Bab 5. Malam panjang

"Lihat aku! Lihat aku, Arumi!" teriak Abraham penuh emosi, menangkup wajah Arumi kasar.

"Ma ... Ma-Mas, tolong lepas, sa-sakit Mas," pinta Arumi meringis menahan sakit.

"Sakit? Sakit, kamu bilang?" tanya Abraham tidak sabar masih menangkup wajah Arumi hingga bibirnya mengerucut ke depan.

Namun, tidak lama Abraham menghempas wajah Arumi kasar. "Argh ... perjanjian gila!" teriak Abraham emosi.

"Ganti baju kamu, atau ...." Abraham mendekati wajah Arumi, menilik wajah memerah di depannya.

"Ba-baik, tolong Mas, berbalik dan menjauh dari wajah Arumi," pinta Arumi takut memilih menunduk menghindari tatapan suaminya.

"Mendengar penolakan Arumi, Abraham kini tersenyum ada hasrat yang tiba-tiba membuncah dalam batinnya.

'Aku tidak akan salah melanggar janji ini. Dia istriku,' batin Abraham bergolak.

"Kamu istriku Arumi, tidak pantas kamu berbuat seperti itu," tegur Abraham pelan, berusaha menahan emosinya.

"Ta-tapi ...." Arumi memutus ucapannya sepihak, menahan tangan Abraham yang kini mulai meraba tubuhnya.

Arumi tidak mengira jika Abraham akan menyentuhnya setelah melakukan perbuatan tidak pantas bersama Wanda bahkan di depan matanya. "Lepas Mas, Arumi belum siap!" teriak Arumi menepis tangan Abraham, mendorong tubuh Abraham menjauh darinya.

Arumi memilih turun dari ranjang, mengangkat kain yang di gunakan agar bisa melarikan diri dari Abraham. Akan tetapi, langkah Arumi terhenti di depan pintu, berulang kali dirinya berusaha menarik gagang pintu tetapi hasilnya tetap nihil, pintu terkunci rapat.

"Tolong!" teriak Arumi menggedor pintu kamar, berharap Wanda atau siapa pun mau membantunya.

Abraham berjalan makin mendekat, bisa Arumi lihat jika saat ini ada kemarahan dari wajah Abraham. "Mau lari ke mana Arumi? Ini rumahku, kamarku, akulah penguasa di rumah ini, semua tunduk pada peraturan yang aku buat, sementara kamu ...." Abraham menarik tubuh Arumi mendekat, merobek kain panjang yang di gunakannya dengan kasar.

"Andai kamu menuruti perintahku sejak tadi, pasti hal ini tidak akan pernah terjadi," serunya emosi, kini merobek baju kebaya yang Arumi gunakan.

"Ternyata, di balik baju ini ... " Abraham menghentikan ucapannya, bibirnya tersenyum puas melihat tubuh Arumi, "tidak sia-sia aku memberimu mahar mahal," ucapnya puas dengan napas memburu.

"Cantik, kulitmu putih bersih dan satu hal ada yang harus aku yakinkan, apa? Kamu masih pexxxxn?" tanya Abraham merendahkan Arumi.

Mendengar pertanyaan Abraham, Arumi sontak menampar Abraham. "A-aku memang gadis sederhana, tetapi aku tidak akan membiarkan kamu menyentuhku, meskipun kamu suami yang beberapa jam lalu mengesahkan aku, ceraikan aku, aku jijik, aku tidak sudi dan hilang rasa simpatiku padamu, ceraikan aku!" teriak Arumi emosi meluapkan kekecewaan dan penyesalan yang sejak tadi dia tahan.

Namun, semua teriakan Arumi berbalas dengan tamparan Abraham, menyeret tubuh Arumi, mencampakkannya di ranjang kasar, mengoyak sisa pakaian yang masih menempel di tubuh Arumi. "Tidak ada perceraian, tugasmu adalah melayaniku, seperti Wanda melayaniku, kamu paham dan camkan itu!" tegas Abraham kasar.

"Tolong, lepaskan aku, aku akan meminta Ibu mengembalikan mahar yang Mas berikan," ibanya lirih.

"Aku tidak akan melepas wanita yang ada di dalam genggamanku, Arumi ...."Abraham mencium Arumi paksa.

