Dibalik Senyum Dan Tawa Zia
"Um... Gimana ya bilang ke Zianya kalau kita nga bisa biayai Zia kuliah? " Ucap Abi Fikri.
"Nanti biar hal itu Ummi yang urus, nanti biar Ummi yang bicara dengan Zia" Jawab Ummi Farah.
"Mudah-mudahan Zia mau mengerti ya Um, kemarin saja untuk biaya Zydan kuliah Abi sampai harus pinjam-pinjam ke kantor"
"Tapi kan kalau Zydan anak laki, anak laki kan minimal harus jadi sarjana" Ucap Abi Fikri.
"InsyaAllah Zia bakal mengerti kok Bi, asal kita bicaranya baik-baik" Jawab Ummi Farah.
Zia yang malam itu sudah tertidur, Tiba-tiba merasa haus, karena kamar Zia tidak memakai AC hanya ada kipas angin itupun kipas angin yang ukuran kecil yang ia dapatkan dari hadiah 17an di tempat nya tinggal.
Rumahnya pun tidak besar, tetapi ia tetap bersyukur walaupun tinggal dirumah seperti ini, karena saat hujan tiba ia tidak kehujanan dan keinginan.
Zia keluar kamar ingin mengambil air minum untuk dibawa ke kamarnya, tetapi saat ia melewati kamar orang tuanya, tidak sengaja ia mendengar percakapan antara Abi dan Umminya.
"DEGH"
Zia langsung menajamkan pendengarannya.
Jantungnya langsung berdetak kencang, tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Impiannya untuk menimba ilmu hingga jenjang sarjana pun sirna.
Zia sempat membeku seketika, matanya tiba-tiba terasa panas dan sedikit -dikit mulai muncul air mata. Rasa haus yang semula ia rasakan hilang dalam sekejap.
Nafasnya langsung tidak beraturan, beruntung gelas yang ia pegang tidak terjatuh, jika tidak sudah dapat dipastikan Abi dan Umminya pasti mengetahui jika Zia mendengar percakapan mereka berdua.
Zia buru-buru kembali ke kamarnya. Segera menutup pintu kamarnya dan merosotkan dirinya dibelakang pintu, ia menangis sejadi-jadinya. Ia marah, kesal, kecewa, sedih semuanya menjadi satu saat ini apa yang dirasakannya.
"Hieeekkks"
"Hieeekkks"
"Abi sama Ummi jahat, masa hanya Ka Zydan saja yang bisa kuliah, sedangkan aku?? "
"Hiekkks"
"Terus aku mau ngapain kalau nga kuliah??? " Lirih Zia sambil meneruskan tangisannya hingga ia terlelap tidur karena kelelahan menangis masih ditempat yang sama, yaitu dibelakang pintu.
Di sepertiga malam Zia terbangun. Selelah apapun tubuhnya, karena ia sudah terbiasa bangun di sepertiga malam, maka ia tetap akan bangun.
"Astagfirullah" Zia sempat kaget saat bangun, ia mendapati dirinya yang tertidur di belakang pintu kamarnya.
Kemudian Zia melirik jam dindingnya.
"Hmmm... Sudah setengah 3, aku sholat tahajud dulu deh" Batin Zia.
Zia mengambil wudhu terlebih dahulu, sebelum keluar kamar ia buka sedikit dulu pintu kamarnya untuk memastikan ia tidak bertemu dengan penghuni rumah. Setelah semuanya dipastikan aman, Zia bergegas ke kamar mandi yang terletak di dekat dapur untuk mengambil wudhu.
Setelau wudhu pun Zia bergegas menuju kamarnya kembali. Ia menggelar sajadah dan mengenakan mukenanya yang berwarna putih bermotif bunga berwarna pink yang merupakan pemberian sahabatnya Riska.
Saat mengenakan mukena, Zia sempat menghadap cermin yang ada dikamarnya untuk memastikan tidak ada rambut yang terlihat. Zia sempat melihat kedua matanya yang bengkak dan merah, walaupun tadi sudah ia basuh dengan air wudhu tetap saja masih terlihat.
"Ya Allah " Lirih Zia saat melihat kedua matanya bengkak dan merah.
Entah tadi berapa lama Zia menangis, ia pun tidak ingat. Tetapi saat ini sesak didadanya mulai berkurang setelah tadi ia tumpahkan didalam tangisnya.
