Sudah beberapa hari ini kesibukan Ayunda semakin bertambah. Ia harus membantu pekerjaan rumah, mengurus Alea dan masih ditambah lagi dengan pekerjaannya sendiri. Ayunda tidak ada waktu untuk mengobrol dengan Putra, esoknya setelah hari pernikahan Putra sudah berangkat ke kantor.
Ayu ingat jika terakhir kali Putra mengajaknya mengobrol hanya untuk menandatangani surat kontrak pernikahan. Di dalam surat itu tertulis bahwa Ayu dan Putra tidak akan memiliki anak selama pernikahan ditambah nominal uang kompensasi Ayu setelah bercerai nantinya. Ayu rasa uang kompensasi yang ditawarkan Putra cukup menggiurkan, lumayan lah setidaknya itu merupakan gaji dirinya karena telah mengurus keponakannya dengan sukarela.
". Tante Ayu huaaaaaaa," Alea menangis keras di pagi hari. Ayu datang tergopoh-gopoh menghampiri anaknya.
" Alea kenapa nak? Baru bangun kok sudah menangis?" tanya Ayu kepada putrinya.
" Nona menangis karena tidak melihat tuan pergi kerja nyonya," sahut Bik Nah yang merupakan asisten rumah tangga di rumah Putra. Rumah Putra yang ditinggali Ayu, memiliki beberapa pegawai seperti tukang kebun, supir, asisten rumah tangga dua. Maklum rumah Putra merupakan tipe rumah gedongan yang mesti diurus oleh banyak pegawai.
" Cup cup cup,,, sayang jangan nangis ya. Ayo makan dulu ya. Nanti mandi terus berangkat ke sekolah,"
Alea memang masih berusia empat tahun, tetapi Putra sudah menyekolahkannya di play group. Setiap pagi akan ada supir yang mengantarkan Alea ke sekolah. Ayu hanya perlu memastikan jika Alea sudah berangkat ke sekolah dengan baik. Ia yang akan mengurus Alea lagi setelah anak itu pulang sekolah. Sembari menjaga toko, terkadang Ayu juga mengajak Alea untuk bermain di tokonya.
Ayu sendiri yang membuatkan sarapan untuk Alea. Ia merasa ini sudah menjadi tanggung jawabnya karena sekarang posisinya adalah sebagai ibu sambung Alea. Untuk Putra sendiri Ayu tidak terlalu memperhatikan. Meskipun Ayu sudah menjadi istri sah Putra, tetapi Putra menolak semua bantuan dari Ayu. Pernah kemarin Ayu membuatkan Putra sarapan namun ditolak mentah-mentah oleh laki-laki itu. Katanya perutnya bisa mual jika makan pagi-pagi. Ayu tahu mungkin bukan itu alasannya, jelas saja Putra akan mual jika memakan masakan Ayu.
Lihat saja bagaimana penampilan Ayu ini. Tubuhnya kurus kerempeng namun jika di negara KPop mungkin tubuh seperti Ayu ini bagus, setidaknya begitulah pikir Ayu. Tinggi Ayu lumayan, yaitu sekitar 162 cm berarti 20 cm dibawah Putra yang tingginya mencapai 180 cm. Ayu memiliki kulit kuning langsat yang terkadang bisa hitam tapi juga bisa putih. Wajah Ayu berbentuk lonjong dengan rambut panjang yang berwarna hitam legam. Tentu semua ini berbeda dengan almarhumah adiknya yang seratus persen putih dan mulus. Ayu terlalu sering berperang dengan sinar matahari karena aktifitas sehari-hari yang ia lakukan untuk mendapatkan sepeser uang.
Usai mendadani anaknya, Ayu mengantarkan Alea sampai depan rumah. Anak itu masih sesenggukan karena menangis ingin bertemu dengan Putra. Maklum saja, Putra akan berangkat pagi sekali sebelum Alea bangun dan akan pulang larut setelah Alea tertidur. Pantas lah jika anak merindukan orang tuanya. Ingatkan Ayu untuk menyampaikan hal ini kepada Putra. Papanya Alea harus tahu jika anaknya juga butuh perhatian lebih.
" Daaaa," ucap Ayu sembari melambaikan tangan. Ia lega tugas beratnya di pagi hari sudah berakhir. Sekarang ia akan bersiap-siap untuk pergi ke toko kuenya.
