Masa Masa Bergairah

Masa Masa Bergairah

1. Perjaka-ku

"Mah, aku berangkat!" pekik Ron, berlari dari lantai dua rumahnya, menuju garasi untuk menunggang kuda besi milik nya.

"Hati-hati nak" Ucap Mamah Ron. Sedang membereskan piring-piring bekas mereka sarapan.

Broum.... Broummm... Brouuuuuuummmmm...

Ron menggeber motor beat karbu kesayangan nya untuk memanaskan mesin, sebelum melesat pergi dari garasi rumah menuju sekolah.

Ron mengebut pada lintasan jalan raya provinsi bermarka kuning menuju sekolah favorit di kota Hamparan Batu, meliak-liuk dengan lincah menghindari halangan berupa mobil dan motor yang sliweran di jalanan.

"Aduhh! bakal kena strap lagi nih!" Gumam Ron pelan, ketika Ron melihat jam sudah pukul delapan kurang tiga menit, dia membabi buta memutar pedal gas sampai maximal.

Kecepatan motor Ron, melaju dengan kecepatan 120 km/jam. Gas limit untuk motor matic modifan-nya.

Sekolah Favorit dengan kediaman Ron hanya berjarak kurang lebih 10 menit saja, Setelah di depan gerbang sekolah, Ron segera melesatkan motornya menerobos gerbang yang hampir tertutup sepenuhnya.

Whooossshhh... Deru angin, melibas para satpam penutup gerbang.

"Dasarr bajing.." gerutu Satpam yang bertugas menutup gerbang.

Ron memarkirkan motornya, dan segera bergesas menuju kelasnya, jam delapan lewat lima menit Ron mulai berlari cepat.

"Gilaa, dah lewat lima menit" Ron menggerutu pada dirinya sendiri, dalam pelarian menuju ruang kelas nya.

Diatas pintu terpampang tulisan kelas 10 A. Pintu dua daun masih terbuka lebar, Ron tanpa ragu langsung memasuki ruang kelasnya.

Ketika berhasil masuk, dia berselisihan dengan wanita yang berjalan keluar, Ron menatap wanita itu dengan memperlambat larinya.

Wanita itu juga membalas tatapan Ron, ketika arah tatapan mereka bertemu pada satu titik. Ron terpeleset, sehingga membuatnya jatuh tepat setelah melewati gadis tadi.

BRAAKKKK..

Teman-teman sekelasnya menertawakan kelakuan absurd Ron kala itu.

Gadis manis nan cantik hanya acuh, dan terus berjalan keluar kelas 10 A. Menuju ruang kepala sekolah.

"Bruakakakakak.... Buahahaha.. hahahhaa" lolongan tawa mengisi ruang kelas 10 A.

"Diam!" Tegus Bu Herbi selaku wali kelas mereka "Ron cepat duduk ke kursi kamu" lanjut Bu Herbi memerintahkan Ron, yang masih di lantai.

"Siap Bu" Ron berdiri, mengibas celana yang sedikit berdebu, lalu melangkah ke meja nya.

"Hey kenapa telat, Ron?" Tanya Zal teman sebangku Ron. Sekaligus sahabat dekat Ron sejak Sekolah Dasar.

"Zal, ngapa gak manggil aku tadi pagi, kan telat jadinya" gerutu Ron setelah tos dengan Zal, dan duduk di sampingnya.

"Gimana mau singgah, aku aja di anter sama nyokap" Zal memberikan alasan. Ron meletakan bokongnya di kursi dan menggantung tas pada sisi kiri kursinya.

"Gimana emak kamu, tambah seksi gak?" canda Ron, menggoda Mama Zal, si janda muda beranak satu. Zal langsung melotot ke arah Ron.

"Bangsadd" Zal melayangkan tinjuan mentah di pundak Ron. Ron tersenyum puas sambil mengelus bekas tinjuan Zal di bahu kanan nya.

"Sudah jangan ada yang ribut lagi!" Bu Herbi menenangkan kelasnya, dan mulai memulai pelajaran saat itu juga.

***

Setelah pembelajaran berakhir, Zal mengajak Ron untuk nongkrong di tempat biasa, yaitu Bar rumahan dengan sarana yang lumayan lengkap, berada di pinggiran kota mereka. Ron menyetujui ajakan Zal karena memang itu sebagian jadwal rutin hari-hari mereka berdua.

Ron dan Zal menduduki sebuah meja lesehan dimana terdapat asbak di tengahnya untuk mereka membuang abu rokok, di atas meja tersedia dua botol minuman beralkohol apabila di minum secara berlebihan akan membuat mereka pening tujuh keliling.

"Eh, murid baru tadi lumayan cantik juga ya?" Ucap Zal menyesap rokoknya, lalu membuang abunya di asbak.

"B aja" Sahut Ron dengan wajah datar. Ron mengambil rokok dan membakarnya.

"Heleh, salah ungkap, sama orang yang gak kenal cewek" keluh Zal menepuk jidatnya.

Ron memang sengaja tidak mengenal wanita dan kurang tertarik dengan wanita, sering juga dia di olok oleh teman-temanya dengan sebutan gay.

"Umur lu udah hampir berbelas belas tahun, masa gak ada rasa ingin pacaran sih Ron?" Tanya Zal meminum segelas Boozee.

"Bukannya aku gak mau, tapi aku hanya ingin mencari cinta sejati, cuman itu doang alesan mengapa aku gak terlalu menarik perhatian kepada setiap wanita" jawab Ron menyesab rokok dan menghembuskan asapnya ke atas. Juga meminum segelas kecil Boozee.

"Huh, memang sulit ngomong wanita sama elu Ron" keluh Zal menepuk bahu Ron tiga kali.

Dalam obrolan panjang antara dua sahabat sejati itu, tak terasa mereka sudah teler dan hampir tidak bisa berdiri, untuk beranjak dari tempat duduk saja mereka harus saling bertumpu tangan.

Jam juga sudah pukul delapan lewat setengah jam malam, Zal  menaruh uang bill minuman mereka, dan mereka berdua dengan sempoyongan berjalan keluar Bar.

"Ghimanahh kithaa bawaa mothoorr nyhaa Zal?" Tanya Ron dengan nada mengayun. Pandangan Ron mulai ruam, penuh bayangan aneh, benda-benda seperti bergoyang sendiri.

"Lu tanya dia aja Ron" Zal menunjuk sebuah suar senter menuju kearah mereka.

Entah kenapa kebetulan sekali di lorong yang mereka lewati itu, ada beberapa orang yang berjalan menuju Bar Rumahan, karena keadaan memang gelap, para pengunjung sering menggunakan senter HP untuk menerangi langkah mereka.

"Mhantebbhhh" Ron menepuk bahu Zal tapi lepas, membuat dia sempoyongan dan menabrak pemilik lampu senter tadi.

Brukk. Ron menabrak wanita berumur sekitar 25 tahun itu, dan wanita itu berhasil menahan tubuh Ron agar tidak jatuh.

"Kamu lagi tinggi dek?" Tanya Wanita yang menahan tubuh Ron, dalam dekapan nya agar tidak jatuh.

"Dasar pemuda - pemuda. Sekarang ya, kerjaan udah kek orang dewasa aja" ucap Teman wanita itu, terdengar suaranya sedikit kesal.

Dengan berbaik hati, Wanita itu bersama tiga temannya yang lain, bersedia menampung Ron dan Zal untuk sementara beristirahat di Villa, milik Wanita yang membopong Ron.

Widia, Sela dan Mita membawa masuk Ron dan Zal kedalam mobil lalu membawanya kesebuah Vila milik Widia, untuk bersenang-senang.

Setelah menghabiskan waktu setengah jam, Widia dan tiga temannya turun dari mobil menggotong Ron dan Zal masuk ke dalam kamar.

Ron dan Zal meracau tidak jelas karena efek alkohol yang semakin meninggi di dalam aliran darah mereka berdua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!