Suara ketukan di pintu membuat Miya terlonjak kaget. Ia melompat turun dari tempat tidur.’’Masuk!’’ Seorang pelayan wanita setengah baya masuk . Miya tidak tahu siapa namanya karena sejak kedatangannya ke rumah ini ia sama sekali belum di perkenalkan kepada para pelayan di rumah ini. ‘’Makan malam telah siap."
‘’Baik. Aku akan segera turun. Terima kasih’’. Ruang makan terlihat penuh cahaya dan ruangan itu sangat indah dan sangat mewah . Sebuah meja yang sangat panjang dengan deretan kursi berjajar ada berbagai macam hidangan makan malam yang sangat mewah dan enak. Miya berpikir makanan ini adalah makanan termewah yang dilihatnya. Bibi Adelina telah duduk di salah satu kursi makan dan menyambut kedatangannya dengan senyuman ramah.
‘’Duduklah!’’kata Adelina. Miya duduk di depan bibinya dan pelayan mulai menyiapkan makan malam untuk mereka. Ia baru menyadari pamannya tidak berada di sana. ‘’Paman Fabian ada dimana?’’
‘’Malam ini dia sedang pergi. Mungkin akan pulang larut malam nanti. Malam ini kita makan berdua saja."Miya mengangguk mengerti dan ia pun kembali teringat ketika pamannya menerima panggilan dari seorang wanita. Pasti paman Fabian sedang kencan pikirnya. Makanan yang telah tersaji di piringnya membuat air liurnya akan menetes. Tanpa ragu lagi Miya langsung memakannya. ‘’Kau suka makanannya?’’tanya bibinya. ‘’Aku suka. Makanan ini sungguh enak."
‘’Syukurlah. Aku kira makanan ini tidak cocok denganmu."
Ruangan makan yang begitu besar hanya ada mereka berdua membuat suasana di ruang makan itu terasa sangat sepi. Tidak seperti di rumahnya ketika makan akan selalu ramai. Ia selalu berebutan piring atau makanan dengan adiknya ketika saat makan tiba dan juga teguran dari ayah dan ibunya. Miya merindukan suasana itu. ‘’Ini adalah malam terakhir aku disini,’’kata bibinya tiba-tiba.‘’Apa maksud bibi?’’
‘’Besok aku akan pulang ke London."
‘’Eh, bukannya bibi tinggal disini?’’
‘’Tidak Miya. Aku tidak tinggal disini. Aku datang kesini hanya untuk menyambut kedatanganmu. Mulai besok hanya ada kamu dan Fabian di sini. Tenang saja, kakakku akan menjagamu dengan baik. Dia tidak akan berani berbuat macam-macam denganmu, kalau dia berani macam-macam denganmu, kamu bisa memberitahuku kapan saja."
‘’Terima kasih bibi Adelina." Miya tersenyum kepada bibinya. Miya tidak dapat membayangkan akan hidup berdua dengan pamannya di sini. Ia tidak tahu kehidupan macam apa yang akan ia jalani di sini bersama dengan pamannya. Paman yang selalu membuat jantungnya berdebar kencang. Bisa-bisa ia terkena serangan jantung batinnya .Miya berharap semuanya akan baik-baik saja.
♪♪♪♪
Fabian yang sedang berada di apartemen Helena yang mewah memperhatikan wanita itu ketika ia membuatkan kopi untuknya. Helena adalah seorang model yang sangat cantik, anggun,memiliki tubuh yang sangat indah . Dia sungguh berbeda dengan Miya. Miya.....Sorot matanya melembut ketika ia menyebutkan namanya dalam hati. Sekarang dia sedang apa ya? Apa dia sudah makan malam? Apa dia sedang tersesat lagi di rumah? Atau dia sedang tidur? Fabian dikejutkan oleh Helena yang melingkarkan tangannya ke lehernya dari belakang, lalu mengecup pipi Fabian.‘’Apa yang sedang kamu pikirkan?’’
