SELAMAT MEMBACA!
*****
"Ya Allah, Aku mau dibawa kemana ini?" batin Nafisah menerka-nerka.
"masuk!" ucap Andra kala mereka sudah sampai di tempat mobilnya di parkir.
"Sa-saya mau di ba-bawa ke mana?" tanya Nafisah terbata-bata dan jantungnya? Jangan tanya lagi sedari tadi tidak bisa dikontrol.
"Mau masuk sendiri atau saya yang bertindak?!" dingin, penuh penekanan, dan menakutkan. Ya, sungguh menakutkan mendengar ucapan dari Andra si bos mafia itu.
"Tidak usah saya bisa sendiri!" kata Nafisah ketus.
"Good!" seru Andra memberi kode pada Dimas untuk mengemudikan mobilnya.
Malam ini sungguh melelahkan untuknya. Sedikit bermain-main dengan bapak tua itu ternyata cukup menguras tenaga Andra. Di tambah harus bermain kejar-kejaran dengan Nafisah sungguh cukup menguras tenaga sang bos mafia itu.
Andra pun masuk ke dalam mobilnya. Dia duduk di jok belakang bersama dengan Nafisah. Nafisah yang merasakan seseorang duduk di sampingnya pun sedikit menggser tubuhnya. Nafisah hanya duduk dengan meremas jari-jarinya ketakutan.
"Siapa namamu?" tanya Andra tanpa menoleh.
Yang ditanya hanya diam membisu melirik ke samping kanannya hanya ada jendela, di samping kirinya si penanya mungkinkah dia bertanya pada dirinya sendiri? Dan di depan hanya ada dimas yang sedang megemudi. Tidak mungkinkan dia bertanya pada Dimas?
"Anda bertanya pada saya?" tanya Nafisah menunjuk wajahnya.
"Ya, kau kira saya sedang bicara dengan setan?" ucap Andra ketus.
"Oh, nama saya Nafisah. Nafisah Al Fithriyah" kata Nafisah singkat, padat dan jelas.
Andra menganggukkan kepalanya mengerti. Dia mengamati Nafisah dengan seksama dari kaki sampai kepala. Hanya ada kain tidak ada yang lainnya.
"Maaf, bisakah anda tidak menatap saya seperti itu?!" seru Nafisah. Ia tidak suka jika laki-laki yang bukan muhrimnya menatap lekuk tubuhnya.
"Tidak usah takut, kau bukanlah tipe ideal saya!" Ucap Andra dan memperbaiki kembali posisi duduknya.
Syukurlah.
Bukan perasaan sakit yang dirasakan Nafisah setelah mendengar ucapan Andra jika dia bukanlah tipenya, melainkan rasa syukur karena dirinya bukanlah tipe lelaki berjiwakan setan itu. Kalaupun iya, Nafisah akan berpikir seribu kali baru menjadikan Andra tipe idealnya.
"Kau tadi pasti sudah melihat semuanya bukan?" tanya Andra tiba-tiba.
Deg!
Nafisah menelan salivanya dengan susah payah. Pertanyaan Andra mampu membuat jantungnya yang tadi berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya berhenti berdetak. Apa yang harus dikatakannya sekarang?
Berkata iya, dia takut nasibnya sama seperti bapak tua itu. Ia masih belum siap berjumpa akhirat dan jika berkata tidak, itu artinya dia berbohong.
Berbohong bukanlah hal yang baik dan berbohong adalah dosa. Baik berbohong karena kebaikan maupun berbohong karena menutupi kebenaran. Yang namanya berbohong tetap saja dosa.
Doraemon! Jika kau benar adanya maka tolonglah Nafisah sekarang! Berikan dia pintu kemana saja milikmu agar dia bisa bebas dari kungkungan kedua pria kejam itu.
"Sa-saya..." Nafisah merasa tenggorokannya tercekat, lidahnya keluh untuk berucap.
"Jangan berbohong karena agamamu tidak membiarkan pengikutnya berbohong," ujar Andra.
Bukan suatu hal yang mustahil bagi seorang Andra Yudhiantara mengetahui hal itu. Dan jangan tanyakan darimana dia tahu!
"Ya, aku melihat bagaimana kalian menyiksan dan bagaimana kau menlenyapkannya dengan pistolmu itu!" Jelas Nafisah.
Andra menarik satu alisnya ke atas, "Jadi, apa hukuman bagi orang yang melihat semua kejadian itu Dimas?," Tanya Andra pada Dimas, namun matanya menatap Nafisah yang sudah dibanjiri keringat karena takutnya yang luar biasa.
"Hmm... Berikan pada Harimau peliharaan anda sepertinya bagus juga bos" Jawab Dimas menahan kekehannya.
Dia tahu jika bosnya ini tidak akan melakukan sesuatu yang membahayakan gadis bercadar itu. Jika mau, Bosnya sudah dari tadi menghabisinya dengan menancapkan satu pelurunya pada jantung Nafisah, Namun nyatanya itu tidak terjadi.
" Idemu bagus juga" Ucap Andra menyeringai.
Nafisah lagi-lagi menelan salivanya dengan susah. Ya rabb, mungkinkah ini akhir hidup dari gadis malang itu?
"Ma-maksudnya?" tanya Nafisah meskipun dia tahu maksud dari percakapan kedua pria itu.
"Tidak usah gugup seperti itu nona! Setelah malam ini kau akan merasakan hidup di surganya tuhanmu," jawab Andra tanpa dosa.
"sedikit bermain-main dengan gadis ini mungkin menyenangkan daripada bermain-main dengan Tiger," batin Andra berucap.
" Ya Allah, Apa aku harus mati ditangan si pria kejam itu atau aku akan mati diterkam harimau seperti kata pria bernama Dimas itu?" Batin Nafisah menerka-nerka.
Setelah percakapan yang menyiksa jantung Nafisah itu, tidak adalagi percakapan tambahan. Ketiga makhluk hidup itu sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Sampai pada akhirnya dimas berucap, "Kita sudah sampai bos"
Mereka sudah sampai di rumah besar dan mewah milik Andra.
"Ayo turun!" ucap Andra sebelum keluar dari mobil.
"Apalagi ini?" tanya Nafisah pada dirinya sendiri.
Nafisah pun ikut turun dari mobil. Dimas? Jangan tanya lagi, pria itu sudah berdiri tegak di samping bosnya. Nafisah melongoh pasalnya ia tidak tahu sejak kapan Dimas berada disana?
"Bawa dia masuk!" titah Andra berlalu meninggalkan Dimas.
"Ikut saya!" titahnya dan berjalan lebih dulu dan Nafisah mengekorinya di belakang.
Pintu utama rumah itu terbuka memperlihatkan barang-barang mewah yang ada didalamnya. Namun, ada satu hal yang membuat Nafisah merasa aneh. Rumah semewah ini nampak mengerikan dibanding rumah orang kaya pada umumnya begitu penilaian Nafisah.
Suasana rumah itu lebih mencekam dibanding kuburan. Mungkin saja rumah itu terikat dengan sang pemilik yang notebannya bos mafia.
Tidak ada hawa sejuk dari rumah ini, tidak ada suasan nyaman sama sekali. Rumah sebesar ini percuma ditinggali jika suasanya seperti ini.
"Dimana Andra?" tanya Dimas kala sudah berada di dalam rumah.
"Bos, masuk ke ruang kerjanya," jawab seorang wanita yang sepertinya seumuran dengan Nafisah, berpakaian serba hitam dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan dandanan natural senatural mungkin.
"Bos, memintaku untuk membawa dia ke kamar," tunjuk Wanita itu sembari mengamati Nafisah dari kaki sampai kepala.
"Bawa saja!" ucap Dimas acuh tak acuh dan berlalu meninggalkan kedua wanita seumuran itu.
"Ikut saya!" seru Wanita itu.
🔫🔫🔫
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
¡🐰<«Yury_An »>🐰¡
seruuuu
2022-01-11
0
Strawberry_berry
ninggalin jejak thor
2021-04-17
0
Legiyati Ahmad
nyimak..
2021-02-23
0