Sekarang saatnya ia mengadukan semuanya kepada Allah segala keluh kesahnya. Karena saat ini ia sudah tidak tahu lagi harus mengadu kepada siapa selain kepada Allah. Sebenarnya bisa saja ia mengadu kepada Riska dan ia yakin Riska akan memberikan solusinya, yaitu membiayai kuliahnya Zia. Zia juga yakin kekayaan yang dimiliki Keluarga Prasetyo pasti mampu membiayai biaya kuliahnya. Tetapi Zia cukup tahu diri, ia tidak mau memanfaatkan persahabatan yang sudah ia jalin dengan Riska. Ia tidak mau dikatakan parasit.
Ahirnya Zia pun memulai sholat tahajudnya dengan khusyu. Salat Tahajud adalah salat sunah muakad yang didirikan pada malam hari atau malam menjelang pagi atau sepertiga malam setelah terjaga dari tidur. Salat ini bukanlah bagian dari salat lima waktu yang diwajibkan bagi umat Muslim dan dapat dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.
Zia paham dengan mendirikan sholat tahajud, dapat meraih banyak manfaat. Termasuk salah satunya bisa mendekatkan diri dengan Allah.
Banyak cara memohon kepada Allah agar keinginan segera terkabul. Salah satunya yang banyak dianjurkan adalah mendirikan sholat tahajud.
Setelah melaksanakan sholat tahajud Zia merasa lebih tenang. Kemudian ia menengadahkan kedua tangannya, ia mengadukan semua keluh kesahnya kepada Allah. Ia berharap semua yang dialaminya ada jalan keluarnya.
"Ya Allah Zia nga sengaja mendengar percakapan Abi sama Ummi"
"Ya Allah impian Zia untuk kuliah hancur, Zia harus gimana? "
"Berikan Zia petunjukMu ya Allah" Lirih Zia didalam do'anya, ia sempat meneteskan air mata tapi hanya sebentar, sepertinya air matanya sudah habis saat menangis tadi malam.
Setelah selesai melaksanakan sholat tahajud, Zia lanjutkan dengan tadarus. Zia segera mengambil mushaf Al Qur'annya dan membukanya. Hari ini ia akan membaca Surah Ar Rahman.
Surah Ar-Rahman adalah surah ke-55 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah.
Tiba-tiba Zia beristighfar sebanyak 3 kali.
"Astagfirullah"
"Astagfirullah"
"Astagfirullah"
Zia merasa semalam ia khilaf, hanya karena mendengar percakapan antara Abi dan Umumnya, seketika ia merasa marah, sedih dan kecewa. Padahal tidak seharusnya ia seperti itu.
Zia menyadari rasa kecewanya datang karena sesuatu tidak sesuai dengan harapan. Lalu ia luapkan dengan tangisan, karena ia tidak tahu harus bagaimana lagi.
Zia lupa bahwa setiap hari banyak hal yang dapat ia syukuri, termasuk diantaranya bisa melaksanakan sholat secara khusyu dan masih diberi kesehatan supaya bisa berbuat amal shaleh lainnya.
Zia langsung teringat salah satu materi kajian yang ia hadiri yang membahas tentang penyesalan orang yang meninggal dunia yang tidak mentaati perintah Allah dan Rasulnya. Mereka merengek-rengek meminta kepada Allah untuk dikembalikan kedunia guna melaksanakan perintah Allah dan rasulnya serta beramal soleh. Namun Allah sudah menegaskan bahwa Apabila ajal telah datang kepada Mereka, maka tidak bisa ditunda dan dimajukan sedikitpun.
"Astagfirullah ya Allah" Lirih Zia.
Lagi-lagi Zia beristighfar, ia berIstighfar sebagai pengapus dosa. Secara khusus istghfar memang ditujukan untuk memohon maaf dan ampun atas kesalahan dan dosa yang kita lakukan kepada Allah.
Zia merasa dirinya khilaf, bahwa Allah Maha Kaya. Bisa saja Zia kuliah tidak dengan biaya dari Abi dan Umumnya jika memang Allah sudah berkehendak.
Tidak lama terdengar suara adzan subuh berkumandang, Zia menyimpan kembali mushaf Al Qur'annya. Setelah adzan selesai ia secara melaksanakan sholat qobliyah terlebih dahulu, lalu dilanjutkan sholat subuh.
Setelah melipat mukena dan sajadahnya, ia bercermin terlebih dahulu.
"Ayo Zia, semangat.. Semangat!!! " Batin Zia menyemangati dirinya sendiri.
Ia juga sempat memegang matanya yang nampak lebam karena habis nangis semalam.