‘’Tidak ada."Helena kemudian duduk di samping Fabian dan menatapnya dengan pandangan mendamba. Fabian mengerti apa yang diinginkan Helena sekarang yaitu sebuah ciuman darinya. Fabian akhirnya mencium Helena dengan rakus. Selama sesaat mereka berciuman panas dan mereka berdua menikmatinya, tapi kali ini ia tidak merasakan apa pun dari ciumannya. Tidak ada gairah sama sekali. Terasa hambar. Tiba –tiba dalam benak Fabian muncul sepasang mata berwarna aquamarine yang sangat indah sedang menatapnya. Fabian mengenali siapa pemilik mata itu yang tidak lain adalah milik Miya. Ia segera mengakhiri ciumannya dengan Helena yang membuat wanita itu bingung.’’Ada apa Fabian?’’
‘’Aku sebaiknya pulang saja."
‘’Tapi bukankah tadi kamu memutuskan untuk melewatkan malam ini bersamaku disini?’’ tanyanya dengan wajah kecewa. ‘’Maafkan aku. Sepertinya malam ini tidak bisa. Aku harus segera pulang." Fabian kembali mengenakan mantelnya yang ia sampirkan dikursi dan pergi begitu saja meninggalkan Helena dengan wajah terheran-heran bercampur kecewa dan bingung.
Halaman Castalia mansion terlihat sangat terang, ketika mobil yang dikendarai oleh Fabian mulai datang mendekat. Seorang kepala pelayan membukakan pintu untuknya.’’Selamat malam tuan Fabian!’’
‘’Selamat malam ! Apa adik dan keponakanku sudah tidur?’’
‘’Sepertinya sudah tuan."Ada rasa kecewa terlintas dalam wajahnya. Fabian kembali berjalan, lalu ia membalikkan badan.’’Kamu tidak perlu menyiapkan makan malam untukku. Aku tadi sudah makan malam."
‘’Baik tuan Fabian."
Fabian menaiki tangga dengan cepat menuju kamarnya. Sebelum sampai di kamarnya ia melewati kamar tidur Miya, kemudian ia tiba-tiba menghentikan langkahnya dan memandangi kamar keponakannya itu. Ada godaan yang muncul dari dalam hatinya untuk masuk ke dalam kamar gadis itu. Fabian membuka pintunya. Perlahan-lahan ia berjalan mendekati tempat tidur, lalu duduk di sampingnya. Miya sedang tertidur dengan nyenyaknya. Fabian mengelus pipinya yang halus dan menyentuh rambutnya , lalu diciumnya rambut yang memiliki wangi strawberry itu.
Sebuah senyuman mengambang di wajahnya, lalu matanya melihat ke arah bibir mungil Miya .Cepat-cepat ia membuang keinginan itu jauh-jauh untuk menciumnya. Ia tidak mungkin untuk menciumnya. Tanpa sadar gerakan tangan Fabian menyentuh bibir Miya yang sangat lembut. Ia ingin sekali merasakan kelembutan bibir gadis itu di bibirnya. Hanya kali ini saja aku akan menciumnya. Hanya kali ini saja.Janjinya pada diri sendiri.
Fabian menundukkan kepalanya, lalu mengecup pelan bibir gadis itu. Ia takut Miya akan terbangun dan menangkap basah apa yang telah ia lakukan kepadanya. Miya tidak bangun dan membuat hatinya lega. Sekali lagi ia menciumnya dan kali ini bukan hanya sekedar kecupan ringan. Fabian menciumnya lebih lama, kemudian melumatnya dengan lembut.
Ia merasakan kelembutan bibir gadis itu di bibirnya yang membuatnya terbuai dalam kehangatan. Bibirnya begitu manis dan memabukkan. Miya bergerak dan membuat pria itu ketakutan, tapi hatinya kembali mendesah lega, ketika Miya bergerak hanya untuk merubah posisi tidurnya. Fabian tersenyum senang. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu.’’Selamat malam, my Miya !’’
Fabian berdiri dan berjalan pelan-pelan meninggalkan Miya di kamarnya sendirian [ ].
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Julio Stevaning
awas ada pencuri😃😃
2021-07-18
0
aisya_
miya pintu harus di kunci pake gembook yg kuat, bahayyaaaa
2021-06-16
0
Dewi Dewi Ahmat
huh kyk nya fabian suka sama miya,,
2021-06-06
0