2. Pertemuan

Los Angeles

Hujan deras mengguyur kota Los Angeles. Seorang pria duduk disebuah sofa yang berada disebuah bar ternama di kota itu. Suara alunan musik terdengar sangat merdu. Suasana bar itu terlihat sepi . Lampu-lampu temaram menghiasi bar itu. Pria itu memandangi cairan merah yang ada ditangannya.Tatapannya sangat kelam sekelam beludu . Perlahan-lahan ia menyesap minuman itu. Brendi yang diminumnya adalah brendi termahal yang ia pesan, tapi minuman itu tidak juga meredakan keresahan hatinya. Tidak lama kemudian teman kencannya datang . Pria itu menyuruh sang gadis untuk duduk disampingnya, lalu merangkul bahunya.

''Kau lama sekali, sayang,''katanya dengan suara serak lembut yang menggoda. Teman kencannya yang baru dikencaninya dua minggu yang lalu adalah wanita yang cantik dan bertubuh molek. Kulitnya sangat halus dan tubuhnya sangat harum terlebih lagi wanita itu memiliki tubuh yang sangat seksi. Pria itu tersenyum memikirkan untuk mengajaknya bermalam di hotel. Wanita itu mengelus wajah pria itu, lalu tersenyum dengan manis.''Maaf tadi ada sedikit kemacetan di jalan. Kau tidak marah kan, sayang?''

''Tidak. Aku tidak marah. Hanya tadi aku merasa bosan disini karena menunggumu."

Pria itu kemudian menciumnya dengan penuh gairah yang di balas sama bergairahnya oleh teman kencannya. ''Malam ini kau sangat cantik. Aku ingin kau menemaniku malam ini."

Wanita itu tersenyum.

Mereka berdua akhirnya keluar dari bar menuju hotel . Di kamar hotel pria itu langsung duduk. ''Ada apa Fabian? Malam ini kau tidak seperti biasanya?''

''Tidak ada apa-apa . Aku hanya lelah saja. Akhir-akhir ini pekerjaanku di kantor sangat banyak."

''Kau yakin tidak apa-apa?''tanya wanita itu memastikan. Ada sedikit rasa cemas di matanya.

''Aku yakin. Jangan cemas! Aku mau ke kamar mandi dulu."

Wanita itu tersenyum sedang menikmati nasib baiknya dengan mengencani seorang pengusaha tampan yang banyak dincar oleh wanita, tapi sayang belum ada seorang wanita pun yang dapat meluluhkan hatinya setelah kematian istrinya. Sejak saat itu Fabian tidak pernah membuka hatinya kepada wanita lain dan saat ini para wartawan selalu memburunya ingin mengetahui kehidupan pribadinya yang penuh dengan gosip.

Tangan wanita itu mengusap-usap dada Fabian dan berbisik di bibirnya. ''Aku akan membuatmu melupakan segalanya malam ini." Wanita itu kemudian mengecupnya. Setelah percintaannya yang panas dengan teman kencannya, Fabian memutuskan pulang lebih dulu.

Angin malam yang dingin bertiup menerpa dirinya. Matanya terlihat kelam dan wajahnya nampak muram seperti suasana hatinya saat ini. Selama ini ia selalu merasa tidak nyaman akan hidup yang dijalaninya. Fabian merasa tidak puas dengan kehidupannya sekarang. Baginya hidupnya terasa membosankan meskipun ia memiliki segalanya dalam hidupnya. Uang, kekuasaan dan wanita. Ia dapat dengan mudah mendapatkan sesuatu yang dinginkannya, tapi di sudut ruang hatinya terasa kosong dan hampa. Tidak ada rasa hangat yang menyelimuti jiwanya.

Fabian masuk ke dalam mobilnya. Selama perjalanan ia terus memikirkan hidupnya yang terasa membosankan. Hidupnya hanya ada hitam dan putih tidak berwarna sama sekali. Hari sudah menjelang tengah malam, ketika ia memasuki pusat perkotaan yang masih terlihat sangat ramai. Ia melihat sebuah bar yang masih ramai dan ia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, lalu masuk ke bar itu. Setelah puas minum, ia memutuskan pulang dengan menggunakan taxi, karena ia tidak bisa mengemudi saat dirinya telah banyak minuman beralkohol.

