Bab #10

📍Los Angeles, California.

"Aku melihat berita mu dengan model muda itu," ucap seorang wanita paruh baya.

"Why? Kau cemburu" kata pria yang kini memeluknya.

"Tentu saja aku cemburu, bagaimana jika kau melupakanku?" kata si wanita itu.

"Itulah yang aku rasakan saat kau menikahi pria itu." ucapnya sambil menciumi punggung polos wanita itu.

"Tapi aku tidak pernah melupakanmu, bahkan setelah puluhan tahun berlalu. Aku selalu datang padamu saat kau memanggilku." balas wanita itu membalik tubuhnya.

"Kau tidak melupakanku karena pria itu tidak mencintaimu, bahkan kalian tidak pernah tidur bersama. Bagaimana jika pria itu mencintaimu?" kata sang pria.

"Aku tetap tidak akan melupakanmu, karena kau adalah Ayah dari anakku. Kau tidak lupa itu 'kan?" wanita itu mengingat jika hubungannya mereka sangat kuat.

"Dia tampan dan pintar seperti ku." pujinya mengingat putranya yang kini sudah tumbuh dewasa.

"Kau sering menemuinya?" tanyanya.

"Hanya sesekali, itupun aku harus membuat alasan sedemikian rupa agar terlihat natural." kata pria itu.

"I love you Will, putra kita adalah harta yang paling berharga." kata wanita itu memeluk pria yang tak lain adalah selingkuhannya.

Will Robinson adalah seorang seniman musik rock yang kini juga menjadi seorang produser. Dan wanita yang bersamanya adalah Heidi Bocker, istri dari Oscar Bocker.

Hubungan Heidi dan Will masih berlanjut hingga saat ini, seperti yang di katakan oleh Will, jika Heidi dan Oscar tidak lagi tidur bersama setelah kelahiran Gisel, putri mereka.

Dan secara tidak langsung, Heidi selalu mendatangi Will untuk menuntaskan hasratnya, lagi pula hubungan mereka memang tidak pernah putus sejak dulu. Apalagi setelah Heidi tahu jika dirinya mengandung benih dari Will yaitu Veron.

Ya, Veron bukanlah anak kandung Oscar, namun Oscar tidak mengetahui kebenaran ini. Dan tentang perselingkuhan Heidi dan Will, sebenarnya Oscar sudah tahu, namun pria itu mengabaikannya karena Oscar sendiri tidak bisa lagi melakukan hubungan itu dengan Heidi.

Penyesalan dan rasa bersalah Oscar membuat hidupnya semakin carut marut. Karir dan bisnis Oscar memang berjalan lancar, namun tidak dengan hati dan jiwa raganya ya g berantakan.

🪷🪷🪷

📍Berlin, Jerman.

Marco memberikan laporan pada Oscar tentang kelakuan Heidi, namun begitu Oscar tetap tidak mengambil tindakan apapun. Will sendiri mempunyai nama besar yang harus di jaga, Oscar yakin jika Heidi dan Will akan menutupi perselingkuhan mereka dengan baik.

"Apakah Tuan masih tidak ingin melakukan apa-apa?" tanya Marco heran, jika saja dirinya yang di selingkuhi, maka sudah sejak lama Marco akan menceraikan istrinya. Namun sayangnya Marco masih lajang, bahkan Marco tidak punya kekasih di usianya yang sudah menginjak 30 tahun.

"Tidak, jangan menggangu mereka. Cukup selalu awasi Heidi agar tidak melakukan kesalahan fatal yang akan merusak nama baik ku." kata Oscar, tidak perduli sehancur apa hatinya, tapi Oscar tetap menjaga agar nama baiknya tetap baik dan tidak tercoreng.

Lagi pula apa yang Oscar inginkan di usianya yang sudah paruh baya? Anak, jabatan, karir, nama baik sudah ia miliki. Perkara hati dan cinta, bukan lagi menjadi prioritas Oscar. Namun di hati oscar hanya ada satu cinta yang akan tetap abadi, yaitu Theresia.

Entah dimana rimbanya wanita cantik itu, meskipun kini Oscar mau memperjuangkan cinta nya, Oscar tidak yakin jika Theresia mau menerima dirinya dan hidup bersama. Kesalahannya sudah terlalu fatal, itu sebabnya Oscar tidak berani memperbaikinya.

"Pastika jika anak-anak tidak tahu kelakuan Mommy nya," kata Oscar pada Marco.

"Saya mengerti Tuan, tapi belakangan ini pria itu seperti mendekati Tuan Veron. Apakah saya harus menyelidiki ini?" tanya Marco, selain asisten, Marco juga merangkap menjadi seorang detektif.