"Argh ...." Abraham medengus kesal memegang bibirnya yang sakit, karena gigitan Arumi.

"Ash, kamu!" sergah Adam, semakin melancarkan serangan pada Arumi.

Arumi yang merasa jijik dengan perbuatan Abraham, memberontak, memukul bahkan menendang tubuh Abraham, tetapi semua perlawanan Arumi tidak sebanding dengan tenaga Abraham, laki-laki dewasa yang tengah di butakan oleh hasrat. Abraham dengan tubuh tegap, berisi kini sudah menggulung tubuh Arumi dengan hasrat yang membuncah, bagaikan ombak menerjang, menyapu tubuh Arumi layaknya jalang, tanpa memperdulikan teriakan, rintihan bahkan tangis Arumi hingga badai itu mereda dan surut.

"Ternyata, ucapan kamu benar Arumi, terima kasih," Abraham mengecup bibir Arumi, mengangkat tubuhnya dari penyatuan di lakukannya secara paksa, meninggalkan tubuh Arumi yang polos begitu saja di ranjang.

"Aku, tidak perduli dengan janjimu Wanda, dia istriku dan aku berhak untuk itu." Abraham tersenyum sinis, mengenakan kaos dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Keluar dari kamar mandi Abraham tersenyum, melihat Arumi tidak berdaya dengan tubuh polosnya. Abraham tanpa berbicara langsung menuju ranjang, meraih tubuh Arumi dalam pelukannya. "Maaf, Arumi. Andaikan kamu menuruti perintahku, pasti aku akan memperlakukan kamu dengan lembut, tetapi aku suka," Abraham mengikis netra Arumi yang mengembun, Arumi hanya bisa terdiam, harapannya sudah pupus, saat suaminya sendiri menganggapnya jalang dan memperlakukannya layaknya lacur.

"Arumi," panggil Abraham, menilik wajah Arumi, "kamu tertidur?" tanya Abraham tanpa merasa bersalah.

Arumi tidak menjawab saat ini dirinya sudah pasrah, menyerah dengan apa yang terjadi. "Bangun Arumi ...."Adam mengguncang tubuh Arumi yang ada dalam dekapannya.

"Arumi, kamu wangi dan aroma tubuhmu, tidak seperti Wanda ataupun beberapa wanita yang pernah bersamaku," bisik Abraham tanpa ada respon dari Arumi, membuat Abraham kembali terpacu dan untuk kedua kalinya Abraham menggulung Arumi dalam deburan ombak hasrat.

Kali ini Arumi memilih untuk menahan semua perlakuan suaminya. Hatinya telah mati, malam pertama yang diimpikannya akan menjadi kenangan terindah malah berbanding terbalik dengan kenyataan yang di terimanya, suaminya menjamahnya setelah menjamah wanita lain lebih dulu. Netranya terus mengembun menahan sakit dalam jiwanya, dirinya benar-benar lacur yang di beli secara sah oleh suaminya.

Pergulatan hasrat suaminya terhenti saat matahari mulai terbit di ufuk timur, dirinya benar-benar lelah, netranya meredup bersama angin pagi yang menusuk tulang, entah seperti apa kondisi tubuhnya saat ini, jiwanya hilang melayang menuju ketenangan sesaat sebelum dirinya terusik kembali oleh hasrat suaminya.

'Apa? Aku akan mati? Dia suami yang mengesahkan aku, tetapi kenapa dia tega berlaku seperti ini padaku? Ibu ... lihat anakmu ini.' Batin Arumi menjerit sebelum jiwanya benar-benar hilang untuk beberapa jam kemudian.

Arumi menggeliat, merenggangkan tubuhnya sejenak. "Apa? Aku bermimpi?" tanya Arumi saat merasakan hangat di sekujur tubuhnya, perlahan netranya terbuka menilik seluruh ruangan kamar di mana dia berbaring.

Arumi menutup netranya untuk beberapa detik sebelum kembali membuka lebar matanya, menatap siluet tubuh yang berdiri di depannya, wajah ini tersenyum hangat ke arahnya. "Kamu sudah bangun?" tanyanya pelan dan terkesan sabar, meskipun netranya terlihat tajam cepat berubah sendu.