Ia berjalan beberapa meter dari bar untuk mendapatkan taxi untuknya dan pada saat itu ia melihat ada beberapa pria yang sedang menganggu seorang gadis disebuah jalanan yang sangat sepi. Gadis itu terlihat sangat ketakutan dan berusaha untuk merebut tasnya, bahkan salah satu dari mereka memukulnya dengan keras sampai wanita itu terjatuh. Rasa kemanusiaannya mendorong Fabian untuk segera menolong gadis itu meskipun ia benci wanita, tapi ia tidak suka ada seseorang yang menyakiti wanita.

Tanpa ragu-ragu lagi Fabian menghajar keempat pemuda itu dengan membabi buta dan tanpa ampun. Gadis itu melihat dengan mata ketakutan dan wajahnya basah oleh air mata. Keempat pemuda itu telah babak belur dan memilih untuk lari. Fabian membalikkan badan dan melihat gadis itu duduk merapat ke dinding sambil memeluk kedua lututnya.

Tubuhnya gemetar dan penampilan wanita itu nampak berantakan. ''Kau tidak apa-apa?'' tanya Fabian dan berusaha menyentuh bahu gadis itu yang gemetaran, tapi tangannya langsung ditepis olehnya yang masih ketakutan.''Jangan takut! Aku bukan orang jahat,''ucapnya selembut mungkin tidak ingin membuatnya tambah takut lagi.

Gadis itu mendongkak. Sepasang mata berwarna aquamarine menatap Fabian dengan tatapan ketakutan. Bibirnya bergetar. ''Te...terima kasih." Fabian tersenyum menenangkan dan gadis itu tidak takut lagi. Ia itu tahu sekarang ia berada ditangan orang yang baik. Hatinya yang mengatakan itu. Tiba-tiba gadis itu pingsan membuat Fabian panik.''Hei...hei...sadarlah!''

Fabian menepuk-nepuk wajahnya.''Sial!''

Cepat-cepat Fabian mengendong wanita itu dan tidak lama kemudian ia mendapatkan taxi.

Di dalam Taxi Fabian terus memperhatikan wanita yang berada dalam pangkuannya. Ia menyingkirkan rambut dari wajahnya yang basah oleh air mata. Gadis mungil dan cantik. Jari-jarinya yang panjang menelusuri setiap lekuk wajah gadis itu. Kulitnya terasa halus di tangannya yang terasa dingin. Garis bibir Fabian yang lurus membentuk sebuah senyuman.

Gadis itu bangun keesokan paginya. Ia terkejut melihat seorang pria sedang memperhatikannya. Matanya membelalak lebar.''Si..siapa kau?''

''Apa kamu tidak ingat aku?''

Gadis itu berpikir sejenak dan menyadari kalau ia tidak berada di hotel tempat ia menginap. ''Sekarang aku ingat. Kamu adalah orang yang sudah menolongku kemarin malam. Di mana aku?"

''Di apartemenku. Kamu tiba-tiba pingsan di depanku dan aku tidak tahu dimana kau tinggal, jadi aku membawamu kemari. Syukurlah kamu baik-baik saja. Aku sempat mencemaskanmu."

''Jadi begitu." Gadis itu kemudian menyadari kalau ia sudah tidak memakai pakaiannya lagi. Ia memakai piyama yang kebesaran yang sudah dipastikan kalau piyama yang dipakainya adalah milik pria yang ada dihadapannya.

Wajahnya merona merah dan merasa malu. Secara refleks ia kembali menutupi dirinya dengan selimut. ''Di mana pakaianku? Kenapa kau melepas pakaianku?'' Gadis itu terlihat marah.

''Pakaianmu sangat kotor, jadi aku melepasnya."

''Kau melihatnya?''

Fabian tersenyum dan mengerti apa maksudnya. ''Sejujurnya iya. Aku melihat semuanya."

''Dasar pria mesum dan kurang ajar,'' teriak gadis itu sambil memukul dada Fabian, lalu pria itu menangkap tangannya.

''Aku terpaksa melihatnya. Ini bukan kemauanku. Aku tidak mungkin tidak melihatnya saat mengganti pakaianmu yang sudah sangat kotor , tapi aku tidak melakukan apa pun terhadap tubuhmu.''Gadis itu nampak lega.

''Sekarang dimana pakaianku?''

''Ada di meja. Sudah bersih."Gadis itu mengikuti arah pandangan pria itu ke arah meja.

''Aku mau mengganti pakaianku dulu." Gadis itu turun dari tempat tidur dengan perasaan gugup sekaligus malu dan entah kenapa jantungnya berdegup dengan kencang ketika pria itu terus menatapnya mengikuti setiap langkahnya menuju kamar mandi. ''Aku akan menyiapkan sarapan pagi untukmu,''kata Fabian, ketika gadis itu akan masuk ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi gadis itu dapat bernapas lega. Seakan tadi ia sulit untuk bernapas. Pria itu adalah pria tertampan dan mempesona yang pernah dilihatnya dengan tatapan mata birunya yang membuatnya merasa panas dingin.

Sementara gadis itu sedang menikmati sarapan paginya, Fabian berdiri di balkon apartemennya menikmati udara sejuk di pagi hari sambil memandangi pemandangan kota di pagi hari. Tiupan angin membuat rambutnya yang sudah disisir rapih terlihat kembali berantakan. Ia tersenyum dalam hati ada kesenangan tersendiri akan gadis itu.

Matanya yang bewarna aquamarine nampak begitu indah , mulutnya yang mungil , rambutnya yang hitam serta tubuhnya yang mungil dan ramping membuat gadis itu terlihat sangat cantik dan manis di matanya. Gadis itu juga terlihat lugu dan polos tidak seperti para kebanyakan wanita lainnya yang ia kenal. Fabian kembali masuk dan ia terperangah melihat gadis itu sudah ada berada di belakangnya.

''Aku sudah selesai sarapan pagi. Sekali lagi terima kasih sudah menolongku. Aku mau permisi pulang."

Fabian terdiam hanya memandanginya, membuat gadis itu kembali merasa gugup. Sorot mata pria itu begitu hangat dan mampu membelai sekujur tubuhnya membuatnya merasa tidak nyaman, tapi disisi lain gadis itu menyukainya dengan alasan yang tidak diketahuinya. ''Aku akan mengantarmu pulang. Tunggu sebentar.'' Fabian kembali dengan cepat setelah berpakaian dengan rapi. Sambil membawa kopernya. ''Dimana kamu tinggal?''

''Di hotel."

''Hotel?" Fabian mengernyitkan dahinya.

''Aku datang kesini untuk menengok salah satu kerabat ayahku yang sakit, jadi sekarang aku harus kembali ke New York. Aku akan kuliah disana,'' jelas gadis itu di tengah perjalanannya menuju tempat parkir."

''Jadi begitu,''ucap Fabian dengan suara datar.''Perasaanku mengatakan kalau kita akan bertemu lagi, karena aku juga akan kembali ke New York hari ini. Aku tinggal disana."

''Ini kebetulan sekali. Kita sama-sama akan pergi ke New York."

''Benar. Ini suatu kebetulan sekali. Kapan pesawatmu pergi?''

''Dua setengah jam lagi."

''Sayang sekali. Kita tidak bisa pergi kesana bersama-sama karena pesawatku berangkat satu setengah jam lagi."

Fabian tersenyum. Mereka berhenti di depan mobil pria itu. Keduanya saling bertatapan. Ditatapnya mata gadis itu dengan intens. Ia ingin menyentuhnya dan mencicipi manisnya bibir gadis itu serta memeluk kelembutan tubuh gadis itu yang terlihat sangat pas di tubuhnya.

Cepat-cepat dibuangnya pikirannya itu. ''Masuklah!'' Gadis itu menuruti perintahnya, lalu masuk ke dalam mobil. Setibanya di hotel gadis itu segera membereskan semua barang-barangnya di bantu oleh Fabian yang bersikeras ingin mengantarnya sampai bandara dan gadis itu tidak bisa menolaknya, karena ia sendiri membutuhkan bantuan seseorang untuk membereskan barang-barangnya yang masih berantakan di kamar hotel.

Gadis itu sejenak menatap Fabian yang tengah sibuk membantu memasukkan pakaian ke dalam koper. Ia tidak tahu harus mengartikan perasaan apa tentang pria yang ada dihadapannya. Apakah ia harus merasa beruntung telah bertemu dengannya? Ia adalah penolongnya dan pria itu terlihat sangat baik kepadanya sejauh ini. ''Sudah selesai. Semua pakaian sudah masuk ke dalam koper,''seru Fabian.

''Terima kasih. Kita pergi sekarang." Di bandara Fabian mengucapkan sampai jumpa lagi pada gadis itu. Sebelum pergi pria itu tiba-tiba memeluk gadis itu dan menghirup aroma tubuhnya, lalu keningnya dikecup dengan lembut. ''Aku pergi duluan. Bye!'' Fabian melangkah pergi dan sekali lagi melihat kebelakang. Gadis itu masih melihatnya dan ia tersenyum kepadanya. Fabian menyusupkan jari-jari tangannya ke rambutnya .''Sepertinya aku menyukai gadis itu,''gumamnya. Fabian tersentak sebentar. Ia lupa menannyakan nama gadis itu.''Sial!''

New York

Sebuah mobil limousine memasuki sebuah mansion besar, megah dan mewah. Castalia mansion itulah namanya. Beberapa pelayan telah berada di depan rumah bersiap menyambut kedatangan tuannya. Seorang pria keluar dari limousine.''Selamat datang tuan Fabian!'' sapa para pelayan. Sebelum masuk , ia melihat mansionnya yang terlihat sangat sepi seperti biasanya. ''Edgar, apa kamu sudah menyiapkan kamar untuk tamu kita nanti?''

''Sudah tuan. Kamarnya sudah siap , nona Adelina bahkan ikut membantu?''

''Adelina? Dia ada disini?''

''Benar tuan''.

''Dimana dia?''

''Ada di ruang keluarga''. Pria itu langsung menghambur ke ruang keluarga. Dia tersenyum ketika di lihatnya Adelina sedang menyulam sebuah selimut. ''Adelina,"sapanya dengan wajah senang.

''Fabian." Adelina berdiri dan langsung mencium pipi Fabian.''Bagaimana kabar kakakku tersayang ini?''tanya Adelina. Fabian memeluk Adelina adik perempuan kesayangannya.''Baik. Aku tidak tahu kamu akan datang kemari. Kapan kamu datang?''

''Kemarin sore .Aku sengaja tidak memberitahumu. Aku ingin memberi kejutan untukmu. Ada salam dari ayah dan ibu."

''Kalau begitu sampaikan salamku pada mereka." Fabian duduk di samping Adelina.''Bagaimana pekerjaanmu?''

''Semuanya lancar, meskipun ada sedikit masalah , tapi itu tidak masalah bagiku."

''Pasti kakakku tersayangku ini sudah merasa lelah setelah dinas keluar kota."Fabian mencubit hidung Adelina dengan gemas.

''Tadi aku memang lelah, tapi setelah melihatmu rasa lelahku hilang."

''Kakak ini." Mereka berdua pun tertawa. Adelina menyimpan sulamannya dan duduk menghadap Fabian. ''Ibu dan ayah senang ketika akhirnya kamu mengizinkan Miya tinggal di sini. Dengan begitu kau tidak akan kesepian lagi tinggal sendirian di mansion ini."

''Siapa bilang aku tinggal disini sendirian? Disini banyak para pelayan."

''Ah kakak ini."Adelina mencium parfum wanita di tubuh Fabian ketika ia berada begitu dekat dengannya.''Pasti kakak tadi bersama dengan seorang wanita."

''Dari mana kamu tahu?''

''Aku mencium parfum wanita dari tubuhmu. Apa wanita itu pacar kak Fabian?''

''Bukan , hanya kenalan saja. Bahkan aku tidak tahu siapa namanya."

''Ah kakak ini sampai kapan kakak mau sering mengencani para wanita. Sebaiknya kakak cepat menikah lagi pula usia kakak sudah tidak muda lagi." Ekspresi wajah Fabian terlihat sendu.

''Tidak adikku sayang. Kakak masih belum mau menikah lagi."

''Apa kakak masih memikirkan istri kakak yang dulu?''

''Iya."

''Ayolah kak Fabian! Lupakan kak Clarissa! Dia sudah meninggal empat tahun yang lalu."

''Tapi kenangannya masih membekasi di hatiku terutama kenangan yang sangat menyakitkan yang tidak ingin kakak ingat sama sekali."Sinar matanya terlihat redup penuh kesedihan. Sekali lihat saja Adelina tahu dan dapat merasakan kesedihan kakaknya . Kakaknya sudah lama menyimpan luka di masa lalu dan sepertinya luka itu masih belum sembuh.

Adelina menatap kakaknya, Fabian Aldrich Baskerville berusia 30 tahun yang merupakan pemilik Castalia mansion dan juga seorang CEO dari Baskerville industries yang bergerak dalam bisnis multinasional dan Internasional . Ia juga adalah kepala keluarga seluruh anggota keluarga Baskerville . Ia memiliki wajah aristrokat yang tampan dan hampir di gilai semua wanita. Wanita mana pun akan di buat jatuh cinta kepadanya dan bertekuk lutut di hadapannya. Fabian kakaknya sudah menjadi pria nomor satu incaran para wanita kelas tinggi untuk di jadikan suaminya. Meskipun kakaknya sering mengencani banyak wanita, tapi ia tidak pernah serius untuk menjalani hubungan ke tingkat yang lebih serius. Adelina mendesah. Sejak kematian istrinya Clarissa Baskerville, kakaknya telah menutup hatinya untuk wanita lain.

♪♪♪♪

Sore harinya Fabian dan Adelina tengah bersiap menyambut kedatangan Miya. Adelina sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengannya. Baik Adelina dan Fabian , ini pertama kalinya mereka akan bertemu dengannya.''Menurut kakak seperti apa ya Miya itu? Pasti mirip dengan Sabrina."

''Mungkin saja,''jawabnya tidak perduli. Adelina melonjak berdiri ketika suara mobil terpakir di halaman depan rumah.''Itu pasti Miya. Ayo Fabian! Jangan pasang wajah dingin seperti itu . Tersenyumlah!''Dengan perasaan enggan Fabian berdiri dan menemui Miya di depan mansion. Miya muncul di depan pintu dengan memasang wajah tersenyum manis kepada Fabian dan Adelina.''Halo!''sapa Miya. Adelina langsung memeluk Miya.''Selamat datang Miya!"

''Anda pasti bibi Adelina?''

''Benar. Ternyata kamu gadis yang sangat cantik seperti dugaanku. Ayo kenalkan ini Fabian kakakku." Selama sesaat Miya memperhatikan pria tampan dan tinggi di hadapannya dan matanya terbelalak kaget dan hampir pingsan saat melihat pamannya.

''Kau...''kata mereka bersamaan. Adelina menatap keduanya dengan heran.

''Jadi ini paman Fabian, ''katanya dalam hati. Ia memang tidak pernah tahu siapa nama penolongnya waktu itu . Miya malu mengakuinya waktu itu ia begitu terpesona oleh ketampannya sehingga ia lupa untuk menanyakan namanya. Ia sama sekali tidak menyangka akan bertemu kembali dengan penolongnya. Miya juga melihat ekspresi terkejut di wajah Fabian. Tiba-tiba saja Fabian menarik Miya kedalam pelukannya. Adelina terkejut dibuatnya. Miya hanya terdiam di pelukan Fabian, tidak berani untuk bergerak sedikit pun.''Selamat datang di Castalia Mansion, My Miya."

''My Miya,''batinnya.''Paman yang aneh."Miya mendongkakkan wajahnya dan menyadari tatapan tajam mata birunya tertuju kepadanya [ ].

Terpopuler

Comments

🌹🪴eiv🪴🌹

🌹🪴eiv🪴🌹

wah......🤗

2023-07-27

1

Regina Andriana Andrianus

Regina Andriana Andrianus

lanjut thor

2022-04-16

0

Al_nindra

Al_nindra

woiiiiiii anak orang itu main peluk aj...ijin dlu kali thor
tp syukaaaaaaaa sih 😆😆😆😆😆😆😆

2021-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pengkhianatan
2 2. Pertemuan
3 3. Hidup baru
4 4. Mencuri ciuman
5 5.Terpikat
6 6. Jatuh cinta
7 7. Kau milikku
8 8. Makan malam
9 9.Plato eternity
10 10. Cemburu
11 11. Coklat beracun
12 12. Interogasi
13 13. Wanita yang dicintai Fabian (1)
14 14. Wanita yang dicintai Fabian (2)
15 15. Terjerat pesona
16 16. Pengakuan cinta
17 17. Salah paham
18 18. Setangkai bunga Lily
19 19. Tamu tak diundang
20 20. Kencan
21 21. Teror sang Pemilik Bunga Lily
22 22. Kunjungan Isabella
23 23. Keputusan sebelah pihak
24 24. Pesan ancaman
25 25. Pesta dansa (1)
26 26. Pesta dansa (2)
27 27. Pergi
28 28. Perpisahan
29 29. Rindu
30 30. 10 Wanita
31 31. Pertemuan
32 32. Berkuda
33 33. Tersadar
34 34. Clarissa
35 35. Pernyataan cinta
36 36. Mentari pagi
37 37. Pertunangan
38 38. Pulang
39 39. Mary Jane
40 40. Fabian
41 41. Lamaran Joshua
42 42. Raina
43 43. Kembali ke New York
44 44. Permintaan Miya
45 45. Pernikahan
46 46. Rencana Joshua
47 47. My beloved uncle END
48 Season 2 ( S2 ) : Kecelakaan
49 (S2): Perjodohan
50 (S2): Pesta pernikahan
51 (S2) : Sikap dingin Leonard
52 (S2): Jatuh dari kuda
53 (S2) : Kemarahan Fabian
54 (S2): Curahan Hati Leonard
55 (S2): Buku harian Oliver
56 (S2): Niat busuk Raina
57 (S2): Masa Lalu Leonard
58 (S2): Kejutan untuk Fabian
59 (S2): Melarikan diri
60 (S2): Tamu tak terduga
61 (S2): Masa lalu yang pahit
62 (S2): Belahan Jiwa
63 (S2): Kebenaran yang tidak terduga
64 (S2): Pengakuan Leonard
65 (S2): Pertemuan
66 (S2): Kembalinya Joseph
67 (S2): Permulaan
68 (S2): Musim Semi
69 (S2): Liburan
70 (S2): Pembuat Boneka
71 (S2): Christopher
72 (S2): Clarissa
73 (S2): Ramuan Cinta
74 (S2): Nenek dan Kucing
75 (S2): Tamu tak diundang
76 (S2): Kisah Erika
77 (S2): Kisah Erika 2 END
78 Season 3 (S3): Melahirkan
79 (S3): Valentina
80 (S3): Pertandingan olahraga
81 (S3): Jerome
82 (S3): Kencan
83 (S3): Kedatangan nenek
84 (S3): Pertemuan pertama
85 (S3): Kecelakaan
86 (S3): Panti asuhan bunga matahari
87 (S3): Arya
88 (S3): Bertemu dengan Valentina
89 (S3): Pembunuhan
90 (S3): Bertemu dengan Isabella
91 (S3): Perangkap Arya
92 (S3): Bersembunyi
93 (S3): Kemarahan Arya
94 (S3): Fabian dan Miya
95 (S3): Archie Morgan
96 (S3): Jebakan Arya
97 (S3): Kebohongan Arya
98 (S3): Badai salju
99 (S2): Penyesalan
100 (S3): Kembalinya Fabian
101 (S3): Undangan pernikahan
102 (S3): Upacara pernikahan
103 (S3): Pertemuan
104 (S3): Extra part 1 : Adelina & Edward
105 (S3): Extra part 2 : Adelina & Edward
106 (S3): Extra part 3 : Adelina & Edward
107 (S3): Extra part 4 : Adelina & Edward END
108 Pengumuman
Episodes

