5. Slametan mendiang Aurel

Jam delapan malam Ayu baru pulang dari tokonya. Sewaktu siang tadi ia menyempatkan pulang ke rumah sebentar untuk mengurus Alea. Setelah puas menemani Alea bermain, kemudian Ayu menidurkan putrinya. Setelah Alea tertidur pulas, Ayu menitipkan Alea kepada Bik Nah. Ia berpamitan lagi untuk berangkat ke toko kue nya.

Sekarang Ayu sudah berada di kamar. Sebelum ke kamar ia menyapa Alea yang sedang bermain ditemani Via. Bik Nah sepertinya sedang sibuk menyiapkan makan malam.

Kamar Ayu berada di lantai atas. Kamar yang besar karena ditiduri Ayu sendiri. Putra memberikan Ayu kamar lain berbeda dengan kamarnya. Ya iyalah siapa juga yang mau tidur dengan Ayu, kira-kira begitulah isi macam pikiran Ayu. Ia sangat sadar diri karena pernikahannya hanya sebatas pernikahan kontrak. Karena sudah sampai di kamar Ayu bergegas untuk mandi. Ia akan segera menemui Alea dan mendongengkan anak tersebut cerita. Ini merupakan kebiasaan Alea agar anak itu cepat tidur.

Ayu berjalan menuruni tangga, malam ini Ayu tidur dengan baju tidur ala baby doll yang sudah usang. Seperti biasa kebanyakan baju yang Ayu punya warnanya sudah berubah, baju yang semula berwarna biru kini sudah berubah menjadi warna putih.

Di ujung tangga Ayu melihat anaknya sedang bermain dengan mertuanya yang entah kapan sudah datang. Ayu pun berjalan menghampiri mereka. Ini mungkin kesempatan dirinya agar bisa dekat dengan mertuanya.

" Malam ma, pa" sapa Ayu ramah. Ayu pun menyalimi papa dilanjut mama mertuanya.

" Kata Via kamu baru pulang, habis darimana kamu? Kan sudah saya bilang tugas kamu tuh mengurus cucu saya, jangan malah ditinggal kelayapan" ucap Mama Andin begitu melihat menantunya turun dari tangga. Ia sudah menampilkan mata sinis sejak pertama kali Ayu resmi menikah dengan Putra.

" Ma, ngomong nya jangan keras-keras. Ada cucu kita loh," peringat Papa Fatan.

" Ayu habis pulang dari toko ma," jawab Ayu.

" Ruko maksud kamu? Dengar ya Ayu, kamu ini sudah menikah dengan Putra yang mana kekayaannya melebihi ekspektasi kamu. Tolong lah dengan kesadaran diri jangan buat malu keluarga. Memangnya uang yang Putra kasih nggak cukup sampai kamu harus bekerja di toko butut kayak gitu?". Boro-boro ngasih uang, ngobrol aja mereka jarang. Semua kebutuhan memang diserahkan langsung kepada Bik Nah. Nanti Bik Nah yang membuat catatan kemudian diserahkan kepada Putra. Untuk Ayu, ia sendiri bahkan bingung dengan fungsinya di rumah itu. Mugkin memang pekerjaannya hanya difokuskan untuk mengurus Alea.

" Sudahlah ma, jangan terlalu keras pada menantu kita. Mending kalian rundingan besok mau bikin acara yang kayak gimana,"

" Sudahlah papa saja yang rundingan sama menantu tidak berguna ini. Baru juga datang sudah bikin emosi mama. Harusnya dia tahu perannya sebagai ibu, jangan kelayapan terus, yang benar ngurus anak di rumah. Ini apa? Percuma lah ngomong sama orang yang nggak berpendidikan," ucap Mama Andin.

Ayu hanya diam saja. Sedangkan Alea, sudah dibawa ke atas sama Bik Nah karena tidak ingin melihat omanya teriak-teriak. Bik Nah tentu tahu jika hal tersebut tidak cocok dipertontonkan kepada anak seusia Alea.

" Ma, malu dilihatin art. Kasian juga si Ayu kalau dimarahin terus. Dia sudah baik loh mah mau jadi istri Putra, mengurus Alea. Coba kalau Putra dapat wanita luar? Apa nggak kasihan cucu kita nanti diapa-apain,"

" Yu, maafkan mama mu ya nak. Mungkin tekanan darah mama naik soalnya tadi habis makan sate kambing sama papa jadinya sekarang marah-marah," lanjut Papa Fatan dan Mama Andin yang memutar bola mata malas mendengar percakapan suaminya.

