Dokter, I Love You
" Dokter Melia! Ada pasien darurat, Dok!" seru seorang perawat dengan terengah-engah menerobos masuk ke dalam ruangan seorang dokter cantik.
" Baiklah, ayo!" seru Melia dan segera berlari menyusul perawat itu.
Sampai di IGD, Melia meminta rekam medis. Tangannya bergetar ketika ia melihat identitas pasien. Perlahan ia berjalan menuju brankar. Di sana, ia melihat seseorang yang sangat dikenalnya.
" Fe-Felix?" panggilnya lirih.
" Dok-Dokter? apa Anda mengenalnya?" tanya seorang Paramedik pada Melia. Wanita cantik itu mengangguk pelan
" Apa yang terjadi?" tanya Melia pada Paramedik
" Kami mendapat telepon dari seorang wanita, kalau suaminya tiba-tiba saja pingsan setelah mereka bercinta," jelas Paramedik
" Su-suami?" tanya Melia. Air matanya mulai mengalir membasahi pipinya
" Benar, Dok. Tuan Felix adalah suami Nyonya Liana," jawab si Paramedik tanpa melihat perubahan wajah Melia
Brakk ...
Melia menjatuhkan klipboard berisi laporan Felix dan berlalu dari sana. Semua memandang Melia tak mengerti dan heran.
" Dokter! Dokter Melia!" panggil seorang perawat
" Dengan dr. Victor saja," ucap Melia dengan suara serak. Dadanya terasa sakit. Ia memutuskan untuk segera pergi dari sana. Melia berlari menuju kantornya dan menggantung jas dokternya.
Setelah menyambar tasnya, Melia tanpa peduli panggilan para perawat, berlalu pergi dan menaiki taksi yang selalu ada di depan rumah sakit menunggu penumpang.
" Club Heaven 6, Pak!" ucap Melia pada sopir taksi. Orang itu mengangguk dan menjalankan taksinya.
" Jadi, ini yang kau bilang ada urusan di luar kota, Felix? ternyata ... ternyata kau sudah memiliki istri. Kau tega, Felix ... tega," gumam Melia dalam tangisnya yang pecah. Melia menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Si sopir taksi tampaknya mengerti keadaan Melia. Ia segera memasang radio dan sedikit mengeraskan suaranya dan melirik Melia melalui spion
" Nona, menangislah sepuasmu. Saya akan mengeraskan suaranya," ucap lelaki setengah baya itu.
Melia tertegun dan sedikit tersenyum dengan wajah sembabnya. Melia terus menangis selama perjalanan. Tak lama, lelaki setengah baya itu menghentikan mobilnya di depan Club yang Melia minta
" Nona, sudah sampai," kata lelaki itu.
Melia mendongak dan melihat keluar. Benar saja, ia sudah di depan Club Heaven 6. Sebuah Club malam terkenal yang ada di Shanghai.
" Terima kasih, Pak," ucap Melia
" Sama-sama. Bersenang-senanglah, kau berhak mendapatkannya, Nak," kata lelaki itu. Melia tersenyum dan mengulurkan 2 lembar uang berwarna hijau dan coklat bergambar presiden Tiongkok itu.
Melia, dokter muda berumur 23 tahun. Bekerja sebagai dokter umum di Rumah Sakit Umum Shanghai. Ia bertunangan dengan seorang laki-laki bernama Felix Huang selama 3 tahun. Sebelumnya, keduanya berpacaran di awal tahun kedua Melia kuliah dan bertunangan tepat saat Melia berulang tahun yang ke 20.
Orangtua Melia tinggal di Beijing. Ayahnya bekerja sebagai sopir taksi, sedang ibunya seorang keturunan Indonesia, adalah seorang koki di restoran peninggalan Kakek Melia, yang tak terlalu besar.
Felix dan Melia berkenalan saat OSPEK. Dimana Felix yang adalah senior Melia selalu membantu dan melindungi Melia. Awalnya Melia hanya menganggapnya teman, tapi karena kegigihan Felix, akhirnya Melia menerima Felix sebagai kekasihnya ketika perkuliahan sudah berjalan setahun.
back to story
Melia menenggelamkan diri dengan minuman beralkohol yang selama ini tak pernah ia sentuh. Sekarang adalah kedua kalinya ia datang ke Club ini.
Sebelumnya, ia datang dengan sahabatnya, Mei Fang. Tapi, kini sahabatnya itu telah lebih dulu meninggalkannya menghadap sang Ilahi, setelah kalah dalam pertempurannya melawan kanker darah atau Leukemia yang diidapnya sejak SMA.
" FELIX!!! KAU BRENGSEKKK!!!" teriak Melia sambil menegak botol bening berisi alkohol itu.
" Wah, Nona ... sepertinya sedang patah hati, ya?" seorang laki-laki datang dan menyentuh lengan Melia yang terbuka dengan gerakan sensual
Dengan cepat Melia memegang pergelangan tangan lelaki yang hendak menyentuh bagian pribadinya. Lalu memutar pergelangannya, sehingga tubuh lelaki itu membelakangi Melia sedang tangannya tertekuk kebelakang dan,
krekk ...
Melia memelintir lengan bawah lelaki itu
" Aaaa ..." teriak lelaki itu.
