Bab 5

Hari ini Samantha benar-benar menuruti permintaan suaminya, ia berusaha bangun lebih pagi dari Louis dan membangunkan pria bertubuh kekar itu setelah dirinya mencuci muka.

“Sayang, ayo bangun.. mandilah aku akan menyiapkan pakaian kerja mu setelah itu kita turun breakfast” titah Samantha.

“Hmm.. give me a morning kiss please” pintanya dengan mata sayu.

Cup!

Pria itu segera beranjak dari ranjang king size nya.

Samantha yang masih setengah mengantuk pun tak sadar apa yang ia ambil di lemari pakaian milik Louis.

Satu set pakaian kantor berwarna silver beserta jas dan dasi berwarna kuning, bayangkan saja jika Louis memakainya. Sudah pasti pria itu akan menjadi guyonan semua staf nya di kantor.

“Hoaamm.. oke done!” Ucap Samantha sambil menguap.

Ia pun segera keluar dari kamar menuju kitchen membuatkan teh herbal untuk suaminya.

Para maid yang tengah berkutat dengan pekerjaan mereka pun sontak bingung melihat Samantha, tumben sekali Nyonya nya itu bangun di pagi buta seperti ini, mereka tidak salah lihat kan? Semua maid nampak bertanya-tanya dalam hati.

“Selamat pagi Nyonya, ada yang bisa Bibi bantu?” Tanya Bibi Wen yang juga merasa heran sebab tak biasanya Samantha mau mengambah area dapur.

“Hmm.. buatkan secangkir teh herbal, aku akan memberikannya untuk suamiku” titah Samantha cuek.

“Baik Nyonya tunggu sebentar” ucap Bibi Wen meninggalkan majikannya yang kini duduk di ruang tengah sembari menunggu pesanannya.

Tak lama Bibi Wen kembali membawa secangkir teh.

“Ini teh nya Nyonya” ucap Bibi Wen menyerahkan teh ke tangan Samantha.

“Oh ya, jangan bilang jika teh ini buatan mu” pesan Samantha pada Bibi Wen yang mengandung ancaman.

“Baik Nyonya” jawab Bibi Wen tersenyum singkat.

Samantha pun langsung meletakkan teh nya di mena tepat dimana Louis akan duduk.

Sementara di kamarnya, Louis membeo melihat set style pakaian kerjanya yang sangat amburadul menurutnya.

“Apa Samantha sama sekali tidak tahu memadu padankan style kerja? Bisa-bisanya aku disuruh memakai style berwarna warni seperti ini” gumam Louis merasa konyol.

Ia pun mengembalikan dasi berwarna kuning itu lalu mengambil dasi yang menurutnya warnanya serasi dengan style pakaiannya. Pilihannya jatuh pada warna abu tua.

“Kalau begini kan cocok, ck! Selera Samantha sungguh buruk sekali!” Decaknya kesal sambil bercermin merapikan rambutnya.

Selesai memakai pakaiannya ia pun bergegas turun menyusul sang istri, ia ingin tahu apa yang di lakukan Samantha di bawah.

Ternyata wanita itu membantu para maid menghidangkan menu bereakfast. Tentu saja itu hanya akting.

Melihat suaminya sudah bersiap Samantha buru-buru menyambutnya.

“Hai sayang, ini aku buatkan teh herbal khusus untuk suamiku supaya menambah semangat bekerja” ucap Samantha dibuat semanis mungkin.

Louis yang tadinya sempat kesal karena ulah Samantha kini mengulas senyum manisnya, menguap sudah kekesalannya karena perubahan sikap istrinya yang mulai sedikit lembut.

Samantha juga sama sekali tak menyadari kesalahannya, terbukti ia tak menegur Louis karena mengenakan dasi yang berbeda dengan yang tadi ia siapkan.

“Hmm benarkah? Thank you sayang, cup!” Louis mengecup singkat bibir Samantha dimana tindakan itu membuat Samantha berada di atas awan.

Seorang maid yang mengetahui bahwa teh itu buatan Bibi Wen mengernyitkan dahi menatap Bibi Wen yang berdiri di belakangnya.

Bibi Wen yang tahu maksud maid itu memberi kode ke arahnya untuk diam.

Maid itu pun bergegas pergi.

Louis mulai menikmati teh nya, lalu Samantha mengambilkan croissant di piring suaminya.

‘Aku seperti tidak asing dengan rasa teh ini, seperti buatan Bibi Wen yang biasanya menyeduhkan teh untukku’ batin Louis merasa dejavu.

“Sayang, benarkah teh ini buatan mu?” Tanya Louis pada istrinya.

“Hmm, ya.. memangnya kenapa? Apa rasanya tidak enak?” Tanya Samantha merasa khawatir.

‘Awas saja jika si nenek tua itu memasukkan sesuatu ke dalam minuman suamiku!’ Geram Samantha dalam hati.

“Emm tidak, ini enak sekali hanya saja aku seperti pernah meminumnya” jawab Louis.

“Oh ya? Itu memang teh buatan ku sayang” jawab Samantha merasa lega, ternyata dugaannya salah.

Louis pun hanya mengangguk tak mau memperpanjang.

Ia memilih melanjutkan sarapannya karena sebentar lagi Noel pasti datang.

Selesai sarapan Louis segera pamit berangkat ke kantor karena Noel sudah stand by menunggunya, Samantha ikut mengantar Louis sampai di depan pintu mansion.

