"Assalamu'alaikum" Ucap Zia sesaat masuk ke dalam Kedai Cemal Cemil.
"Waalaikumsalam" Jawab Ibu Yayu yang saat Zia datang memang sedang ada di dalam Kedai sambil melayani pembelinya.
" Seperti biasa Bu, Zia mengantarkan kue Ummi"
"Ini kue yang untuk dijual dan ini kue lebih annya untuk Ibu Yayu icip-icip" Jawab Zia.
"Duduk dulu Zi sebentar ya" Ucap Ibu Yayu.
Kedai Cemal Cemil ini bergaya vintage. konsep gaya vintage ini menggunakan barang-barang yang dibuat sejak zaman dahulu kala.
Memang Bu Yayu dan suaminya Pa Tio adalah penggemar barang-barang lama, kata Ibu Yayu barang-barang lama ini selalu mengingatkan ia akan masa kecilnya.
Bahkan dekorasi vintage yang ditata terlihat instagramable , dipastikan banyak pelanggan yang tertarik untuk membeli kue sekaligus mengambil beberapa foto untuk kemudian diunggah pada akun media sosial mereka. Hal ini tentu saja akan menguntungkan karena tidak langsung, mereka mempromosikan kedai secara cuma-cuma.
Zia pun lalu duduk di bangku di pojok, pagi ini di Kedai Cemal Cemil terlihat ramai dengan pembeli. Sambil melihat dan mengamati isi Kedai, Zia jadi berkhayal sendiri. Zia berkhayal suatu saat kelak ia harus bisa memiliki Kedai yang menjual kue-kue atau kudapan seperti ini, syukur-syukur bisa memiliki toko kue yang besar, karena sering membantu Ummi Farah membuat kue-kue, Zia pun sekarang jadi ahli membuat kue dan rasanya sama persis dengan yang biasa dibuat oleh Umminya.
"Bismillah
" Pasti bisa"
"Ibu Yayu saja bisa dari warung kue biasa menjadi kedai besar seperti ini"
"Berarti aku juga harus bisa, kan Ibu Yayu sama aku sama-sama makan nasi, hihihiiii" Batin Zia sambil ia senyum-senyum sendiri.
Bahkan Zia jadi berkhayal kelak design Kedainya nanti seperti apa. Dindingnya warna apa dan ada hiasan-hiasan apa saja.
"Ahhh baru berkhayal saja sudah terasa indah" Batin Zia.
Lamunan Zia dibuyarkan oleh suara Ibu Yayu yang sudah selesai melayani pembeli dan langsung menghampiri Zia.
Bikin apa Ummi Farah hari ini Zia? " Tanya Ibu Yayu.
"Lemper ayam, Kueku dan Nagasari Bu" Jawab Zia.
"Waaaaw.... Pasti enak" Jawab Ibu Yayu sambil mengicip satu-satu kue tersebut.
"MasyaAllah.. Ummi Farah ini tangannya ajaib sekali, nga pernah gagal kalau bikin kue rasanya makyoss" Ujar Ibu Yayu sambil mengacungkan jempolnya.
"Alhamdulillah" Jawab Zia.
"Ummi Farah kalau sampai buka toko kue bisa laris manis nih, Bisa-bisa jadi saingan kedai punya Ibu" Ucap Ibu Yayu.
"Cita-citanya Ummi sih seperti itu Bu, tapi nga ada modalnya buat buka toko"
"Nitip-nitip gini juga sudah alhamdulillah" Jawab Zia.
"Ibu do'ain ya suatu saat Ummi Farah atau Zia bisa punya toko kue" Ucap Ibu Yayu.
"Aamiin" Jawab Zia sambil mengangkat kedua tangannya.
"Sebentar ya" Kemudian Ibu Yayu membawa kotak-kotak yang berisi kue-kue tersebut untuk diberikan kepada pegawainya yang bernama Nana dan mengambil amplop yang berisi uang penjualan kue titipan Ummi Farah kemarin.
"Na, tolong tata rapi kue-kue ini di etalase" Ucap Ibu Yayu.
"Baik Bu" Jawab Nana sambil menerima kotak-kotak kue tersebut lalu kemudian menata kue-kue tersebut di etalase untuk dijual.
