Pemakaman berlangsung secara dramatis. Seluruh keluarga yang ditinggalkan oleh Aurel sangat bersedih. Mereka bahkan berlama-lama di pemakaman karena tidak ingin meninggalkan Aurel sendiri di pemakaman.
" Kenapa kamu harus ninggalin kita semua sih dek? Kenapa nggak kakak aja yang gantiin posisi kamu tiduran di sana," batin Ayunda. Hatinya begitu merasa sakit karena kehilangan saudara perempuan yang sangat ia sayangi.
Ayunda masih ingat saat kecil dirinya dan Aurel bertengkar karena sama-sama menginginkan ponsel, Ayunda sampai harus mendorong Aurel hingga jatuh karena Aurel merebut paksa ponsel miliknya. Meskipun berakhir dengan Ayunda yang harus mengalah dengan menyerahkan ponsel milik nya kepada sang adik tetapi ia tetap menyayangi adiknya. Ayunda bahkan rela bekerja banting tulang setelah lulus SMA demi bisa menguliahkan Aurel.
" Putra, mama tahu kamu begitu terpukul karena kepergian Aurel, tapi ingat kamu masih punya Alea. Saat ini Alea sangat membutuhkan kasih sayang kamu," ucap Mama Andin ibu kandung Putra.
Mengingat peristiwa kemarin, kecelakaan terjadi begitu saja di jalan tol menuju ke pesta ulang tahun anak temannya Putra. Waktu itu Putra menyetir dengan Aurel yang duduk manis disampingnya. Kronologi kejadian berawal dari Putra yang ingin menyalip sebuah truk, karena kurang kewaspadaan Putra tidak bisa mengendalikan mobilnya.
Putra gagal menyalip truk karena ia tidak memperhatikan depannya ada perbaikan jalan tol. Truk tetap melaju kencang sedangkan putra banting setir ke kiri karena kesulitan mengendalikan mobil akibat kecepatan yang begitu kencang. Dari situlah mobil Putra berakhir menabrak pembatas jalan dengan kerusakan parah di bagian kiri.
Putra yang sebagai sopir selamat sedangkan Aurel kritis karena tepat bagiannya, mobil menjadi ringsek. Tidak hanya Putra, Alea anak mereka juga selamat karena duduk di bangku mobil sebelah kanan tepat di belakang Putra. Hanya Aurel yang terluka parah dalam kecelakaan mobil tersebut. Hingga nafas terakhirnya, Putra belum sempat meminta maaf.
" Ini salah Putra ma. Putra nggak bisa jaga Aurel dengan baik. Harusnya Putra saja yang mati dalam kecelakaan mobil itu,"
" Kamu jangan menyalahkan diri sendiri Put. Ini semua adalah takdir," ucap Mama Andin.
" Iya nak Putra. Kalau memang kamu sangat menyayangi Aurel, tolong kamu turuti keinginan terakhir kalinya Aurel. Menikah lah dengan kakaknya Aurel, mana cuma ingin Aurel pergi dengan tenang" sahut Mama Linda.
Sontak semua mata tertuju pada Ayunda yang menggendong Alea. Ada luka kecil dan memar di dahi gadis kecil itu, Alea menjadi semakin merengek karena merasa kesakitan. Belum anak itu harus ditinggal pergi jauh oleh mamanya. Hanya Ayunda yang setia menemani keponakannya di kala rewel. Semua masih berkabung termasuk Putra, jadi fokus mereka hanya kepada pemakaman Aurel saja.
...****************...
" Saya terima nikah dan kawinnya Ayunda Safitri binti Muhammad Cipto dengan seperangkat alat sholat dan uang senilai sepuluh juta rupiah dibayar tunai," ucap Putra dengan lantang. Hari ini adalah hari pernikahan keduanya dengan kakak dari mendiang istrinya.
Tepat seminggu kemudian, pernikahan digelar dengan sederhana. Saking sederhananya hanya dihadiri beberapa keluarga dari kedua belah pihak. Ayu juga hanya memakai kebaya milik mamanya jaman dahulu, dan riasan tebal yang dibuat oleh mamanya. Sungguh sangat melenceng dengan pernikahan impian yang diinginkan oleh Ayu.
" Nenek, kenapa papa sama Tante Ayu?" tanya Alea kepada Nenek Andin nya.
