Naik Ranjang
" Kak Ayu titip Alea ya," ucap Aurelia yang merupakan adik kesayangannya Ayunda.
" Rel tapi kakak nanti siang harus ke toko. Ada pesanan kue ulang tahun buat besok," jawab Ayu.
" Kan ada si Rina kak," Rina adalah salah satu karyawan toko Ayunda.
" Baiklah. Kamu nanti pulang jam berapa?"
" Aku pulang sore kok kak. Nanti malam aku sama Mas Putra mau pergi ke acara ulang tahun anak temannya Mas Putra. Jadi nanti sore aku sama Mas Putra kesini, terus jemput Alea buat pergi ke pesta bareng-bareng," jawab Aurel.
" Aku duluan ya kak. Udah telat nih mau ngantor," ucap Aurelia kemudian mencium pipi anaknya. Ibu muda tersebut berlari ringan meninggalkan rumah kedua orang tuanya.
" Ma, aku titip Alea ya" ucap Aurel saat bertemu dengan ibunya yang baru pulang dari pasar.
" Kan ada kakak mu," jawab Mama Aurel dan Ayunda yang bernama Mama Linda.
" Iya udah aku titipin ke kakak kok. Syukur Kak Ayunda mau ngasuh Alea pas aku sibuk kerja gini. Setidaknya dia nggak jadi beban keluarga terus,"
" Iya bener kamu nak. Ya sudah berangkat sana, salam ya buat mantu mama Putra "
" Oke siap ma. Oh ya papa dimana ma?"
" Dari pagi papa udah ikut kerja bakti sama warga sini,"
" Oh ya sudah aku berangkat dulu yaa. Titip salam buat papa kalau sudah pulang," ucap Aurel kemudian pergi berlalu. Mama Linda pun masuk ke dalam rumah sambil membawa tentengan belanjaan dari pasar.
Di dalam rumah ada Alea yang sedang bermain dengan Ayunda. Alea baru berumur empat tahun, anak itu sangat ceria sama seperti Aurel sang mama.
" Ayu, habis ini kamu masak ya. Mama sudah belanja nih bahan-bahannya. Sekalian kamu anter langsung buat yang kerja bakti, hari ini kan jatah kita yang ngasih makan ke mereka"
" Terus Alea gimana mah?" tanya Ayunda yang merasa gemas dengan sang keponakan.
" Kan ada mama yang jagain. Sudah cepat kamu masak sana," ucap Mama Linda menyuruh Ayu untuk segera memasak.
Ayunda menurut, gadis itu berjalan mengambil alih tentengan mamanya untuk dibawa ke dapur. Sudah menjadi rutinitasnya sebagai juru masak di rumah. Bukan hanya memasak saja sih sebenarnya, Ayu juga yang bertugas mengurus rumah. Hal tersebut sudah menjadi kewajiban Ayu sejak ia menginjak bangku SMP.
Tak butuh waktu lama Ayu berhasil menyelesaikan urusannya memasak. Gadis itu cepat-cepat mengemas masakannya karena pasti papa dan warga yang lain sudah menunggu. Dengan mengendarai sepeda bututnya, Ayu membawa rantang makanan untuk ia bawa ke tempat kerja bakti papanya.
" Pa, ini Ayu bawakan makan sarapan" seru Ayu kepada papanya yang sedang beristirahat dengan yang lain. Tampak ada belasan warga yang kerja bakti hari ini.
" Kok lama banget sih Yu? Papa sama yang lain nunggu dari tadi," ucap Papa Ayunda yang bernama Papa Cipto.
" Pak Cip, ini anak gadisnya ya?" ucap salah satu warga yang ikut menghampiri Ayunda dan papanya.
" Iya pak, ini anak sulung saya. Dia belum nikah sudah didahului sama adiknya. Sekarang kesibukannya cuma diam di rumah pak," ujar Papa Cipto menjawab pertanyaan warga yang menghampiri mereka.
" Ayu pulang dulu ya pah. Kasihan mama jaga Alea sendirian," ucap Ayu berpamitan. Setelah meletakkan beberapa rantang makanan, Ayu berpamitan. Ia mulai mengayuh sepedanya menjauhi kerumunan warga dan papanya. Mereka tampak bersemangat memakan masakan yang dibawa Ayu. Belum jauh Ayu mengayuh sepedanya, samar-samar ia mendengar percakapan sang papa.
" Kalau anak yang sulung tidak kuliah ya pak?"
" Anak saya yang sulung beda banget sama adiknya pak. Kalau Aurel itu pintar beda sama Ayu, makanya anak saya yang bungsu sudah sukses dan menikah sekarang " ucap Papa Cipto.
" Sama ajalah Pak Cip. Anak kan anugrah dari Tuhan,"
...****************...
" Ayu kamu dimana?" ucap Mama Linda yang sedang menelepon Ayu.
" Ayu masih di toko ma. Jam delapan nanti Ayu pulang," sore tadi Ayu berpamitan kepada mamanya untuk pergi ke toko. Dengan sangat terpaksa Mama Linda menyetujuinya. Bagaimana pun ia sering kewalahan kalau harus mengurus cucu pertamanya sendirian. Alea sangat aktif anaknya.
