Scandal With My Secretary

Scandal With My Secretary

Bab 1

Roma, Italia.

Sepasang suami istri saling bergelung di bawah selimut setelah semalam penuh melakukan kegiatan panas yang berujung kelelahan.

Louis Massimo Orlando, pria gagah dengan postur tinggi tegap berusia 33 tahun itu menggeliatkan badannya dari balik selimut. Dilihatnya seorang wanita cantik yang tengah tertidur pulas di dada bidangnya karena lelah melayaninya semalaman penuh.

Louis semakin mengeratkan pelukannya hingga membuat wanita itu melenguh.

“Uhmm sayang, dada ku sesak!” Gumamnya dengan mata terpejam.

“Bangunlah sayang hari sudah pagi” kata Louis mengusap lembut pipi Samantha.

“Hmmm” hanya itu kata yang keluar dari mulut Samantha.

Semakin hari ia semakin di buat tak berkutik oleh wanita yang kini menjadi istrinya. Louis selalu memanjakan Samantha, keinginan-keinginan yang keluar dari bibir Samantha akan terealisasikan saat itu juga karena jika tidak maka Samantha akan marah. Sikap kekanakan Samantha lah yang membuat Louis tunduk karena baginya ialah yang akan menjadi pelindung Samantha menggantikan peran kedua orangtua wanita itu. Sebab yang Louis tahu dari cerita Samantha, bahwa sejak kecil ia tak pernah merasakan kasih sayang kedua orang tuanya karena berpisah.

Awal pertemuan mereka pun dimulai secara tidak sengaja ketika Louis bersama anak buahnya terluka di bahu jalan akibat insiden kecelakaan yang menimpanya satu tahun silam. Dan saat itu Samantha lah yang menjadi dewi penolong bagi Louis karena keadaannya memang sangat kritis.

Samantha dengan ringan mengulurkan tangannya menawarkan diri untuk merawat Louis. Awalnya Louis menolak tapi dengan sejuta kata Samantha tetap kekeh menyangkal penolakan Louis. Mau tidak mau Louis mengalah karena lelah berdebat hingga akhirnya mereka terbiasa bersama sampai hari kesembuhan Louis tiba, mereka memutuskan untuk menikah.

Louis mencubit kecil hidung Samantha hingga wanita itu merasa kesal.

“Shhh sakit!” Desis Samantha.

“Kau benar-benar tidak ingin bangun? Aku akan pergi ke kantor hari ini” ucap Louis yang beranjak dari tempat tidur namun pandangannya tetap terfokus pada Samantha.

“Hmm, ya pergilah. Aku tidak akan melarang mu sayang” jawab Samantha yang enggan membuka matanya.

Louis berdecak kesal, ia ingin paginya di sambut dengan hal yang manis, bukan seperti ini. Samantha selalu begitu setiap kali mereka selesai melakukan kegiatan panas paginya memilih tidur tanpa menyambut Louis dengan hangat, tidak akan ada yang berubah.

Louis memilih pergi dan bersiap tanpa drama berdebat dengan Samantha, karena hasilnya akan tetap percuma.

Kini Louis selesai bersiap, pria itu memilih bergegas pergi tanpa membangunkan Samantha.

“Aku pergi sayang, cup!” Pamit Louis seraya mendaratkan kecupan singkat di pelipis Samantha.

Wanita itu hanya merespon gumaman, Louis menggelengkan kepalanya pelan lalu pergi meninggalkan wanita itu.

“Selamat pagi Tuan” sapa Noel yang ternyata sudah stand by di mansionnya.

“Pukul berapa kau kemari El?” Tanya Louis dengan panggilan nama kecil Noel. Sebab mereka tumbuh besar bersama di lingkungan yang sama.

“Sekitar tiga puluh menit yang lalu Tuan” jawab Noel.

Louis menganggukkan kepalanya tanda mengerti lalu masuk ke dalam mobilnya yang di kemudikan oleh Noel, Asisten pribadi nya sekaligus tangan kanannya.

Tiga puluh menit perjalanann menuju perusahaan, kini mereka pun sampai dan langsung menuju ke ruangan mereka.

Tatapan Louis begitu dingin dengan langkah tegasnya memasuki ruangan Presdir diikuti Noel.

“Bagaimana soal perekrutan sekretaris baru El?” Tanya Louis mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya seraya menatap tajam tangan kanannya.

“Untuk sementara ini saya masih sanggup meng-handle tugas-tugas yang anda berikan Tuan” jawab Noel. Bukan tanpa alasan ia menjawab demikian, pasalnya ia sendiri tidak yakin menyerahkan pekerjaan berat ini dengan orang baru, apalagi menangani perusahaan sebesar ini, Noel tidak percaya.

“Ya, aku tahu. Tapi untuk kedepannya aku tidak akan menjamin kau bisa merangkap dua posisi sekaligus karena selain menangani proyek kau juga harus mengurus problem perusahaan cabang” kata Louis mewanti-wanti jika suatu saat Noel akan kewalahan jika tidak segera merekrut sekretaris baru.

Noel menghembuskan nafasnya dengan berat, kali ini ia akan mengalah.

“Baiklah, mulai hari ini saya akan mencari sekretaris baru untuk anda” jawab Noel dengan berat hati.

