2. Bikin Nagih

Satu Bulan Kemudian.

Semenjak perjaka Ron terlepas, dia sekarang menjadi agresive terhadap lawan jenis, selain handal dalam merayu, bahkan dia juga lihai dalam melakukannya di atas ranjang.

Penampilan Ron sekarang sangat berbeda di bandingkan satu bulan yang lalu, dimana dia sekarang memiliki tinggi badan 165 CM, wajah yang segar dan tampan, serta style casual memang pas dengan dirinya, tubuh maskulin menambah keren ketika berhadapan dengan wanita.

Selama satu bulan penuh juga Widia selalu memberi dan mengirim uang jajan untuk Ron, Widia sudah menjadikan Ron sebagai adiknya sekaligus pemuas dahaganya di atas ranjang.

Ron dan Zal sedang duduk bersama di dalam kelas, menunggu jam pelajaran usai, mereka membahas tentang 4 sahabat hyper.

"Ron, Kak widia ada hubungin elu gak?" Tanya Zal dengan senyum tipis. Menatap ke arah Ron, mencondongkan badanya sedikit ke depan.

"Gak ada, terakhir aku ketemu 3 hari lalu, katanya sebelum pergi dia mau urus bisnisnya di luar kota" jawab Ron dengan malas, Ron malas ketika itu sedang pelajaran seni budaya dari Pak Agung.

"Yahh, padahal gw lagi pengen sama Kak Sela" Zal mengarahkan pandanganya ke papan tulis, menopang dagu dengan kedua telapak tanganya yang bertumpu sikut di atas meja.

"Oiya, gimana hubungan kamu sama Kak Sela?" Tanya Ron menatap sahabatnya yang murung.

"Yaa, sama seperti elu, tapi jarang banget gw ketemu dia, suaminya ada mulu ketika gw pengen" Jawab Zal dengan nada tak bersemangat.

"Kan masih ada Kak Mila dan Cesa" Ron mencoba memberi semangat pada sahabat pengencrotannya itu.

"Bener juga ya, kok gw mikirin Sela terus ya, apa jangan-jangan gw suka sama Sela" Zal tersenyum dalam pejaman matanya dia membayangkan Sela, yang begitu seksi menurut ketika di atas ranjang bersama dirinya.

"Woy.. Malah. Ngelamunn" Sungut Ron menepuk bahu Zal.

"Heheee" Zal tertawa kecil. Tanpa membuyarkan fantasi nya sedikit pun.

Ron kembali mengarahkan pandanganya ke papan tulis, dia tidak serius dalam belajar seni, karena itu memang bukan jalan ninjanya.

Ron memutar matanya, tanpa sengaja Ron mendapati si murid baru sedang menatap Ron dari pojok kanan depan, mengarah diri nya.

Ron tersenyum ketika mata mereka beradu pandang.

Si murid baru langsung membuang muka, dan menunduk karena malu, gara-gara ketahuan sedang melirik ke arah Ron.

"Bodohnya dirimu Sinta, kelamaan mandanginya kan jadi ketahuan" Gumam Sinta dalam hati.

Tringggggg...... Bel istirahat berdering.

Para guru dan siswa beranjak meninggalkan kelas untuk beristirahat, selama 30 menit sebelum melanjutkan pelajaran.

Ron berjalan mendekat ke arah pintu keluar, ketika Ron mau melewati barisan meja Sinta, tatapan Ron tertuju pada Sinta, yang memang benar cantik dari penuturan Zal, setiap kali membahas tentang wanita, nama Sinta tak pernah luput dari salah satu materi Zal.

Ketika mau melewati pintu keluar Ron memutar badanya ke arah Sinta. Ron awalnya tidak ingin menghiraukan Sinta, tapi rasa penasaran Ron mengalahkan kecuekannya sendiri.

"Sin, kita makan di kantin yuk" Ajak Ron pada Sinta yang menunduk malu.

Sinta menatap Ron di hadapanya, dengan tatapan tak percaya seorang bintang kelas mengajaknya makan bersama.

"Sin, mau gak dengan ajakan ku?" Tanya Ron ketika belum mendapat jawaban dari Sinta.

"Ma-mau kok Ron" Sinta menjawab dan tersenyum.

"Okeyy, buru nanti kita terlambat kalo harus berlama-lama" Ron menarik tangan Sinta dengan lembut.

Sinta hanya mengikuti tarikan tangan Ron, banyak pasang mata melihat kedekatan Ron dan Sinta, membuat para wanita berdecak iri dan para lelaki memperlihatkan kedengkiannya.

Ron tidak menggubris tatapan-tatapan tak berguna para siswa pada dirinya dan Sinta, malahan Ron lebih berani menggengam jemari Sinta sambil berjalan.

Setelah di kantin, Ron dan Sinta memesan minuman, tanpa membeli makan satu pun, karena mereka saat itu tidak dalam keadaan keroncongan.

"Sinta, kamu tinggal dimana?" Tanya Ron sambil mengaduk kopi espresso dengan sendok kecil.

"Aku tinggal di, komplek ketapi," Jawab Sinta masih rada canggung. "Kalo kamu tinggal dimana Ron?" Sinta lanjut bertanya.

"Gw tinggal di komplek mangga" Sahut Ron dengan santai.

"Searah dong kita pulangnya" Ucap Sinta merasa senang.

"Hooh, bener juga ya, aku baru menyadainya, mau aku anter pulang sekolah nanti?" Ron mengajak Sinta pulang bareng.

"Boleh, kalo kamu mau anterin" Sinta melirik kearah wajah Ron, Sinta masih merasa malu apabila langsung menatap wajah Ron.

"Okee, nanti kita bareng ya" Ron meminum sisa kopi espresso dingin dengan sekali tegukan.

Obrolan ringan menemani mereka berdua, waktu terasa cepat ketika mereka mulai asik mengobrol dan merasa cocok satu sama lain.

Dari kejauhan lelaki melihat kedekatan Ron dan Sinta merasa sangat dongkol, menatap Ron dan Sinta dengan penuh amarah yang terpancar dari matanya.

"Brengsek, Lu Ron, cewe yang gw suka in, berani beraninya Lu deketin" Gumam Pria misterius sambil mengepal dan meninju telapak tanganya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!