Episode 14 Dituduh bersekongkol dengan penculikan Ratna.

Sebenarnya Cahaya dan Ratna sudah di intai saat pertama kali datang di taman itu oleh sosok dua pria yang bertubuh kekar berbaju hitam.Pria itu adalah pria yang sama yang telah disewa oleh Ibu Sari untuk menagih hutang di rumah Reyhan.Lantaran tidak mendapatkan bayaran atas apa yang mareka lakukan sehingga mendapat tamparan keras oleh Bos mareka yang merupakan seorang Mafia.Mareka diperintahkan untuk memberi pelajaran pada wanita itu dengan menculik Ratna.

Ternyata hilang nya handphone Cahaya, pria itu juga yang telah mengambil dari tas wanita itu saat diletakkan di kursi yang ada di taman.Dengan handphone wanita itu, pria itu bisa menghubungi keluarga wanita yang ia culik yang kini masih pingsan karena efek dari obat bius.

Tapi Cahaya ngos-ngosan mencari keberadaan Ratna yang tak kunjung ia temukan.

"Pergi kemana sih,kak? Tunggu dulu! Bukankah Kak Ratna tidak bisa jalan? Bagaimana dia bisa pergi? Jangan- jangan dia di culik lagi.Apa yang harus aku lakukan sekarang?!" Cahaya bingung harus berbuat apa saat Ratna tidak bisa ia temukan."Apa aku pulang saja?"

Cahaya berpikir untuk kembali ke rumah walaupun nanti dia akan di salahkan atas hilang nya Ratna.

Dengan wajah murung, Cahaya turun dari mobil lalu berjalan ke arah pintu dengan langkah kaki begitu berat.Apa yang harus ia katakan? Supaya ibu tirinya itu tidak marah.

Melihat Cahaya pulang tanpa kehadiran Ratna, ada kekuatiran di wajah Ibu Sari.

"Dimana, Ratna?" Apa kamu meninggalkan dia di taman? Atau justru kamu menurunkan dia di tepi jalan," tuduh Ibu Sari.

" Aku tidak sejahat itu,Bu.Apa yang ibu tuduhkan padaku? Tapi kak Ratna, benar hilang," ucap Cahaya dengan bibir gemetaran.

Ibu Sari menatap tajam pada Cahaya." Hilang? Apa maksud kamu berbohong mengatakan anak saya hilang,hah...?" bentak Ibu Sari yang kesal.

"Tidak mungkin aku berbohong atas hilangnya kak Ratna,Bu," Cahaya menyangkal atas tuduhan ibu tirinya dengan suara isak tangis.

Ya, Cahaya yang begitu menyayangi kakak tirinya itu tentu saja dia bersedih.Apa lagi dia yang membawa Ratna ke taman sampai hilang.

"Jika anak saya benar hilang.Kenapa tidak mencari dia sampai ketemu? Kenapa justru pulang? Pasti kamu sudah bersekongkol dengan seseorang untuk menculik anak saya supaya kamu bisa berkuasa di rumah ini sebagai istri Reyhan, bukan?" cecar ibu Sari tanpa henti.

Padahal Cahaya ingin menyampaikan sesuatu kalau saat ini handphone dia juga hilang.Tapi wanita itu tidak di beri kesempatan untuk bicara oleh ibu tirinya yang terus berbicara.

Reyhan yang sudah tiba rumah melihat Cahaya di cecar habis-habisan oleh mertuanya.

"Ratna, diculik."

"Apa? Kak Ratna, diculik?" Cahaya begitu terkejut mendengar ucapan Reyhan.

"Dari mana, Nak Reyhan tau anak saya diculik?" tanya Ibu Sari yang kini mencemaskan keadaan Ratna.

"Penculik itu sendiri yang menelpon aku mengunakan nomor Cahaya.Tapi---"

Plak..

Reyhan belum selesai menjelaskan, namun tangan ibu Sari sudah mendarat ke wajah Cahaya dengan tampar keras.Ia menganggap tuduhan yang ia lontarkan pada Cahaya di anggap benar setelah mendengar ucapan Reyhan.

"Apa apaan ini? Kenapa ibu menampar, Cahaya?" kesal Reyhan dengan sikap ibu mertuanya yang kasar pada Cahaya.

" Kenapa Nak Reyhan masih membela Cahaya yang jelas sudah bersekongkol dengan penculik itu?"