Kue-kue tersebut sebenarnya merupakan kue-kue tradisional atau biasa orang sebut kue jajanan pasar, tetapi jika sudah ditata rapi di etalase menjadi terlihat mewah.
Kemudian Ibu Yayu kembali lagi menghampiri Zia.
"Ini Zi, uang hasil penjualan kue-kue Ummi Farah yang kemarin" Ibu Yayu menyerahkan sebuah amplop berisi uang kepada Zia.
"Dan yang ini untuk Zia, untuk kamu jajan" Ucap Ibu Yayu sambil mengepalkan uang sebesar 20 ribu ke tangan Zia.
"MasyaAllah"
"Alhamdulillah"
"Terima Kasih ya Bu"
"Zia do'ain kue-kue disini laris manis terus"
"Pa Tio dan Ibu Yayu semoga selalu diberikan kesehatan oleh Allah" Ucap Zia.
"Iya sama-sama"
"Aamiin" Ucap Ibu Yayu yang mengaminkan doa dari Zia.
"Oh iya Zi, kamu bisa bikin kue ya? " Tanya Ibu Yayu.
"Alhamdulillah bisa bu, kan setiap Ummi ada pesanan Zia pasti bantuin Ummi. Tapi kalau pesanannya sangat banyak suka dibantuin juga sama Teh Neni itu tetangga sebelah rumah Zia"
"Kenapa gitu Bu? " Tanya Zia.
"Kamu mau tidak kerja disini? " Tanya Ibu Yayu.
"MasyaAllah" Lirih Zia.
Baru tadi pagi Zia memikirkan untuk mencari kerja, supaya bisa menghasilkan uang sendiri. Siapa tahu penghasilannya nanti bisa ditabung untuk biaya kuliah.
Zia seperti tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Zi.....???? " Ucap Ibu Yayu sambil menatap Zia lekat.
"Ehhh... Iya Bu? " Zia malah bertanya balik.
"Gimana permintaan Ibu tadi? "
"Kamu mau tidak kerja disini? Terserah Zia mau di bagian apa, mau bagian dapur atau bagian pelayanan"
"Bagian dapur atau bagian pelayanan jam kerjanya sama-sama sekitar 6 jam.an kok, hanya kalau bagian dapur Zia harus datang malam karena kita kan mengolah kue-kue nya malam. Tapi tenang saja di lantai atas kan Ibu nyediain tempat untuk istirahat untuk pegawai yang tidak bisa pulang ke rumah"
"Kalau di bagian pelayanan, Zia harus datang jam 7 kita tutup jam 1,biasanya juga jam 11an kue-kue juga sudah mulai habis" Ucap Ibu Yayu menjelaskan.
"Boleh bu, Zia mau"
"Kalau boleh memilih Zia maunya di bagian pelayanan saja ya Bu. Kalau di bagian dapur, kasian Ummi nanti nga ada yang bantuin bikin kue" Ucap Zia.
"Waaahhh... Boleh banget, kebetulan mulai besok Lala mau berhenti kerja, karena mau nikah terus ikut suaminya ke Lampung" Ucap Ibu Yayu.
"Nana, Desti, Anto... Mulai besok Zia bergabung dengan kalian di bagian pelayanan ya" Ucap Ibu Yayu berbicara kepada Nana dan Desti.
"Asiiik.... Asiiikkk... "
"Bakal tambah rame nih kita" Jawab Nana.
"Ehhh.. Tapi bentar Zi. Tapi nga ganggu kuliah kamu kan? "
"Nanti bisa-bisa Ibu diomelin Abi sama Ummi kamu deh" Ucap Ibu Yayu.
Zia yang mendengar kata-kata kuliah langsung terasa sesak lagi dadanya dan raut wajahnya seketika menjadi berubah.
"Hmmm... Zia tahun ini nga daftar kuliah dulu bu, mungkin baru tahun depan atau tahun depannya lagi, entahlah... " Jawab Zia sambil menundukkan kepalanya.
"Aduuuh salah ngomong deh aku" Batin Ibu Yayu. Ibu Yayu jadi tidak enak sendiri melihat raut wajah Zia seketika seperti yang sedih.
"Ya sudah, berarti besok bisa dong langsung kerja disini? " Tanya Ibu Yayu.
"InsyaAllah bisa bu"
"Emmm... Tapi... " Zia ragu ingin menanyakan sesuatu.
"Loooh masih ada tapinya toh. Tapi kenapa Zi? " Tanya Ibu Yayu.
"Maaf ya bu, Zia tetap boleh kan berpakaian seperti ini dan menggunakan kerudung panjang seperti ini? " Tanya Zia.
Karena Zia tidak mau ia mendapatkan pekerjaan tetapi ia harus mengorbankan sesuatu.
"Oalaaa... Ibu pikir apa"
"Ya boleh lah Zi, nih kamu lihat sendiri Ibu juga mengenakan pakaian dan kerudung yang sama seperti kamu" Jawab Ibu Yayu sambil tersenyum.
"Yaaa kalau Ibu Yayu kan bosnya, kalau bos mah kan bebas bu" Jawab Zia.
"Ahhh kamu itu Zi, bisa saja"
"Mau bos mau pegawai sama saja kok buat saya. Kita kan sama-sama mahkluk ciptaan Allah"
"Tapi ada syarat yang kamu harus mau ikuti kalau memang ingin di bagian pelayanan"
"Zia harus mau pakai topi koki ya"Ucap Ibu Yayu.
" Oooh kalau itu sih OK Bu!!! "
"Nanti begitu sampai rumah, Zia juga bakal sampaikan ke Ummi sama Abi perihal ini" Jawab Zia sambil mengacungkan jempolnya.
Kemudian Zia pamit kepada Ibu Yayu, dan ketiga pegawai Ibu Yayu yang ada di bagian pelayanan yaitu Nana, Desti dan Anto.
"Kalau begitu Zia pamit dulu ya Bu"
"Nana, Desti, Anto.... Zia pamit dulu ya" Ucap Zia.
"Iya... " Jawab Nana, Desti dan Anto kompak.
"Hati-hati ya Zi" Ucap Ibu Yayu sambil mengantarkan Zia hingga ke depan pintu Kedai.
Sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke rumah, Zia mampir terlebih dahulu ke masjid yang ada didekat kedai tersebut. Zia teringat bahwa ia belum melaksanakan sholat dhuha.
Untuk Zia yang sudah terbiasa melaksanakan sholat dhuha, rasanya ada yang kurang jika ia melewati sholat tersebut, kecuali jika ia sedang datang bulan, ya mau tidak mau harus libur dulu sholatnya.
Zia dulu awal-awal mengetahui tentang sholat dhuha masih males-malesan untuk mengerjakan sholatnya, tapi lama kelamaan Zia merasa untuk mengerjakan hal yang ia sukai saja ia semangat, kenapa untuk sholat dhuha yang tidak sampai 2 jam jika dikerjakan ia malas.
Zia sudah paham bahwa Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada pagi hari, dimulai ketika matahari mulai naik sepenggal atau setelah terbit matahari, yaitu sekitar jam 7 sampai sebelum masuk waktu zhuhur ketika matahari belum naik pada posisi tengah-tengah.
Makanya setelah dari Kedai, ia buru-buru mampir ke masjid yang terdekat dengan kedai.
Zia memarkirkan terlebih dahulu sepedanya. Lalu kemudian Zia langsung ke arah tempat wudhu wanita untuk berwudhu terlebih dahulu. Zia bersyukur dengan mengenakan pakaian seperti gamis, kerudung panjang,kaos kaki dan hand shock, memudahkannya ketika akan sholat, karena ia bisa sholat tanpa harus mengenakan mukena lagi.
Setelah selesai sholat Dhuha, Zia selalu menyempatkan untuk berdoa terlebih dahulu.
"MasyaAllah"
"Terima Kasih ya Allah, baru tadi pagi aku kepikiran untuk mencari pekerjaan, ternyata engkau langsung mengabulkan permintaanku"
"Ahhh jadi nga enak sendiri tadi malam pakai acara nangis-nangis nga jelas gitu"
"Belum lagi tadi pagi pakai acara bohong segala sama Ummi gara-gara nih mata jadi bengkak"
"Sampai rumah Zia harus minta maaf sama Ummi" Lirih Zia didalam do'anya.
