Ch 4 - Restu

"Benarkah itu Chalista?" tanya Chandra dengan dahi yang berkerut.

Chalista hanya memberikan jawaban dengan anggukan kepalanya. Wajahnya tampak memerah karena menahan malu. Malu karena mengaku harus saling mencintai.

"Kami sebenarnya kenal belum lama ini Om. Tapi saya sudah jatuh cinta dengan putri Om sejak pertama kali bertemu" ucap Devan sambil tersenyum.

"Sepertinya aku sudah mulai jatuh cinta pada gadis kecil ini" batin Devan yang baru menyadari.

"Biarlah jika kamu menganggap kata - kataku hanyalah lelucon atau tameng semata. Namun aku benar - benar sudah jatuh cinta Padamu Chalista" batin Devan sambil melirik ke arah Chalista yang sedang memangku bantal yang ada di sofanya.

"Kalian ini" ucap Chandra sambil tertawa ringan.

"Baiklah Devan, hari ini Om akui kamu sebagai calon Mantunya Om. Tolong kamu jaga Chalista baik - baik ya" ucap Chandra sambil tersenyum.

"Terima kasih Om. Siap, Devan akan menjaga Chalista dengan sepenuh hati" ucap Devan sambil tersenyum bahagia.

"Beginilah kalau kamu gantle man" ucap Chandra sambil menepuk pelan bahu Devan.

"Kapan kamu akan membawa keluargamu bertemu dengan Om?" tanya Chandra.

"Besok Om. Sekalian lamaran resminya. Kalau yang ini pribadi Om" ucap Devan sambil nyengir kuda.

"Oke lah. Om tunggu kedatangan keluargamu besok Van" ucap Chandra sambil menepuk lembut bahu sang Calon Menantu.

"Om, bolehkah saya mengajak Chalista untuk di perkenalkan kepada keluarga saya?" ucap Devan dengan ragu - ragu.

"Wah, rupanya kamu belum mengenalkan Chalista kepada keluargamu ya?" tanya Chandra.

Devan pun mengangguk mendengar perkataan sang Calon Mertua. Bagaimana mau mengenalkan coba, orang Devan dan Chalista baru bertemu 2 jam yang lalu kok.

"Baiklah. Bawalah Chalista bersamamu" ucap Chandra sambil tersenyum bahagia.

"Jangan lupa sampaikan salamku kepada Calon Besanku" ucap Chandra sambil tertawa ringan.

"Siap Om" ucap Devan dengan tersenyum.

Chandra hanya tersenyum melihat Calon Menantunya yang terlihat sangat bahagia.

"Devan dan Chalista pamit ya Om. Assalamualaikum Om" ucap Devan sembari menyalami Calon Mertuanya.

"Waalaikumsalam" jawab Chandra sambil tersenyum.

Chandra mengantar kepergian Putri dan Calon Menantunya sampai di teras rumahnya. Terlihat Devan yang menggenggam tangan Chalista sesekali tersenyum bahagia.

"Semoga saja kalian selalu bahagia Chalista dan Devan. Ayah senang melihat kalian bersama" batin Chandra sembari berjalan memasuki rumahnya.

Devan dan Chalista memasuki mobil milik Devan. Seperti biasanya, suasana di dalam mobil terasa hening. Mau bagimana lagi? Devan tak tahu bagaimana caranya memulai pembicaraan di antara mereka. Sedangkan Chalista, dia merasa tidak ada yang perlu di bicarakan dengan Devan.

Devan sesekali melirik Chalista yang masih asyik dengan lamunannya. Chalista memang lebih suka menyelam di dunia fantasinya yang ada di pikirannya sendiri dari pada harus berbicara tapi tidak tahu apa yang harus di bicarakan.

Devan terus mengemudikan mobilnya dengan senyuman yang tersungging di wajah tampannya. Beruntungnya Chalista tidak melihat senyumannya kali ini. Jika Chalista melihatnya, maka di pastikan Chalista menyamakan Devan seperti orang gila.

