Istri Imutku
Semua keluarga besar Melviano hari ini tengah berkumpul di rumah utama yang sekarang di tempati oleh Muhammad Dylan Melviano dan Serena Cyara Melviano yang tak lain adalah orang tua dari Muhammad Devan Melviano dan Muhammad Devin Melviano.
Semua keluarga besar Melviano kali ini tertawa bahagia. Mulai dari Adhitama Melviano dan Hannafi Melviano yang tak lain adalah Opa dan Oma dari Muhammad Devan Melviano dan Muhammad Devin Melviano.
"Hei, sini kamu cucu nakal" ucap Hanna sambil menunjuk ke arah Devan.
"Iya Oma" ucap Devan sambil menghampiri sang Oma yang sekarang sedang duduk di atas kursi roda.
Tak
Hanna menjitak kepala cucunya yang menurut dia itu nakal yang tak lain adalah Devan.
"Aduh. Oma kok jahat banget sih semenjak pulang dari New York" rintih Devan sambil memegang kepalanya yang telah di jitak oleh sang Oma.
"Dasar cucu nakal. Kamu yang jahat sama Oma. Kapan kamu mau bawa cucu menantu ke rumah ini? Oma sudah ingin menggendong cicit. Apa kamu paham?" ucap Hanna dengan tatapan tajam.
"Jodohnya belum datang Oma" jawab Devan dengan santai.
"Kalau jodohnya belum datang ya di cari Devan" kali ini bukan Hanna sang Oma yang bersuara. Melainkan Serena sang Mama.
"Duh duh duh Mama ku sayang. Mencari jodoh itu tak semudah mencari sayuran di pasar" ucap Devan sambil geleng - geleng.
"Heh, maksudmu itu mencarinya sesusah mencari intan permata gitu?" ucap Hanna dengan ketus.
"Kira - kira gitu deh Oma" ucap Devan dengan datar.
"Ck, anak ini di bilangin kok susahnya minta ampun. Inilah jadinya kalau anak mengikuti titisan sang papa" batin Hanna mengumpat dalam hatinya.
"Devan, kapan lagi kamu mau menikah? Usia kamu itu udah 24 tahun. Usia segitu Papa udah punya kamu lho" sindir Dylan sang Papa.
Devan hanya menatap sinis sang Papa yang kini sedang memojokkannya. Iya, memojokkan dirinya! Titik nggak pakai koma.
"Buruan nikah! Papa mau pensiun biar bisa berduaan sama Mama" ucap Dylan sambil merangkul pinggang Serena di hadapan Mama dan Anaknya.
"Kalau mau mesra - mesraan itu tahu tempat dong Pa" sindir Devan kepada Papanya.
Ciit
Serena mencubit gemas perut sang Suami yang mesra - mesraannya nggak tahu tempat.
"Aduh Ma, sakit" rintih Dylan ketika mendapatkan hadiah cubitan dari sang Istri.
"Makanya kalau mau mesra - mesraan tuh tahu tempat. Jangan di depan Devan sama Mama" bisik Serena kepada sang Suami.
"Pa, jangan menodai mata Devin yang masih suci ini. Kalau Mama sama Papa mau mesra - mesraan itu di kamar aja. Mau di buatin adek untuk Devin juga nggak papa" ucap Devin yang tiba - tiba muncul di antara mereka.
"Good" gumam Devan sambil menyungingkan senyuman di wajah tampannya.
"Siapa yang mau kasih kamu adik? Usia segini papa itu udah cocok buat gendong cucu lho. Benarkan Ma?" ucap Dylan sambil tersenyum bahagia membayangkan menggendong seorang cucu.
"Iya, benar kata Papamu" ucap Serena yang ikut membenarkan ucapan sang Suami.
"Siapa yang mau nikah Pa? Davin umurnya masih 20 tahun. 2 tahun lagi baru lulus kuliah" ucap Davin yang usianya terpaut 4 tahun dengan sang Kakak.
"Siapa lagi kalau bukan Devan" jawab Dylan santai.
Devan menggeram kesal karena perkataan sang Papa. Bisa - bisanya menyuruh dirinya menikah di kala belum mempunyai calon Istri. Gimana mau mikah coba, orang pacar aja nggak punya apa lagi calon Istri.
"Tuh kan Mas, anakmu banget. Sikapnya itu lebih dingin dari kamu" ucap Serena yang menyalahkan sang Suami.
"Iya. Emang Devan mirip banget sama aku. Orang dia anak aku kok" jawab Dylan dengan santai.
"Siapa juga yang bilang si Abang anaknya tukang bakso Pa?" ucap Devin sambil terkekeh.
"Dasar adik laknat" umpat Devan dalam hatinya.
"Walaupun hasilnya sangat mirip seperti aku, tapi kamu suka kan waktu buatnya sama kau" bisik Dylan tepat di samping telinga sang Istri.
"Ih, apaan sih" bisik Serena kepada Suaminya dengan wajah merah karena malu.
"Hahaha, lihatlah wajah Mama. Terus godain Mama, Pa" ucap Devim sambil terkekeh.
"Kyaaa. Beginilah jadinya kalau anak - anakku mengikuti titisan Papanya. Udah dingin, nyebelin lagi" teriak Serena dalam hatinya.
"Hei cucu laknat" ucap Adhitama pada cucu pertamanya yang tak lain adalah Devan.
"Opa" ucap Devan yang sedikit terkejut.
"Kenapa? Kamu terkejut karena Opa tiba - tiba masuk?" tanya Adhitama kepada Devan.