"Mudah-mudahan Ummi sama Abi nga merhatiin mata aku" Lirih Zia.
Zia lalu segera keluar kamar untuk segera menuju dapur. Ia seperti biasa akan membantu Umminya membuat kue-kue pesanan dan kue-kue yang akan disimpan di Kedai Cemal Cemil yang terdapat di pinggir jalan raya dekat rumahnya.
"Assalamu'alaikum Ummi" Sapa Zia ketika melihat Ummi Farah sudah ada didapur sedang membuka adonan - adonan kue dan menaburkannya ke dalam wadah.
"Waalaikumsalam" Jawab Ummi Farah.
Ummi Farah saat menjawab salam sempat melihat ke arah Zia dan memperhatikan mata Zia.
"Matamu kenapa Zi? " Tanya Ummi Farah.
"Ahh nga apa-apa kok Mi, Zia semalam hanya kurang tidur saja" Jawab Zia yang terpaksa harus berbohong.
"Astagfirullah"
"Maafin Zia Ya Umm, Zia terpaksa berbohong" Batin Zia, sambil segera mengambil bahan-bahan yang ia perlukan untuk membuat kue.
Ummi Farah tahu kalau Zia berbohong, feelingnya mengatakan kalau Zia habis menangis. Hanya saja Ummi Farah tidak tahu apa penyebab Zia sampai menangis. Tetapi Ummi Farah tidak mau mempermasalahkan hal tersebut, ia tahu Zia tidak mungkin berbohong jika tanpa sebab.
"Apa Zia mendengar pembicaraan Abi semalam ya? "
"Tapi kan... Semalam Zia sudah tidur? "
"Ya sudahlah, biar Zia nanti yang cerita sendiri saja" Batin Ummi Farah.
Hari ini Ummi Farah menerima pesanan sebanyak 50 buah lemper ayam, kueku dan nagasari. Ummi sudah menyiapkan bahan-bahannya dari semalam, jadi ketika subuh Ummi Farah dibantu dengan Zia tinggal membuat adonannya saja. Jadi Ummi Farah dan Zia juga akan membuat kue yang sama untuk disimpan di Kedai Cemal Cemil milik Ibu Yayu.
Zia pun karena sedari kecil terbiasa membantu Ummi Farah membuat kue-kue, sekarang Zia sudah ahli membuat kue sendiri dan sudah hafal diluar kepala resep-resep untuk membuat kue-kue yang biasa Ummi Farah bikin.
Ummi Farah fokus membuat lemper ayam terlebih dahulu. Lemper ini merupakan makanan yang dibuat dari ketan dan dimasak dengan santan, di dalamnya diisi daging cincang atau abon, dibungkus dengan daun pisang menyerupai lontong tetapi dengan ukuran yang lebih kecil.
Sedangkan Zia fokus membuat Kueku terlebih dahulu. Kue ku atau kue tok atau kue kura-kura merah merupakan kue tradisional berbentuk bulat atau oval kecil yang dibungkus dengan kulit terbuat dari bahan ketan yang lengket dan lembut dengan isian manis di tengahnya. Kue ini dibentuk menyerupai cangkang kura-kura dan disajikan di atas selembar daun pisang. Kueku ini juga merupakan kue favoritnya Zia.
Setelah Ummi Farah selesai dengan lempernya tinggal menunggu lempernya masak dan Zia sudah selesai dengan Kuekunya, kini mereka konsen membuat nagasari.
Ummi Farah dan Zia menyiapkan bahan makanan yang digunakan untuk membuat nagasari yaitu tepung beras, tepung tapioka, gula pasir, santan, air, pandan dan pisang. Pisang yang biasa digunakan sebagai isi adalah jenis pisang raja. Kue ini biasanya dibalut dengan daun pisang lalu dikukus.
Setelah semuanya selesai hingga matang, menunggu hingga panasnya hilang terlebih dahulu baru dimasukan ke dalam wadah kotak untuk diantarkan ke Rumah Ibu Ratu yang memesan pesanan kue tersebut dan terakhir untuk disimpan di Kedai Cemal Cemil milik Ibu Yayu.
"Alhamdulillah selesai juga" Lirih Zia.
"Alhamdulillah" Ummi Farah pun mengucapkan kalimat yang sama.
Zia ijin untuk mandi terlebih dahulu dan bersiap-siap untuk mengantarkan pesanan kue-kue tersebut ke Rumah Ibu Ratu dan terakhir ke Kedai Cemal Cemil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Katulampa
sukaaaa😍
2024-01-21
1