15 menit sudah perjalanan Devan dan Chalista dari rumah Chalista ke rumah keluarga Melviano. Kini mobil Devan sudah terparkir rapi di dalam garasi mobil.

Devan menggenggam tangan Chalista. Wajah Chalista memerah karena mendapat perlakuan seperti ini dari Devan. Siapa perempuan yang tidak akan meleleh jika di perlakukan seperti Tuan putri oleh seorang Muhammad Devan Melviano?

Tubuh Chalista bergetar, menandakan bahwa Chalista sedang menahan rasa gugupnya. Namun Devan menyadari itu. Devan pun memberikan pengertian kepada Chalista.

"Tenang saja Lista, Papa dan Mamaku orangnya baik. Tentu saja tidak seperti yang kamu bayangkan" ucap Devan sambil mengelus lembut puncak kepala Chalista.

Chalista pun mengangguk mendengarkan penuturan Calon Suaminya. Chalista berusaha meyakinkan dirinya seperti yang di katakan oleh Devan tadi. Walaupun masih terbesit sedikit rasa takut di hatinya.

Devan dan Chalista terus melangkah memasuki rumah keluarga Melviano yang kini di tempati oleh Dylan dan Serena, Papa dan Mama Devan serta Devin.

Tak lama kemudian, Devan dan Chalista memasuki ruang keluarga. Ruang di mana Papa, Mama, Opa, Oma, Adiknya, Kedua Sepupunya, serta Om dan Tantenya berada.

Terlihat ekspresi terkejut dari mereka semua. Bagaimana tidak? Tadi Devan pergi membeli Es krim, lalu pulangnya membawa gadis yang cantik. Aneh bukan?

"Ini Calon Menantunya Mama ya Van" ucap Serena sambil tersenyum bahagia.

Devan hanya membalas perkataan sang Mama dengan anggukan kecil.

Tentu saja jawaban ini membuat semua orang senang. Karena apa yang di tunggu - tunggu kini sudah datang, yaitu Devan membawa seorang gadis untuk di jadikan Istrinya.

"Siapa namamu cantik?" tanya Serena kepada Chalista.

"Nama saya Chalista Indriana Safitri, biasa di panggil Lista" ucap Chalista sambil tersenyum malu.

"Subhannallah, cantik sekali Calon Menantu Mama" puji Serena kepada Chalista.

"Ah, terima kasih Tante" ucap Chalista dengan wajah yang merah merona.

"Emmm, panggilnya Mama dong. Nanti kan Lista sayang bakalan jadi Menantu Mama" ucap Serena dengan ekspresi wajah sedih yang di buat olehnya.

"Iya Mama" ucap Chalista yang sebenarnya agak malu ketika mengucapkan kalimat 'Mama' .

"Sama - sama sayangnya Mama. Ayo ikut Mama" ucap Serena sembari menarik tangan Chalista.

Chalista hanya pasrah saja dengan kelakuan Calon Mama Mertuanya itu.

"Lista" panggil Devin dengan ekspresi wajah yang terkejut.

"Vin, kok kamu tahu namanya Chalista sih? Padahal kan Mama belum kasih tahu kamu kan?" ucap Serena dengan bingung.

"Mamaku sayang, Chalista ini adalah sahabatnya Devin. Wajarlah jika Devin kenal sama Chalista" ucap Devin dengan tersenyum.

"Jadi Devin Anaknya Mama?" tanya Chalista kepada Serena.

Serena hanya mengangguk pertada dia memberikan jawaban 'Iya' kepada Chalista.

Chalista yang tadinya nampak terkejut sekarang berubah menjadi gembira. Sudah satu minggu dia belum bertemu dengan kedua sahabatnya, yaitu Muhammad Devin Melviano dan Nadine Sifanya Faresta.

"Aaa Devin. Aku rindu sama kamu" teriak Chalista sembari memeluk Devin.

"Aku juga rindu sama kamu Lista" ucap Devin sembaru membalas pelukan Chalista.

"Kamu kemana saja satu minggu ini tidak datang ke kampus?" tanya Devin sembari melepas pelukannya dengan Chalista.

"Aku sakit Vin. Alhamdulillah hari ini udah sembuh" ucap Chalista sambil tersenyum kecil.

"Alhamdulillah, aku senang mendengarnya" ucap Devin sambil tersenyum.

"Halo cantik. Ini Oma. Kamu pasti Calon Cucu Menantuku kan?" tanya Hanna yang tiba - tiba datang dengan Serena yang mendorong kursi rodanya.

"Halo Oma. Saya Chalista. Oma bisa memanggilku Lista" ucap Chalista sembari mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Hanna yang duduk di atas kursi roda.

"Baiklah, aku akan memanggilmu Lisa" ucap Hanna sembari tersenyum bahagia.

"Namanya Lista Oma" ucap Devan yang tiba - tiba datang ke arah Chalista.

"Hei Cucu Laknat. Terserah aku akan memanggilnya apa" maki Hanna kepada Devan yang berani memprotes dirinya.

"Anggap saja itu panggilan spesial dari Oma untukmu sayang" ucap Hanna sembari tersenyum kepada Chalista.

"Baiklah Oma" ucap Chalista sembari membalas senyuman Hanna.

"Wah, rupanya di sini ada Calon Menantuku" ucap Dylan sembari tertawa kecil.

Wajah Chalista langsung berwarna merah karena malu dengan perkataan sang Calon Papa Mertuanya.

"Rupanya Calon Cucu Menantuku sangatlah cantik. Tidak salah kamu memilihnya Van" ucap Adhitama sembari menepuk pelan bahu Devan.

"Ini baru Devan" ucap Devan sembari menepuk lembut dadanya.

Semua orang pun tertawa mendengar perkataan Devan yang terbilang narsis tingkat dewa.

"Calon Keponakanku ini cantik sekali. Iya kan Pa?" tanya Amanda kepada suaminya.

"Iya dong" ucap Demian dengan semangat '45 nya.

"Ah Tante ini bisa saja. Terima kasih Tante" ucap Chalista dengan wajahnya yang memerah.

"Sama - sama sayang" ucap Amanda sembari mencubit gemas pipi Chalista.

"Wah, Kakak Ipar cantik sekali" teriak Anyuna dan Anyura dengan histeris.

"Terima kasih" ucap Chalista sembari tersenyum kecil.

"Sama - sama Kakak Ipar" ucap Anyuna dan Anyura sambil tersenyum.

"Perkenalkan namaku Anyura Xynerva Melviano, dan dia Kakak Kembarku, Anyuna Xynerva Melviano" ucap Anyura sembari menjabat tangan Chalista.

"Perkenalkan namaku Chalista Indriana Safitri. Kalian bisa memanggilku Kak Lista ya" ucap Chalista sembari tersenyum lembut.

"Ah, aku tidak mau memanggil Kakak dengan sebutan Kak Lista" ucap Anyuna dengan ekspresi wajah yang cemberut.

"Kenapa?" tanya Chalista dengan dahi yang berkerut.

"Karena kami ingin memanggil kakak dengan sebutan Kakak Ipar" ucap Anyuna dan Anyura secara bersamaan.

"Hahaha" tawa Anyuna dan Anyura ketika sudah berkata seperti itu kepada Calon Kakak Iparnya.

Terpopuler

Comments

𝓛𝓲𝓵 𝓶𝓮𝓸𝔀

𝓛𝓲𝓵 𝓶𝓮𝓸𝔀

semangat kak! aku like sampai sini ya...aku kasih rate5 juga..jangan lupa feedback 💕

2020-09-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!