" Kamu sudah tahu belum Yu? Besok di rumah ini akan ngadain slametan mendiang Aurel, kamu bantu bikin acaranya ya nak"

Mengapa Ayu bisa lupa? Astaga, ternyata sudah 40 hari Aurel pergi meninggalkan kenangan. Ayu baru teringat, pantas saja tiba-tiba mertuanya datang. Dan lebih anehnya Ayu malah kena marah, bukan kesalahannya padahal tetapi mama mertuanya malah menuduhnya yang tidak-tidak. Kesempatan untuk bekerja atau tidak itu tidak tercantum dala perjanjian kontrak jadi Ayu bebas bekerja tanpa adanya halangan. Toh juga Putra tidak perduli, yang terpenting Alea sudah terurus dengan baik itukan sudah cukup.

...****************...

Malam ini di kediaman rumah Putra akan mengadakan acara slametan. Acara digelar untuk mengenang 40 hari wafatnya almarhumah sang istri. Mertua Ayu sudah datang sejak kemarin, Mama Andin yang menyiapkan segalanya. Ayu tidak diajak rundingan, wanita itu hanya menerima perintah dari mamanya untuk membuat makanan. Meskipun sudah pesan dari cathering, Ayu tetap disuruh masak untuk berjaga-jaga agar tidak kekurangan makanan.

" Jeng, aku suruh Ayu buat bantuin masak di dapur" Ucap Mama Andin kepada besanya. Mama Linda dan Papa Cipto baru datang tadi pagi. Mereka bersalaman ria ala besan-besan pada umumnya.

" Tidak apa-apa jeng. Keahlian Ayu itu cuma memasak, selebihnya anak itu nggak bisa apa-apa. Cuma ngandelin penghasilan dari toko kecil, Ayu itu cuma jadi beban keluarga. Beda banget sama Aurel, harusnya dia masih hidup. Mungkin Aurel anak baik jadi lebih disayang sama Tuhan," ucap Mama Linda. Ayu yang tengah berdiri di belakang kedua mamanya itu tak sengaja mendengar percakapan mereka.

Ayu ingin mencari mama mertuanya untuk mencicipi masakan yang ia buat takut ada yang kurang nanti Ayu disalahkan lagi. Tapi belum sempat Ayu bertanya, ia sudah lebih dulu mendengar percakapan mereka. Jujur hatinya merasa sakit dibicarakan seperti itu apalagi dari mamanya sendiri. Mengapa sampai detik Aurel sudah meninggal Ayunda masih dibanding-bandingkan? Apa salah hidupnya? Ia hanya ingin menjadi anak yang berbakti, berusaha menerima cela yang dianggapnya tidak benar. Ayu juga ingin diperhatikan dan dianggap, ia bukan cadangan yang disimpan dan diperlukan apabila butuh.

" Eh yu ngapain kamu disitu? Sini nak, ada mama mu nih" ucap Mama Andin begitu melihat Ayu yang hanya diam saja. Mama Andin melihat jika Ayu tengah berdiri sambil membawa nampan berisi masakan namun matanya seperti berkaca-kaca. Ayu yang dipanggil pun mendekati keduanya.

" Cobain dulu ma masakan Ayu takut ada yang kurang," ucap Ayu kemudian menyodorkan semangkuk sup ayam kampung panas. Andin dan Linda kompak mencicipi masakan Ayu.

" Hem enak rasanya sudah pas. Mama yakin tamu pasti suka sama masakan kamu. Iya kan jeng?"

" Bener banget,"

Ayunda mengangguk kemudian ia ijin untuk melanjutkan masaknya. Semua itu berlangsung seharian, Ayu tidak berisitirahat dari pagi. Selain memasak ia juga menata piring dan mempersiapkan yang lain. Alea sebenarnya merengek ingin bersama Ayu tetapi kedua neneknya membujuk dan mengajak anak itu bermain.

" Nyonya, seharusnya nyonya tidak perlu bekerja keras seperti ini? Ini kan tugas saya sama Via" ucap Bik Nah merasa kasihan dengan nyonya nya yang malang.