Melia berbisik ditelinga lelaki yang setengah berjongkok di depannya.
" Jangan sekali-kali kau berani ... menyentuhku dengan tangan kotormu itu!" ucap Melia dengan geram.
Brakkk ...
Melia mendorong pantat lelaki itu dan membuat pria bertato itu menabrak kursi di depannya dan bibirnya mencium pegangan tangan di kursi yang terbuat dari kayu. Darah segar keluar dari mulutnya.
" Kurang ajar!" geram lelaki itu dan berusaha bangun dan melempar kursi yang ditabraknya
Tak ... tak ...
Melia melangkah dengan sepatu stiletonya mendekati lelaki itu, dan dengan cepat menarik kerahnya ke belakang, menjulurkan tangannya yang terkepal dan langsung menghantam bagian perut lelaki yang tubuhnya satu setengah kali lebih besar darinya, beberapa kali
Bugh ... bugh ... bugh ...
Lelaki itu meringis kesakitan dan memegang perutnya. Orang-orang yang melihat itu ikut meringis, tapi tak ada keinginan untuk melerai.
Melia menghempaskan tubuh pria itu ke lantai dan menginjak tangan yang sudah menyentuhnya
Krakkk ...
(Suara tulang retak)
" Aaaaaa..."
" Ini hanya peringatan untukmu," ucap Melia lalu mengebaskan tubuhnya dan membersihkan tangannya. Wanita itu meraih tasnya membayar tagihan dan melangkah pergi.
Sepasang mata melihatnya dengan senyum seringai.
" Wanita yang menarik," gumamnya dan kembali menegak Scotch (jenis minuman keras yang biasanya disajikan dengan es) yang ada di tangannya.
Melia berjalan sempoyongan keluar Club dan penampilannya sangat acak-acakkan. Ia berusaha mencari benda pipih dari dalam tasnya, tapi belum sampai ia menemukannya, seorang laki-laki mendekatinya
" Nona? apa perlu taksi?" kata lelaki itu
Melia mendongak melihat lelaki yang berbicara padanya lalu melihat taksi yang terparkir agak jauh di belakangnya.
Melia tersenyum senang. Lalu mendekat ke arah lelaki itu
" Wahahaha ... apa kau malaikatku?" oceh Melia
Lelaki itu terkekeh, " Saya tak keberatan kalau Anda mau menyebut saya begitu. Mari, silahkan," ucap lelaki itu mempersilahkan Melia berjalan dulu menuju taksi.
Melia menghempaskan tubuhnya keatas jok yang empuk dan lembut
" Eh ... kenapa taksinya berbeda, ya?" gumam Melia. Tangannya terus meraba-raba jok yang ia duduki.
" Kemana, Nona?" tanya lelaki itu sambil melihat Melia dari spion mobil.
Melia tampak berpikir. Wajahnya sangat imut. Memajukan bibirnya dan mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu. Sangat menggemaskan
" Ah, Pak. Aku mau berkeliling Shanghai ... ya ... hahaha ... berkeliling Shanghaaiii ...." teriak Melia dengan tangan diangkat tinggi keatas dan kedua kaki ia julurkan.
" Baiklah, Nona. Saya akan membawa ke suatu tempat yang tak pernah Anda kunjungi sebelumnya. Anda mau?"
" Benarkah? Baiklah ... Let's goooo ...." teriak Melia lagi dan menaikkan tangan kanannya ke atas dengan mengepal
" Hahaha ... baik," kata lelaki itu. Sesekali sopir itu melirik Melia lewat spion
" Sangat menggemaskan," gumamnya
Melia membuka jendela pintu mobil dan menaruh kepalanya di sana. Lengannya sedikit ia keluarkan dan tangannya terbuka.
Angin malam yang menyapa wajah cantiknya, tak membuat Melia merasa tak nyaman. Matanya menyipit dan terus menatap kerlip-kerlip lampu kota yang kian lama kian menghilang.
Tapi, sepertinya Melia tak memperdulikannya. Wanita cantik itu memilih memiringkan kepalanya dan memejamkan matanya di jendela, membiarkan angin malam membuainya.
" Ceroboh," gumam si sopir
Taksi itu semakin berjalan menjauhi kota Shanghai hingga tiba di sebuah jalan yang hanya cukup untuk satu mobil saja. Perlahan taksi itu masuk ke dalam pekarangan sebuah rumah kuno yang hanya diterangi cahaya lilin.
Di depan pintu kayu berwarna coklat tua dengan kertas merah dan tulisan pinyin menempel di sana, sopir taksi itu menghentikan mobilnya.
" Sudah sampai,"
Lelaki itu segera turun dan perlahan membuka pintu disisi Melia. Lelapnya Melia tertidur, memudahkan lelaki itu menggendongnya masuk ke dalam rumah itu.
" Yang Mulia, hamba sudah membawanya. Hamba harap, Yang Mulia dapat segera pulih," ucap lelaki itu sebelum ia masuk ke dalam sebuah pintu yang begitu terang.
****
Semoga suka. Jangan lupa Vote, Like, Komen n Ratenya ya ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
USU MINN
seru ya jln critanya
2022-04-11
0
Auryn yani
baik moga nga ngebosanin
2022-01-29
0
NaNa♡
menarik...
lanjut dulu deh
2020-11-04
2