Arumi hanya meringis, menahan rasa yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, meraba bibirnya yang terasa nyeri. Arumi perlahan bangkit dari tidurnya, tubuhnya terasa remuk dan tidak nyaman. "A-apa? Ada, baju yang layak untuk aku pakai?" tanya Arumi pelan meringis menahan sakit di tubuhnya.

Abraham hanya tersenyum melihat sikap Arumi, mengulurkan baju berwarna merah marun padanya. "Pakai ini," titah Abraham mengulurkan baju padanya.

Arumi kembali terlonjak. "Ba-baju, ini?" tanya Arumi lirih.

Terpopuler

Comments

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

Cium😘🤣🤣

2024-02-21

1

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

Arumi: Ini kan aku sudah lihat (Melototkan mata sampai mau keluar)🤣🤣🤣🤣🤣

2024-02-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kenapa Ibu memaksa.
2 Bab 2. Keputusan yang berat
3 Bab 3. Pelaminan kosong
4 Bab 4. Siapa wanita ini
5 Bab 5. Malam panjang
6 Bab 6. Belajarlah
7 Bab 7. 21+ Janji yang tidak bisa Abraham tolak
8 Bab 8. Biarkan aku memelukmu
9 Bab 9. Apa? Maksud Bu Dewi
10 Bab 10. Jangan pernah mengusik Wanda
11 Bab 11. Kamu jahat Mas
12 Bab 12. Nyonya harus kuat
13 Bab 13. Jaga Arumi
14 Bab 14. Jangan hubungi suami saya
15 Bab 15. Ibu yang salah
16 Bab 16. Bu jujur pada Nindi
17 Bab 17.
18 Bab 18.
19 Bab 19.
20 Bab. 20
21 Bab 21.
22 Bab 22.
23 Bab 23
24 Bab 24.
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27.
28 Bab 28.
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31.
32 Bab 32.
33 Bab 33.
34 Bab 34.
35 Bab 35.
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38.
39 Bab 39.
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45.
46 Bab 46
47 Bab 47.
48 Bab 48. 21+
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab 51.
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54.
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59.
60 Bab 60.
61 Bab 61.
62 Bab 62
63 Bab 63.
64 Bab 64.
65 Bab 65.
66 Bab 66.
67 Bab 67.
68 Bab 68.
69 Bab 69.
70 Bab 70.
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74.
75 Bab 75.
76 Bab 76.
77 Bab 77
78 Bab 78.
79 Bab 79.
80 Bab 80.
81 Bab 81
82 Bab 82.
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Kenapa Ibu memaksa.
2
Bab 2. Keputusan yang berat
3
Bab 3. Pelaminan kosong
4
Bab 4. Siapa wanita ini
5
Bab 5. Malam panjang
6
Bab 6. Belajarlah
7
Bab 7. 21+ Janji yang tidak bisa Abraham tolak
8
Bab 8. Biarkan aku memelukmu
9
Bab 9. Apa? Maksud Bu Dewi
10
Bab 10. Jangan pernah mengusik Wanda
11
Bab 11. Kamu jahat Mas
12
Bab 12. Nyonya harus kuat
13
Bab 13. Jaga Arumi
14
Bab 14. Jangan hubungi suami saya
15
Bab 15. Ibu yang salah
16
Bab 16. Bu jujur pada Nindi
17
Bab 17.
18
Bab 18.
19
Bab 19.
20
Bab. 20
21
Bab 21.
22
Bab 22.
23
Bab 23
24
Bab 24.
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27.
28
Bab 28.
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31.
32
Bab 32.
33
Bab 33.
34
Bab 34.
35
Bab 35.
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38.
39
Bab 39.
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45.
46
Bab 46
47
Bab 47.
48
Bab 48. 21+
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab 51.
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54.
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59.
60
Bab 60.
61
Bab 61.
62
Bab 62
63
Bab 63.
64
Bab 64.
65
Bab 65.
66
Bab 66.
67
Bab 67.
68
Bab 68.
69
Bab 69.
70
Bab 70.
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74.
75
Bab 75.
76
Bab 76.
77
Bab 77
78
Bab 78.
79
Bab 79.
80
Bab 80.
81
Bab 81
82
Bab 82.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!