"Apakah dia menyakiti Veron?" tanya Oscar.

"Dia tidak menyakiti Tuan Veron, pertemuannya terjadi sangat natural." kata Marco.

"Lalu apa yang kau pikirkan? Sudah biarkan saja, aku hanya ingin memastikan jika keluargaku selalu menjaga nama baik ku. Sisanya aku tidak perduli." kata Oscar, Marco terdiam lalu pamit undur diri.

"Aku sama sekali tidak perduli dengan apa yang mereka lakukan diluar sana, lagi pula mereka juga tidak perduli padaku. Tapi jangan sampai mereka merusak nama baik yang selama ini aku jaga hingga mengorbankan cinta ku." gumam Oscar.

🪷🪷🪷

📍 New Jersey, Amerika Serikat.

Thea dan Toby menatap heran kedatangan Saoirse bersama dengan seorang pria yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Dan tangan pria itu dengan santainya merangkul pundak Saoirse seperti pasangan kekasih Yeng membuat Thea dan Toby semakin terheran-heran.

"Saoirse, siapa pria itu?" tanya Thea tidak bisa lagi menahan rasa ingin tahunya.

"Dia..." antara gugup dan bingung, mengatakan jika Max adalah kekasihnya.

"Aku Max, Maximilian. Aku dan Saoirse berkencan." kata Max memperkenalkan dirinya.

"Benarkan, Baby?" Max ingin Saoirse mengakuinya.

"Ya, Max benar. Kami berkencan." kata Saoirse tersenyum garing, Saoirse tahu juga Thea tidak akan percaya begitu saja.

"Max, aku akan ganti kostum dulu." Saoirse melepaskan lengan Max yang ada di pundaknya lalu dengan cepat menarik Thea dari sana. Sedangkan Toby hanya menatap datar Max sambil memegang kamera kesayangannya.

"Saoirse, kau bercanda? Kau berkencan? Bukankah kau tidak ingin membuat skandal? Lalu apa ini? Dan pria itu? Dimana kau bertemu dengannya? Mengapa kau langsung menerimanya? Apa dia mengancam mu? Jangan diam saja, jawab pertanyaan ku." kesal Thea mengajukan begitu banyak pertanyaan.

"Huhhh, aku tidak membuat skandal apapun, aku memang berkencan dengannya." lirih Saoirse sambil menghela nafas.

"Kau gila? Kenapa berkencan dengan sembarang pria? Bagaimana kalau dua...."

"Thea, tenanglah. Max adalah pria yang baik, Max tidak seperti apa yang kau pikirkan." kata Saoirse membela Max.

Lalu Saoirse menceritakan tentang pertemuan pertanyaan dengan Max, namun Saoirse tidak mengatakan alasan Max menemuinya. Saoirse juga mengatakan pada Thea jika selama ini Max lah yang berada di balik berita-berita negatif tentang Saoirse lenyap begitu saja.

Karena selama ini mereka selalu berpikir jika berkat Dewi Fortuna lah yang membuat segala urusan mereka lancar. Namun mereka lupa jika Dewi Fortuna tidak akan selalu berpihak mereka.

"Kau yakin dia pria yang baik? Kau baru mengenalnya bukan? Kenapa kau langsung menerimanya?" Thea tetap belum sepenuhnya percaya akan kebaikan Max.

"Entahlah, tapi hatiku yakin jika dia adalah pria yang baik. Lagi pula aku tidak se-istimewa itu untuk di manfaatkan." ucap Saoirse merasa insecure, sebesar apapun namanya, selancar apapun karir Saoirse, tetap saja dirinya berasal dari sebuah keluarga yang tidak utuh.

"Aku tidak suka kau bicara seperti itu, ingatlah jika kau itu gadis yang istimewa, kau sangat beruntung dan berharga. Itu sebabnya kau bisa melangkah sejauh ini, jangan merasa rendah diri lagi." Thea memeluk Saoirse.

Thea juga berasal dari keluarga tidak lengkap, hanya saja bedanya Thea tahu siapa ayah dan ibunya. Meskinya Thea sangat kecewa pada ibunya yang memilih pergi dengan pria lain meninggalkan nya dan ayahnya. Namun setidaknya kehidupan Thea lebih baik dari pada kehidupan Saoirse yang sampai saat ini belum mengetahui siapa ayahnya.

🪷

🪷

🪷

🪷

🪷

TBC 🌺

Saoirse (Ser-sha)

Maximilian Gorevoy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!