"Bersekongkol dari mana? Bahkan Cahaya juga korban disini karena handphone dia juga dicuri oleh pria yang menculik Ratna," jelas Reyhan yang terlihat emosi.

Cahaya tidak menyangka kalau Reyhan akan membela dia di depan ibu tirinya yang selalu di tuduh ada sangkut paut dengan hilangnya Ratna.Tapi tuduhan itu langsung dibantah oleh Reyhan.

"Seharusnya yang di silahkan disini adalah ibu sendiri karena Ratna diculik atas perbuatan ibu juga," Reyhan sudah mengetahui rencana ibu mertuanya.

" Maksud Nak Reyhan, apa?"

Wajah Ibu Sari langsung berubah menjadi pucat atas apa yang di katakan Reyhan.

"Jangan pura-pura tidak tau! Ibu sendiri yang menyewa dua pria datang ke rumah ini untuk menagih hutang.Sekarang pria itu meminta bayaran yang belum ibu berikan! Jadi Ratna yang menjadi sasaran mareka," jelas Reyhan yang sudah mengetahui kebusukan ibu mertuanya.

"Maafkan aku, Nak Reyhan! Aku lakukan ini hanya ingin tinggal satu atap dengan anak saya.Apa salah seorang ibu ingin merawat anaknya lagi lumpuh?" ucap ibu Sari dengan alasan untuk menutupi kejahatan yang akan dia lakukan pada Cahaya.

"Tidak salah jika ibu ingin merawat anak ibu sendiri.Tapi cara ibu itulah yang salah."

" Ha..luar biasa akting kamu ya mas? Pantas saja Ratna menganggap kamu pria yang sangat baik.Tapi sayang sekali itu tidak terpengaruh denganku Mas.Bagiku kamu hanya pria yang bermuka dua," gumam Cahaya yang tidak percaya dengan kata-kata baik yang keluar dari mulut Reyhan.

         🌟🌟🌟🌟🌟🌟

Saat Ratna sadar, ia sudah melihat dirinya di sebuah gudang yang cukup besar dengan tangan di ikat serta kaki di ikat.Ia tidak mengerti kenapa ada di tempat itu? Tapi yang jelas ia hanya ingat terakhir kali Cahaya masuk ke taman, tiba-tiba dari belakang ada yang menutup mulutnya dengan tisu dengan aroma tidak sedap membuat dia pingsan.

Ratna ketakutan melihat banyak pria berkumpul di gudang itu sambil tertawa lepas tanpa ada beban sama sekali.Ternyata mareka habis minum Bir yang membuat botol minuman berceceran dimana-mana.Apa lagi di antara mereka ada yang mendekat.

"Rupanya kamu sudah sadar.Apa kamu ingin bersenang-senang denganku?" ucap pria itu dengan nada suara yang serak karena terlalu banyak minum Bir.

Pria itu mencoba menggoda Ratna dengan memainkan jemarinya di wajah wanita itu.

"Jangan sentuh aku !" pinta Ratna yang merasa terganggu dengan sentuhan tangan pria itu.

"Galak amat sih neng."

Ratna ingin sekali menampar pria itu yang ada di hadapan dia.Tapi apalah daya tangan dia teringat dengan tali sehingga tidak bisa berbuat apa-apa.Ia hanya mengharapkan ada orang yang mau menolong dia supaya pria itu segera menjauh.

Tapi Pria itu tanpa ragu memajukan bibirnya ke arah bibir Ratna sambil memejamkan mata.Saat ingin mencium bibir wanita itu dia justru mengendus bau busuk yang membuat muntah.

Melihat kondisi temannya yang lagi muntah mareka semua justru tertawa puas.Tapi pria itu tidak mengetahui siapa orang yang telah mengerjainya.

Sedangkan Ratna justru menatap pria tampan yang brewokan, bertubuh kekar, tinggal ideal serta memiliki mata berwarna biru seperti wajah orang Pakistan.Wanita itu sangat bersyukur karena masih ada pria asing yang mau menolong dia.

Terpopuler

Comments

MentariSenja

MentariSenja

nah loh

2024-04-26

1

Rona Risa

Rona Risa

🌹dan iklan untuk author

2024-04-21

0

Rona Risa

Rona Risa

siapa pelakunya?

2024-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!