Noel yang melihat istri bosnya kali ini merasa heran.

“Tumben sekali Nyonya menampakkan diri sepagi ini” gumam Noel pelan.

“Aku berangkat dulu sayang, kau tetap boleh keluar aku tidak akan melarangmu, hanya saja ketika jam pulang kantor kau sudah harus berada di mansion, aku tidak terima bantahan apapun” ucap Louis tegas.

Memang sudah saatnya ia berlaku tegas mulai sekarang, jika di biarkan terus menerus lama-lama dia sendiri yang kelimpungan.

“Hmmm iya iya!” Sahut Samantha mengerucutkan bibirnya kesal.

Ia merasa mulai sekarang kebebasannya akan berkurang tak sebebas dulu lagi. Sudah pasti Louis akan memberikan larangan-larangan kecil untuknya.

Louis yang tak mau terlibat drama lagi pun segera masuk ke dalam mobil setelah Noel membukakan pintu untuknya.

“Jalan sekarang!” Titah Louis.

Mobil pun melaju keluar dari mansion membelah jalanan kota Roma.

“Kau sudah memberitahukan semua tugas pada sekretaris baru itu El?” Tanya Louis membuka obrolan di antara keduanya.

“Sudah Tuan. Bahkan ini diluar dugaan, dia meminta jadwal anda selama tiga bulan kedepan” terang Noel yang takjub dengan semangat Alexa menjalani tugas barunya sebagai sekretaris.

Louis pun ikut tercengang mendengarnya.

“Hmm.. aku rasa dia bersungguh-sungguh dengan niatnya berkerja di perusahaan kita, aku akan melihat bagaimana kinerja gadis itu nanti. Bagaimana cara Lucas mendidiknya selama ini” ucap Louis menyunggingkan senyumannya.

“Anda benar Tuan” sahut Noel sepemikiran.

Sementara ini Alexa sudah sampai terlebih dulu dibandingkan Noel dan Louis.

Gadis itu benar-benar menjalankan perannya dengan baik untuk merebut hati sang Presdir.

Alexa mempunyai dendam menggunung terhadap keluarga Samantha yang tak lain adalah anak dari pamannya.

“Aku harus merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milikku” gumam Alexa dengan tekad yang bulat.

Sebelum memulai rutinitasnya ia meraih ponselnya dari dalam tas. Ia mengetikkan pesan pada Zeta.

‘Lakukanlah tugas mu hari ini, Zeta. Aku ingin hasil yang terbaik!’

Pesan pun terkirim ke nomor assistennya.

Alexa segera merapikan ruangan Presdir lalu membuatkan secangkir americano kesukaan Louis.

Dari mana gadis itu tahu kesukaan pria tampan itu? Tentu saja dari Noel. Kemarin ia mengulik habis informasi dari Noel dengan dalih ingin memberikan kinerja yang terbaik untuk Presdir.

Noel pun setuju-setuju saja.

Lima menit kemudian Louis datang bersama Noel bertepatan dengan Alexa yang membawakan nampan berisi secawan americano yang masih mengepul. Bukan secawan madu ya pemirsa, bisa pargoy si mister Louis.

“Selamat pagi Mr. Saya membuatkan americano untuk mendompleng semangat anda, silahkan dinikmati” ucap Alexa menyambut pria itu dengan senyuman andalannya.

“Hmm, terimakasih Alexa” ucap Louis yang berusaha mengalihkan pandangannya dari netra cantik yang mampu memporak porandakan detak jantungnya.

“Sama-sama Mr. Jika tidak keberatan anda bisa memanggil saya dengan sebutan Lexa agar lidah tidak kebas” seloroh Alexa memberikan sedikit hiburan di pagi hari membuat pria dingin itu menarik sedikit sudut bibirnya.

“Kau sudah menyimpan schedule ku kan?” Tanya Louis

“Sudah Mr, semua ada disini” jawab Alexa menunjukkan iPad yang ada di tangannya.

“Baiklah, bacakan jadwal ku pagi ini” titah Louis.

Alexa dengan cekatan membuka iPad nya.

“Agenda hari ini, pukul sembilan ada pertemuan dengan perusahaan X mengenai proyek di kota Milan, selanjutnya setelah makan siang ada rapat dengan staf management keuangan bersama jajaran tim pemasaran untuk peluncuran produk baru Mr.” Ucap Alexa dengan raut wajah tegas.

Entah mengapa aura yang ditimbulkan oleh Alexa membuat Louis terpaku.

“Ada lagi yang di tanyakan Mr?” Tanya Alexa sekali lagi.

“Aku rasa cukup, baiklah Lexa, kau bisa kembali ke ruangan mu” titah Louis yang tidak tahan akan pesona sekretaris barunya.

Alexa pun pamit undur diri.

“Noel, siapkan tempat untukku makan siang nanti. Aku akan pergi bersama Lexa, kau urus kantor” titah Louis pada Assisten nya.

“Baik Tuan” jawab Noel sedikit merasa heran dengan sikap bosnya pada Lexa.

Noel menangkap adanya sinyal-sinyal ketertarikan Louis pada Alexa, si gadis gigih yang cerdik dengan segala pemikiran-pemikirannya.

Namun Noel tak ingin ikut campur, ia memilih kembali ke ruangannya dan kembali berkutat dengan dokumen yang menjadi santapan nya setiap pagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!