Ron berangkat kesekolah barunya dengan menggunakan sepeda motor metik, SMA Penuh Harapan sebuah sekolah menengah atas yang memiliki akreditasi A.
SMA Penuh Harapan di isi siswa-siswi berprestasi dan juga memiliki fasilitas terlengkap nomer dua dari sekolah Ron sebelumnya, yang memiliki predikat nomer satu di Kotanya.
"Siswa Siswi semuanya, kita kedatangan murid baru, Ibu harap kalian bisa berteman denganya," ucap Ibu Titi kepada seluruh siswa "Ron, perkenalkan dirimu" Lanjut Ibu Titi menyuruh Ron memperkenalkan dirinya.
"Aku Ronald D Benjamin, cukup panggil Ron." Ucap Ron berdiri di depan kelas dengan tegap serta kedua tangan-nya di dalam saku celana.
"Ada pertanyaan?" Tanya Ibu Titi kepada seluruh siswa, memutar bola matanya dari ujung ke ujung kelas.
Semua orang di kelas hanya diam tanpa memberi suara, tatapan para siswa mengarah ke Ron seluruhnya.
"Oke, ibu anggap tidak ada, Ron silahkan duduk" Ibu Titi menutup sesi perkenalan, dan kembali duduk di kursi guru.
Ron berjalan kearah mejanya di pojok sebelah kiri tepat seperti tempat duduk nya di sekolah lama, dia duduk tepat di samping wanita berkacamata dengan tampilan menyerupai laki-laki.
Ron sekarang lebih pendiam dan terlihat dingin dari sebelum dia mendapat serangan, pada belakang kepalanya yang hampir saja membuatnya berjabat tangan dengan malaikat maut.
Jam pertama pelajaran berakhir, semua siswa mulai menyimpan buku mata pelajaran sejarah yang di ajarkan oleh Ibu Titi dengan teratur, lalu mengeluarkan buku Biologi untuk pelajaran selanjutnya.
Seorang lelaki berambut cepak dengan kacamata besar masuk kedalam kelas, untuk melanjutkan jam pelajaran kedua.
"Baiklah, mari kita mulai pembelajaran hari ini" Ucap Pak Bagong mulai membuka buku dan menuliskan materi di papan tulis. Setelah itu Pak Bagong mulai menjelaskan materi yang tertulis di papan tulis kaca berlatar putih.
Ron menyimak semua materi yang di paparkan oleh Pak Bagong, selain Ron menyukai pelajaran Biologi, dia juga merupakan salah satu siswa berprestasi dalam hal Akademik.
Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi, semua siswa pergi menuju tempat tongkrongannya masing-masing.
Baru saja bel berbunyi, dari arah lapangan sudah terdengar sebuah keributan, dimana ada dua seorang pria sedang adu jago di halaman sekolah. Ditonton puluhan siswa yang berjejer mengelilingi area per-duelan.
Namun disini sangat berbeda, adu pukul disini memiliki aturan dan wasit, aturanya mudah siapa yang kalah itu akan kalah, sedangkan wasitnya sangatlah di luar nalar, yaitu guru olah raga sekolah itu sendiri.
Ron heran melihat pertarungan itu di lakukan secara bebas di dalam area sekolah, dengan rasa penasaran Ron bertanya pada teman sebangkunya.
"Bro, emang kelahi itu legal ya di sekolah ini" Tanya Ron menoleh ke arah teman sebangkunya.
Alih-alih menjawab, teman nya itu malah beranjak pergi meninggalkan kelas dengan membawa tas keluar kelas.
"Hey, Bro kamu belum jawab pertanyaan ku" Pekik Ron mencoba menahan, tapi temanya itu sudah keburu keluar dari kelas.
"Asem, sekolah macam apa ini, membagongkan sekali" Gerutu Ron kebingungan.
Ron memutuskan untuk berkeliling sekolah untuk mengenal seluk beluk sekolah barunya, tempat pertama yang ia tuju adalah bagian belakang sekolah, maksud hati ingin mencari tempat untuk nyebat, akan tetapi tidak di sangka-sangka oleh Ron.
Disana berkumpul beberapa kelompok siswa, sepertinya kumpulan siswa nakal yang menghuni sekolah itu, Ron terperangah ketika melihat ada sebuah tempat dimana isinya orang - orang berpakaian jas khusus berwarna macam-macam.
"Hey, murid baru" Pekik seorang wanita memanggil Ron, berjalan mendatangi Ron yang berdiri di tengah gerbang menuju halaman belakang sekolah.
"Nama Ku Ron" sahut Ron tanpa basa basi, setelah menoleh kekiri, arah wanita itu memanggilnya.
"Kamu ikut geng mana?" Tanya Wanita itu. Sudah berdiri di samping Ron.
"Geng?" Ron bingung, dengan kerutan di kening Ron menatap wajah wanita itu dengan tanda tanya.
"Iya, geng," Jawab Wanita disamping Ron bersama 4 orang temanya yang berjejer di belakang wanita itu.
"Memang boleh ada geng di sekolah?" Tanya Ron. Makin kebingungan.
"Jelas ada lah, oiya kenalin aku Raysha," Raysha mengulurkan tangan untuk berjabat dengan Ron.
"Ron" Menyambut jabatan tangan Raysha. Dan menggoyangkan tangan mereka ke atas dan kebawah dengan pelan.
"Kalo kamu mau info tentang geng di sekolah, ayo ikut aku, nanti aku jelasin semuanya" Ajak Raysha sambil tersenyum kepada Ron. Berjalan menuju halaman belakang sekolah.
