Mencuri Ciuman Princess Viviane
Wanita itu merasakan dirinya mulai kehabisan nafas. Dada terhimpit dengan beban yang dua kali lipat lebih besar. Tangan kecilnya mencoba menyingkirkan tubuh yang ada di atas tubuhnya. Dengan putus asa mendorong tubuh itu sekuat tenaga, hingga si pria jatuh ke tempat tidur.
Sensasi dingin menyambar seketika pada kulit bagian depan yang tidak terhalang apapun. Gaun hijau yang tadi dipakai sudah terbelah di bagian dada hingga ke perut. Akibatnya dada sintal wanita itu jelas terlihat tanpa penghalang.
Pakaiannya tidak bisa digunakan lagi, jadi ia cepat-cepat mengambil kemeja si pria yang tercecer di lantai untuk melapisi gaunnya yang rusak. Lila tidak tahu apakah vas bunga yang ia raih sembarang di atas nakas membunuh pria itu atau tidak, Yang jelas saat ini Grey de Armond tidak sadarkan diri.
Dengan tangan gemetar Lila kembali mengambil mantel panjang Grey dan buru-buru memakainya, sementara tiba-tiba terdengar sebuah ketukan di pintu memecah suasana hening kamar.
“Tuan Grey, apakah anda baik-baik saja?”
Lila menatap horor ke arah pintu, lalu berganti menatap Grey yang terbaring ditempat tidur dengan keadaan setengah telanjang dan kepala terlihat mengeluarkan darah. Sesungguhnya ia sangat takut pria itu sadar.
“Tuan Grey, aku mendengar suara barang pecah di dalam, apakah kau baik-baik saja?” kata orang yang ada di luar, sembari terus mengetuk pintu kamar yang Lila yakini sudah dikunci Grey tadi. Namun, tampaknya pintu kayu itu tidak akan bertahan jika didobrak.
Pria di atas ranjang tiba-tiba mengerang, wanita itu semakin panik. Jika Grey bangun saat dia masih disini, sudah dipastikan dia akan terkurung di kediaman Count Grey selamanya. Membayangkan hal itu saja membuat Lila bergidik ngeri. Ia buru-buru pergi ke jendela kamar dan membukanya. Hawa dingin menabrak wajahnya seketika. Di luar salju mulai turun, dan dirinya kini ada di lantai dua penginapan. Lila bersyukur setidaknya kamar itu tidak berada di lantai yang lebih tinggi.
Ketika gagang pintu bergerak ke atas dan kebawah, di tambah suara orang berteriak di luar mulai tak sabar, Lila turun dari jendela itu. berpegang dan memijak pilar jendela satu ke jendela lain tanpa rasa takut, hingga kakinya berhasil mendarat di tanah dengan aman.
Lila berlari menyelamatkan dirinya ketika suara dobrakan pintu terdengar jelas. Ia berlari secepat mungkin menjauhi penginapan dan masuk ke hutan yang gelap.
...***...
Lila tidak berani melihat ke belakang. Dia hanya fokus untuk menjauh dari Count Grey dengan sekuat tenaga. Lila sangat bersyukur, kapal yang seharusnya datang hari ini, mengalami keterlambatan karena cuaca buruk, dan akan tiba di pelabuhan keesokan harinya. Hal itu menyebabkan Grey mau tak mau memesan kamar penginapan untuk mereka menunggu pagi. Lila tidak ingin hidup dengan seorang pembunuh.
"Ya Tuhan, kumohon, selamatkan aku!" batin Lila dengan nafasnya yang mulai tersengal-sengal, juga yang jadi panas akibat reaksi dari adrenaline-nya
Lila yang lupa memakai sepatu merasakan telapak kakinya mati rasa karena membeku, ditambah gaun nya tersangkut sana-sini hingga mulai robek sedikit demi sedikit.
Dia tetap memaksakan kakinya untuk untuk berlari meski rasanya bisa lemas kapan saja. Lila terlalu panik dan takut jika dirinya tertangkap kembali. Maka Grey akan terus menjadikannya budak pemuas nafsu atau bahkan membunuhnya.
Suasana terlalu berkabut, salju mulai turun dengan deras, jarak pandang Lila berkurang, ia tidak memperhatikan jurang di depannya. Lila terlambat menghentikan langkah hingga terperosok dan jatuh berguling-guling. Kepalanya menabrak batu sebelum tubuhnya jatuh ke jalan.
Tubuhnya terlentang di atas jalan berbatu dengan pandangan berputar, seiring dengan darah yang mengalir dari kepala mengotori salju di bawahnya. Air mata mengalir dari sudut-sudut netranya. Memandang nanar langit gelap dengan gumpalan es yang turun melayang-layang.
Kenangan lama berputar di depan matanya seperti sebuah kilas balik kehidupanya. Istana Bellerick yang megah, taman penuh bunga-bunga cantik, ayah dan ibu yang mencintainya, Valentine menyebalkan, ritual suci yang sangat membosankan, Daisy yang disayanginya dan Nicholas yang dia cintai.
Sekarang ia tidak memiliki siapa-siapa di dunia ini. Hanya tersisa perasaan terkhianati dan dipecundangi. Bagaimana hidup bisa mempermainkannya dengan begitu kejam. Memutar balik hidupnya hingga sedemikian rupa. Mengubah dirinya yang tadinya seorang puteri raja, menjadi budak hingga tawanan seorang laki-laki maniak. Semua yang dimilikinya tak bersisa.
mata Lila terasa semakin berat. Darah dari kepala semakin banyak yang membasahi salju. Gadis itu menutup mata sepenuhnya. Membiarkan kenangan-kenangan masa lalu menghujaninya. Dengan begitu kematian yang sudah di depan mata tidak akan terlalu menakutkan. Nafas yang ia tarik mulai putus-putus. Tepat setelah itu, suara kaki kuda dan putaran roda yang beradu dengan jalan berbatu memecah keheningan malam. Berikutnya ringkikan kuda terdengar tatkala kusir menarik tali pelana secara tiba-tiba.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Putri Cikal
mampir
2024-02-03
0