi kajian"

"Oh".

Tanpa kusadari umi melihatku dengan senyum senyum.Sepertinya umi mulai menyadari ketertarikanku pada ustad ammar.

Meski ustad ammar tidak datang bukan berarti aku tidak senang mengikuti kajian hari ini. Tapi tetap saja,hari yang seharusnya menjadi hari terakhir aku bertemu dengan ustad ammar ternyata tidak seperti yang aku harapkan.

Mungkin allah memang tidak menginginkan aku untuk bertemu dengan ustad ammar. Agar aku tak terlalu jauh tertarik padanya atau aku akan sakit hati nantinya.

Keesokan harinya abah menyerahkan kunci rumah kepada sahabatnya. Memang berat melepas kenangan kenangan dirumah ini. Walau rumah ini masih milik kami tapi aku merasa sangat terikat pada rumah yang memberi kenyamanan ini. Terlihat jelas kami sedikit merasa sedih tapi seketika perasaan itu berlalu.

Sesampainya di pondok kami disambut dengan iringan hadroh disepanjang jalan.

Pondok ini tidak banyak berubah,masih asri dan sejuk. Hanya suasananya saja yang semakin ramai. Ustazah kia mengantarku ke kamar.

"Al.. Ini kamarmu sementara. Nanti kalau kamar kamu sudah jadi baru kita pindah ya"

"Iya ustazah terimakasih"

"Ustazah tinggal dulu ya"

"Tunggu ustazah, alya mau nanya boleh?"

"Nanya apa al?"

"Ini perasaan alya apa gimana ya? Kok sepertinya santri disini semakin bertambah banyak?"

"Abah ndak cerita to al?"

"Cerita apa?"

"Beberapa bulan ini pondok kita bukan hanya menerima santri yang memang ingin belajar disini. Tapi abah juga memberi kesempatan untuk anak anak yang tidak memilik biaya atau tidak memiliki tempat tinggal untuk belajar dan tinggal disini. Bahkan rencananya,disamping ruang baca yang sedang di bangun, abah juga akan menambah beberapa kamar untuk berjaga jaga kalau ada anak anak jalanan yang ingin tinggal disini. Luar biasa sekali kan abah itu, tidak heran kalau rejeki beliau mengalir terus. Kami sekalipun tidak pernah kekurangan dana bahkan perbulannya semakin meningkat al karna banyak sekali donatur yang ingin menyisihkan rejekinya untuk pondok ini"

"Pantas santri santri disini bukan hanya terlihat menghormati abah tapi juga menyayangi abah ya ustazah?"

"Iya al betul sekali"

Aku semakin mengagumi sosok abah. Bahkan kebaikan yang abah lakukan ini tidak pernah abah ceritakan padaku.

Singkat cerita sudah 2 minggu aku dipondok ini. Ternyata tak seperti yang aku bayangkan dulu. Aku pikir pondok itu hanya melulu soal belajar dan mengaji tapi nyatanya tidak. Ada banyak kegiatan yang membuatku senang berada disini. Hal hal yang sebelumnya tidak pernah aku lakukan seperti berkebun,membatik,memasak dan masih banyak lagi membuatku semakin betah tinggal disini. Dan satu hal lagi, yang kupikir aku tidak akan mudah bersosialisasi di pondok ini ternyata aku salah besar, karena kenyataannya santri santri disini sangat ramah sekali bahkan aku sudah memiliki sahabat disini dia bernama aisyah. Dia seumuran denganku. Aisyah menjadi salah satu pengajar dan penghuni tetap dipondok ini karna memang dia seorang yatim piatu. Dia ingin mengabdi pada pondok ini ucapnya. Tiba tiba ada yang terbesit dibenakku. Kalau aisyah disini sudah lama pasti sedikit banyak dia tahu tentang ustad ammar.

"Aisyah"

"Iya al, kenapa?"

"Kamu tahu tidak tentang ustad ammar?"

"Ustad ammar? Ya tahu lah. Mantan santri abah kan?"

"Iya. Kok kamu bisa tahu?"

"Cerita tentang ustad ammar itu sudah diketahui oleh seluruh santri disini. Terlebih sekarang beliau sudah sukses. Para pengajar disini menjadikan beliau sebagai sosok inspiratif untuk para santri ".

"Bukan tentang itu"

"Lalu?"

"Umi pernah bercerita kalau ustad ammar itu pernah memilik seorang istri tapi meninggal dalam kecelakaan"

"Oh itu. Iya namanya teh nisa. Ustad ammar selain dikenal dengan wajahnya yang tampan dan kebaikannya beliau ini juga dikenal dengan laki laki yang sangat setia. Semenjak almarhumah teh nisa meninggal, beliau sama sekali tidak menggerak kan hatinya untuk perempuan lain. Bahkan ada yang bilang beliau sudah menolak ajakan taaruf dari parai kyai atau ustad ustad yang ingin menjodohkan putri mereka dengan ustad ammar lo al".

"Segitu cintanya ya ustad dengan teh nisa?"

"Iyalah. Teh nisa itu dulunya juga pengajar disini al, saat ustad ammar belum seterkenal sekarang, beliau kan masih memberi tausiyah dipondok dan mengajar, mungkin saat itulah mereka jatuh cinta.Teh nisa itu cantik sekali, baik hati,lemah lembut, pokoknya definisi wanita sholeha lah. Tapi sayang sekali saat rumah tangganya sedang bahagia bahagianya beliau harus kehilangan nyawanya. Ketika sudah hampir memasuki 2 tahun pernikahan ustad ammar dengan teh nisa, teh nisa kecelakaan saat hendak menyusul ustad ammar kesini. Padahal teh nisa hendak memberi kabar kalau dirinya sedang hamil,yang saat itu posisinya teh nisa baru selesai memeriksakan kandungannya kedokter. Jangankan ustad ammar al, kamipun merasa sangat kehilangan sosok teh nisa yang begitu hangat di tengah tengah kami"

"Jauh sekali ya teh nisa denganku?"

"Maksudmu?"

Tanpa kusadari kata kata itu terucap begitu saja dari mulutku. Aku berlari malu karna aisyah yang mulai menyudutkan tentang pertanyaanku tadi. Aisyah mengejarku dibelakang sambil terus menanyaiku dengan ledekan. Tanpa kusadari aku menabrak tubuh seseorang dan seketika itu aku hampir jatuh. Tapi sebuah tangan meraihku.

Betapa terkejutnya aku melihat sosok yang berada di hadapanku

"Ustad ammar".

"Maaf, saya tidak sengaja".

Dia berlalu begitu saja

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Ciee..Alya ketemu sama Ustad Amar nih 😊

2024-02-11

1

Luke fon Fabre

Luke fon Fabre

Gokil abis pokoknya, thor!

2024-02-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!