" Saya berangkat ke toko dulu ya Bi," ucap Ayu kini sudah siap dengan dandanannya. Hanya memakai kaos yang di double i jaket dan celana jeans panjang yang sudah buluk. Sebelum berangkat pun Ayu menyapa kedua asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Putra.
" Iya non hati-hati ya," ucap Bik Nah kemudian Ayu berlalu. Ayu berangkat kerja menggunakan motor miliknya.
" Kok bisa sih tuan menikahi perempuan jelek kayak gitu? Lihat style sama tampangnya aja udah langsung bikin muntah," ucap Via yang merupakan asisten kedua setelah Bik Nah. Usia Via memang masih muda, mungkin dua tahun di atas Ayu.
" Hussshhh Via, kamu jangan ngomong begitu. Nanti kalau tuan denger bisa marah loh," ucap Bik Nah memperingati rekannya.
" Tuan juga sama kali bik, pikirannya sama kayak aku. Nih ya, dengan mata kepala aku sendiri aku melihat tuan mual karena berdekatan dengan perempuan itu. Mungkin tuan jijik sama istrinya sendiri," jelas Via.
" Husshh kamu ngomong nya kok ngawur. Bagaimana pun juga Nyonya Ayu sudah menjadi istri tuan otomatis jadi majikan kita, kamu jangan ngomong begitu lagi,"
" Huh kalau aku sama si dia jalan ke pasar bareng, sudah pasti aku yang dikira majikan. Lihat wajahnya itu loh bik,, aku yang perempuan pun juga eneg. Bik Nah ngerasa juga nggak?"
" Sudahlah ayo kita kerja. Pekerjaan masih numpuk tuh, apalagi cucian"
" Bik Nah aja yang nyuci bajunya nyonya baru. Aku sih ogah, soalnya bajunya jelek dan bau,"
" Mana ada bau Via. Baju nyonya memang sudah banyak yang jelek tapi semua itu bersih dan wangi kok. Aku malah kasian sama nyonya lihat bajunya kayak gitu. Harusnya mah tuan perhatian ya,"
" Ngapain kasihan sih bik dia kan,,,,,,," Bik Nah memotong ucapan rekannya.
" Sudahlah kita ini cuma pembantu. Jangan belagu sampai ngomongin majikan kayak gitu. Ayo kerja,"
...****************...
Sesampainya di toko, Ayu memarkirkan motornya di parkiran. Ia bergegas masuk ke dalam tokonya. Toko Ayu ini merupakan bangunan sewa yang berbentuk ruko. Ayu sudah bertahan di ruko ini semenjak ia mulai merintis usaha. Sudah cukup banyak pelanggan yang percaya sama kue buatan Ayu. Buktinya dari penghasilan tersebut Ayu berhasil menguliahkan Almarhumah adiknya.
" Pagi Rin," sapa Ayu kepada Rina yang merupakan karyawannya. Ayu sudah sangat percaya dengan kinerja Rina, tak ayal sering kali Ayu mempercayakan semua pekerjaan kepada Rina.
" Ada 8 pesanan kue buat besok Mbak. Kira-kira hari ini kelar nggak ya?"
" Insyaallah kelar. Nanti aku bikin kue nya sisanya kamu yang hias ya Rin?"
" Oke siap mbak. Oh ya gimana mbak rasanya jadi istri orang kaya? Pak Putra kan hot, pasti Mbak Ayu dibikin puas kan?" tanya Rina menggoda Ayu. Kedekatan mereka sudah terjalin sejak lama, jadi pasti Rina tahu sepercik cerita kehidupan Ayu.
" Boro-boro puas Rin. Yang ada bobrok," jawab Ayu.
" Wawwww, sebentar lagi Mbak Ayu pasti segera hamil. Soalnya kata Mbak Ayu sampai bobrok ya kann," ledek Rina lagi.
Ayu mulai mengerti arah pembicaraan Rina. Mana ada ia dan Putra melakukan hal sunah seperti itu. Yang ada Putra merasa jijik jika melihat Ayu. Bisa Ayu rasakan sendiri jika Putra sangat merasa tidak nyaman jika berada di dekat Ayu. Dengan sadar diri Ayu mulai mengerti jika ia bukanlah tipe wanita idamannya Putra.
" Bobrok karena ngurus pekerjaan sama rumah Rin. Kamu jangan ngaco deh,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments