Terjerat Cinta Bos Mafia
SELAMAT MEMBACA!
*****
Mentari mulai terbenam. Langit yang tadinya cerah kini sudah berubah gelap. Menyisahkan cahaya alami yang berasal dari rembulan dan bintang-bintang di langit.
Nafisah Al Fithriyah seorang gadis bercadar berusia dua puluh tiga tahun sedang berjalan kaki menuju kontrakannya. Walau jarak antara kontrakan dan rumahnya cukup jauh, tapi tak sekalipun gadis itu mengeluh. Apa gunanya punya kaki kalau tidak dipergunakan?
Nafisah berjalan menyusuri jalanan yang sepi dari kendaraan itu seorang diri. Tidak sekalipun terbesit rasa takut di hatinya. Selama ada tuhan yang melindunginya untuk apa harus takut?
Jalanan itu memang tidak ramai kendaraan berlalu lalang. Bahkan lampu jalan pun hanya terdapat beberapa. Ini di karenakan jalanannya masih dalam masa perbaikan. Mau tidak mau Nafisah harus berjalan kaki menuju kontrakannya yang harus melewati jalan ini terlebih dahulu.
Langkah demi langkah Nafisah selalu membaca zikir di dalam hatinya. Samar-samar Nafisah mendengar suara seseorang yang sedang merintih kesakitan dari balik semak-semak di sebelah kiri jalan, sedangkan posisi Nafisah sekarang berada di kanan.
"To-long!" ucap seseorang dari semak-semak itu. Suaranya tertahan.
Nafisah tidak mau gegabah dalam melakukan sesuatu. Takut-takut itu hanyalah jebakan semata. Banyak tetangga kontrakannya yang bergosip jika jalanan sepi itu rawan dengan perampokan serta pembunuhan.
Nafisah menyebrang jalan dan berjalan mengendap-endap menuju semak-semak itu. Suara itu kembali terdengar lebih besar dari sebelumnya.
"Tolong ampuni saya tuan, saya tidak akan melakukannya lagi," seru lelaki tua yang di perkirakan Nafisah berumur sekitar tujuh puluh tahunan.
Nafisah bersembunyi di semak-semak itu menyaksikan bagaimana kejamnya seorang pemuda yang jauh lebih muda menyiksa seorang bapak tua. Nafisah menutup rapat-rapat mulutnya agar tidak mengeluarkan suara kala melihat betapa malangnya nasib sang bapak yang di pukuli anak buah pemuda itu.
"Ya allah kejam sekali pria itu! teganya dia menyiksa bapak itu," gumam Nafisah dalam hati.
"Tu-an, saya mo-hon," pinta bapak tua itu lagi dan lagi. Namun, bukan belas kasih yang di dapatnya melainkan hantaman keras di kepalanya kala pemuda itu menarik pelatuk pistolnya.
Dan tak butuh waktu lama bapak tua itu sudah tergeletak di rerumputan dengan darah yang mengalir deras di kepalanya. Sudah dipastikan jika bapak itu sudah tak bernyawa lagi.
Nafisah masih berdiam diri dipersembunyiannya. Dia masih belum percaya apa yang dilihat oleh matanya ini. Kejam sangat kejam. Sungguh tidak memiliki belas kasihan pada orang tidak berdaya.
"Bersihkan semua ini!" titah pemuda itu entah ditujukan pada siapa, namun semuanya bergerak cepat kala mendapatkan perintah dari si pemuda kejam itu.
Jasad bapak tua itu di masukkan ke dalam karung dan di bopong oleh salah satu lelaki berbadan gagah nan kekar. Jiwa kemanusiaan Nafisah muncul di saat yang tidak tepat.
Ada rasa ingin menolong, namun rasa itu tertutupi dengan rasa takut dan rasa ingin kabur secepat mungkin. Hanya saja ada apa dengan kakinya ini? kenapa tiba-tiba tidak dapat di gerakkan?
Ayolah, siapapun bantu Nafisah!
Percuma kau berteriak Nafisah tidak akan ada yang mendengarmu. Berteriak pun bukannya warga atau orang baik yang akan menolongmu melainkan para malaikat maut itu yang akan datang dan memenggal kepalamu.
"Ya allah," lagi dan lagi Nafisah hanya bisa menyebut nama Allah.
Nafisah memberanikan diri untuk berdiri dari jongkoknya bersiap untuk pergi, namun sayang seribu sayang karena kecerobohannya ia tidak melihat sebuah ranting kayu ada di depannya membuat sepatunya menginjak ranting kayu itu dan mengeluarkan suara patah.
Krek!
"Siapa di sana?" teriak pemuda itu dengan suara lantang dan berkesan menakutkan sampai-sampai mampu membuat bulu kuduk Nafisah berdiri.
Tak tahu mau ke mana, Nafisah pun memberanikan diri berlari keluar dari persembunyiannya. Entah ia di lihat atau tidak dia tidak peduli yang terpenting dirinya tidak mati dengan cara sadis seperti bapak tua itu.
"Hey kau!!" teriak pemuda itu mengejar Nafisah.
"Ya allah, lindungi hamba," batin Nafisah meminta perlindungan dari sang maha pencipta.
"Dimas! Tangkap orang itu!" perintah pemuda itu pada tangan kanannya.
"Baik bos," pria bernama Dimas itu pun berlari mengejar Nafisah menggantikan bosnya.
Nafisah kalang kabut saat langkah Dimas sudah hampir dekat dengannya.
"Bagaimana bisa dia berlari sangat kencang?" tanya Nafisah di sela larinya.
Selain mempunyai langkah lebar, Dimas juga merupakan pelari hebat. Keahliannya itu sebelas dua belas dengan bosnya. Nafisah salah, sekencang apapun dirinya berlari dia tetap saja akan tertangkap.
"Mau lari kemana lagi nona?" Dimas menyeringai licik kala ia berhasil mencekal tangan kanan Nafisah.
"Allahuakbar," Nafisah kaget saat Dimas mencekal tangan kanannya.
"Anda tidak bisa kabur lagi nona," seru Dimas masih dengan mencekal tangan Nafisah.
Nafisah memberontak berusaha melepaskan tangannya dari Dimas, namun apalah daya tenaga Nafisah bukanlah tandingan untuk tangan kanan bos mafia seperti dimas.
"Lepaskan!" teriak Nafisah.
"Hanya orang bodoh yang sudah berlarian mengejar musuh lalu melepaskannya," ucap Dimas.
Dimas menarik paksa tangan Nafisah untuk memberikan Nafisah pada bosnya. Nafisah terus saja memberontak. Kini mereka sudah sampai di hadapan sang bos mafia. Dimas melempar Nafisah hingga tersungkur di rumput.
"Hey, apa dia mata-mata?" tanya pemuda yang merupakan bos mafia itu kala melihat penampilan Nafisah yang menurutnya seperti seorang ninja.
"Saya rasa bukan tuan, mungkin nona ini tidak sengaja mendengar teriakan tua bangka itu dan mengintip kita," jawab Dimas tepat sasaran.
"Oh, jadi dia seorang penguntit?" ucap Andra mengamati wajah, eits mata ketakutan Nafisah dan mungkin saja bibirnya sudah pucat pasih di balik penutup wajah itu.
Nafisah terdiam. Tidak tahu harus berbuat dan bertutur kata apa. Meminta di bebaskan? Percuma nasibnya akan sama seperti bapak tua itu.
Andra Yudhiantara. Siapa yang tidak tahu nama itu? Siapa yang tidak mengenalnya?
Seorang mafia nomor satu. Mafia paling kejam. Mafia tanpa belas kasih. Mafia sekali tarik langsung mati. Mafia terkaya. Bukan hanya Mafia, namun CEO nomor satu serta terkaya. CEO kejam dalam dunia perbisnisan. Berani mengusik kepala jaminannya.
Andra, pemuda berdarah timur tengah itu memiliki perawakan yang bagus. Tubuh yang kekar dan gagah. Wajah? Tidak perlu di ragukan lagi. Tampan bahkan sangat tampan. Siapa sangka jika pemuda berwajah bak dewa ini ternyata malaikat maut. Sikapnya yang dingin, namun cool membuat gadis-gadis histeris saat berpapasan dengan Andra.
"Buka penutup wajahnya!" titah Andra pada Dimas.
"Jangan!!" teriak Nafisah kala Dimas mendekat hendak membuka penutup wajahnya.
"Kenapa? Mau melawan? Sayang sekali nona, kau tidak bisa melawan jika tidak mau tubuhmu itu menjadi santapan binatang buasku!" ujar Andra dingin. Andra tidak suka penolakan apalagi bantahan. Sekali perintah harus dijalankan.
"Bu-bukan begitu, ta-tapi ini bukan untuk dibuka. Apalagi di depan pria bukan mahram," jelas Nafisah menunduk takut-takut.
Andra dan Dimas tahu maksud gadis itu. Satu yang mereka tangkap dari gadis berusia dua puluh tiga tahun itu, muslim. Ternyata dia bukanlah seorang mata-mata berpakaian ninja, melainkan gadis bercadar.
"Baiklah. Dimas bawa dia ke mobil!" perintah Andra.
"Untuk?" tanya Nafisah. Apa inilah saatnya ia menjumpai ajalnya?
"Tidak perlu banyak tanya nona!," kata Andra berlalu meninggalkan Nafisah dan Dimas.
"Ayo!" Dimas hendak kembali memegang tangan Nafisah, namun langsung ditepis gadis bercadar itu.
"Saya bisa sendiri" ucap Nafisah.
Dimas tidak banyak ucap. Ia tahu jika seorang muslim tidak baik bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya. Nafisah mengikuti arah jalan Dimas. Lebih baik menurut daripada bertemu akhirat begitu pikir Nafisah.
INFO PENTING!!
Sebelum lanjut ke part selanjutnya, Aku kasih tahu dulu yah guys, Maaf jika dalam novel ini terdapat kesamaan nama ataupun tempat itu hanyalah ketidak sengajaan🙏. Saya selaku Author menulis novel ini dengan menguras otak saya bahkan berimajinasi😪. Sekali lagi kalau terdapat kesamaan itu hanyalah unsur dari ketidak sengajaan😊. Mohon pengertiannya!!
Jangan lupa dukungannya 👉 Like 👉 Komen 👉 Vote. 😄
KU TUNGGU KOMEN NEXT-NYA😉
🔫🔫🔫
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
AnysMentari
👍👍👍👍👍
2023-07-12
0
Sartika
awal yg bagus Thor
2022-02-14
0
¡🐰<«Yury_An »>🐰¡
menarik
2022-01-11
1