"Hmmm" Devan hanya menjawab dengan deheman. Namun Adhitama tahu maksud dari deheman sang cucu yang menurutnya laknat itu.
"Kalau ada Oma di sini, pastilah ada Opa. Benarkan sayang" ucap Adhitama sambil memeluk Hanna yang masih duduk di atas kursi roda.
Seakan tak mau kalah dari pasangan Adhitama dan Hanna, pasangan Dylan dan Serena pun mulai melakukan adegan romantis di depan anak - anak mereka.
Devin refleks memeluk tiang yang ada di sampingnya. Sedangkan Devan, jangan di tanya karena dia hanya cuek saja dan sesekali memainkan ponselnya.
"Huuu, kasihan banget sih yang nggak punya untuk di peluk" ledek Adhitama kepada cucu pertamanya.
Devan hanya menatap sinis sang Opa. Devan tak senang jika dirinya menjadi bahan ledekan semua orang.
Tiba - tiba, datanglah 2 orang gadis cantik dari taman belakang yang tak lain adalah sepupu dari Devan dan Devin. Mereka adalah saudara kembar dari adik Dylan yang bernama Anyuna Xynerva Melviano dan Anyura Xynerva Melviano. Kedua gadis kembar identik ini berusia 17 tahun.
"Kakak" ucap Anyura yang langsung bergelayut manja di lengan sang kakak sepupu.
"Hei Yura, jangan ambil kakakku" ucap Anyuna yang baru saja menghampiri kakak sepupunya dan adik kembarnya.
"Ini kakakku" ucap Anyura dengan tatapan sinis kepada kakak kembarnya.
"Ini kakakku" ucap Anyuna sambil memegang lengan Devan yang tidak di pegang oleh adik kembarnya.
Baru saja Anyura akan berbicara, Devan sudah memotongnya.
"Sudah sudah, kalian ini adiknya kakak Devan. Kakak sayang sama kalian" ucap Devan sambil mengelus kepala kedua saudara kembar tersebut.
"Kakak beneran sayang sama kami?" tanya Anyura kepada Devan.
Devan pun menjawab dengan anggukan kepalanya pertanda dia sayang kepada kedua sepupunya.
Anyuna mengirimkan isyarat kepada adik kembarnya dengan kedipan mata. Anyura sudah tahu arti dari kode itu.
"Kakak mau kan menuruti permintaan kami?" tanya Anyura dengan mata puupy eyes nya.
"Kakak akan menuruti permintaan kalian. Mau itu cari ke ujung dunia, kakak bakalan turutin" ucap Devan sambil tersenyum lembut.
Semua orang yang berada di sana menahan tawanya ketika mendengar ucapan Devan. Mereka tahu apa yang di inginkan oleh kedua gadis tersebut, yaitu memberikan mereka kakak ipar.
Sama dengan permintaan mereka semua. Namun bersiaplah saja, kedua gadis kecil ini akan mendapatkan penolakan mentah - mentah dari kakak sepupunya.
Namun dengan bakat Anyuna dan Anyura yang pandai berakting, pasti Devan akan menuruti permintaan keluarganya yang terbilang susah untuk di penuhi.
"Kakak" panggil Anyuna dengan lembut.
"Hmmm" jawab Devan dengan deheman saja karena dia sedang memainkan ponselnya.
"Kakak mau kan memberikan kami kakak Ipar yang cantik dan baik hati?" ucap Anyura yang sontak saja membuat Devan memelototkan matanya.
"Apa katamu?" tanya Devan dengan tatapan mengintimidasi.
"Kakak Ipar" jawab Anyuna dengan lirih.
Devan masih bisa mendengar perkataan adik sepupunya.
"Kalau jodohnya kakak udah datang, pasti bakalan kakak nikahin deh" jawab Devan dengan santai.
Devan pasrah saja dengan kehendak Allah Swt. yang kapan akan mempertemukan dirinya dengan jodohnya. Mungkin saja hari ini, besok, atau kapanlah itu.
"Aaaa, kak Devan mau kasih kita kakak Ipar" teriak Anyuna dan Anyura sambil berjoget ria.
"Yuna, Yura, sepertinya kalian berbakat untuk menjadi artis FTV. Cobalah kalian mengikuti casting Film" ucap Devan yang langsung membuat kedua gadis itu berhenti berjoget ria.
Anyuna dan Anyura saling berpandangan. Tiba - tiba saja terlintas di benak mereka untuk menjadi artis FTV seperti yang di katakan oleh kakak sepupu mereka. Tidak ada salahnya mencoba kan?
"Aaaa, Kami mau jadi artis FTV" teriak Anyuna dan Anyura dengan histeris.
"Asalkan kakak jadi memberikan kami kakak Ipar" sambung Anyuna dan Anyura sambil tertawa riang.
Semua orang yang ada di ruangan ini pun tertawa, termasuk Muhammad Demian Melviano dan Amanda Friska Melviano yang tak lain adalah kedua orang tua dari Anyuna dan Anyura. Demian dan Amanda yang baru memasuki ruangan ini pun langsung tertawa mendengar penuturan kedua anak kembar mereka.
Sementara Devan, dia tak pernah berhenti untuk mengumpatkan seluruh keluarganya yang menyuruhnya untuk segera menikah.
"Cucu mantu, Calon mantu, Kakak Ipar. Ada lagi kah?" umpat Devan dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
🍬🧀Kara
Holla thor, Cece mampir
2020-09-14
3
🌠SUERNI🌠
aku mampir kak. semangat yak
2020-08-16
1
tiara
lanjut bacanya
2020-08-14
2