NovelToon NovelToon

Dibalik Senyum Dan Tawa Zia

Bab 1 Impian Yang Sirna

"Um... Gimana ya bilang ke Zianya kalau kita nga bisa biayai Zia kuliah? " Ucap Abi Fikri.

"Nanti biar hal itu Ummi yang urus, nanti biar Ummi yang bicara dengan Zia" Jawab Ummi Farah.

"Mudah-mudahan Zia mau mengerti ya Um, kemarin saja untuk biaya Zydan kuliah Abi sampai harus pinjam-pinjam ke kantor"

"Tapi kan kalau Zydan anak laki, anak laki kan minimal harus jadi sarjana" Ucap Abi Fikri.

"InsyaAllah Zia bakal mengerti kok Bi, asal kita bicaranya baik-baik" Jawab Ummi Farah.

Zia yang malam itu sudah tertidur, Tiba-tiba merasa haus, karena kamar Zia tidak memakai AC hanya ada kipas angin itupun kipas angin yang ukuran kecil yang ia dapatkan dari hadiah 17an di tempat nya tinggal.

Rumahnya pun tidak besar, tetapi ia tetap bersyukur walaupun tinggal dirumah seperti ini, karena saat hujan tiba ia tidak kehujanan dan keinginan.

Zia keluar kamar ingin mengambil air minum untuk dibawa ke kamarnya, tetapi saat ia melewati kamar orang tuanya, tidak sengaja ia mendengar percakapan antara Abi dan Umminya.

"DEGH"

Zia langsung menajamkan pendengarannya.

Jantungnya langsung berdetak kencang, tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Impiannya untuk menimba ilmu hingga jenjang sarjana pun sirna.

Zia sempat membeku seketika, matanya tiba-tiba terasa panas dan sedikit -dikit mulai muncul air mata. Rasa haus yang semula ia rasakan hilang dalam sekejap.

Nafasnya langsung tidak beraturan, beruntung gelas yang ia pegang tidak terjatuh, jika tidak sudah dapat dipastikan Abi dan Umminya pasti mengetahui jika Zia mendengar percakapan mereka berdua.

Zia buru-buru kembali ke kamarnya. Segera menutup pintu kamarnya dan merosotkan dirinya dibelakang pintu, ia menangis sejadi-jadinya. Ia marah, kesal, kecewa, sedih semuanya menjadi satu saat ini apa yang dirasakannya.

"Hieeekkks"

"Hieeekkks"

"Abi sama Ummi jahat, masa hanya Ka Zydan saja yang bisa kuliah, sedangkan aku?? "

"Hiekkks"

"Terus aku mau ngapain kalau nga kuliah??? " Lirih Zia sambil meneruskan tangisannya hingga ia terlelap tidur karena kelelahan menangis masih ditempat yang sama, yaitu dibelakang pintu.

Di sepertiga malam Zia terbangun. Selelah apapun tubuhnya, karena ia sudah terbiasa bangun di sepertiga malam, maka ia tetap akan bangun.

"Astagfirullah" Zia sempat kaget saat bangun, ia mendapati dirinya yang tertidur di belakang pintu kamarnya.

Kemudian Zia melirik jam dindingnya.

"Hmmm... Sudah setengah 3, aku sholat tahajud dulu deh" Batin Zia.

Zia mengambil wudhu terlebih dahulu, sebelum keluar kamar ia buka sedikit dulu pintu kamarnya untuk memastikan ia tidak bertemu dengan penghuni rumah. Setelah semuanya dipastikan aman, Zia bergegas ke kamar mandi yang terletak di dekat dapur untuk mengambil wudhu.

Setelau wudhu pun Zia bergegas menuju kamarnya kembali. Ia menggelar sajadah dan mengenakan mukenanya yang berwarna putih bermotif bunga berwarna pink yang merupakan pemberian sahabatnya Riska.

Saat mengenakan mukena, Zia sempat menghadap cermin yang ada dikamarnya untuk memastikan tidak ada rambut yang terlihat. Zia sempat melihat kedua matanya yang bengkak dan merah, walaupun tadi sudah ia basuh dengan air wudhu tetap saja masih terlihat.

"Ya Allah " Lirih Zia saat melihat kedua matanya bengkak dan merah.

Entah tadi berapa lama Zia menangis, ia pun tidak ingat. Tetapi saat ini sesak didadanya mulai berkurang setelah tadi ia tumpahkan didalam tangisnya.

Sekarang saatnya ia mengadukan semuanya kepada Allah segala keluh kesahnya. Karena saat ini ia sudah tidak tahu lagi harus mengadu kepada siapa selain kepada Allah. Sebenarnya bisa saja ia mengadu kepada Riska dan ia yakin Riska akan memberikan solusinya, yaitu membiayai kuliahnya Zia. Zia juga yakin kekayaan yang dimiliki Keluarga Prasetyo pasti mampu membiayai biaya kuliahnya. Tetapi Zia cukup tahu diri, ia tidak mau memanfaatkan persahabatan yang sudah ia jalin dengan Riska. Ia tidak mau dikatakan parasit.

Ahirnya Zia pun memulai sholat tahajudnya dengan khusyu. Salat Tahajud adalah salat sunah muakad yang didirikan pada malam hari atau malam menjelang pagi atau sepertiga malam setelah terjaga dari tidur. Salat ini bukanlah bagian dari salat lima waktu yang diwajibkan bagi umat Muslim dan dapat dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.

Zia paham dengan mendirikan sholat tahajud, dapat meraih banyak manfaat. Termasuk salah satunya bisa mendekatkan diri dengan Allah.

Banyak cara memohon kepada Allah agar keinginan segera terkabul. Salah satunya yang banyak dianjurkan adalah mendirikan sholat tahajud.

Setelah melaksanakan sholat tahajud Zia merasa lebih tenang. Kemudian ia menengadahkan kedua tangannya, ia mengadukan semua keluh kesahnya kepada Allah. Ia berharap semua yang dialaminya ada jalan keluarnya.

"Ya Allah Zia nga sengaja mendengar percakapan Abi sama Ummi"

"Ya Allah impian Zia untuk kuliah hancur, Zia harus gimana? "

"Berikan Zia petunjukMu ya Allah" Lirih Zia didalam do'anya, ia sempat meneteskan air mata tapi hanya sebentar, sepertinya air matanya sudah habis saat menangis tadi malam.

Setelah selesai melaksanakan sholat tahajud, Zia lanjutkan dengan tadarus. Zia segera mengambil mushaf Al Qur'annya dan membukanya. Hari ini ia akan membaca Surah Ar Rahman.

Surah Ar-Rahman adalah surah ke-55 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah.

Tiba-tiba Zia beristighfar sebanyak 3 kali.

"Astagfirullah"

"Astagfirullah"

"Astagfirullah"

Zia merasa semalam ia khilaf, hanya karena mendengar percakapan antara Abi dan Umumnya, seketika ia merasa marah, sedih dan kecewa. Padahal tidak seharusnya ia seperti itu.

Zia menyadari rasa kecewanya datang karena sesuatu tidak sesuai dengan harapan. Lalu ia luapkan dengan tangisan, karena ia tidak tahu harus bagaimana lagi.

Zia lupa bahwa setiap hari banyak hal yang dapat ia syukuri, termasuk diantaranya bisa melaksanakan sholat secara khusyu dan masih diberi kesehatan supaya bisa berbuat amal shaleh lainnya.

Zia langsung teringat salah satu materi kajian yang ia hadiri yang membahas tentang penyesalan orang yang meninggal dunia yang tidak mentaati perintah Allah dan Rasulnya. Mereka merengek-rengek meminta kepada Allah untuk dikembalikan kedunia guna melaksanakan perintah Allah dan rasulnya serta beramal soleh. Namun Allah sudah menegaskan bahwa Apabila ajal telah datang kepada Mereka, maka tidak bisa ditunda dan dimajukan sedikitpun.

"Astagfirullah ya Allah" Lirih Zia.

Lagi-lagi Zia beristighfar, ia berIstighfar sebagai pengapus dosa. Secara khusus istghfar memang ditujukan untuk memohon maaf dan ampun atas kesalahan dan dosa yang kita lakukan kepada Allah.

Zia merasa dirinya khilaf, bahwa Allah Maha Kaya. Bisa saja Zia kuliah tidak dengan biaya dari Abi dan Umumnya jika memang Allah sudah berkehendak.

Tidak lama terdengar suara adzan subuh berkumandang, Zia menyimpan kembali mushaf Al Qur'annya. Setelah adzan selesai ia secara melaksanakan sholat qobliyah terlebih dahulu, lalu dilanjutkan sholat subuh.

Setelah melipat mukena dan sajadahnya, ia bercermin terlebih dahulu.

"Ayo Zia, semangat.. Semangat!!! " Batin Zia menyemangati dirinya sendiri.

Ia juga sempat memegang matanya yang nampak lebam karena habis nangis semalam.

"Mudah-mudahan Ummi sama Abi nga merhatiin mata aku" Lirih Zia.

Zia lalu segera keluar kamar untuk segera menuju dapur. Ia seperti biasa akan membantu Umminya membuat kue-kue pesanan dan kue-kue yang akan disimpan di Kedai Cemal Cemil yang terdapat di pinggir jalan raya dekat rumahnya.

"Assalamu'alaikum Ummi" Sapa Zia ketika melihat Ummi Farah sudah ada didapur sedang membuka adonan - adonan kue dan menaburkannya ke dalam wadah.

"Waalaikumsalam" Jawab Ummi Farah.

Ummi Farah saat menjawab salam sempat melihat ke arah Zia dan memperhatikan mata Zia.

"Matamu kenapa Zi? " Tanya Ummi Farah.

"Ahh nga apa-apa kok Mi, Zia semalam hanya kurang tidur saja" Jawab Zia yang terpaksa harus berbohong.

"Astagfirullah"

"Maafin Zia Ya Umm, Zia terpaksa berbohong" Batin Zia, sambil segera mengambil bahan-bahan yang ia perlukan untuk membuat kue.

Ummi Farah tahu kalau Zia berbohong, feelingnya mengatakan kalau Zia habis menangis. Hanya saja Ummi Farah tidak tahu apa penyebab Zia sampai menangis. Tetapi Ummi Farah tidak mau mempermasalahkan hal tersebut, ia tahu Zia tidak mungkin berbohong jika tanpa sebab.

"Apa Zia mendengar pembicaraan Abi semalam ya? "

"Tapi kan... Semalam Zia sudah tidur? "

"Ya sudahlah, biar Zia nanti yang cerita sendiri saja" Batin Ummi Farah.

Hari ini Ummi Farah menerima pesanan sebanyak 50 buah lemper ayam, kueku dan nagasari. Ummi sudah menyiapkan bahan-bahannya dari semalam, jadi ketika subuh Ummi Farah dibantu dengan Zia tinggal membuat adonannya saja. Jadi Ummi Farah dan Zia juga akan membuat kue yang sama untuk disimpan di Kedai Cemal Cemil milik Ibu Yayu.

Zia pun karena sedari kecil terbiasa membantu Ummi Farah membuat kue-kue, sekarang Zia sudah ahli membuat kue sendiri dan sudah hafal diluar kepala resep-resep untuk membuat kue-kue yang biasa Ummi Farah bikin.

Ummi Farah fokus membuat lemper ayam terlebih dahulu. Lemper ini merupakan makanan yang dibuat dari ketan dan dimasak dengan santan, di dalamnya diisi daging cincang atau abon, dibungkus dengan daun pisang menyerupai lontong tetapi dengan ukuran yang lebih kecil.

Sedangkan Zia fokus membuat Kueku terlebih dahulu. Kue ku atau kue tok atau kue kura-kura merah merupakan kue tradisional berbentuk bulat atau oval kecil yang dibungkus dengan kulit terbuat dari bahan ketan yang lengket dan lembut dengan isian manis di tengahnya. Kue ini dibentuk menyerupai cangkang kura-kura dan disajikan di atas selembar daun pisang. Kueku ini juga merupakan kue favoritnya Zia.

Setelah Ummi Farah selesai dengan lempernya tinggal menunggu lempernya masak dan Zia sudah selesai dengan Kuekunya, kini mereka konsen membuat nagasari.

Ummi Farah dan Zia menyiapkan bahan makanan yang digunakan untuk membuat nagasari yaitu  tepung beras, tepung tapioka, gula pasir, santan, air, pandan dan pisang. Pisang yang biasa digunakan sebagai isi adalah jenis pisang raja. Kue ini biasanya dibalut dengan daun pisang lalu dikukus.

Setelah semuanya selesai hingga matang, menunggu hingga panasnya hilang terlebih dahulu baru dimasukan ke dalam wadah kotak untuk diantarkan ke Rumah Ibu Ratu yang memesan pesanan kue tersebut dan terakhir untuk disimpan di Kedai Cemal Cemil milik Ibu Yayu.

"Alhamdulillah selesai juga" Lirih Zia.

"Alhamdulillah" Ummi Farah pun mengucapkan kalimat yang sama.

Zia ijin untuk mandi terlebih dahulu dan bersiap-siap untuk mengantarkan pesanan kue-kue tersebut ke Rumah Ibu Ratu dan terakhir ke Kedai Cemal Cemil.

Bab 2 Nga Boleh Menolak Rezeki

Setelah selesai mandi dan berpakaian, baru Zia memakai kerudungnya didepan cermin. Tidak lupa ia menyematkan bros berbentuk bunga mawar kecil, bros ini merupakan pemberian dari Riska. Dan bros ini merupakan bros kesayangan Zia diantara semua bros yang Zia miliki.

Riska pun memiliki bros yang sama, bahkan dulu ketika mereka masih bersekolah, Riska dan Zia suka janjian besok akan memakai bross yang mana untuk disematkan di kerudung yang akan dipakai.

Bros merupakan benda perhiasan dekoratif yang dirancang agar dapat terpasang disematkan ke pakaian atau media lain seperti tas dan kerudung. Pada bagian belakang bros terdapat jarum dan kait seperti peniti untuk menyematkan perhiasan ini pada kain.

Harga bros pun bervariatif, dari mulai yang murah sampai mahal pun ada.

Ada sekitar 5 bros yang Riska dan Zia miliki sama bentuk dan warnanya. Dari mulai yang berbentuk bunga mawar kecil sampai berbentuk pita berwarna pink.

"Alhamdulillah sudah selesai"

"Ciyaoooo semangat Zia!!! Jangan kasih kendor" Ucap Zia di hadapan cermin, ia berbicara kepada pantulan dirinya di cermin sambil tersenyum -senyum sendiri.

Lalu Zia, melanjutkan ke dapur untuk membuat makanan untuk disantapnya pagi ini.

"Um, sudah sarapan? " Tanya Zia yang melihat Umminya masih berkutik dengan adonan kue. Ummi Farah sedang membuat pesanan kue marmer cake yang diminta untuk diantarkan siang ini bada dhuhur.

"Alhamdulillah sudah Zia" Jawab Ummi Farah.

"Mau sekalian Zia buatkan telor ceplok nga Um? " Tanya Zia.

"Nga usah Zia, makan lemper satu juga buat Ummi sudah cukup" Jawab Ummi Farah.

Setiap kali membuat kue-kue baik itu untuk pesanan atau pun untuk disimpan di kedai, Ummi selalu membuat lebih kue-kue tersebut supaya orang rumah juga bisa ikut mencicipi kue buatannya.

"Ya sudah berarti Zia bikin untuk Zia sendiri ya Um" Ucap Zia.

"Iya Zia" Jawab Ummi Farah.

Pagi ini sebelum berangkat mengantarkan pesanan kue dan kue untuk dititipkan di Kedai, Zia membuat sarapannya sendiri. Zia membuat telor ceplok mata sapi. Setelah matang langsung ia tuangkan telor tersebut langsung ke piring yang akan ia gunakan untuk makan.

"Hmmm lezattt" Lirih Zia sambil mencium telor yang sudah ada di piringnya tersebut.

"Ehh telor kasihan banget sih kamu dibilang telor mata sapi! "

"Laahh ini kan telor ayam tapi kenapa dibilang mata sapi bukan mata ayam? "

"Oooh mungkin karena hasilnya memang seperti mata sapi, besar. Kalau mata ayam kan kecil soalnya, hihihiii" Zia nyeletuk sendiri sambil terkekeh dihadapan telor buatannya sambil menunggu panas telor tersebut hilang karena baru dibuat.

Ummi Farah yang mendengar celetukan anak gadisnya tersebut langsung menggelengkan kepalanya.

"Zia.. Zia buruan makan nanti malah keburu dingin loh telor sama nasinya" Ucap Ummi Farah.

"Siap Ummi"

"Bismillah" Lalu Zia segera menyantap telor mata sapi tersebut dengan nasi putih yang ditaburi bawang dan kecap manis.

Untuk Zia walau sarapan hanya dengan telor ceplok, ini sudah terasa mewah. Bagaimana tidak jangan dilihat telor nya tapi lihat kandungan yang terdapat didalam telor.

Bagaimana tidak dikatakan makanan bernutrisi, karena di dalam satu butir telur ayam berukuran besar mengandung sekitar 7 gram protein. Kandungan vitamin A, D dan E terdapat dalam kuning telur. Telur memang dikenal menjadi salah satu dari sedikit makanan yang mengandung vitamin D. Satu kuning telur besar mengandung sekitar 60 kalori dan putih telur mengandung sekitar 15 kalori.

Sambil menikmati sarapan paginya, Zia kembali mengingat pembicaraan kedua orang tuanya tadi malam. Bagaimanapun isi pembicaraan mereka masih terngiang-ngiang di telinga Zia.

"Sepertinya aku harus mencari kerja supaya bisa nabung untuk kuliah dan nga menjadi beban Abi dan Ummi"

"Tapi kerja apa ya lulusan SMA gini kan terbatas? "

"Ahh apa saja deh yang penting halal, jadi baby sitter anaknya Riska kelak pun aku mau"

"Nanti pulang dari Kedai Cemal Cemil aku harus membuat surat lamaran kerja"

"Bismillah insyaallah pasti ada jalan" Batin Zia.

Tiba-tiba melihat Zia yang sudah hampir habis sarapannya, Ummi duduk disamping Zia.

"Zia... Hmmm.. " Ucap Ummi Farah terpotong bicaranya karena sedang memilih bahasa yang enak untuk disampaikan supaya Zia tidak kecewa.

"Hmmm apa Um? " Tanya Zia yang langsung menatap Ummi Farah.

"Hmm... Anu Zia, kalau Zia tidak bisa kuliah dulu tahun ini tidak apa-apa ya? "

"Nanti Ummi berusaha nabung dahulu dari hasil jualan kue-kue siapa tahu terkumpul untuk tahun depan Zia kuliah" Ucap Ummi Farah.

"Oohh itu... Tidak apa-apa Um, santai saja Zia mah"

"Rezeki mah sudah Allah yang atur"

"Kalau kata Allah Zia harus kuliah tahun ini atau pun tahun depan pasti ada jalannya" Ucap Zia.

Sebenarnya perasaan Zia kembali sakit mendengar ucapan Umminya perihal ia yang tidak bisa kuliah tahun ini. Karena ada harapan dan impian yang harus ia kubur dalam-dalam. Tetapi disisi lain, Zia berusaha memahami situasi yang ada. Zia paham kondisi keuangan keluarganya, makanya ia tidak mau bersikeras untuk tetap daftar kuliah tahun ini.

Zia tidak mau dikatakan sebagai anak yang durhaka, yaitu seorang anak yang dapat menyakiti kedua orang tuanya, baik itu dari perkataan atau perbuatan.

Zia paham bahwa durhaka terhadap orang tua termasuk penyakit hati yang paling berbahaya. Durhaka terhadap orang tua termasuk perbuatan keji dan sangat dibenci oleh Allah dan durhaka terhadap orang tua merupakan dosa besar.

Setelah selesai sarapan, Zia langsung mencuci piring bekas makannya. Lalu ia segera memakai tas selempangnya dan membawa wadah-wadah kue tersebut ke depan. Untuk ia rapih kan di sepeda listrik.

Zia mengantarkan pesanan kue-kue tersebut sekaligus kue untuk disimpan di Kedai menggunakan sepeda listrik. Bukan karena mengikuti trend membeli sepeda listrik, tetapi karena uang yang terbatas yang dimiliki. Sepeda listrik ini dibeli Ummi Farah dari hasil tabungannya dari berjualan kue, untuk memudahkan Ummi Farah ataupun Zia ketika akan mengantarkan kue-kue tersebut.

Ketika belum mempunyai sepeda listrik, Ummi Farah dan Zia mengantarkan kue-kuenya harus berdua karena jika sendiri beban yang dibawa terasa berat.

Semula Ummi akan membeli motor bekas, karena membeli motor baru uangnya tidak sampai. Tapi kemudian, Zia mengusulkan daripada membeli motor bekas dengan tahun yang sudah lama, lebih baik mereka membeli sepeda listrik baru.

Sepeda listrik prinsipnya sebuah sepeda konvensional yaitu sepeda yang dikayuh, namun ditambahkan dengan teknologi elektrik seperti motor listrik dan baterai. Jadi sewaktu-waktu bisa juga dikayuh jika ingin mencari keringat dan membakar kalori tubuh.

"Assalamu'alaikum Um" Ucap Zia, ketika akan mulai mengayuh sepeda listriknya.

"Waalaikumsalam hati-hati ya Zia" Jawab Ummi Farah.

Karena ini masih pagi, Zia memilih untuk mengayuh sepedanya, hitung-hitung sekalian ia olah raga. Ditambah Rumah Ibu Ratu yang menjadi tujuan pertama Zia tidak terlalu jauh rumahnya dari rumah Zia.

Tibalah Zia di rumah Ibu Ratu, rumah dengar pagar cat berwarna hitam dan dipenuhi dengan tanaman bunga anggrek, karena sang pemilik rumah sangat menyukai bunga yang satu itu.

"Assalamu'alaikum Ibu Ratu" Ucap Zia didepan pagar rumah Ibu Ratu.

Ibu Ratu yang sedang bersiap-siap akan berangkat ke acara pengajian di salah satu rumah tetangganya. Kue yang ia pesan pun untuk ia bawa ke pengajian tersebut.

Ibu Ratu mendengar ada yang mengucapkan salam didepan pagar rumahnya. Dari suaranya tanpa melihat siapa orangnya, Ibu Ratu sudah tahu bahwa itu Zia. Bergegas Ibu Ratu keluar rumah dan menghampiri Zia.

"Wa'alaikumussalam"

"Masuk yu Zia" Jawab Ibu Ratu.

"Zia langsung saja ya Bu, karena Zia masih harus mengantarkan kue untuk disimpan di Kedai Cemal Cemil"

"Khawatir Ibu Yayu sudah menunggu" Jawab Zia sambil menyerahkan kotak-kotak kue pesanan Ibu Ratu dan membantu Ibu Ratu membawakan kotak-kotak tersebut sampai ke meja yang berada di teras rumah Ibu Ratu.

"Terima Kasih ya Zia"

"Oh iya ini uang kuenya" Ibu Ratu menyerahkan amplop yang sudah ada tulisan jumlah kue dan jumlah yang harus dibayar.

"Yang ini untuk kamu Zia" Ucap Ibu Ratu sambil mengepalkan uang dua puluh ribu rupiah ke tangan Zia.

"Ihhh... Jangan bu"Ucap Zia menolak dan hendak mengembalikan uang tersebut kepada Ibu Ratu.

" Ehhh nga boleh gitu"

"Nga boleh menolak rezeki"

"Ingat Zia, Allah tidak suka jika hamba-Nya menolak rezeki, apalagi mengingkarinya. Tentu saja, menolak rezeki sama artinya dengan menyepelekan rezeki dari Allah. Dan, itu termasuk sifat sombong" Ucap Ibu Ratu.

"Iya deh Bu, Terima kasih banyak ya Bu" Jawab Zia sambil memasukan uang yang tadi Ibu Ratu beri ke dalam tas selempangnya. Kemudian Zia pun langsung pamit kepada Ibu Ratu.

"Iya sama-sama"

"Terima kasih juga sudah mengantarkan kue ke sini ya"

"Hati-hati dijalan ya Zia" Ucap Ibu Ratu sambil melambaikan tangan kanannya kepada Zia.

Zia pun melanjutkan perjalanannya ke Kedai Cemal Cemil. Kali ini dia pun lebih memilih mengayuh sepedanya, pikir Zia nanti saja dia gunakan kehebatan sepeda listriknya ketika pulang dari Kedai.

Memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk bisa sampai ke Kedai Cemal Cemil. Kedai milik Ibu Yayu ini sudah ada sejak jaman Zia kecil. Semula hanya sebuah warung kecil yang menjajakan jajanan pasar tradisional berupa kue-kue basah dan kue- kue kering.

Tetapi lama kelamaan, karena banyak pembelinya, warung kecil tersebut berubah wujud menjadi Kedai. Kedai yang terkenal dengan kue-kue basahnya yang lezat dengan harga yang terjangkau. Dan sekarang tidak hanya menjual kue-kue basah saja, tetapi ada juga kue kering dan minuman seperti kopi, teh dan air mineral.

Kedai ini buka dari jam 7 pagi dan biasanya dalam waktu empat jam kue-kuenya sudah habis terjual. Setiap hari, Ibu Yayu hanya memproduksi 50 buah setiap kuenya, jadi jika kue yang kita cari sudah habis, ya harus menunggu esok hari lagi. Ada yang beli dibungkus untuk dimakan di rumah,ada yang untuk dijadikan bekal anaknya sekolah atau dibawa ke tempat kerjanya dan ada juga yang makan ditempat sambil ditemani kopi atau teh hangat.

Kue yang menjadi favorit dan sudah ada dari awal buka sampai saat ini di Kedai Cemal Cemil adalah risol isi daging ayam, pastel isi sayur, bitter ballen, roti mini isi vanilla, ongol-ongol. Semua kue-kue tersebut dibuat dari resep asli Ibu Yayu.

Selain kue-kue yang lima tadi, merupakan kue-kue titipan dari orang-orang yang Ibu Yayu kenal, seperti Ummi Farah. Tetapi tidak mudah untuk bisa menitipkan kue-kue di tempat Ibu Yayu, karena Ibu Yayu biasanya akan mencoba kue-kue tersebut, jika tidak sesuai menurut lidah Ibu Yayu, maka kue tersebut tidak bisa dititipkan di tempat Ibu Yayu.

Dulu Zia sempat binggung kenapa ada istilah kue basah dan kue kering. Bahkan Zia mengira bahwa kue basah adalah kue yang basah seperti habis terkena air. Ternyata setelah Zia sedikit demi sedikit belajar tentang baking, dikatakan kue basah karena kue basah merupakan makanan kecil yang bisa dijadikan alternatif camilan. Biasa disantap di pagi atau sore hari. Kue basah umumnya empuk, lembut, dan tidak bertahan lama umumnya hanya bertahan beberapa hari. Biasanya terbuat dari tepung terigu, sagu, gula, bahkan ada yang berbahan santan atau ketan.

Kue basah ini biasanya lebih banyak diminati, karena bisa dijadikan pengganjal rasa lapar. Bahkan ada orang-orang tertentu menjadikan kue basah santapan sarapan paginya cukup dilengkapi dengan kopi atau teh manis hangat.

Kue basah ini ada berbagai macam jenisnya. Ada onde-onde, kue lupis, kue klepon, kue nona manis, bolu kukus, kueku dan masih banyak lagi.

Sedangkan untuk kue kering adalah salah satu produk pangan yang sangat banyak digemari oleh kalangan masyarakat. Kue kering ini dibuat dari adonan lunak, teksturnya tidak terlalu padat dan sangat renyah, dibuat dengan proses pemanasan dan pencetakan. Dan lebih tahan lama dibandingkan kue basah.

Kue kering ini macam-macam jenisnya ada cornflake, kue sagu, kue nastar, kue Puteri salju, lidah kucing dan masih banyak lagi.

Zia dulu awal-awal belajar dengan Umminya, Zia juga harus mengenal terlebih dahulu nama-nama kuenya sambil mengingat resep-resep dan cara membuat kue-kue. Zia masih ingat ketika itu Ummi Farah sedang membuat pesanan kue kering kue puteri salju dan lidah kucing.

Zia semula mengira kue puteri salju akan dibentuk dengan bentuk puteri salju beneran, sama persis seperti tokoh kartun Puteri salju. Tetapi ketika Zia melihat cetakan kuenya ternyata bukan cetakan berbentuk tokoh Puteri salju, melainkan bentuk bulan sabit. Zia sempat mengajukan protes kepada Ummi Farah, kenapa kalau gitu namanya tidak kue bulan sabit saja? Lalu Ummi Farah dengan sabarnya menjelaskan kenapa dikatakan kue puteri salju, karena kue tersebut rasanya manis dan ditaburi oleh gula halus, sehingga terlihat seperti puteri salju.

Ada dua jenis gula yang biasa digunakan untuk melumuri kue putri salju yakni gula halus dan gula donat. Kedua jenis gula ini sekilas nampak sama, berwarna putih dan memiliki butiran lembut. Namun, menurut Ummi Farah , gula donat lebih tepat dijadikan baluran kue putri salju daripada gula halus.

Zia juga mengajukan protesnya ketika membuat kue lidah kucing, karena semula ia mengira kue tersebut bentuknya akan seperti kucing yang sedang menjulurkan lidahnya, tetapi kenyataannya tidak.

Lagi-lagi Ummi Farah harus menjelaskan dengan sabar. Ummi Farah menjelaskan kenapa dikatakan Kue Lidah Kucing, karena bentuk kuenya yang seperti lidah kucing, yaitu panjang dan tipis. Kue lidah kucing ini memiliki rasa yang enak, gurih serta memiliki tekstur yang renyah.

Sampai-sampai ketika Ummi Farah selesai menjelaskan, Zia bergegas ke halaman rumahnya. Biasanya dihalaman rumahnya suka ada kucing kampung yang mampir walau hanya untuk menumpang tidur.

Zia memperhatikan kucing tersebut dengan seksama. Bahkan Zia sampai menunggu waktunya kucing tersebut membuka mulutnya, agar terlihat jelas seperti apa lidah kucing itu.

Ummi Farah hanya tersenyum dan mengeleng-gelengkan kepalanya saja melihat tingkah Zia. Ummi Farah memaklumi sifat putrinya tersebut, karena Zia termasuk anak yang kritis dalam bertanya, sehingga jika Zia bertanya maka orang yang ditanya harus mempunyai jawaban yang tepat maka jika tidak, dapat dipastikan Zia bakal bertanya terus sampai Zia merasa puas dengan jawabannya.

Bab 3 Berkhayal

"Assalamu'alaikum" Ucap Zia sesaat masuk ke dalam Kedai Cemal Cemil.

"Waalaikumsalam" Jawab Ibu Yayu yang saat Zia datang memang sedang ada di dalam Kedai sambil melayani pembelinya.

" Seperti biasa Bu, Zia mengantarkan kue Ummi"

"Ini kue yang untuk dijual dan ini kue lebih annya untuk Ibu Yayu icip-icip" Jawab Zia.

"Duduk dulu Zi sebentar ya" Ucap Ibu Yayu.

Kedai Cemal Cemil ini bergaya vintage. konsep gaya vintage ini menggunakan barang-barang yang dibuat sejak zaman dahulu kala.

Memang Bu Yayu dan suaminya Pa Tio adalah penggemar barang-barang lama, kata Ibu Yayu barang-barang lama ini selalu mengingatkan ia akan masa kecilnya.

Bahkan dekorasi vintage yang ditata terlihat instagramable , dipastikan banyak pelanggan yang tertarik untuk membeli kue sekaligus mengambil beberapa foto untuk kemudian diunggah pada akun media sosial mereka. Hal ini tentu saja akan menguntungkan karena tidak langsung, mereka mempromosikan kedai secara cuma-cuma.

Zia pun lalu duduk di bangku di pojok, pagi ini di Kedai Cemal Cemil terlihat ramai dengan pembeli. Sambil melihat dan mengamati isi Kedai, Zia jadi berkhayal sendiri. Zia berkhayal suatu saat kelak ia harus bisa memiliki Kedai yang menjual kue-kue atau kudapan seperti ini, syukur-syukur bisa memiliki toko kue yang besar, karena sering membantu Ummi Farah membuat kue-kue, Zia pun sekarang jadi ahli membuat kue dan rasanya sama persis dengan yang biasa dibuat oleh Umminya.

"Bismillah

" Pasti bisa"

"Ibu Yayu saja bisa dari warung kue biasa menjadi kedai besar seperti ini"

"Berarti aku juga harus bisa, kan Ibu Yayu sama aku sama-sama makan nasi, hihihiiii" Batin Zia sambil ia senyum-senyum sendiri.

Bahkan Zia jadi berkhayal kelak design Kedainya nanti seperti apa. Dindingnya warna apa dan ada hiasan-hiasan apa saja.

"Ahhh baru berkhayal saja sudah terasa indah" Batin Zia.

Lamunan Zia dibuyarkan oleh suara Ibu Yayu yang sudah selesai melayani pembeli dan langsung menghampiri Zia.

Bikin apa Ummi Farah hari ini Zia? " Tanya Ibu Yayu.

"Lemper ayam, Kueku dan Nagasari Bu" Jawab Zia.

"Waaaaw.... Pasti enak" Jawab Ibu Yayu sambil mengicip satu-satu kue tersebut.

"MasyaAllah.. Ummi Farah ini tangannya ajaib sekali, nga pernah gagal kalau bikin kue rasanya makyoss" Ujar Ibu Yayu sambil mengacungkan jempolnya.

"Alhamdulillah" Jawab Zia.

"Ummi Farah kalau sampai buka toko kue bisa laris manis nih, Bisa-bisa jadi saingan kedai punya Ibu" Ucap Ibu Yayu.

"Cita-citanya Ummi sih seperti itu Bu, tapi nga ada modalnya buat buka toko"

"Nitip-nitip gini juga sudah alhamdulillah" Jawab Zia.

"Ibu do'ain ya suatu saat Ummi Farah atau Zia bisa punya toko kue" Ucap Ibu Yayu.

"Aamiin" Jawab Zia sambil mengangkat kedua tangannya.

"Sebentar ya" Kemudian Ibu Yayu membawa kotak-kotak yang berisi kue-kue tersebut untuk diberikan kepada pegawainya yang bernama Nana dan mengambil amplop yang berisi uang penjualan kue titipan Ummi Farah kemarin.

"Na, tolong tata rapi kue-kue ini di etalase" Ucap Ibu Yayu.

"Baik Bu" Jawab Nana sambil menerima kotak-kotak kue tersebut lalu kemudian menata kue-kue tersebut di etalase untuk dijual.

Kue-kue tersebut sebenarnya merupakan kue-kue tradisional atau biasa orang sebut kue jajanan pasar, tetapi jika sudah ditata rapi di etalase menjadi terlihat mewah.

Kemudian Ibu Yayu kembali lagi menghampiri Zia.

"Ini Zi, uang hasil penjualan kue-kue Ummi Farah yang kemarin" Ibu Yayu menyerahkan sebuah amplop berisi uang kepada Zia.

"Dan yang ini untuk Zia, untuk kamu jajan" Ucap Ibu Yayu sambil mengepalkan uang sebesar 20 ribu ke tangan Zia.

"MasyaAllah"

"Alhamdulillah"

"Terima Kasih ya Bu"

"Zia do'ain kue-kue disini laris manis terus"

"Pa Tio dan Ibu Yayu semoga selalu diberikan kesehatan oleh Allah" Ucap Zia.

"Iya sama-sama"

"Aamiin" Ucap Ibu Yayu yang mengaminkan doa dari Zia.

"Oh iya Zi, kamu bisa bikin kue ya? " Tanya Ibu Yayu.

"Alhamdulillah bisa bu, kan setiap Ummi ada pesanan Zia pasti bantuin Ummi. Tapi kalau pesanannya sangat banyak suka dibantuin juga sama Teh Neni itu tetangga sebelah rumah Zia"

"Kenapa gitu Bu? " Tanya Zia.

"Kamu mau tidak kerja disini? " Tanya Ibu Yayu.

"MasyaAllah" Lirih Zia.

Baru tadi pagi Zia memikirkan untuk mencari kerja, supaya bisa menghasilkan uang sendiri. Siapa tahu penghasilannya nanti bisa ditabung untuk biaya kuliah.

Zia seperti tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Zi.....???? " Ucap Ibu Yayu sambil menatap Zia lekat.

"Ehhh... Iya Bu? " Zia malah bertanya balik.

"Gimana permintaan Ibu tadi? "

"Kamu mau tidak kerja disini? Terserah Zia mau di bagian apa, mau bagian dapur atau bagian pelayanan"

"Bagian dapur atau bagian pelayanan jam kerjanya sama-sama sekitar 6 jam.an kok, hanya kalau bagian dapur Zia harus datang malam karena kita kan mengolah kue-kue nya malam. Tapi tenang saja di lantai atas kan Ibu nyediain tempat untuk istirahat untuk pegawai yang tidak bisa pulang ke rumah"

"Kalau di bagian pelayanan, Zia harus datang jam 7 kita tutup jam 1,biasanya juga jam 11an kue-kue juga sudah mulai habis" Ucap Ibu Yayu menjelaskan.

"Boleh bu, Zia mau"

"Kalau boleh memilih Zia maunya di bagian pelayanan saja ya Bu. Kalau di bagian dapur, kasian Ummi nanti nga ada yang bantuin bikin kue" Ucap Zia.

"Waaahhh... Boleh banget, kebetulan mulai besok Lala mau berhenti kerja, karena mau nikah terus ikut suaminya ke Lampung" Ucap Ibu Yayu.

"Nana, Desti, Anto... Mulai besok Zia bergabung dengan kalian di bagian pelayanan ya" Ucap Ibu Yayu berbicara kepada Nana dan Desti.

"Asiiik.... Asiiikkk... "

"Bakal tambah rame nih kita" Jawab Nana.

"Ehhh.. Tapi bentar Zi. Tapi nga ganggu kuliah kamu kan? "

"Nanti bisa-bisa Ibu diomelin Abi sama Ummi kamu deh" Ucap Ibu Yayu.

Zia yang mendengar kata-kata kuliah langsung terasa sesak lagi dadanya dan raut wajahnya seketika menjadi berubah.

"Hmmm... Zia tahun ini nga daftar kuliah dulu bu, mungkin baru tahun depan atau tahun depannya lagi, entahlah... " Jawab Zia sambil menundukkan kepalanya.

"Aduuuh salah ngomong deh aku" Batin Ibu Yayu. Ibu Yayu jadi tidak enak sendiri melihat raut wajah Zia seketika seperti yang sedih.

"Ya sudah, berarti besok bisa dong langsung kerja disini? " Tanya Ibu Yayu.

"InsyaAllah bisa bu"

"Emmm... Tapi... " Zia ragu ingin menanyakan sesuatu.

"Loooh masih ada tapinya toh. Tapi kenapa Zi? " Tanya Ibu Yayu.

"Maaf ya bu, Zia tetap boleh kan berpakaian seperti ini dan menggunakan kerudung panjang seperti ini? " Tanya Zia.

Karena Zia tidak mau ia mendapatkan pekerjaan tetapi ia harus mengorbankan sesuatu.

"Oalaaa... Ibu pikir apa"

"Ya boleh lah Zi, nih kamu lihat sendiri Ibu juga mengenakan pakaian dan kerudung yang sama seperti kamu" Jawab Ibu Yayu sambil tersenyum.

"Yaaa kalau Ibu Yayu kan bosnya, kalau bos mah kan bebas bu" Jawab Zia.

"Ahhh kamu itu Zi, bisa saja"

"Mau bos mau pegawai sama saja kok buat saya. Kita kan sama-sama mahkluk ciptaan Allah"

"Tapi ada syarat yang kamu harus mau ikuti kalau memang ingin di bagian pelayanan"

"Zia harus mau pakai topi koki ya"Ucap Ibu Yayu.

" Oooh kalau itu sih OK Bu!!! "

"Nanti begitu sampai rumah, Zia juga bakal sampaikan ke Ummi sama Abi perihal ini" Jawab Zia sambil mengacungkan jempolnya.

Kemudian Zia pamit kepada Ibu Yayu, dan ketiga pegawai Ibu Yayu yang ada di bagian pelayanan yaitu Nana, Desti dan Anto.

"Kalau begitu Zia pamit dulu ya Bu"

"Nana, Desti, Anto.... Zia pamit dulu ya" Ucap Zia.

"Iya... " Jawab Nana, Desti dan Anto kompak.

"Hati-hati ya Zi" Ucap Ibu Yayu sambil mengantarkan Zia hingga ke depan pintu Kedai.

Sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke rumah, Zia mampir terlebih dahulu ke masjid yang ada didekat kedai tersebut. Zia teringat bahwa ia belum melaksanakan sholat dhuha.

Untuk Zia yang sudah terbiasa melaksanakan sholat dhuha, rasanya ada yang kurang jika ia melewati sholat tersebut, kecuali jika ia sedang datang bulan, ya mau tidak mau harus libur dulu sholatnya.

Zia dulu awal-awal mengetahui tentang sholat dhuha masih males-malesan untuk mengerjakan sholatnya, tapi lama kelamaan Zia merasa untuk mengerjakan hal yang ia sukai saja ia semangat, kenapa untuk sholat dhuha yang tidak sampai 2 jam jika dikerjakan ia malas.

Zia sudah paham bahwa Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada pagi hari, dimulai ketika matahari mulai naik sepenggal atau setelah terbit matahari, yaitu sekitar jam 7 sampai sebelum masuk waktu zhuhur ketika matahari belum naik pada posisi tengah-tengah.

Makanya setelah dari Kedai, ia buru-buru mampir ke masjid yang terdekat dengan kedai.

Zia memarkirkan terlebih dahulu sepedanya. Lalu kemudian Zia langsung ke arah tempat wudhu wanita untuk berwudhu terlebih dahulu. Zia bersyukur dengan mengenakan pakaian seperti gamis, kerudung panjang,kaos kaki dan hand shock, memudahkannya ketika akan sholat, karena ia bisa sholat tanpa harus mengenakan mukena lagi.

Setelah selesai sholat Dhuha, Zia selalu menyempatkan untuk berdoa terlebih dahulu.

"MasyaAllah"

"Terima Kasih ya Allah, baru tadi pagi aku kepikiran untuk mencari pekerjaan, ternyata engkau langsung mengabulkan permintaanku"

"Ahhh jadi nga enak sendiri tadi malam pakai acara nangis-nangis nga jelas gitu"

"Belum lagi tadi pagi pakai acara bohong segala sama Ummi gara-gara nih mata jadi bengkak"

"Sampai rumah Zia harus minta maaf sama Ummi" Lirih Zia didalam do'anya.

Setelah selesai berdoa, Zia bergegas pulang ke rumah. Zia kembali mengendarai sepeda listriknya. Kali ini ia memanfaatkan keistimewaan sepeda listriknya, yaitu mengendarai sepeda tanya dikasih, karena hari sudah menjelang siang dan ia buru-buru ingin segera sampai ke rumah.

"Assalamu'alaikum" Ucap Zia, begitu sampai di depan pintu masuk rumahnya.

"Waalaikumsalam" Jawab Ummi sambil membuka pintu.

Seperti biasa Zia langsung mencium takzim tangan Ummi Farah.

"Bolu marmernya sudah jadi Mi? " Tanya Zia.

"Alhamdulillah sudah"jawab Ummi Farah.

" Kok cepat, baru Zia mau bantuin" Ucap Zia.

"Laaah orang cuma pesan 3 loyang" Jawab Ummi Farah.

"Oh iya Um, ini amplop pembayaran kue dari Ibu Ratu dan ini amplop pembayaran kue dari Ibu Yayu"

"Nahh kalau yang ini uang dari Ibu Ratu dan yang ini uang dari Ibu Yayu" Ucap Zia sambil menyerahkan amplop-amplop yang berisi uang pembayaran kue beserta uang pemberian kedua Ibu tadi.

"Alhamdulillah" Ucap Ummi Farah sambil mengambil kedua amplop tersebut dan menghitung kembali isi amplopnya.

"Nah yang ini mah untuk Zia saja, kenapa harus diberikan ke Ummi? " Tanya Ummi Farah sambil menyerahkan kembali dia lembar uang dua puluh ribu.

"Siapa tahu saja Ummi perlu" Ucap Zia sambil tersenyum.

"Alhamdulillah, uang dari penjualan kue saja sudah cukup untuk Ummi. Uang yang ini untuk Zia tabung saja ya" Ucap Ummi Farah.

"Alhamdulillah"

"Terima Kasih ya Um" Ucap Zia.

"Ya sudah sana kamu bersih-bersih dulu sebentar lagi kan masuk dhuhur, setelah sholat dhuhur Ummi mau minta tolong antarkan marmer cake ke rumah Ibu Tuti ya? " Ucap Ummi Farah.

"Siaaapppp Ummi" Jawab Zia sambil memberikan hormat kepada Ummi Farah. Ummi Farah hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah anak gadisnya.

Kemudian Zia pun menuju ke kamarnya, hendak menaruh tas selempangnya dan membuka kerudungnya dan berganti pakaian terlebih dahulu, karena gamis yang tadi ia kenakan sudah banjir dengan keringatnya.

Tetapi tiba-tiba Zia teringat ia belum meminta maaf kepada Umminya karena telah berbohong tadi pagi dan ia juga lupa memberitahu tentang tawaran bekerja dari Ibu Yayu.

Zia membalikan lagi langkahnya menghampiri Umminya yang sedang memasukan pesanan marmer cakenya ke dalam kotak-kotak khusus kue.

"Loooh kok balik lagi? "Tanya Ummi Farah yang melihat Zia masih memakai gamis dan kerudung yang sama, bahkan tas selempangnya pun belum disimpan.

" Hmmm... Um"

"Zia mau minta maaf" Ucap Zia sambil sedikit menunduk.

"Minta maaf kenapa? " Tanya Ummi Farah sambil mengkerut kan keningnya.

"Hmmm.... Tadi pagi Zia sudah berbohong sama Ummi? " Jawab Zia masih tetap menundukkan kepalanya.

"Berbohong??? " Ummi Farah masih belum mengerti.

"Iya... Yang Ummi tanya tentang mata Zia tadi pagi"

"Terus Zia jawab itu gara-gara Zia susah tidur semalam"

"Itu Zia berbohong Um"

"Maaf in Zia ya Um" Ucap Zia.

"Oooh yang ituuuuu... "

"Ummi tahu kok kalau Zia berbohong" Ucap Ummi Farah sambil tersenyum lebar.

"Haaaaaa?????? "

"Kok Ummi bisa tahu?? " Ucap Zia kaget mendengar ucapan Umminya.

"Hihihiiii.... Zi... Zi"

"Ummi tahu Zia habis menangis bukan karena kurang tidur"

"Lagi mana ada orang susah tidur matanya jadi bengkak terus merah" Jawab Ummi Farah sambil terkekeh.

"Terus kalau Ummi tahu Zia berbohong kenapa Ummi diam saja tadi pagi saat Zia berbicara? " Tanya Zia yang menjadi tidak enak perasaannya.

"Ummi tidak mau merusak suasana hati kamu Zi"

"Ummi tahu Zia pasti tidak ada maksud untuk berbohong"

"Lagi kenapa harus berbohong sih Zi? "

"Kan Zia pasti tahu kalau berbohong itu sama dengan dusta jatuhnya ya dosa"Ucap Ummi Farah.

" Justru itu Um, Zia ngerasa bersalah banget"

"Maafin Zia ya Um, Zia janji tidak akan mengulanginya lagi" Ucap Zia.

"Tidak usah Zia minta maaf juga sudah Ummi maafkan"

"Jangan lupa sholat taubat ya minta maaf sama Allah, Zia sudah khilaf" Ummi Farah mengingatkan Zia sambil mengusap pipi Zia.

"Iya Um, InsyaAllah"

"Zia sayang sama Ummi" Ucap Zia sambil memeluk Ummi Farah.

"Ummi juga sayang sama Zia karena Allah" Jawab Ummi Farah sambil membalas pelukan dari Zia.

Kasih sayang seorang ibu yang diberikan kepada anaknya itu selamanya seumur hidup. Tidak perduli anaknya sudah besar sekalipun, yang namanya ibu akan selalu menyayangi anaknya.

"Ehh.. Tapi Ummi penasaran, sebenarnya apa yang bikin Zia menangis sampai matanya bengkak seperti itu? " Tanya Ummi Farah.

DEGH

"Hadeuhh harus jujur ini mah" Batin Zia.

"Hmmm... Sebelumnya Zia minta maaf lagi ya Ummi"

"Tadi malam, waktu Zia mau ke dapur Zia nga sengaja dengar pembicaraan Abi dan Ummi " Ucap Zia sambil menunduk karena tidak enak telah mendengar pembicaraan kedua orang tuanya tanpa ijin.

"Oooh yang itu"

"Maafin Abi sama Ummi ya Zia" Ucap Ummi Farah.

"Nga apa-apa Um, InsyaAllah Zia ngerti kok"

"Oh iya Um, tadi Ibu Yayu nawarin kerja di Kedai, boleh tidak? " Tanya Zia.

"Kalau Zia memang mau silahkan saja, Ummi mah gimana Zia saja" Jawab Ummi Farah.

"Zia mau Um, tenang saja kerjanya juga cuma sebentar kok, kan Ummi tahu sendiri Kedai Ibu Yayu jam 1 siang juga sudah tutup karena kue-kuenya sudah habis" Ucap Zia.

"Kalau memang kamu mau, ya silahkan saja. Ummi malah senang Zia jadi ada aktifitas positif" Ucap Ummi Farah.

"Terima Kasih ya Um" Ucap Zia sambil kembali memeluk Ummi Farah.

"Iya sama-sama" Jawab Ummi Farah yang membalas pelukan dari Zia lalu ia mengusap punggung Zia.

"Sekarang Zia ijin mau ke kamar dulunya Um, sebentar lagi mau masuk dhuhur soalnya" Ucap Zia.

"Iya iya... " Jawab Ummi Farah.

Lalu masuklah Zia ke dalam kamarnya terlebih dahulu untuk berganti pakaian. Tadinya Zia akan berganti pakaian rumah terlebih dahulu, tetapi karena tadi lama mengobrol dengan Ummi Farah jadi Zia memutuskan untuk mengganti gamisnya dengan gamis yang lain, karena Zia merasa gamis yang sedang dikenakannya sudah bau asen karena keringatan saat naik sepeda tadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!