Episode 5 Hanya bisa menangis

Setiap wanita pasti ingin memberikan barang berharga yang ia memiliki dengan penuh suka rela pada suaminya.Tapi berbeda hal dengan Cahaya, ia memberikan kesucian dia pada suaminya untuk mempertahankan pernikahan saudara tirinya supaya tidak diceraikan oleh Reyhan.Ini merupakan mimpi buruk bagi Cahaya yang kini hatinya benar terluka.

"Tidak perlu menangis lagi! Sekarang kau istirahat dengan tenang di kamar ini!" Reyhan segera bangkit dari ranjang lalu berjalan keluar dari kamar Cahaya.

Tanpa rasa bersalah, Reyhan meninggalkan Cahaya sendiri di kamar tersebut setelah mendapatkan apa yang inginkan.Ternyata pria itu hanya ingin menikmati tubuh Cahaya sebagai istrinya setelah itu dia pergi.

Namun,Cahaya hanya bisa menutupi tubuhnya dengan selimut sambil menatap kepergian Reyhan dengan berlinang air mata.

"Kau sungguh pria tidak punya perasaan," umpat Cahaya yang hanya merasakan kesakitan untuk pertama kalinya karena pria itu menyentuh dirinya dengan kasar tanpa perasaan sama sekali.

Tangan Cahaya sampai memar akibat perbuatan Reyhan.Ia benar tersiksa menjadi istri kakak iparnya.

Ratna yang berada di dalam kamar yang lagi baring di ranjang melihat kedatangan suaminya." Mas Reyhan?Bukankah seharusnya Mas, ada di kamar Cahaya?"

Reyhan yang berdiri di depan pintu segera mendekat." Aku sudah menuruti apa yang kau inginkan.Jangan paksa aku lagi tidur dengan adik tirimu itu."

Reyhan ingin menunjukkan pada Ratna kalau dia suami yang setia padahal yang ia katakan itu semua bohong.

"Tapi ibu ----"

Ratna tidak melanjutkan perkataan yang tidak perlu ia katakan pada Reyhan yang akan membuat ibu mertuanya nanti marah.

"Ibu kenapa?" tanya Reyhan dengan penasaran.

" Lupakan saja! Kita bahas ini lain kali saja," ucap Ratna lalu memejamkan matanya.

"Maafkan aku, sayang! Jika kau tahu aku sudah menyentuh Cahaya, kau pasti sakit hati," gumam Reyhan yang kini tidur di samping Ratna.

Sebenarnya Reyhan sangat menyayangi Ratna sebagai istrinya.Tapi di sisi lain, ia tidak bisa menyangkal kalau ia tertarik pada Cahaya karena lebih cantik dan lebih seksi dari pada Ratna.Ia akui menaruh hati pada Cahaya.Tapi pria itu hanya sebatas suka untuk memiliki tubuh Cahaya,supaya mendapatkan keturunan dari wanita itu untuk mengabulkan permintaan ibunya yang menginginkan cucu karena Ratna tak kunjung hamil padahal pernikahan mareka sudah 3 tahun lamanya.

Sementara Cahaya yang sudah tertidur, masih ada sisa air mata di sudut bawa matanya.Kejadian yang menimpa dirinya sampai terbawa mimpi.

"Jangan! Jangan sentuh aku Mas! Jangan!!!....." Cahaya berteriak di dalam tidurnya.

Namun seorang wanita paruh baya datang ke kamar tersebut lalu menyiram segelas air ke wajah Cahaya yang membuat ia terbangun dari mimpi buruk.Apa lagi kedatangan ibu tirinya yang sudah ada di hadapan dia dengan tatapan tajam.

" Cepat bangun! Jangan kau pikir setelah menikah dengan suami anak saya lalu kau bermalas-malasan di rumah ini,hah..!" Bentak Ibu Sari.

Dengan sengaja datang pagi sekali di rumah menantunya untuk memperingatkan Cahaya untuk tidak berlaga Nyonya.Ia hanya ingin Ratna menjadi Nyonya di rumah Reyhan.

"Kenapa ibu, ada di sini?" Cahaya menatap ibunya dengan mata yang sembab karena semalam ia terus menangis.

Mana peduli ibu Sari dengan anak tirinya itu.Ia justru menarik tangan Cahaya dengan kasar supaya bangkit dari ranjang.

" Aw... tangan aku sakit,Bu!" pekik Cahaya karena pergelangan tangannya memar di sebabkan perbuatan Reyhan tadi malam karena menggenggam kedua tangannya begitu erat.

Seakan Ibu Sari tidak pedulikan jeritan Cahaya yang kesakitan.Ia tetap menarik tangan wanita itu keluarlah dari kamar lalu membawa ke kamar Ratna.Tentu saja Cahaya terkejut melihat kondisi saudara tirinya dengan kaki yang memar di bagian lutut.

"Kenapa ini bisa terjadi, kak?" Cahaya terlihat kuatir pada Ratna tanpa mempedulikan kalau dia juga memiliki luka memar pergelangan tangannya.

"Ini semua karena kelalaian kamu merawat anak saya, untung saja aku datang tepat waktu.'' Ibu Sari menyalahkan atas apa yang menimpa Ratna yang jatuh dari ranjang.

Akan tetapi, Ratna tidak suka melihat ibunya terus menyudutkan Cahaya." Bukan salah Cahaya,Bu! Ini murni salah aku."

Cahaya yang mencoba menyembunyikan luka memar yang ada di pergelangan tangannya justru dilihat oleh Ratna.Ia pun langsung meraih tangan Cahaya.

"Kenapa bisa memar seperti ini?" tanya Ratna dengan teliti menatap luka memar yang ada di tangan Cahaya.

"Ini---"

Saat Cahaya ingin menjelaskan sesuatu tiba-tiba Reyhan keluar dari kamar mandi.

"Kenapa kau diam? Ini, ini kenapa? tanya Ratna dengan penuh penekanan yang juga penasaran dengan ucapan Cahaya yang belum sampai.

"Ada apa ini?" Reyhan takut Cahaya mengatakan tentang apa yang terjadi semalam.

"Ini Nak Reyhan, istri kau jatuh dari ranjang." Ibu Sari mengalihkan pembicaraan karena apa yang di katakan Cahaya itu tidak terlalu penting.

Saat mengetahui Ratna jatuh dari tempat tidur.Pria itu segera mendekati istrinya, tetapi Cahaya justru menjauh dari Ratna setelah Reyhan mendekat.

"Mana yang sakit, sayang?" Reyhan terlihat kuatir pada Ratna.

"Dasar suami bermuka dua! Di depan kakak saya begitu peduli.Tapi di belakang, iya justru ingin menceraikan Kak Ratna," umpat Cahaya di dalam hati.

Kekesalan di raut wajah Cahaya pada suaminya hanya bisa ia ungkapkan di dalam hati, tidak bisa ia ungkapkan di depan Ratna atau Ibu tirinya.Karena percuma juga, mareka tidak akan percaya jika ia mengatakan kalau pria itu tidak sebaik yang mareka pikirkan selama ini.

Ratna menatap suaminya begitu dalam." Cuma lecet sedikit kok, Mas,"balas Ratna sambil menyentuh wajah Reyhan karena sangat mengagumi sikap suaminya yang begitu peduli pada dirinya.

"Sayang, kita ke dokter ya?" lirih Reyhan yang mengajak Ratna pergi ke rumah sakit.

"Bukankah hari ini, Mas Reyhan ada meeting penting? Aku pergi ke rumah sakit sama Cahaya saja ya,Mas." Ratna mengajak adik tirinya itu pergi ke rumah sakit supaya tangan Cahaya yang memar juga bisa di obati oleh dokter.

"Oh...iyah, Mas sampai lupa."

Reyhan baru ingat kalau meeting itu sangat penting bagi perusahaan dia.Ia pun segera pamit pergi dari hadapan ibu mertuanya dan juga Ratna serta Cahaya.Tetapi Cahaya tidak merespon Reyhan, ia justru menolak menjabat tangan suaminya yang ingin pergi.

"Kau tidak boleh begitu Cahaya.Bagaimana pun suamiku juga suamimu? Seharusnya kau menghormati dia sebagai suami," Ratna cuma ingin Cahaya lebih menghargai Reyhan.

"Begitulah adik tirimu yang selalu kau bela itu," ketus Ibu Sari.

Cahaya lebih memilih diam dari pada meladeni ibunya tirinya yang tidak pernah menyukai dirinya.Ia pun segera keluar dari kamar Ratna kemudian masuk ke kamarnya setelah itu dia mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya untuk menghilangkan bekas sentuhan suaminya.Ia benci dengan sentuh itu, yang sangat menyiksa hatinya.Namun,ia tidak ingin larut dalam kesakitan karena ia harus keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian lalu pergi ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Cahaya pun masuk ke ruangan dokter bersama Ratna.Namun ia begitu terkejut melihat pria yang sangat ia cintai selama ini sekarang ada di hadapan dia.

Terpopuler

Comments

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

kalau kamu sangat mencintai kakak yirimu itu jg. cari masyallah utk dirimu aku sangat benci melihat wanita yg terlalu penurut walaupun hanya cerita

2024-05-08

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Sabar ya Cahaya, kasian dirimu🥺

2024-05-12

1

Dewi Payang

Dewi Payang

4 iklan buat kaak author🙏

2024-05-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!