" Biarin aja lah Bik Nah, lumayan kita nggak kerja berat" bisik Via kepada Bik Nah. Pembantu muda itu begitu senang karena Ayunda diperkerjakan di dapur, otomatis pekerjaan dirinya menjadi ringan.

Episodes
1 1. Mengalah demi wasiat
2 2. Menikah demi wasiat
3 3. Duda baru
4 4. Rutinitas pasca menikah
5 5. Slametan mendiang Aurel
6 6. Jijik
7 7. Ingin pendekatan
8 8. Ingin pendekatan 2
9 9. Minggu Ceria
10 10. Rasa yang tersimpan
11 11. Keinginan Mama Andin
12 12. Akankah terjadi?
13 13. Malam pertama
14 14. Kedua kalinya
15 15. Ayu dijemput Putra
16 16. Reuni SMA
17 17. Reuni SMA 2
18 18. Alea sakit
19 19. Seminggu nggak pulang
20 20. Bertengkar
21 21. Air mata Ayu
22 22. Meminta maaf setelah bertengkar
23 23. Putra ingin berubah?
24 24. Piknik bareng
25 25. Hanum hamil
26 26. Makan siang bareng mertua
27 27. Mengantar kue ke perusahaan
28 28. Ke kantor Putra
29 29. Ayu gampang luluh
30 30. Ayu gampang luluh 2
31 31. Program baby
32 32. Bertemu Hanum
33 33. Kehamilan Ayu
34 34. Check up kandungan
35 35. Curiga
36 36. Alea menangis
37 37. Lahiran tanpa suami
38 38. Pura-pura peduli
39 39. Asli Putra
40 40. Cerai?
41 41. Penolakan keluarga
42 42. Deal cerai
43 43. Kecelakaan
44 44. Membujuk Ayu
45 45. Ayu akhirnya menjenguk
46 46. Hukuman Putra
47 47. Putra dijenguk koleganya
48 48. Setelah masa rehabilitasi
49 49. Sikap Ayu
50 50. Bergosip dengan ibu-ibu
51 51. Pergi ke fisioterapi
52 52. Ketakutan Ayu
53 53. Tes kesehatan ke rumah sakit
54 54. Kedatangan Rina
55 55. Makan di restoran
56 56. Makan siang bareng
57 57. Mimpi buruk
58 58. Keluarga harmonis
59 59. Kambuh
60 60. End
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Mengalah demi wasiat
2
2. Menikah demi wasiat
3
3. Duda baru
4
4. Rutinitas pasca menikah
5
5. Slametan mendiang Aurel
6
6. Jijik
7
7. Ingin pendekatan
8
8. Ingin pendekatan 2
9
9. Minggu Ceria
10
10. Rasa yang tersimpan
11
11. Keinginan Mama Andin
12
12. Akankah terjadi?
13
13. Malam pertama
14
14. Kedua kalinya
15
15. Ayu dijemput Putra
16
16. Reuni SMA
17
17. Reuni SMA 2
18
18. Alea sakit
19
19. Seminggu nggak pulang
20
20. Bertengkar
21
21. Air mata Ayu
22
22. Meminta maaf setelah bertengkar
23
23. Putra ingin berubah?
24
24. Piknik bareng
25
25. Hanum hamil
26
26. Makan siang bareng mertua
27
27. Mengantar kue ke perusahaan
28
28. Ke kantor Putra
29
29. Ayu gampang luluh
30
30. Ayu gampang luluh 2
31
31. Program baby
32
32. Bertemu Hanum
33
33. Kehamilan Ayu
34
34. Check up kandungan
35
35. Curiga
36
36. Alea menangis
37
37. Lahiran tanpa suami
38
38. Pura-pura peduli
39
39. Asli Putra
40
40. Cerai?
41
41. Penolakan keluarga
42
42. Deal cerai
43
43. Kecelakaan
44
44. Membujuk Ayu
45
45. Ayu akhirnya menjenguk
46
46. Hukuman Putra
47
47. Putra dijenguk koleganya
48
48. Setelah masa rehabilitasi
49
49. Sikap Ayu
50
50. Bergosip dengan ibu-ibu
51
51. Pergi ke fisioterapi
52
52. Ketakutan Ayu
53
53. Tes kesehatan ke rumah sakit
54
54. Kedatangan Rina
55
55. Makan di restoran
56
56. Makan siang bareng
57
57. Mimpi buruk
58
58. Keluarga harmonis
59
59. Kambuh
60
60. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!