" Papa sama Tante Ayu kamu sedang menikah sekarang. Mulai sekarang Tante Ayu bakal jadi mama kamu,"
" Aku nggak mau mama baru nek, aku cuma mau sama Mama Aurel"
" Nenek sebenarnya juga tidak setuju kalau Putra menikah dengan anak besan ku yang jelek itu. Lihatlah wajah plonga-plongo nya,, rasanya ingin ku tampar saja. Kenapa sih harus ada wasiat segala?"
Acara pernikahan berlangsung dengan lancar. Tidak ada raut wajah bahagia baik dari si pengantin maupun keluarga nya.
" Mulai sekarang kalian sudah resmi jadi suami istri. Putra, kamu harus bisa jaga istri kamu" ucap Papa Fatan yang merupakan ayah Putra. Sosoknya baik dan bijaksana.
" Ayunda, terima kasih ya nak kamu sudah mau menjadi istri Putra sesuai dengan permintaan adikmu. Mulai sekarang kamu bagian dari keluarga kami. Barang-barang kamu sudah siap? Nanti sore kamu pindah ya ke rumahnya Putra. Bagaimana pun kalian sudah menjadi suami istri," Jelas Papa Fatan panjang lebar.
Mama Andin yang menyaksikan tersebut hanya tersenyum kecut. Mulai sekarang ia tidak akan berani mengajak menantu untuk pergi ke arisan. Wajahnya Ayu sangat berbeda jauh dengan almarhum Aurel yang merupakan saudaranya.
" Put, sudah sana ajak Ayu istirahat. Mungkin kalian butuh istirahat dulu sebelum pindahan nanti sore," ucap Papa Fatan menyuruh anaknya.
" Anak papa sini," Putra mengangguk, kemudian ia memanggil anaknya. Putra kemudian mengajak Alea dan Ayunda untuk masuk ke kamar pengantin yang tak lain adalah kamar Ayunda.
" Apa tidak sebaiknya Alea bersama kami dulu?" tanya Papa Fatan menginterupsi. Ia tahu betul apa yang dibutuhkan pengantin baru kalau bukan waktu luang untuk berduaan.
" Nggak apa-apa kok pa. Yu, nggak apa-apa kan kita ke kamar ajak Alea?" untuk pertama kalinya Putra bertanya kepada Ayu. Jika selama ini Putra cuek terhadap Ayu mungkin seterusnya bakal tidak. Karena secara agama dan negara Ayu sudah resmi menjadi istrinya.
" Tidak apa-apa kok," jawab Ayunda.
Mereka berjalan bersama menuju ke kamar Ayunda. Kamar Ayunda yang biasa aja kini disulap menjadi kamar pengantin yang indah. Kamarnya tidak terlalu besar, Ayu mengalah tinggal di kamar sempit karena dulu Aurel ingin membuat kamar baju yang besar.
" Ini kamar kamu Yu?" tanya Bima merasa sesak di kamar Ayunda yang sempit. Kamarnya sangat kecil dan pengap, ia langsung merasa gerah meskipun baru memasuki kamar Ayunda.
" Iya ini kamar aku,"
" Wah ada bunga-bunga," sorak Alea merasa senang melihat kamar pengantin yang penuh dengan bunga. Gadis kecil itu berlari menuju tempat tidur kemudian sibuk mengacak-acak hiasan dengan girangnya.
" Ayu," panggil Putra kepada Ayunda. Ia memanfaatkan kesibukan Alea dengan bunga-bunga untuk mengajak ngobrol Ayunda.
" Iya," jawab Ayunda ragu. Ia masih gugup dengan statusnya sekarang, meskipun pernikahan ini bukan kehendaknya tetap saja Ayu sudah resmi menikah.
" Pernikahan kita hanya karena wasiat aku harap kamu tidak jatuh cinta dengan ku. Sampai kapanpun aku tidak pernah mau menganggap kamu sebagai istri ku. Sekalipun nanti aku menginginkan istri lagi, yang pasti itu bukan kamu. Kita akan bercerai setelah Alea berusia delapan tahun, atau mungkin saja bisa lebih cepat kalau aku nemuin wanita baru yang aku cintai. Kamu paham Yu?"
" Tujuan kita sama, hanya ingin memenuhi wasiat Aurel. Kalau kamu sudah menemukan wanita yang kamu cintai, aku akan dengan sukarela pergi dari kehidupan kamu kok" jawab Ayunda. Setelah diam selama ini akhirnya Ayu bicara panjang. Penolakan dan pengasingan bukan lagi hal baru yang Ayunda terima, ia sudah terbiasa dengan hal seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Atikah Hmromli
putra sebegitu nya sm ayu mudah2n putra lbh dulu bucin sm ayu
2024-06-13
0