Setelah selesai berdoa, Zia bergegas pulang ke rumah. Zia kembali mengendarai sepeda listriknya. Kali ini ia memanfaatkan keistimewaan sepeda listriknya, yaitu mengendarai sepeda tanya dikasih, karena hari sudah menjelang siang dan ia buru-buru ingin segera sampai ke rumah.
"Assalamu'alaikum" Ucap Zia, begitu sampai di depan pintu masuk rumahnya.
"Waalaikumsalam" Jawab Ummi sambil membuka pintu.
Seperti biasa Zia langsung mencium takzim tangan Ummi Farah.
"Bolu marmernya sudah jadi Mi? " Tanya Zia.
"Alhamdulillah sudah"jawab Ummi Farah.
" Kok cepat, baru Zia mau bantuin" Ucap Zia.
"Laaah orang cuma pesan 3 loyang" Jawab Ummi Farah.
"Oh iya Um, ini amplop pembayaran kue dari Ibu Ratu dan ini amplop pembayaran kue dari Ibu Yayu"
"Nahh kalau yang ini uang dari Ibu Ratu dan yang ini uang dari Ibu Yayu" Ucap Zia sambil menyerahkan amplop-amplop yang berisi uang pembayaran kue beserta uang pemberian kedua Ibu tadi.
"Alhamdulillah" Ucap Ummi Farah sambil mengambil kedua amplop tersebut dan menghitung kembali isi amplopnya.
"Nah yang ini mah untuk Zia saja, kenapa harus diberikan ke Ummi? " Tanya Ummi Farah sambil menyerahkan kembali dia lembar uang dua puluh ribu.
"Siapa tahu saja Ummi perlu" Ucap Zia sambil tersenyum.
"Alhamdulillah, uang dari penjualan kue saja sudah cukup untuk Ummi. Uang yang ini untuk Zia tabung saja ya" Ucap Ummi Farah.
"Alhamdulillah"
"Terima Kasih ya Um" Ucap Zia.
"Ya sudah sana kamu bersih-bersih dulu sebentar lagi kan masuk dhuhur, setelah sholat dhuhur Ummi mau minta tolong antarkan marmer cake ke rumah Ibu Tuti ya? " Ucap Ummi Farah.
"Siaaapppp Ummi" Jawab Zia sambil memberikan hormat kepada Ummi Farah. Ummi Farah hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah anak gadisnya.
Kemudian Zia pun menuju ke kamarnya, hendak menaruh tas selempangnya dan membuka kerudungnya dan berganti pakaian terlebih dahulu, karena gamis yang tadi ia kenakan sudah banjir dengan keringatnya.
Tetapi tiba-tiba Zia teringat ia belum meminta maaf kepada Umminya karena telah berbohong tadi pagi dan ia juga lupa memberitahu tentang tawaran bekerja dari Ibu Yayu.
Zia membalikan lagi langkahnya menghampiri Umminya yang sedang memasukan pesanan marmer cakenya ke dalam kotak-kotak khusus kue.
"Loooh kok balik lagi? "Tanya Ummi Farah yang melihat Zia masih memakai gamis dan kerudung yang sama, bahkan tas selempangnya pun belum disimpan.
" Hmmm... Um"
"Zia mau minta maaf" Ucap Zia sambil sedikit menunduk.
"Minta maaf kenapa? " Tanya Ummi Farah sambil mengkerut kan keningnya.
"Hmmm.... Tadi pagi Zia sudah berbohong sama Ummi? " Jawab Zia masih tetap menundukkan kepalanya.
"Berbohong??? " Ummi Farah masih belum mengerti.
"Iya... Yang Ummi tanya tentang mata Zia tadi pagi"
"Terus Zia jawab itu gara-gara Zia susah tidur semalam"
"Itu Zia berbohong Um"
"Maaf in Zia ya Um" Ucap Zia.
"Oooh yang ituuuuu... "
"Ummi tahu kok kalau Zia berbohong" Ucap Ummi Farah sambil tersenyum lebar.
"Haaaaaa?????? "
"Kok Ummi bisa tahu?? " Ucap Zia kaget mendengar ucapan Umminya.
"Hihihiiii.... Zi... Zi"
"Ummi tahu Zia habis menangis bukan karena kurang tidur"
"Lagi mana ada orang susah tidur matanya jadi bengkak terus merah" Jawab Ummi Farah sambil terkekeh.
"Terus kalau Ummi tahu Zia berbohong kenapa Ummi diam saja tadi pagi saat Zia berbicara? " Tanya Zia yang menjadi tidak enak perasaannya.
"Ummi tidak mau merusak suasana hati kamu Zi"
"Ummi tahu Zia pasti tidak ada maksud untuk berbohong"
"Lagi kenapa harus berbohong sih Zi? "
"Kan Zia pasti tahu kalau berbohong itu sama dengan dusta jatuhnya ya dosa"Ucap Ummi Farah.
" Justru itu Um, Zia ngerasa bersalah banget"
"Maafin Zia ya Um, Zia janji tidak akan mengulanginya lagi" Ucap Zia.
"Tidak usah Zia minta maaf juga sudah Ummi maafkan"
"Jangan lupa sholat taubat ya minta maaf sama Allah, Zia sudah khilaf" Ummi Farah mengingatkan Zia sambil mengusap pipi Zia.
"Iya Um, InsyaAllah"
"Zia sayang sama Ummi" Ucap Zia sambil memeluk Ummi Farah.
"Ummi juga sayang sama Zia karena Allah" Jawab Ummi Farah sambil membalas pelukan dari Zia.
Kasih sayang seorang ibu yang diberikan kepada anaknya itu selamanya seumur hidup. Tidak perduli anaknya sudah besar sekalipun, yang namanya ibu akan selalu menyayangi anaknya.
"Ehh.. Tapi Ummi penasaran, sebenarnya apa yang bikin Zia menangis sampai matanya bengkak seperti itu? " Tanya Ummi Farah.
DEGH
"Hadeuhh harus jujur ini mah" Batin Zia.
"Hmmm... Sebelumnya Zia minta maaf lagi ya Ummi"
"Tadi malam, waktu Zia mau ke dapur Zia nga sengaja dengar pembicaraan Abi dan Ummi " Ucap Zia sambil menunduk karena tidak enak telah mendengar pembicaraan kedua orang tuanya tanpa ijin.
"Oooh yang itu"
"Maafin Abi sama Ummi ya Zia" Ucap Ummi Farah.
"Nga apa-apa Um, InsyaAllah Zia ngerti kok"
"Oh iya Um, tadi Ibu Yayu nawarin kerja di Kedai, boleh tidak? " Tanya Zia.
"Kalau Zia memang mau silahkan saja, Ummi mah gimana Zia saja" Jawab Ummi Farah.
"Zia mau Um, tenang saja kerjanya juga cuma sebentar kok, kan Ummi tahu sendiri Kedai Ibu Yayu jam 1 siang juga sudah tutup karena kue-kuenya sudah habis" Ucap Zia.
"Kalau memang kamu mau, ya silahkan saja. Ummi malah senang Zia jadi ada aktifitas positif" Ucap Ummi Farah.
"Terima Kasih ya Um" Ucap Zia sambil kembali memeluk Ummi Farah.
"Iya sama-sama" Jawab Ummi Farah yang membalas pelukan dari Zia lalu ia mengusap punggung Zia.
"Sekarang Zia ijin mau ke kamar dulunya Um, sebentar lagi mau masuk dhuhur soalnya" Ucap Zia.
"Iya iya... " Jawab Ummi Farah.
Lalu masuklah Zia ke dalam kamarnya terlebih dahulu untuk berganti pakaian. Tadinya Zia akan berganti pakaian rumah terlebih dahulu, tetapi karena tadi lama mengobrol dengan Ummi Farah jadi Zia memutuskan untuk mengganti gamisnya dengan gamis yang lain, karena Zia merasa gamis yang sedang dikenakannya sudah bau asen karena keringatan saat naik sepeda tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Rey
Teruslah berkhayal & berusaha Zia, suata saat impian mu pasti bakal terwujud 😍
2024-02-16
2