Updated 108 Episodes

1
1. Pengkhianatan
2
2. Pertemuan
3
3. Hidup baru
4
4. Mencuri ciuman
5
5.Terpikat
6
6. Jatuh cinta
7
7. Kau milikku
8
8. Makan malam
9
9.Plato eternity
10
10. Cemburu
11
11. Coklat beracun
12
12. Interogasi
13
13. Wanita yang dicintai Fabian (1)
14
14. Wanita yang dicintai Fabian (2)
15
15. Terjerat pesona
16
16. Pengakuan cinta
17
17. Salah paham
18
18. Setangkai bunga Lily
19
19. Tamu tak diundang
20
20. Kencan
21
21. Teror sang Pemilik Bunga Lily
22
22. Kunjungan Isabella
23
23. Keputusan sebelah pihak
24
24. Pesan ancaman
25
25. Pesta dansa (1)
26
26. Pesta dansa (2)
27
27. Pergi
28
28. Perpisahan
29
29. Rindu
30
30. 10 Wanita
31
31. Pertemuan
32
32. Berkuda
33
33. Tersadar
34
34. Clarissa
35
35. Pernyataan cinta
36
36. Mentari pagi
37
37. Pertunangan
38
38. Pulang
39
39. Mary Jane
40
40. Fabian
41
41. Lamaran Joshua
42
42. Raina
43
43. Kembali ke New York
44
44. Permintaan Miya
45
45. Pernikahan
46
46. Rencana Joshua
47
47. My beloved uncle END
48
Season 2 ( S2 ) : Kecelakaan
49
(S2): Perjodohan
50
(S2): Pesta pernikahan
51
(S2) : Sikap dingin Leonard
52
(S2): Jatuh dari kuda
53
(S2) : Kemarahan Fabian
54
(S2): Curahan Hati Leonard
55
(S2): Buku harian Oliver
56
(S2): Niat busuk Raina
57
(S2): Masa Lalu Leonard
58
(S2): Kejutan untuk Fabian
59
(S2): Melarikan diri
60
(S2): Tamu tak terduga
61
(S2): Masa lalu yang pahit
62
(S2): Belahan Jiwa
63
(S2): Kebenaran yang tidak terduga
64
(S2): Pengakuan Leonard
65
(S2): Pertemuan
66
(S2): Kembalinya Joseph
67
(S2): Permulaan
68
(S2): Musim Semi
69
(S2): Liburan
70
(S2): Pembuat Boneka
71
(S2): Christopher
72
(S2): Clarissa
73
(S2): Ramuan Cinta
74
(S2): Nenek dan Kucing
75
(S2): Tamu tak diundang
76
(S2): Kisah Erika
77
(S2): Kisah Erika 2 END
78
Season 3 (S3): Melahirkan
79
(S3): Valentina
80
(S3): Pertandingan olahraga
81
(S3): Jerome
82
(S3): Kencan
83
(S3): Kedatangan nenek
84
(S3): Pertemuan pertama
85
(S3): Kecelakaan
86
(S3): Panti asuhan bunga matahari
87
(S3): Arya
88
(S3): Bertemu dengan Valentina
89
(S3): Pembunuhan
90
(S3): Bertemu dengan Isabella
91
(S3): Perangkap Arya
92
(S3): Bersembunyi
93
(S3): Kemarahan Arya
94
(S3): Fabian dan Miya
95
(S3): Archie Morgan
96
(S3): Jebakan Arya
97
(S3): Kebohongan Arya
98
(S3): Badai salju
99
(S2): Penyesalan
100
(S3): Kembalinya Fabian
101
(S3): Undangan pernikahan
102
(S3): Upacara pernikahan
103
(S3): Pertemuan
104
(S3): Extra part 1 : Adelina & Edward
105
(S3): Extra part 2 : Adelina & Edward
106
(S3): Extra part 3 : Adelina & Edward
107
(S3): Extra part 4 : Adelina & Edward END
108
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!