"Baiklah" Ron mengikuti Raysha menuju sebuah tempat di sekitaran halaman belakang sekolah.
Ron diajak Raysha ke markasnya, berada di pojok lahan sekolah, sebuah ruangan kecil berukuran 3 x 3 meter, khusus untuk para gangster yang ada di sekolah penuh harapan.
Sebelum memasuki markas, ada bendera bertengger di depan ruangan dengan warna dasar hitam berpadu dengan sebuah logo berwarna ping. Di dinding dalam ruangan terpampang sebuah logo markas mereka.
"Nah, ini markas geng kami, Blackrose." Ucap Raysha ketika sudah berada di dalam markas. Dan menaruh pantatnya di lantai, sambil bersandar pada dinding yang tergambar logo Blackroses
"Oh, jadi memang boleh punya geng di sekolah ini?" Tanya Ron penuh rasa penasaran, sambil perlahan duduk sambil memutar pandangan ke seluruh ruangan.
"Sekolah memang memperbolehkan adanya geng, akan tetapi peraturannya juga sangat ketat, apabila ada perselisihan paham, mereka akan membuat surat aduan dan akan melakukan pertarungan atau perlombaan" Jelas Raysha.
"Berarti yang kelahi di halaman sekolah tadi, salah satu contoh selisih paham" Tanya Ron, meminta kejelasan.
"Tepat sekali! Seratus buat Ron" Jawab Raysha mengacungi jempol.
Ron berpikir berusaha mencerna, karena masih bingung dengan aturan sekolah yang menurutnya sangat aneh, berbeda dengan sekolah lain yang melarang ada geng atau perkelahian di area sekolah. Akan tetapi di sekolah penuh harapan, semua itu menjadi sebuah ajang kontes di kalangan siswa.
"Terus ada berapa geng di sekolah ini?" Tanya Ron.
"Cuman ada 5" Jawab Raysha memberikan isyarat tangan 5 jari. "Pertama Kingdom, Warrior, Polution, Hunter dan Blackrose," Lanjut Raysha menjelaskan.
"Begitu ya, terus bagaimana buat yang tidak masuk geng?" Tanya Ron makin penasaran.
"Mereka di sebut, Goblin, kumpulan para siswa netral, atau tidak ikut kubu manapun" Jelas Raysha santai.
"Berarti aku masuk golongan Goblin dong?" tanya Ron, menunjuk wajahnya sendiri dengan jari tunjuk tangan kanan nya.
"Yup," jawab Raysha singkat.
"Ah, aku malah pening mikirinya" Ron menyandarkan badanya ke dinding. "terus bagaimana cara masuk ke sebuah geng?" Lanjut Ron bertanya.
"Kamu harus melawan salah satu dari anggota geng, kalau kamu berhasil, kamu akan dianggap bagian dari geng itu, dan kalau kamu kalah, kamu bisa menantang geng geng lain" turur Raysha dengan serius dengan tatapan berbeda seperti sebelumnya.
"Kalo semuanya gagal, aku bakal masuk goblin?" tanya Ron mencondongkan tubuhnya ke arah Raysha.
"Hooh, jadi kamu ada niat masuk geng mana?" Raysha melempar pertanyaan kepada Ron yang terlihat bingung.
"Ah, untuk sekarang aku masih bingung, tentang geng-geng ini" Jawab Ron memijit kepalanya yang pening. Memikirkan geng, dan mengapa juga Bee memasukan nya ke sekolah penuh harapan.
"Mhhh, bentar lagi masuk kelas" Ucap Raysha berdiri dari duduknya.
Raysha dan yang lainya kembali menuju kelas masing-masing, Ron masih memutar isi kepalanya menerjemahkan penuturan dari Raysha tadi tentang perkumpulan lebih tepatnya Geng di dalam lingkungan sekolah.
Dalam kelas pelajaran sudah di mulai, Ron yang masih sangat penasaran dengan sistem gangking di sekolahnya mulai bertanya pada teman sebangkunya.
"Hey, Bro. Kamu ada di gang mana?" Tanya Ron. Menoleh ke arah teman sebangkunya.
"Blackroses" Jawabnya cuek tanpa menoleh ke arah Ron.
"Lah, kamu cewe? Sorry ya aku kira kamu cowo, hehe" Ucap Ron, baru mengetahui teman sebangkunya adalah seorang wanita.
"Mhh" sahut wanita itu masih dengan kecuekannya.
"Siapa nama kamu?" Tanya Ron menyodorkan tangan-nya.
"Rara," Jawab Rara singkat, tidak menyambut tangan Ron, Rara hanya fokus memandangi buku paket pelajaran di atas mejanya.
"Salam kenal Ra" Ron menarik tangannya kembali, dan pura-pura menggaruk belakang kepalanya, untuk menutupi malu.
Pelajaran terus berlanjut, Ron tidak berbicara sama sekali dengan Rara.
Ron bersandar pada kursinya sambil menatap jauh ke depan kelas, Ron sama sekali tidak memperhatikan pelajaran, pikiran-nya pergi menerawang tentang masalah geng di dalam lingkungan sekolah baru nya itu.
"Mhh, gang! Apa aku harus ikut satu diantara lima gang itu ya? Kalau aku masuk memang apa yang akan di kerjakan? Sungguh ini sekolah membuat ku tambah pening aja" Batin Ron berpikir, setelah kelelahan berpikir Ron menghela nafas panjang.
Hufffyuhhh.... Ron menghembuskan nafas setelah meghelanya dalam-dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments