SELAMAT MEMBACA!
*****
Wanita itu membawa Nafisah menuju sebuah ruangan yang ada di lantai dua rumah mewah tersebut.
Nafisah tiada habisnya berdecak kagum dengan kemewahan rumah tersebut, namun Nafisah belum merasakan rasa sejuk didalam sana.
"Ini kamarmu," ucap wanita itu.
Nafisah mengernyit, "Kamarku?" tanya Nafisah mengulang kembali ucapan wanita itu.
"Iya," jawab wanita itu singkat tanpa embel-embel penjelasan.
"Kenapa harus begitu?" tanya Nafisah linglung.
Bukankah tujuan Andra membawanya kesini untuk melenyapkannya?
Lalu apa ini? Kenapa memberinya kamar di rumah ini?
"Tanyakan saja pada bos Andra tentang ini! Saya tidak tahu apa-apa," ujar wanita itu.
"Nafisah," Nafisah mengulurkan tangannya. Terserah apa yang dikatakan wanita yang tidak dia tahu namanya itu.
"Sofia!" balasnya dan menjabat tangan Nafisah singkat lalu melepasnya.
"Sepertinya di rumah ini hanya kamu wanita," tebak Nafisah. Karena menurut penglihatannya, dari gerbang sampai ke dalam rumah ini hanya ada pria yang dilihatnya dan hanya Sofia lah perempuan yang ia temui di dalam rumah itu.
"Memang di sini kebanyakan laki-laki dan bukan hanya saya perempuan di sini, tapi ada dua orang lagi," ujar Sofia.
"Tidak usah seformal itu!" seru Nafisah terlalu formal baginya harus menggunakan sebutan saya. Apalagi mereka seumuran.
"Baiklah. Sekarang istirahatlah," imbuh Sofia dan Nafisah pun mengangguk. Sofia kemudian berlalu meninggalkan Nafisah.
Nafisah membuka pintu kamar tersebut dan melangkahkan kakinya memasuki kamar yang luas tiada tara itu. Nafisah kembali menutup pintu kamar tersebut.
Di dalam kamar, tersedia ranjang berukuran king size cukup untuk empat orang, Sofa beserta mejanya, Tv full HD flat, walk in closet, beberapa pigura, bahkan disana ada kulkas mini, dan kamar mandi di dalam kamar. Benar-benar mewah dan tentunya melebihi kontrakannya.
"Ini kamar atau rumah? Besar sekali," Nafisah lagi-lagi berdecak kagum.
"Aku mau mandi, badanku sudah gerah tapi disini tidak ada pakaianku," gumam Nafisah.
" Kau butuh sesuatu?" tanya Sofia yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Nafisah.
"Kau, mengagetkanku," ucap Nafisah sembari mengelus-elus dadanya.
"Aku membawakanmu baju ganti," Ujar Sofia tanpa mengindahkan ucapan Nafisah.
Nafisah lalu menatap pelayan pria yang sedang memasukkan beberapa pakaian ke dalam walk in closet.
"Untuk apa semua itu?" tanya Nafisah. Pelayan terus saja berdatangan memasuki kamar yang ditempati Nafisah dengan membawa semua keperluan Nafisah.
"Untuk dipakai, untuk apalagi?" jawab Sofia ketus.
Nafisah mengamati Sofia dari bawah hingga ke atas. Sofia memiliki postur tubuh bak idol korea, rambutnya yang berwarna hitam panjang menambah paras cantik gadis itu dan sedikit polesan make up. Luar biasa!
"Ohiya, kenapa kau memakai pakaian itu?" tanya Sofia sedikit menyelidiki.
"Ini namanya cadar. Tujuannya untuk melindungi diri dan menutup aurat. Ini diperuntukkan hanya untuk agamaku," jelas Nafisah.
"Agama?" tanya Sofia dan Nafisah mengangguk.
Nafisah sadar jika dia dan Sofia berbeda agama, diperkuat oleh nama gadis itu yang terdengar sedilik kebarat-baratan.
"Kau bukan muslim?" tanya Nafisah hati-hati takut menyinggung gadis dihadapannya itu.
"Hmm.. tidak!" jawab Sofia. "Aku, berasal dari Jerman," lanjut Sofia.
"Aku mengerti," seru Nafisah.
"Tapi, aku bingung kenapa bos dan Dimas bisa membawamu kesini?" tanya Sofia. Ini merupakan pertama kalinya bagi bosnya itu membawa seorang gadis ke rumahnya. Kalau Nafisah adalah musuh bosnya kenapa tidak langsung dimusnahkan saja ditempatnya? Aneh!
"Ceritanya panjang. Lain kali aku akan menceritakannya," ucap Nafisah.
"Oke, aku permisi dulu," pamit Sofia dan dibalas anggukan kepala oleh Nafisah.
***
Di tempat lain di rumah mewah itu, Dimas baru saja mendudukkan bokongnya pada sofa ruangan pribadi Andra di rumah tersebut. Ruangan itu sedikit gelap dan hanya terdapat berbagai macam senjata api dan juga peledak didalam sana.