“Bagus, aku suka cara kerjamu” sahut Louis.

Noel pun segera pamit undur diri dari ruangan bosnya.

Sepeninggal Noel, Louis menyugar kepalanya dengan kasar. Hari ini moodnya benar-benar rusak karena memikirkan sikap Samantha yang semakin hari semakin membuatnya resah.

“Aku bisa gila jika terus-terusan seperti ini, sebaiknya nanti aku bicara ke Samantha” gumam Louis. Tak ingin terus larut dalam pikiran yang mengganggunya. Ia pun mulai berkutat dengan dokumen-dokumen yang kini menjadi rutinitasnya setiap pagi.

Kita tinggalkan Louis yang sedang sibuk, sementara di Venice, Italia. Seorang wanita tengah duduk berdua dengan seorang pria tua. Keduanya kini saling terlibat pembicaraan yang cukup serius.

“Ada apa dengan dirimu? Kenapa tiba-tiba ingin keluar dari sangkar yang selama ini menjadi zona nyaman mu?” Cecar pria tua itu dengan tatapan memincing.

“Apanya yang ada apa? Oh ayolah kek, aku bosan dengan semua ini. Aku ingin keluar bebas melakukan apa yang ada di dalam isi kepala ku” kata seorang gadis yang tak lain ialah cucunya.

“Benarkah? Aku tak yakin dengan ucapan mu” jawab kakek Lucas yang masih menaruh kecurigaan.

Sontak gadis itu mengernyit mendengar ucapan pria tua itu.

“Kau pasti menyembunyikan sesuatu dariku Lexa!” Tuduh sang kakek pada gadis itu.

“Astaga, god! Apalagi ini” keluh Alexa memijit pelipisnya yang terasa sangat pusing dengan pertanyaan kakeknya.

‘Jika bukan karena ayah yang menyuruhku izin padanya, aku tidak akan sudi bertemu dengannya. Oh god! Ini benar-benar memuakkan!’ Batin Alexa.

“Tenanglah kek, cucumu ini hanya sedang muak dengan kebiasaannya. Aku tidak akan membuat ulah dan mempermalukan mu diluar sana” ucap Alexa menghibur kakeknya.

“Apa tujuan mu?” Tanya Kakek Lucas menatap tajam netra cucu satu-satunya. Ya, hanya cucu satu-satunya. Ia tidak akan mengakui anak lain sebagai cucunya yang masih tercerai berai hingga saat ini. Bahkan hubungan keluarga Montana pun terbilang cukup rumit.

“Tujuan? Tentu saja untuk bersenang-senang menghabiskan waktu yang berharga ini, apalagi?” Kelakar Alexa.

Kakek Lucas menghembuskan nafasnya kasar.

“Alexandra Eve Montana! aku sedang tidak ingin bercanda dengan mu” Kata kakek Lucas dengan tegas.

“Aku sedang tidak mengajak mu bercanda Tuan Lucas Montana!” Balas Alexa tak kalah tegas. Jika sudah bersitegang seperti ini aura keduanya begitu kuat mendominasi. Sama-sama tegas dan keras.

Wanita berusia 28 tahun itu mewarisi sifat sang kakek yang begitu tegas berwibawa, kuat dengan pendiriannya dan pantang menyerah jika ingin mendapatkan sesuatu yang di inginkannya.

Ini semua hasil didikan pria tua itu sendiri, bahkan Alexander Guero Montana sendiri selaku ayah kandungnya tidak di berikan kesempatan mendidik putri semata wayangnya oleh kakek Lucas. Alex hanya akan memanjakan putrinya dengan dalih gadis itu tumbuh besar tanpa sosok ibu. Dan kakek Lucas menentangnya, mau tidak mau Alex hanya pasrah dengan keputusan ayahnya. Hal ini karena kakek Lucas begitu menyayangi Alexa, alasan lain adalah karena Alexa akan menjadi pewaris kelak di keluarga Montana.

“Baiklah, kapan kau akan berangkat?” Tanya kakek Lucas pada akhirnya. Ia tahu pada akhirnya ia akan kalah mendebat cucunya sendiri.

“Setelah ini” tegas Alexa.

Kakek Lucas membola mendengar penuturan cucu nakalnya ini.

“Oke, aku akan menempatkan bodyguard di sekitar mu” putus pria tua itu tanpa bantahan.

“What?!” Pekik Alexa tak habis pikir.

‘Apa-apaan dia?! Apa dipikirannya aku ini tahanan kota?! Shitt! Bisa kacau kalau begini!’ Dengusnya dalam hati.

Melihat ekspresi tak bersahabat dari cucunya, kakek Louis pun membenarkan kecurigaannya.

‘Tak apa jika kau terus merahasiakan tujuan mu padaku Alexa. Bodyguard ku akan terus mengawasimu’ gumam Kakek Lucas dalam hati.

“Oke fine, terserah kakek. Aku pergi” pamitnya beranjak keluar meninggalkan kakek Lucas.

“Sebenarnya apa yang ingin kau lakukan Lexa? Aku sungguh tak ingin keluarga ini terusik oleh orang-orang yang picik seperti mereka” gumam Kakek Lucas memejamkan matanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!