Melia hanya terbengong mendengar penjelasan Yin, bahwa dirinya disini karena suaminya berupaya membunuhnya.
' Calon suami berusaha membunuh calon istrinya?' batinnya
" Tapi kenapa?" tanya Melia pada akhirnya
" Semua karena ulah Xia Ling. Ia sangat iri karena karena kau sangat cantik. Ia memberimu racun bunga Azura yang dapat membuat kulit melepuh. Tapi, kau selalu percaya padanya dan tak mendengarkanku. Aku mengetahuinya hanya setelah Han Feng melapor padaku,"
Yin mengambil kedua tangan Melia dan menggenggamnya lalu menatap dalam kedua bola mata Melia
" Adik, maafkan aku. Karena emosi, aku meninggalkanmu sendiri di tengah serigala. Aku mohon, maafkan aku, Adikku. Maafkan aku ..." ucap Yin dengan tulus. Sejujurnya, perkataan itu ia memang tujukan untuk adiknya yang telah tiada.
" Ehm ... Gege, tidak apa-apa, jangan kau pikirkan lagi. Yang penting sekarang, kau ada disini bersamaku," ucap Melia tulus.
Yin memeluk Melia erat dan menangis tersedu. Segala kesedihannya ia tumpahkan di bahu wanita yang ia ambil secara paksa sebagai Adiknya.
Setelah beberapa lama menangis, Yin mulai terlihat tenang. Melia masih tetap mengusap lembut punggung Yin, walau dalam hatinya ia masih canggung karena ia masih belum mempercayai keadaannya sekarang
" Adik, maaf. Gege sampai lupa bertanya. Apa kau lapar?" tanya Yin sambil menghapus jejak air matanya
Melia hendak menjawab, tapi rupanya cacing-cacing di perutnya lebih dulu berteriak
Krruuyuuk ... krukkk
Melia tertunduk malu. Wajah putihnya memerah. Yin terbahak melihatnya.
" Aah ... sepertinya cacing-cacing perutmu sudah protes meminta jatah," goda Yin dan mencolek hidung bangir Melia
" Hahaha ... ayo, kita ke ruang makan," ajak Yin dan menggandeng tangan Melia. Wajah Melia semakin memerah dengan perlakuan lelaki tampan yang mengaku sebagai Gegenya itu.
Di ruang makan, makanan sudah tersaji. Sungguh sajian yang menggugah selera. Harumnya makanan membuat cacing-cacing di perut Melia kian memberontak minta diisi
" Ayo, duduklah. Ini adalah makanan kesukaanmu. Cobalah," Yin memasukkan daging dan sayuran ke dalam mangkok Melia.
Tanpa menunggu Yin, Melia segera menyantap makanannya dengan lahap
" Hahaha ... adik, kau sangat lapar rupanya, ya? hahaha .... ini makanlah yang banyak," lagi Yin menaruh banyak daging dan sayuran ke dalam mangkok Melia.
" Terima kasih, Ge," ucap Melia dengan senyum sejuta wattnya.
Yin sangat senang karena Melia mau memanggilnya Gege. Cara makan Melia yang tak seperti wanita bangsawan, tak dipedulikannya. Ia terus menaruh berbagai macam lauk dalam mangkok adiknya.
Klaak ..
Tak
Melia menaruh sumpit dan mangkoknya lalu mengusap perutnya yang sedikit membuncit karena kekenyangan.
" Sudah kenyang?" tanya Yin. Melia mengangguk dan tersenyum
Tapi, tak lama Melia mulai merasakan sensasi aneh ditubuhnya. Tubuhnya terasa gatal bahkan wajahnya mulai memerah dan timbul bentol-bentol.
" Adik!! kau kenapa?!" seru Yin
" Entahlah, tubuhku gatal sekali," ucap Melia dan mulai mengosok-gosok tubuhnya.
' Oh, tidak. Apa tubuh ini juga alergi udang sepertiku?' batin Melia
(info: Melia masih beranggapan ia hidup ditubuh orang lain)
" Pelayan!!" teriak Yin
2 orang pelayan berlari tergopoh menghadap Tuannya
" Siapa yang memasak makanan ini?" tanya Yim geram
" Bi-bibi Min, Tuan." jawab pelayan itu ketakutan
" Seret dia kemari! berani sekali ia meracuni Adikku!" geram Yin
Kedua pelayan itu terperanjat, Melia pun mendongak kaget.
" Ge ... apa maksudmu meracuni?" tanya Melia
" Lihatlah tubuh dan wajah memerah, apa lagi kalau bukan ada orang yang sengaja meracunimu," jawab Yin dengan nada yang masih tinggi dan nafas yang memburu
Melia berdiri dan memegang tangan Yin yang mengepal
" Ge, tenanglah. Ini bukan racun. Tapi, karena aku alergi. Rupanya tadi ada udang didalam sayuran dan aku tak melihatnya. Jadinya seperti ini," jelas Melia lembut
" Alergi udang?" tanya Yin dengan alis mengeryit. Kedua pelayan juga menatap heran Nona Mudanya.
Melia mengangguk. Ia menatap bingung Yin dan kedua pelayan itu
' Kenapa mereka merasa heran? apa ... aneh kalau alergi udang?' batin Melia
" Benarkah?" tanya Yin tak yakin
" Iya, Ge. Tolong suruh pelayan membawakanku susu segar atau arang yang bersih dan disiram air panas. Kepalaku sudah pusing sekali," ucap Melia lemah. Badannya mulai lemas dan kepalanya sudah terasa pusing.
Yin melihat wajah Melia yang sudah merah dan bibir memutih menjadi panik. Ia menyuruh pelayan menyediakan yang diminta Melia dan segera menggendongnya ke kamar.
Perlahan, Yin meletakkan tubuh Melia di atas ranjang. Ia meraba dahi Melia dan terasa sedikit demam.
" Dia alergi udang?" gumamnya, " aku sungguh ceroboh, dia bukan adikku, karenanya dia punya alergi itu. Aku harus mengingatnya,"
Tok ... Tok ...
" Masuk!" seru Yin
Pelayan segera masuk dan membawa nampan yang berisi susu segar dan arang di dalam gelas air panas.
"Adik .. Adik ... bangunlah, ini ... minum susunya," panggil Yin lembut.
Melia memaksakan diri membuka matanya dan meraih susu di tangan Yin. Melia segera menghabiskan susu itu dan kembali berbaring
" Adik, lalu bagaimana?" tanya Yin cemas
" Aku akan beristirahat dulu, Ge. Biasanya akan hilang setelah istirahat," jawab Melia lemah
" Benarkah? apa perlu kupanggil tabib untukmu?"
" Tidak usah, Gege. Nanti aku juga membaik. Tolong biarkan aku istirahat. Kepalaku masih sakit," lirih Melia dengan mata terpejam
" Baiklah, baik. Aku pergi. Panggil aku kalau kau butuh sesuatu, hmm?" ucap Yin dan membelai rambut Melia. Gadis itu tak menjawab dan terus memejamkan matanya.
Disisi lain, Seorang laki-laki berparas tampan sedang asyik bercumbu dengan seorang wanita. Para pelayan yang berjaga, terpaksa harus menebalkan telinga mereka, karena suara-suara yang membuat mereka panas dingin harus mereka dengarkan setiap hari.
" Sayang, apa kau yakin wanita itu sudah kau singkirkan," tanya wanita itu dengan suara manjanya dan jari telunjuk mengusap dada bidang lelaki itu dengan gerakan memutar
" Jangan kuatir, sayang. Aku yakin semuanya beres. Wanita buruk rupa itu telah tiada," jawab lelaki itu dan kembali memulai permainannya.
Brakk ...
Pintu kediaman Putra Mahkota terlepas dan terlempar begitu saja
" PUTRA MAHKOTA!!! JADI SEPERTI INI PERBUATANMU SELAMA INI, HAH?!" bentak seorang laki-laki dengan suara kerasnya yang menggema.
Putra Mahkota Yuan segera menutupi badannya yang polos dan menarik hanfunya. Menarik tirai ranjangnya karena wanitanya juga dalam keadaan yang sama dengannya.
" Yang-Yang Mulia Kaisar," salam Putra Mahkota dengan gemetar
" KAU SUNGGUH TIDAK TAHU MALU!! DAN KAU !! SEENAKNYA SAJA KAU NAIK KE RANJANG PUTRA MAHKOTA!!" geram Kaisar Yuan Song.
" Yang Mulia ... dia .. dia wanita yang kucintai," ucap Putra Mahkota dengan bibir gemetar
" Hah!! Wanita yang kau cintai?! dia hanya anak seorang budak. Dia tak bisa menjadi lebih daripada selir rendah. Apa kau tahu itu?! kau pikir, setelah kau menjadi Kaisar, kau akan bisa mengganti status rendahnya? JANGAN MIMPI!!"
" Yang Mulia, hamba dan Putra Mahkota saling mencintai," ucap wanita itu dengan berani. Yuan membulatkan matanya menatap wanita di sampingnya yang berani membuka mulutnya di hadapan Kaisar
" KURANG AJAR! SIAPA KAU BERANI SEKALI BERBICARA DENGANKU TANPA IJIN?! PENJAGA!!! SERET WANITA INI DAN CAMBUK 50 KALI!!" bentak Kaisar. Emosinya kian memuncak karena ada seseorang yang berani bicara dengannya tanpa ijin
" Ampun, ampuni hamba Yang Mulia ... Yang Mulia ..." seru wanita itu dengan tangisnya, " Putra Mahkota! Putra Mahkota! tolong hamba, Putra Mahkota!" jeritnya memohon pertolongan
" Yang Mulia Ayahanda, tolong ampuni Xia Ling. Dia masih belum mengerti tata krama Istana. Yang Mulia, saya mohon,"
Yuan berlutut dan berkowtow memohon ampunan
" Hmmph!!"
Kaisar tak menggubris putranya dan berlalu pergi.
" Aaarrgghhh!!!" jerit Yuan kesal.
" Bai Yan!" panggil Putra Mahkota pada Asistennya
" Ya, Yang Mulia?" sahut Asisten Yuan yang tiba-tiba saja sudah berlutut didepan Putra Mahkota
" Katakan, siapa yang sudah berani melapor pada Kaisar?!" geram Yuan
" Lapor, Putra Mahkota ... sebenarnya ... semua pelayan dan kasim di istana selalu membicarakan Anda dan Nona Xia Ling. Dan ... tanpa sengaja, Yang Mulia Kaisar mendengarnya," lapor Bai Yan gugup
Yuan mengepalkan tangannya. Kali ini ia tak bisa berbuat apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Hafika Kusuma
itu mirip dg manga red river, cmn FL ny dibw paksa dg sihir kedunia masa lalu u jd tumbal
i like your stories Thor next up please
2020-08-23
1
Lestari
wah wah baru aja permula udah di siksa aja tuh pelakor
2020-08-14
10
👀 agust D🐱
pakek acra bunuh"😒gantian gua bunuh k.o lo😂
2020-08-14
2