"Untuk apa lo membawa gadis itu kesini?" tanya Dimas.
Andra yang semula duduk membelakangi Dimas pun memutar kursinya menghadap Dimas, "Hanya sedikit bermain-main," jawab Andra.
"Bermain-main atau ada maksud lain di dalamnya?" tanya Dimas penuh selidik.
"Lo ini cerewet sekali," ketus Andra.
"Tidak seperti biasanya. Biasanya Lo langsung melenyapkan orang yang sudah melihat kejadian seperti itu, Baik disengaja ataupun tidak!" jelas Dimas.
"Hmm... gadis ini sedikit berbeda" Kata Andra sambil mengingat penampilan Nafisah.
"Lo suka sama Dia? Jangan bilang lo jatuh cinta pandangan pertama!" ucap Dimas lalu tertawa terbahak-bahak.
Tidak mungkinkan bos sekaligus sahabatnya ini jatuh cinta pada pandangan pertama? Seperti lagu dangdut saja, 'Pandangan pertama'. Konyol sekali!
"Kalau gue bilang iya, kenapa?" balas Andra serius membuat Dimas langsung menghentikan tawanya.
"Serius?" tanya Dimas memastikan. Bola matanya sudah membulat siap keluar dari tempatnya dan jangan lupakan mulutnya yang menganga.
Andra mengangguk. Entah sihir apa yang digunakan gadis bercadar itu hingga mampu membuat seorang Andra Yudhiantara jatuh hati padanya dan anehnya lagi pada pandangan pertama.
"Bukannya lo sendiri yang bilang jika gadis itu bukan tipe lo?" tanya Dimas. Kadang bosnya ini rada-rada pikun dan perlu diingatkan kembali.
"Apa gue harus mengatakan kalau aku mencintaimu? Oh ayolah, jangan konyol seperti itu!" ujar Andra sembari memainkan pistol kesayangannya.
"Kau yang konyol bodoh!" batin Dimas mengumpat kesal.
"Jangan mengumpati gue Dimas!" imbuh Andra tanpa menoleh ke arah tangan kanan sekaligus sahabat masa SMA-nya itu.
"Lo tahu aja," kata Dimas sambil menyengir kuda.
"Lalu kita apakan gadis itu?" lanjut Dimas.
"Mungkin gue akan menggurungnya disini! Sampai gue yakin dengan perasaan gue ini. Apa benar gue jatuh cinta atau hanya sekedar mengagumi saja!" Jelas Andra.
Sebelumnya, dalam hal apapun Andra tidak pernah melibatkan hatinya. Hatinya tidak pernah dibuka ataupun terbuka untuk gadis manapun dan tiba-tiba saja ia dipertemukan dengan gadis bercadar seketika itu juga perasaan aneh menjelajar dalam hatinya bahkan jantungnya terpompa dua kali lebih cepat.
"Gila!" umpat Dimas dengan suara pelan, namun masih bisa di dengar Andra.
"Aku mendengarnya," ketus Andra.
"Ternyata tidak hanya matanya saja yang tajam, telinganya pun sama tajamnya, gue kura dia tuli," batin Dimas tertawa.
"Beritahu Sofia, siapkan semua keperluan gadis itu!" titah Andra.
"Baik bos," balas Dimas, lalu meninggalkan Andra.
Andra menekan telinga kanannya. Dimana disana terdapat Complete separation type.
Complete separation type adalah jenis headset terpisah yang merupakan jenis bluetooth headset yang paling baru dengan harga dapat menjangkau jarak jauh. Betereinya dapat awet hingga berjam-jam non-stop saat pemakaian.
"Halo," Sapa orang di sebelah sana.
"Cari informasi tentang Nafisah Al Fithriyah!" perintah Andra pada orang di seberang sana.
"Dapat," balas orang disebelah sana.
"Good! Bacakan!" titah Andra pada Rio, Hacker andalannya.
"Nama Nafisah Al Fithriyah, umur dua puluh tiga tahun, agama Islam, anak kedua dari Hamish Abdullah dan Harfizah Zahilia. Mempunyai kakak perempuan bernama Amira Humaira Ramadhani. Bekerja di perushaan yang bergerak dibidang produksi makanan ringan. Berasal dari kota A dan merantau ke kota J. Status saat ini masih single atau sendiri. Tidak ada hal spesial darinya," jelas Rio setelah berhasil mencuri data pribadi Nafisah dari perusahaan tempat Nafisah bekerja.
"Baiklah!" seru Andra. "Kembali bekerja!" perintah Andra lalu mengakhiri panggilannya.
"Menarik," kata Andra menyunggingkan senyum miringnya.
🔫🔫🔫
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
𝙉𝙪𝙧𝙁𝙖𝙞𝙙𝙖
bukan salat, tapi sholat klw boleh kasi saraan nulis nya itu di perbaiki dikit,, tapi aku suka 🙏
2021-02-24
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
mafia jatuh cinta
2021-01-20
0
Khia Ibunya Ghibran
bos mafia love love dgn wanita bercadar,,seru seru seru
2021-01-13
2