" Cepat pergi ke rumah sakit sekarang. Adik kamu kecelakaan," ucap Mama Linda memberi tahu. Tampak di seberang sana Mama Linda berujar dengan berderai air mata. Ayu yang mendengar pun langsung panik, ia buru-buru mengemasi toko dan segera pergi ke rumah sakit.
" Rin, aku pergi ke rumah sakit dulu ya. Tolong kamu simpen semua bahan kue di kulkas kita kerjain besok saja," ucap Ayunda kepada Rina sang karyawan.
" Loh mbak kok buru-buru? Kan katanya mau nyicil bikin kue dulu biar besok bisa langsung di hias" jawab Rina.
" Aurel adik ku kecelakaan, aku harus segera ke rumah sakit"
" Inalillahi, ya sudah duluan aja mbak. Nanti biar aku yang tutup tokonya,"
Ayu mengangguk kemudian mengambil tasnya. Ia mencari kunci motor yang entah kenapa malah nyelip disaat keadaan genting seperti ini. Jantungnya serasa mau copot kala mendengar sang adik tiba-tiba terkena musibah. Bukankah keluarga adiknya akan menghadiri pesta ulang tahun? Kenapa selalu saja ada musibah disaat hari yang menggembirakan?
Ayu memacu kecepatan motornya tinggi. Motor Ayu masih baru karena ia baru saja ganti. Ia membeli motornya cash setelah menabung selama dua tahun. Ia sengaja membeli cash karena tidak ingin memiliki angsuran. Itupun ia baru saja bisa menabung setelah adiknya lulus dan bekerja.
Sesampainya di rumah sakit Ayu langsung pergi ke resepsionis. Ia menanyakan dimana letak kamar adiknya di rawat. Suster yang berada di resepsionis bilang jika adiknya masih di ruangan IGD. Ayu segera berlari kecil menuju ruang IGD tersebut.
Ayu melihat jika semua keluarga nya sedang berkumpul di depan ruang IGD. Terlihat jika mamanya sedang menangis di pelukan sang papa. Tepat saat Ayu datang, dokter pun juga keluar. Dokter menyampaikan tentang perkembangan kondisi adiknya.
" Dengan keluarga Nyonya Aurel?"
" Kami keluarga nya dok," ucap Papa Cipto.
" Silahkan masuk semuanya. Nyonya Aurel ingin berbicara dengan kalian," ucap dokter.
Ayu turut mengikuti langkah keluarga nya untuk masuk ke ruang IGD. Kedua mertua Aurel pun ikut masuk ingin melihat menantunya. Mereka masuk ke IGD dengan perasaan campur aduk. Tampak Putra yang merupakan suami Aurel sudah berada di dalam. Sepertinya yang mengalami kecelakaan parah adalah Aurel.
" Terima kasih kalian sudah mau datang. Sepertinya hidup Aurel sudah tidak lama lagi. Aurel ingin meminta satu permintaan terakhir, apa kalian menyetujuinya?" ucap Aurel dengan terbata-bata.
" Aurel kamu jangan ngomong seperti itu. Mama yakin kamu pasti sembuh, kasihan suami dan anak kamu" ucap Mama Linda yang menangis kencang. Wanita itu begitu merasa rapuh saat melihat putrinya terbaring tidak berdaya di rumah sakit.
" Benar kata mama sayang, kamu pasti sembuh" timpal Putra suami Aurel.
" Mas aku mohon sama kamu setelah aku tiada tolong kamu menikah lah dengan kakak ku Ayunda. Dia yang akan menjadi ibu sambung buat Alea. Kak Ayunda mau kan menggantikan aku sebagai istrinya Mas Putra?" ucap Aurel. Ayunda yang namanya disebut pun merasa terkejut. Ia tidak percaya adiknya akan berkata seperti itu.
" Kamu ngomong apa sih? Sampai kapanpun kamu adalah istri ku. Please, jangan tinggalin aku Aurel," ucap Putra menangis tak terhentikan.
" Ini permintaan terakhir ku, aku harap kalian semua setuju" ucap Aurel untuk yang terakhir kalinya.
Tittttttttt, bunyi monitor rumah sakit yang menunjukkan garis lurus tanda berhentinya nafas seorang pasien. Semua terkejut, dokter dan perawat pun langsung mengambil tindakan. Semua keluarga menunggu dengan cemas. Mereka masih berharap hasil yang bagus tentang kondisi Aurel.
" Mohon maaf kami harus menyampaikan kabar duka ini. Pasien tidak dapat kami tolong, Nyonya Aurel meninggal hari ini pukul sembilan malam" ucap dokter dan tangis yang lain pun langsung pecah. Mama Linda langsung pingsan di tempat begitu mendengar Aurel dinyatakan meninggal dunia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
mang tri
kok keluarganya kaya benci banget sm ayu, apa ayu anak angkat ya?
2024-06-14
0